Beranda / Romansa / Gairah Terpendam Suami Kontrak / 112 S2: Tidak Harus Hamil Besok

Share

112 S2: Tidak Harus Hamil Besok

Penulis: Setia_AM
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pada awalnya, Deryl terlihat ragu-ragu dengan penawaran yang diberikan Shadan untuknya. Namun, setelah melihat beberapa gepok uang warna merah yang diletakkan Shadan di depan mata, Deryl seketika goyah.

“Anu ... kapan kita pulang?”

Masih di pulau, Kavita menanyai Ezra yang bersiap untuk tidur malam. Dia tidak tahu menahu tentang rencana lamanya bulan madu mereka karena segala hal sudah diurus sang suami.

“Kenapa sih?”

“Mau ketemuan sama Siska, saya harus dengar sendiri soal kabar pernikahannya sama Pak Pasha.” Kavita menjelaskan.

“Jadi kamu tidak percaya dengan apa yang saya ucapkan kemarin?”

“Bukan begitu, tapi kan saya sudah jelaskan kalau saya baru merasa puas kalau sudah bertemu Siska.”

Ezra tidak menanggapi.

“Kerjaan Anda di kantor nanti menumpuk banyak kalau terlalu lama libur, Pak.” Kavita membujuk.

“Sudah saya bilang, jangan panggil saya bapak. Liburan juga baru mau tiga hari sudah rewel,” ketus Ezra sembari berbaring dengan kedua tangan terlipat di dada.

“Siapa ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    113 S2: Skandal Pemilik Dyaksa Company

    “Ada apa, Pasha?” Ezra menjawab telepon itu. “Zra, aku tidak bermaksud mengganggu acara bulan madu kamu ... tapi sepertinya kamu harus segera pulang—ini gawat!” “Gawat kenapa?” tanya Ezra dengan ponsel menempel di telinganya. “Pekerjaan di kantor tidak ada masalah kan?” Pasha terdengar menarik napas panjang. “Kerjaan di kantor sih tidak ada masalah, tapi yang bahaya itu adalah kehidupan pribadi kamu —imbasnya ke perusahaan ini juga! Makanya kamu harus secepatnya pulang, Zra!” “Bisa kamu jelaskan apa persisnya yang sedang terjadi di sana?” tanya Ezra, mulai tidak tenang. “Jadi begini, Zra ...” Pasha lantas menceritakan tentang situasi terkini yang tengah dihadapinya. Beberapa saat kemudian .... “Kavita, siap-siap! Kita akan pulang sekarang,” suruh Ezra setelah perbincangannya dengan Pasha berakhir. “Kok mendadak, tadi katanya agak sorean baru kita pulang?” “Sudah tidak ada waktu lagi, kata Pasha ada masalah gawat yang harus segera diselesaikan.” “Masalah gawat ...?” “Nanti s

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    114 S2: Berita yang Tidak Bermutu

    Karena biar bagaimana pun juga Deryl tidak memiliki bukti tertulis bahwa Ezra dan Kavita pernah menikah kontrak di masa lalu."Apa? Konferensi pers?"Ezra mengangguk ketika dia memberi tahu Kavita tentang situasi yang sedang terjadi saat ini."Harus, ya?""Untuk saya sih harus, kalau kamu tidak muncul juga tidak apa-apa. Saya cuma mau mengingatkan, kamu jangan kaget kalau seandainya ada orang yang tiba-tiba meliput kamu atau apa ... Lebih baik kamu menghindar saja."Kavita mengangguk dengan wajah resah."Saya penasaran, apa motif Deryl menyebarkan kabar itu? Saya sama dia sudah bercerai dan tidak ada urusan apa-apa lagi ....""Yakin tidak ada urusan apa-apa?" Ezra menatap Kavita. "Mungkin ada hal yang belum kalian selesaikan?"Kavita menggeleng tegas. "Tidak ada, saya bahkan sudah mengikhlaskan sebagian uang yang belum dia kembalikan sampai detik ini. Kurang bersyukur sekali dia, sampai harus menarik perhatian saya dengan cara seperti ini."Ezra mengangkat bahu, dia sendiri belum paham

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    115 S2: Menginginkan Kehancuran Ezra

    “Bagus,” kata Shadan puas. “Sana, kerja lagi sampai seluruh negeri mengetahui skandal ini.” Pria itu membawa pergi seluruh uang tadi dengan ekspresi yang lebih gila. “Menghancurkan hidup orang adalah salah satu cara instan untuk mendapatkan uang, terima kasih Bos!” Hampir saja pria itu menabrak seorang wanita yang tiba-tiba muncul di hadapannya. “Shadan!” Monic memekik, membuat pria itu terlonjak kaget. Shadan mendongak dan melihat sang adik yang berjalan gagah ke ruangannya. “Mon, jangan teriak-teriak di kantor Ayah!” “Suka-suka aku, justru karena ini adalah kantor ayah!” Shadan mengamati wajah Monic yang memancarkan kemarahan besar. “Ada apa?” “Jangan pura-pura tidak tahu, soal perjodohan itu!” dengus Monic sembari menjatuhkan diri di sofa. “Kamu pasti sudah tahu kan? Kenapa kamu tidak bilang sebelumnya sama aku?” Shadan berpikir sejenak. “Oh, soal itu? Memangnya kenapa sih, kan ayah berniat baik supaya kamu juga bisa melupakan anak haram itu ... Jujur sebagai kakak, aku

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    116 S2: Dia Semakin Dibutakan Kebencian

    Deryl tersenyum miring ke arah Ezra dan Pasha sekaligus. “Rahasia, paham?” katanya, setelah itu dia tertawa terbahak-bahak. “Kenapa? Karir kamu jadi hancur gara-gara pemberitaan itu, ya? Mampus kamu, dasar maling istri orang!” Ada otot berkedut yang tampak di pelipis Ezra, menandakan bahwa kemarahan hebat sedang bergolak di dadanya. “Tutup mulut besarmu itu.” “Kenapa? Semua yang aku katakan itu benar!” Deryl beralih menatap Pasha. “Hei kamu! Jangan dekat-dekat dia kalau tidak mau ketularan sifat kebinatangannya, lagaknya saja jadi pengusaha terhormat—aslinya dia itu cuma laki-laki mesum yang suka kawin sama istri orang ....” BUG! Ezra menghantamkan kepalan tangannya tepat ke rahang Deryl dengan keras. “Zra!” tegur Pasha ketika tinju Ezra akan terayun lagi, segera saja dia menyambar pergelangan tangan sepupunya itu. “Berengsek ...” Deryl terhuyung sembari mengusap sudut bibirnya yang perih. “Tanganku terpeleset, sori.” Ezra tersenyum dingin, ada rasa puas yang mengalir di hatin

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    117 S2: Siap untuk Balas Dendam?

    “Mungkin setelah salah satu dari kita hancur lebur tak berbentuk,” jawab Ezra dengan wajah muram. “Hati-hati kalau bicara!” sahut Pasha tidak suka. “Semua ini akan berhenti kalau kedua belah pihak menghentikannya. Baik kamu atau dari pihak keluarga besar Danadyaksa.” Ezra mengangkat bahu. Selama ini dia sudah cukup menjaga jarak dengan keluarga besar yang tidak pernah mengakui keberadaannya, sampai kemudian Endrawan sendiri yang berusaha mengontaknya kembali. Selain itu Pasha juga .... “Kenapa kamu lihat-lihat aku seperti itu?” Pasha mengerutkan keningnya. “Jadi merinding.” Ezra mendengus. “Karena kamu juga termasuk, siapa yang suruh kamu kontak aku?” “Om Endrawan ....” “Kalau kalian berdua dari awal tidak mengganggu kehidupanku, Shadan tidak akan kebakaran jenggot seperti ini.” Ezra meneruskan. “Belum tentu, dia akan tetap bergerak kalau tahu pencapaian perusahaan yang kamu pimpin. Apalagi itu adalah perusahaan kecil yang awalnya diberikan Om Endrawan buat kamu,” bantah Pasha.

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    118 S2: Tidak Memiliki Kepekaan Sebagai Istri

    Di saat itulah Deryl seolah tersadar dan langsung bereaksi. “Apa? Me—merusak rahim?” “Ya, saya tahu kenapa Ezra menikahi Kavita—dia ingin mendapatkan keturunan.” Deryl memandang Shadan dengan tidak percaya. “Mendapatkan keturunan? Untuk?” “Untuk dijadikan batu loncatan lah,” jawab Shadan santai. “Ezra membutuhkan anak untuk bisa diakui oleh keluarga besar kami, paham?” Deryl menarik napas, pikirannya kacau setelah tahu bahwa Kavita pernah membohonginya tentang kontrak pernikahan dengan bosnya. Shadan ada benarnya, dia harus menuntut balas! “Ck, ck, ck, sepertinya kamu berhasil mencuci otak orang itu.” Monic berkomentar setelah Deryl pergi meninggalkan ruangan, kebetulan dia ada di sofa dan mendengarkan seluruh pembicaraan kakaknya. “Itu memang keahlianku,” sahut Shadan penuh percaya diri. “Padahal itu tadi cuma analisis saja, aku mana tahu soal kontrak pernikahan antara Kavita dan Ezra sebenarnya ....” “Gila, kamu bisa membuat fitnah yang kejam seandainya itu tidak benar!” ke

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    119 S2: Jika Kavita Tidak Bisa Selamat

    Kavita bahkan tidak sempat menjerit ketika cairan merah itu muncrat dari dirinya, Ezra langsung menangkap tubuh sang istri sebelum jatuh ke tanah. Terdengar suara jeritan dan langkah kaki yang berbaur menjadi satu di telinga Kavita. “Ambulan! Panggil ambulan!” Ezra berteriak lantang. Pasha segera berlari cepat sementara Kavita menyentuh sesuatu yang basah dan anyir di perutnya. “Kamu akan selamat, kamu pasti selamat!” ucap Ezra berulang-ulang. Kavita mengulurkan tangannya yang belepotan cairan merah itu dan menyentuh wajah rupawan Ezra yang kini menatapnya. “Saya ... saya masih ... punya utang,” ucap Kavita terbata, sementara Siska mati-matian menahan air matanya. “... sama kamu ....” “Jangan bahas apa pun dulu, oke?” tukas Ezra sembari menurunkan tangan Kavita. “Bagaimana saya ... akan membayar ... utang saya ke ... kamu kalau ... saya sudah tidak ... ada?” “Saya akan tetap tagih kamu meskipun sampai ke ujung dunia,” kata Ezra tegas. “Saya akan tetap kejar kamu, Kavita.” Sis

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    120 S2: Sengaja untuk Membuatnya Terluka

    “Mengganggu saja,” gerutu Ezra sambil menarik napas. “Mereka itu siapa? Polisi?” “Menurutmu? Aku sepertinya dicurigai, sinting—mana mungkin aku mencelakai istriku sendiri ....” Pasha terlihat sama bingungnya dengan Ezra. “Ulah siapa lagi ini?” “Deryl, pasti dia pelakunya! Siapa lagi?” Pasha menarik napas panjang. “Sabar, Zra. Kita belum punya bukti apa pun, seluruh kamera pengawas juga pastinya sedang dibongkar pihak yang berwenang untuk diselidiki ... Belum lagi para saksi yang kebetulan berada di tempat kejadian.” Ezra mengepalkan tangan dengan dendam membara yang menyala-nyala seperti api. “Gara-gara interogasi itu, aku bahkan belum bisa memastikan bagaimana keadaan Kavita ....” “Tenang saja, Siska sudah berjaga di depan sana. Tepatnya di ruang tindakan, semoga tidak ada luka serius.” Pasha berharap. Setali tiga uang dengan Pasha, Ezra tentu juga berharap bahwa Kavita tidak menderita luka yang terlalu parah. Aku harus menemukan si keparat itu, batin Ezra penuh dendam. Siap

Bab terbaru

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    264 (TAMAT) S3: Mental Istri Ezra Terguncang?

    Sebagai ayah pun dia sudah berusaha untuk tidak menghujat takdir yang menimpa putri mereka. “Divta sayang, kamu melamun?”Kavita menunduk dan mendaratkan kecupan di atas kening putrinya yang berbaring di sampingnya.Kepada Divtara sedikit miring ke kanan meskipun Kavita sudah sering membetulkannya dengan perlahan.Setiap kali melihat paras cantik putrinya itu, hati Kavita teriris perih. Dia memiliki kekhawatiran tersendiri tentang masa depan Divtara, terlebih jika sang anak tampil di depan umum.“Ibu sayang kamu, kita hadapi sama-sama ya?” bisik Kavita dengan penuh cinta. Tangan kecil Divtara bergerak-gerak, dan Kavita lantas menghujaninya dengan ciuman bertubi-tubi di pipinya yang menggemaskan.“Anaknya Siska sudah sebesar apa, ya?” gumam Kavita setelah dia selesai menyusui anaknya.“Sebenarnya kapan hari itu Pasha menelepon, dia bilang kalau Siska ingin datang berkunjung.” Ezra memberi tahu. “Tapi aku bilang kalau kamu masih baby blues, jadi belum bisa menerima kunjungan u

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    263 S3: Kesabaran Ezra Sangatlah Terbatas

    “Bisa jadi penyebabnya karena belum bisa menerima kehadiran si kecil sepenuhnya ....” “Tidak, Dok. Kemarin-kemarin istri saya masih bersikap normal dan tetap memperlakukan putri kami dengan baik.” Dokter Amel berpikir sebentar. “Meskipun tidak semua ibu yang baru saja melahirkan mengalaminya, tapi kemungkinan baby blues bisa terjadi, Pak.” “Lalu bagaimana cara mengatasinya, Dok?” “Peran Bapak sangat penting untuk menjaga kestabilan mental Bu Kavita yang baru saja melahirkan, jangan biarkan istri Bapak merasa bersalah terkait dengan kondisi putrinya ....” Ezra mendengarkan penjelasan Dokter Amel dengan saksama. Kavita berubah menjadi pendiam sejak keributan yang terjadi di rumah sakit, Ezra sempat khawatir jika dia akan bersikap tak acuh terhadap putri mereka. Namun, ternyata dugaan buruk Ezra sama sekali tidak terbukti. Kavita tetap memperhatikan bayi mereka dengan penuh kasih sayang, sama sekali tidak terlihat mencurigakan. “Istirahatlah sebentar, kita gantian.” Ezra mengusap

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    262 S3: Aku Bisa Memiliki Suamimu

    “Dasar istri tidak berguna, ibu yang melahirkan anak cacat sama sekali tidak pantas untuk menyentuh kulitku!” Wajah Kavita terasa perih, tapi itu belum apa-apa jika dibandingkan dengan pedihnya hati akibat kata-kata kejam Yura. “Masih saja kamu mengusik hidupku, apa mau kamu sebenarnya?” bisik Kavita supaya putri kecilnya tidak terbangun karena suara pertengkaran yang tidak semestinya. “Mauku? Aku mau membuat hidup kamu hancur, seperti kamu menghancurkan hidup aku sama Deryl!” Kavita terperangah. “Lihat saja, kamu pasti akan diceraikan suami kamu. Atau ... setidaknya kamu pasti akan diduakan karena anak cacat kalian tidak akan bisa jadi kebanggaan orang tua.” “Tutup mulutmu!” desis Kavita dengan tangan terkepal. “Kamu pikir Pak Ezra akan tahan melihat keturunannya yang cacat?” “Jangan sebut anakku cacat!” “Lalu apa? Tak sempurna?” ejek Yura sinis. “Persiapkan saja diri kamu, Vit. Aku akan menjadi wanita kedua suami kamu dan memberikan keturunan berkualitas untuknya, aku akan m

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    261 S3: Jadi Aib yang Memalukan

    Kavita meremas kedua tangannya ketika Ezra berlalu pergi dari hadapannya. Seorang perawat masuk sambil mendorong kereta bayi diikuti Ezra yang berjalan di belakangnya. Kavita bangun dan dengan susah payah duduk di tepi ranjang saat perawat itu semakin dekat. “Ini bayinya, Bu. Perempuan,” kata perawat itu sembari mengangkat seorang bayi yang dibungkus rapat dengan selimut dan memberikannya kepada Kavita. “Perempuan ya, Sus?” “Betul Bu, perempuan.” Kavita dan Ezra saling pandang, sementara perawat itu membantu membetulkan letak perlekatan antara ibu dan bayinya. “Coba disusui bayinya dulu, Bu.” “Baik, Sus.” Sampai di titik ini, Kavita tidak melihat ada yang aneh dengan putrinya. Bayi itu menyesap air susunya dengan perlahan, sementara matanya terpejam rapat. “Sebenarnya ... keistimewaan apa yang kamu maksud?” tanya Kavita ingin tahu selagi putri mereka masih menyusu, sementara perawat tadi sudah pergi. “Dokter bilang kalau keistimewaan yang tentunya berbeda dengan bayi kebanya

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    260 S3: Anak Kita Terlahir Istimewa

    “Tidak apa-apa, Ad. Cepat sedikit,” pinta Kavita dengan wajah pias. Rasa sakit di perutnya berangsur reda, sehingga dia bisa duduk dengan tenang sementara mobil yang dikemudikan Adya melaju ke kantor Ezra. Bos pemilik Dyaksa Company itu nyaris berlari dan melompat ke dalam mobil ketika Tantri memberi tahu bahwa Adya akan mengantar Kavita ke rumah sakit. “Kamu kenapa? Sudah mau melahirkan sekarang?” tanya Ezra buru-buru sambil mengusap kening Kavita yang berkeringat. “Tidak tahu, tapi ... perut ini sudah sakit ....” “Adya, bisa kamu ngebut sedikit?” Ezra menoleh ke arah Adya yang sedang fokus mengemudi. “Bisa Pak, saya usahakan!” Ezra kembali menoleh ke arah Kavita yang memejamkan mata karena menahan rasa sakit yang sesekali timbul. Tangan Ezra diremas dengan kuat setiap kali Kavita merasakan sakit yang teramat sangat. “Kamu bertahan dulu ....” “Ini sakit sekali, aku ... mau cepat melahirkan ....” “Tunggu sebentar, kita akan sampai rumah sakit.” Ezra mengusap-usap perut buncit

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    259 S3: Monic Juga Sedang Hamil

    Kavita mengangguk paham. “Tidak apa-apa Dok, yang penting sehat dan tidak berisiko seperti kemarin.” “Kita akan memantau bersama-sama, jangan lupa untuk tetap mengonsumsi makanan bergizi dan vitamin yang saya resepkan.” Ezra tidak berkata apa-apa dan hanya menyimak percakapan yang berlangsung antara dokter dengan Kavita. “Mau mampir ke mana?” tanya Ezra sambil melirik Kavita yang sedang mengunyah roti. “Ke rumah Pak Pasha, aku mau bertemu Siska. Sudah terlalu malam belum?” “Aku akan telepon Pasha sebentar,” sahut Ezra sementara Kavita menunggu dengan antusias. Itu karena dia sudah lama tidak bertemu Siska yang sama-sama sedang mengandung buah hati. “Pasha bilang kalau Siska belum tidur, jadi kita masih bisa mampir sebentar.” Ezra memberi tahu. “Kalau begitu, ayo.” Kavita menyimpan kembali rotinya dan meraih sebotol air mineral untuk melicinkan tenggorokannya. Setibanya di rumah Pasha, Siska menyambut kedatangan Kavita dengan senyum merekah di bibirnya. Mereka berdua berpelukan

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    258 S3: Sudah Mengakui Kekalahan?

    “Aku tidak jijik,” katanya sambil memeluk Kavita erat. Pada awalnya Kavita enggan menanggapi, tapi pelukan Ezra yang hangat dan nyaman tak urung membuatnya bahagia sehingga dia balas memeluk dengan erat. “Besok aku akan kerja lagi untuk kalian ....” “Kalian?” “Kamu dan calon anak kita.” Kavita melepaskan diri dari pelukan Ezra. “Kaki kamu bagaimana?” “Kamu lihat kan kalau aku sudah bisa berjalan? Tinggal masa pemulihan saja sambil beraktivitas normal seperti biasa, jadi aku akan secepatnya kerja. Kasihan juga Pasha karena harus membagi fokusnya di dua tempat,” ujar Ezra panjang lebar. Dua bulan kemudian .... “Bagaimana hasilnya, Dokter?” “Istri Anda positif hamil, Pak. Saya ucapkan selamat!” Sepasang suami istri itu saling tatap. “Dugaan aku benar kan, Mon? Kamu itu hamil, aku lega sekali.” Monic berdecak, dia sendiri tidak mengerti kenapa dirinya justru merasakan enggan berbahagia dengan kabar gembira ini. “Aku sempat takut kamu tidak bisa hamil lagi setelah

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    257 S3: Pergi Tanpa Pamit

    Mata Ezra mengintip sedikit. “Itu pakai urine?” “Iya ....” “Jorok sekali, singkirkan sana.” Kavita memukul bahu Ezra karena tidak terima dengan komentarnya. “Perkembangan kaki kamu bagaimana, Zra?” tanya Miranti ketika Ezra muncul di kamarnya. “Sudah jauh lebih baik, Nek. Meskipun aku belum bisa berlari, setidaknya sudah bisa berjalan dan tidak perlu kursi roda lagi.” “Syukurlah ... Oh ya, kapan itu kamu teriak-teriak kenapa? Nenek sudah tanya Rita, katanya Kavita pingsan karena kelelahan ....” Ezra mengangguk pelan, dia ingat bahwa dirinya belum memberi tahu kabar kehamilan Kavita kepada Miranti. Baru juga dia akan bercerita, dari sudut matanya Ezra melihat Kavita yang keluar dari kamar dan berjalan menuruni tangga. “Kavita sepertinya mau pergi, Nek. Nanti saja aku cerita!” pamit Ezra sambil berlalu meninggalkan kamar Miranti untuk menyusul kepergian istrinya. Ketika menuruni tangga, Ezra tidak ingin bertindak ceroboh dengan memaksakan kakinya untuk melangkah terburu-buru.

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    256 S3: Periksa ke Dokter Kandungan

    “Rita, aku seperti mendengar sesuatu.” Miranti menatap wanita yang sudah merawatnya bertahun-tahun itu. “Saya tidak dengar apa-apa, Nyonya.” “Rita, cepat ke sini!” Miranti langsung menggoyang lengan Rita. “Itu suara Ezra!” Atas desakan Miranti yang begitu khawatir terhadap cucunya, Rita cepat-cepat berlari menuju kamar Ezra. “Maaf, Pak Ezra ... Ada apa?” “Kavita pingsan, saya tidak tahu apa yang terjadi ....” Rita buru-buru mendekati Kavita yang tergeletak di lantai kamar Ezra, dia berusaha membangunkannya dengan mengguncang bahu dan pipi Kavita bergantian. “Vita, bangun. Vita?” Ezra hanya menyaksikan bagaimana Rita masih berjuang untuk membangunkan Kavita. “Apa dia masih bernapas?” tanya Ezra ragu. Rita mendongak. “Tentu saja, Pak. Mungkin Vita kelelahan atau kurang istirahat ....” Ezra menyipitkan mata, sikap abainya sedikit terbentuk gara-gara melihat Kavita bersama Adya di dapur tadi. Egois? Memang. Rita meminta izin Ezra untuk mencari botol minyak kay

DMCA.com Protection Status