Home / Romansa / Gairah Terpendam Suami Kontrak / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Gairah Terpendam Suami Kontrak : Chapter 151 - Chapter 160

264 Chapters

151 S2: Mempertahankan Kavita dan Janin Itu

“Mana ada, aku baru sampai lima menit yang lalu!” tukas Pasha. “Apa yang terjadi sih?” Ezra terlihat seperti orang kebingungan. “Aku pikir Kavita sudah duluan jalan ke parkiran ....” “Yang benar saja, Zra! Ibu hamil mana bisa jalan cepat-cepat sih?” tukas Pasha, cepat-cepat menghabiskan minumannya dan mengajak Ezra untuk mencari Kavita. Sudah kamu hubungi ponselnya belum?” tanya Pasha setelah dia ikut berkeliling mencari Kavita di kantin, bagian informasi dan juga apotek rumah sakit. Namun, keberadaan Kavita sama sekali belum diketahui. “Aku sudah telepon ponselnya, tapi tidak diangkat.” Ezra memberi tahu sambil menjatuhkan dirinya di bangku panjang. “Entahlah, aku sudah benar-benar buntu ....” Pasha menjadi ikut kepikiran. “Memangnya apa yang terjadi? Kamu sudah dapat hasilnya dari konsultasi itu?” Ezra mengangguk dengan wajah muram. “Ya, mereka sependapat dengan Dokter Chika. Intinya sekarang ini bukanlah saat yang aman bagi Kavita untuk hamil.” Ezra menundukkan kepalanya,
last updateLast Updated : 2023-11-06
Read more

152 S2: Ayahku Memiliki Istri dan Anak Lain

Selesai konsultasi, Kavita terlihat murung dan tidak bersemangat dengan kehamilannya yang penuh dengan risiko ini. “Kamu masuk dulu ke mobil,” suruh Ezra sambil membukakan pintu. “Ada yang telepon sebentar ....” Kavita tidak membantah dan segera masuk ke mobil sesuai dengan instruksi Ezra, tapi setelah selesai menelepon itulah Ezra menyadari kalau Kavita sudah tidak ada lagi di dalam mobil. “Bagaimana bisa? Kejadiannya seperti apa?” tanya Pasha heran. “Aku juga tidak tahu,” geleng Ezra dengan wajah sekeruh lumpur. “Aku berusaha mencarinya, tapi ... kamu sudah tahu bagaimana kelanjutannya.” Pasha ikut merasakan kebingungan yang Ezra alami. “Kalau begitu aku akan coba tanya Siska, siapa tahu Kavita sempat menelepon ....” Ezra mengangkat bahu, dari raut wajahnya terlihat jika dia sudah nyaris putus asa menghadapi Kavita yang sedang dalam keadaan mengandung calon anaknya. “Bagaimana?” tanya Ezra ketika Pasha selesai menelepon Siska. “Istri aku juga tidak tahu,” jawab Pasha apa adan
last updateLast Updated : 2023-11-07
Read more

153 S2: Telanjur Menghilang Tanpa Jejak

“Apa kata polisi?” tanya Pasha setelah dia menemani Ezra untuk menindaklanjuti laporan mereka tempo hari. “Seperti biasa, mereka akan berusaha mencari Kavita. Aku ... sebetulnya punya dugaan, tapi sayangnya aku tidak punya bukti sama sekali.” “Kamu mencurigai seseorang?” tanya Pasha terkejut. “Siapa dia?” Ezra memijat pelipisnya sejenak. “Aku merasa kalau Shadan ada hubungannya dengan menghilangnya Kavita, entah dia atau Monic—entahlah.” Pasha yang tadinya ingin segera pergi meninggalkan halaman kantor polisi, jadi mengurungkan niatnya. Dia menepuk bahu Ezra yang duduk di sampingnya dan menyahut, “Aku bukannya membela siapa-siapa, kamu bebas berpendapat, tapi masalahnya Shadan akhir-akhir ini ada di kantor seharian. Monic ... dia sedang sibuk sama kehamilannya sendiri.” Ezra mengangkat bahu. “Entahlah, sekalian lama mengenal mereka membuat aku tahu kalau mereka tidak harus mengotori tangan mereka kalau ingin berbuat sesuatu. Jadi tidak butuh keberadaan Shadan atau Monic di tempat
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more

154 S2: Kamu Ikuti Saja Perintahnya

“Apa pun yang akan kamu lakukan, saya tidak akan membantu sedikit pun!” tegas Kavita berani. “Kamu tidak usah melakukan apa-apa, cukup diam saja di sini. Tenang, aku sudah siapkan fasilitas yang bisa kamu gunakan selama menjadi tamu istimewa. Aku tidak sekejam yang kamu pikirkan, bukan?” Kavita tidak menjawab. Dia percaya bahwa Ezra bukan orang bodoh, sehingga akan sulit bagi Shadan untuk melaksanakan rencana jahatnya apa pun itu. Setelah Shadan pergi, muncul seorang wanita yang mengenakan masker dan dia melepas ikatan yang membelenggu tangan Kavita. “Kamu makan dulu, ya?” kata wanita itu, tidak bisa disebut ramah dan juga tidak ketus. “Pak Shadan mempercayakan seluruh kebutuhan kamu kepada saya.” “Kalau begitu ... bisa tolong keluarkan saya dari sini?” pinta Kavita meskipun dia tidak yakin kalau wanita itu mau membantunya. “Saya tidak mungkin menyalahi perintah Pak Shadan,” geleng wanita itu tegas. “Kalau kamu mau nyawa kamu selamat, sebaiknya kamu ikuti saja apa perintahnya.”
last updateLast Updated : 2023-11-10
Read more

155 S2: Barter yang Sepadan

“Anda tidak apa-apa, Pak?” tanya satpam seraya memegangi Shadan. “Tidak, dia sepupu saya.” Shadan menjelaskan sambil merapikan jasnya yang sempat merosot.“Serius dia sepupu Anda?” tanya si satpam tidak yakin. “Kenapa dia menyerang Anda?”“Dia memang temperamen,” jawab Shadan asal. “Lepaskan saja, biar saya antar pulang dia ke rumah.”Ezra mendengus ketika satpam tadi melepasnya, tapi dia tidak siap ketika tiba-tiba Shadan menyeretnya masuk ke dalam mobilnya sendiri.“Untuk apa kamu memasukkan aku ke mobil?” tanya Ezra sambil mengernyitkan dahinya. “Aku bawa mobil sendiri ....”“Aku tidak tahu di mana istrimu berada,” potong Shadan dengan sorot kemenangan yang terpancar dari matanya.“Kamu ... kamu bilang kamu punya informasi tentang istri aku?” protes Ezra, yang disambut senyum mengejek dari sudut bibir Shadan.“Bodoh juga kamu ternyata, gampang sekali diakali soal istri ... Kamu benar-benar mencintai perempuan itu ya, sungguh menggelikan.”Tangan Ezra mengepal keras, terin
last updateLast Updated : 2023-11-13
Read more

156 S2: Menggunakan Keberadaan Istrinya

“Tidak usah berlebihan kenapa sih?” gertak Monic sembari menarik rambut Kavita. “Sekarang jelaskan kenapa kamu ada di sini?” Kavita menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, “Kamu bisa tanya Shadan ... saya sendiri tidak mengerti ... kenapa dia menyekap saya di sini ....” Monic terdiam mendengarkan penjelasan Kavita, tapi tentunya dia tidak akan semudah itu percaya begitu saja. Shadan kemungkinan merencanakan sesuatu tanpa sepengetahuannya dan dia harus berhati-hati. “Kamu bohong ya?” “Saya tidak bohong ....” Monic mendesis. “Mana mungkin Shadan menculik kamu, pasti dia melakukan ini karena kamu duluan yang datang ke sini dan menggodanya. Iya kan?” “Tidak, itu tidak benar ...!” bantah Kavita sembari meringis karena rambutnya yang ditarik keras oleh tangan Monic. “Dasar tidak tahu malu, ingat kalau kamu sudah punya suami!” sentak Monic sambil geleng-geleng kepala. “Aku tahu kalau aku cuma mantan kekasih Ezra, tapi aku tidak terima kalau kamu berani mempermainkan dia sampai sepe
last updateLast Updated : 2023-11-14
Read more

157 S2: Yang Ingin Dia Pertahankan

“Ezra tahu kalau istrinya hamil?” “Entahlah, itu sama sekali tidak penting buat aku. Ezra tahu atau tidak, yang penting aku bisa menggunakan keberadaan istrinya untuk membuat dia menjauhi keluarga kita, termasuk menyerahkan Dyaksa Company ke tanganku.” “Rencana yang sangat brilian!” puji Monic yang tiba-tiba antusias. “Ezra pasti rugi banyak, kali ini dia akan kesulitan untuk memilih mana yang ingin dia pertahankan.” “Ya, kamu benar. Itulah tujuan aku ....” Monic menatap lurus ke arah Kavita yang kini terbaring di sofa, dia harus tahu sampai di mana Shadan akan memanfaatkan Kavita. “Aku kurang setuju sama usulmu tadi,” kata Monic setelah mereka menutup ruangan privasi Shadan dan menguncinya. “Kenapa?” “Dia hamil kan? Pasti sangat merepotkan kalau kita menyandera perempuan hamil begini, kecuali kalau kamu mau menelantarkan dia ....” “Kamu jangan ngawur, aku justru rugi besar kalau sampai dia keguguran gara-gara ditelantarkan.” Shadan menggerutu. “Tidak apa-apa sementara aku peli
last updateLast Updated : 2023-11-15
Read more

158 S2: Tidak Perlu Mencium Kakiku

“Lagipula aku tidak yakin kalau Ezra mau menerima bantuanku,” cela Shadan. “Dan lagi ini tidak mungkin gratis, aku mau membantunya kalau dia bersedia mencium kakiku lebih dulu.” “Sama sekali tidak lucu, Shadan.” “Memangnya kamu pikir aku sedang bercanda?” Selanjutnya tidak ada yang mereka bicarakan lagi sampai pintu lift terbuka, Pasha sengaja membuntuti Shadan untuk melaksanakan rencananya. “Kamu ngapain mengikutiku?” tanya Shadan dengan kening berkerut ketika Pasha membuntuti di belakangnya hingga ke dalam ruangan. “Apa pekerjaan aku hari ini?” tanya Pasha pura-pura. “Kenapa bertanya sama aku? Bukankah seharusnya sudah ada tugas di meja kamu setiap harinya?” balas Shadan keheranan. “Kalau cuma itu, aku bisa membereskannya dalam sekejap. Maksud aku, apa tidak ada tugas lain lagi?” Shadan duduk di kursinya dan tidak segera menjawab. “Tugas dari aku tidak akan pernah berubah, kamu dekati orang-orang yang terbiasa kerja sama dengan perusahaan Ezra, minta mereka untuk beralih ke
last updateLast Updated : 2023-11-17
Read more

159 S2: Pria Bengis itu Tahu Segalanya

Setibanya di depan pintu, dia membenturkan bahunya beberapa kali dengan jeda yang cukup lama. Berharap ada orang yang mendengarnya, sekalipun itu Shadan sendiri. Kavita tidak peduli karena dia sudah tidak tahan disekap seperti itu, apalagi kondisi kehamilannya harus menjalani pemeriksaan teratur. Dug! Ayolah, batin Kavita lelah sembari berlutut di depan pintu yang tertutup rapat. Semoga ada orang yang datang, sekalipun itu Shadan .... Aku tetap akan bicara sama dia, sambung Kavita penuh harap. “Hei, ngapain kamu berdiri di sini?” Pasha terlonjak kaget ketika sebuah tangan mendarat keras di atas bahunya. Ketika dia menoleh, Shadan ternyata sudah berdiri di belakangnya. “Oh, tadi aku baca buku sambil jalan-jalan ...” Pasha beralasan tanpa sempat berpikir lebih jauh lagi. “Jalan-jalan sambil baca buku?” ulang Shadan dengan tatapan tidak percaya. “Maksudnya lihat-lihat koleksi buku kamu, setelah itu aku keliling. Tidak tahu kenapa aku merasa luas ruangan kamu sama ruangan aku tuh
last updateLast Updated : 2023-11-18
Read more

160 S2: Rasa Khawatir Ezra Bertambah Besar

Ezra memegang pelipisnya, dia semakin yakin dengan nalurinya bahwa Shadan memiliki peran di balik kejadian-kejadian yang dia alami sampai detik ini.“Bagaimana kalau Kavita ternyata ada di situ?”“Sepemikiran, tapi aku harus menyelidikinya lebih jauh lagi.” Pasha mengangguk.“Kenapa tadi kamu tidak langsung mendobrak pintunya saja?” kata Ezra seolah menyesalkan keputusan Pasha yang setengah-setengah.“Bisa apa aku, Zra? Mana mungkin aku langsung mendobrak pintu tanpa alasan yang jelas?” balas Pasha. “Iya kalau Kavita benar-benar ada di sana, kalau tidak?”Ezra diam saja.“Dugaan kita saat ini baru lima puluh persen kan? Sisanya keberuntungan, karena kita tidak memiliki bukti tentang keberadaan Kavita di kantor Shadan.”“Aku tahu, tapi ... kalau aku jadi kamu, aku mungkin sudah tidak sabar.” Ezra mengangkat bahu. “Aku tidak peduli apakah Kavita ada di sana atau tidak, yang jelas aku merasa puas kalau bisa mengobrak-abrik kantor Shadan.”Pasha geleng-geleng kepala.“Kamu sama g
last updateLast Updated : 2023-11-19
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
27
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status