Ezra berdecak. “Kamu ini banyak omong sekali, ya? Mau kerja atau tidak?” “Santai saja, Zra. Aku cuma penasaran sama dia, siapa namanya?” “Rahasia,” ketus Ezra. Tepat saat itu Kavita masuk ke kamar untuk mengantarkan sarapan Ezra. “Silakan, Pak.” “Mbak, kamu namanya rahasia ya?” celetuk Pasha tiba-tiba. “Maaf, maksud Bapak?” “Jangan panggil Bapak, saya masih muda ini ....” “Jangan dengarkan dia,” sela Ezra datar. “Taruh saja sarapannya di situ, tolong tinggalkan kami sebentar.” “Baik, Pak.” Kavita mengangguk dan pergi meninggalkan Ezra bersama tamunya. “Jadi apa tugas aku hari ini?” tanya Pasha yang kembali fokus. “Kamu gantikan aku di kantor, nanti akan dijelaskan lebih lanjut sama sekretaris aku.” “Oke, memangnya kamu sakit apa sih?” “Cuma salah makan.” “Yakin? Aku bisa saja bilang sama om tentang penyakit kamu, biar dia kirimkan dokter terbaik yang mereka punya ....” “Aku cuma salah makan, bukan sakit parah!” tukas Ezra. “Cepat sana ke kantorku, jangan harap aku akan m
Read more