Beranda / Romansa / Gairah Terpendam Suami Kontrak / 153 S2: Telanjur Menghilang Tanpa Jejak

Share

153 S2: Telanjur Menghilang Tanpa Jejak

Penulis: Setia_AM
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-08 23:58:34
“Apa kata polisi?” tanya Pasha setelah dia menemani Ezra untuk menindaklanjuti laporan mereka tempo hari.

“Seperti biasa, mereka akan berusaha mencari Kavita. Aku ... sebetulnya punya dugaan, tapi sayangnya aku tidak punya bukti sama sekali.”

“Kamu mencurigai seseorang?” tanya Pasha terkejut. “Siapa dia?”

Ezra memijat pelipisnya sejenak. “Aku merasa kalau Shadan ada hubungannya dengan menghilangnya Kavita, entah dia atau Monic—entahlah.”

Pasha yang tadinya ingin segera pergi meninggalkan halaman kantor polisi, jadi mengurungkan niatnya. Dia menepuk bahu Ezra yang duduk di sampingnya dan menyahut,

“Aku bukannya membela siapa-siapa, kamu bebas berpendapat, tapi masalahnya Shadan akhir-akhir ini ada di kantor seharian. Monic ... dia sedang sibuk sama kehamilannya sendiri.”

Ezra mengangkat bahu. “Entahlah, sekalian lama mengenal mereka membuat aku tahu kalau mereka tidak harus mengotori tangan mereka kalau ingin berbuat sesuatu. Jadi tidak butuh keberadaan Shadan atau Monic di tempat
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Ochinae Kinah
jd agak malas bacanya , tokoh utamanya kok kalahan pdhl Ezra sdh tau gmn Sahdan n Moniq , justru yg kelihatan pintar Pasha ......️
goodnovel comment avatar
Setia_AM
aku belum bisa up cepet kak, jd kesan nya lambat. karena ada sisi misterinya, aku ga bisa alur cepat
goodnovel comment avatar
Erniawati
lambat dan berbelit2 thor ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    154 S2: Kamu Ikuti Saja Perintahnya

    “Apa pun yang akan kamu lakukan, saya tidak akan membantu sedikit pun!” tegas Kavita berani. “Kamu tidak usah melakukan apa-apa, cukup diam saja di sini. Tenang, aku sudah siapkan fasilitas yang bisa kamu gunakan selama menjadi tamu istimewa. Aku tidak sekejam yang kamu pikirkan, bukan?” Kavita tidak menjawab. Dia percaya bahwa Ezra bukan orang bodoh, sehingga akan sulit bagi Shadan untuk melaksanakan rencana jahatnya apa pun itu. Setelah Shadan pergi, muncul seorang wanita yang mengenakan masker dan dia melepas ikatan yang membelenggu tangan Kavita. “Kamu makan dulu, ya?” kata wanita itu, tidak bisa disebut ramah dan juga tidak ketus. “Pak Shadan mempercayakan seluruh kebutuhan kamu kepada saya.” “Kalau begitu ... bisa tolong keluarkan saya dari sini?” pinta Kavita meskipun dia tidak yakin kalau wanita itu mau membantunya. “Saya tidak mungkin menyalahi perintah Pak Shadan,” geleng wanita itu tegas. “Kalau kamu mau nyawa kamu selamat, sebaiknya kamu ikuti saja apa perintahnya.”

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    155 S2: Barter yang Sepadan

    “Anda tidak apa-apa, Pak?” tanya satpam seraya memegangi Shadan. “Tidak, dia sepupu saya.” Shadan menjelaskan sambil merapikan jasnya yang sempat merosot.“Serius dia sepupu Anda?” tanya si satpam tidak yakin. “Kenapa dia menyerang Anda?”“Dia memang temperamen,” jawab Shadan asal. “Lepaskan saja, biar saya antar pulang dia ke rumah.”Ezra mendengus ketika satpam tadi melepasnya, tapi dia tidak siap ketika tiba-tiba Shadan menyeretnya masuk ke dalam mobilnya sendiri.“Untuk apa kamu memasukkan aku ke mobil?” tanya Ezra sambil mengernyitkan dahinya. “Aku bawa mobil sendiri ....”“Aku tidak tahu di mana istrimu berada,” potong Shadan dengan sorot kemenangan yang terpancar dari matanya.“Kamu ... kamu bilang kamu punya informasi tentang istri aku?” protes Ezra, yang disambut senyum mengejek dari sudut bibir Shadan.“Bodoh juga kamu ternyata, gampang sekali diakali soal istri ... Kamu benar-benar mencintai perempuan itu ya, sungguh menggelikan.”Tangan Ezra mengepal keras, terin

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    156 S2: Menggunakan Keberadaan Istrinya

    “Tidak usah berlebihan kenapa sih?” gertak Monic sembari menarik rambut Kavita. “Sekarang jelaskan kenapa kamu ada di sini?” Kavita menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, “Kamu bisa tanya Shadan ... saya sendiri tidak mengerti ... kenapa dia menyekap saya di sini ....” Monic terdiam mendengarkan penjelasan Kavita, tapi tentunya dia tidak akan semudah itu percaya begitu saja. Shadan kemungkinan merencanakan sesuatu tanpa sepengetahuannya dan dia harus berhati-hati. “Kamu bohong ya?” “Saya tidak bohong ....” Monic mendesis. “Mana mungkin Shadan menculik kamu, pasti dia melakukan ini karena kamu duluan yang datang ke sini dan menggodanya. Iya kan?” “Tidak, itu tidak benar ...!” bantah Kavita sembari meringis karena rambutnya yang ditarik keras oleh tangan Monic. “Dasar tidak tahu malu, ingat kalau kamu sudah punya suami!” sentak Monic sambil geleng-geleng kepala. “Aku tahu kalau aku cuma mantan kekasih Ezra, tapi aku tidak terima kalau kamu berani mempermainkan dia sampai sepe

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-14
  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    157 S2: Yang Ingin Dia Pertahankan

    “Ezra tahu kalau istrinya hamil?” “Entahlah, itu sama sekali tidak penting buat aku. Ezra tahu atau tidak, yang penting aku bisa menggunakan keberadaan istrinya untuk membuat dia menjauhi keluarga kita, termasuk menyerahkan Dyaksa Company ke tanganku.” “Rencana yang sangat brilian!” puji Monic yang tiba-tiba antusias. “Ezra pasti rugi banyak, kali ini dia akan kesulitan untuk memilih mana yang ingin dia pertahankan.” “Ya, kamu benar. Itulah tujuan aku ....” Monic menatap lurus ke arah Kavita yang kini terbaring di sofa, dia harus tahu sampai di mana Shadan akan memanfaatkan Kavita. “Aku kurang setuju sama usulmu tadi,” kata Monic setelah mereka menutup ruangan privasi Shadan dan menguncinya. “Kenapa?” “Dia hamil kan? Pasti sangat merepotkan kalau kita menyandera perempuan hamil begini, kecuali kalau kamu mau menelantarkan dia ....” “Kamu jangan ngawur, aku justru rugi besar kalau sampai dia keguguran gara-gara ditelantarkan.” Shadan menggerutu. “Tidak apa-apa sementara aku peli

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15
  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    158 S2: Tidak Perlu Mencium Kakiku

    “Lagipula aku tidak yakin kalau Ezra mau menerima bantuanku,” cela Shadan. “Dan lagi ini tidak mungkin gratis, aku mau membantunya kalau dia bersedia mencium kakiku lebih dulu.” “Sama sekali tidak lucu, Shadan.” “Memangnya kamu pikir aku sedang bercanda?” Selanjutnya tidak ada yang mereka bicarakan lagi sampai pintu lift terbuka, Pasha sengaja membuntuti Shadan untuk melaksanakan rencananya. “Kamu ngapain mengikutiku?” tanya Shadan dengan kening berkerut ketika Pasha membuntuti di belakangnya hingga ke dalam ruangan. “Apa pekerjaan aku hari ini?” tanya Pasha pura-pura. “Kenapa bertanya sama aku? Bukankah seharusnya sudah ada tugas di meja kamu setiap harinya?” balas Shadan keheranan. “Kalau cuma itu, aku bisa membereskannya dalam sekejap. Maksud aku, apa tidak ada tugas lain lagi?” Shadan duduk di kursinya dan tidak segera menjawab. “Tugas dari aku tidak akan pernah berubah, kamu dekati orang-orang yang terbiasa kerja sama dengan perusahaan Ezra, minta mereka untuk beralih ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-17
  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    159 S2: Pria Bengis itu Tahu Segalanya

    Setibanya di depan pintu, dia membenturkan bahunya beberapa kali dengan jeda yang cukup lama. Berharap ada orang yang mendengarnya, sekalipun itu Shadan sendiri. Kavita tidak peduli karena dia sudah tidak tahan disekap seperti itu, apalagi kondisi kehamilannya harus menjalani pemeriksaan teratur. Dug! Ayolah, batin Kavita lelah sembari berlutut di depan pintu yang tertutup rapat. Semoga ada orang yang datang, sekalipun itu Shadan .... Aku tetap akan bicara sama dia, sambung Kavita penuh harap. “Hei, ngapain kamu berdiri di sini?” Pasha terlonjak kaget ketika sebuah tangan mendarat keras di atas bahunya. Ketika dia menoleh, Shadan ternyata sudah berdiri di belakangnya. “Oh, tadi aku baca buku sambil jalan-jalan ...” Pasha beralasan tanpa sempat berpikir lebih jauh lagi. “Jalan-jalan sambil baca buku?” ulang Shadan dengan tatapan tidak percaya. “Maksudnya lihat-lihat koleksi buku kamu, setelah itu aku keliling. Tidak tahu kenapa aku merasa luas ruangan kamu sama ruangan aku tuh

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-18
  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    160 S2: Rasa Khawatir Ezra Bertambah Besar

    Ezra memegang pelipisnya, dia semakin yakin dengan nalurinya bahwa Shadan memiliki peran di balik kejadian-kejadian yang dia alami sampai detik ini.“Bagaimana kalau Kavita ternyata ada di situ?”“Sepemikiran, tapi aku harus menyelidikinya lebih jauh lagi.” Pasha mengangguk.“Kenapa tadi kamu tidak langsung mendobrak pintunya saja?” kata Ezra seolah menyesalkan keputusan Pasha yang setengah-setengah.“Bisa apa aku, Zra? Mana mungkin aku langsung mendobrak pintu tanpa alasan yang jelas?” balas Pasha. “Iya kalau Kavita benar-benar ada di sana, kalau tidak?”Ezra diam saja.“Dugaan kita saat ini baru lima puluh persen kan? Sisanya keberuntungan, karena kita tidak memiliki bukti tentang keberadaan Kavita di kantor Shadan.”“Aku tahu, tapi ... kalau aku jadi kamu, aku mungkin sudah tidak sabar.” Ezra mengangkat bahu. “Aku tidak peduli apakah Kavita ada di sana atau tidak, yang jelas aku merasa puas kalau bisa mengobrak-abrik kantor Shadan.”Pasha geleng-geleng kepala.“Kamu sama g

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-19
  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    161 S2: Aku Terpaksa Melakukan Ini

    “Iya, mau sampai kapan kamu menyembunyikan dia di sana?” tanya Monic ingin tahu. “Masalahnya akan runyam kalau sampai keberadaan ruangan kamu itu diketahui ayah atau mungkin OB yang setiap hari bersih-bersih.” Shadan berpikir sebentar, dia teringat dengan Pasha yang beberapa hari lalu mengetahui keberadaan pintu itu dan sempat bertanya macam-macam kepadanya. “Tidak perlu bingung, karena mereka tidak akan mungkin berani masuk tanpa izin dariku.” “Tapi tidak ada salahnya kalau kamu waspada!” decak Monic tidak sabar. “Apalagi cuma kamu yang tahu rencana apa yang saat ini sedang kamu susun, payah.” “Jangan sebut aku payah, enak saja!” dengus Shadan tidak terima. “Aku tetap akan mempertimbangkan pendapat kamu tadi, tidak ada salahnya jaga-jaga. Daripada keberadaan dia diketahui orang, aku harus melakukan sesuatu.” “Bagus, habisi saja dia kalau perlu.” “Aku tidak sekejam itu, Mon.” Setelah selesai mengobrol, Shadan mengakhiri sambungannya dengan Monic. Aku harus bertindak lebih cepat

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-20

Bab terbaru

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    264 (TAMAT) S3: Mental Istri Ezra Terguncang?

    Sebagai ayah pun dia sudah berusaha untuk tidak menghujat takdir yang menimpa putri mereka. “Divta sayang, kamu melamun?”Kavita menunduk dan mendaratkan kecupan di atas kening putrinya yang berbaring di sampingnya.Kepada Divtara sedikit miring ke kanan meskipun Kavita sudah sering membetulkannya dengan perlahan.Setiap kali melihat paras cantik putrinya itu, hati Kavita teriris perih. Dia memiliki kekhawatiran tersendiri tentang masa depan Divtara, terlebih jika sang anak tampil di depan umum.“Ibu sayang kamu, kita hadapi sama-sama ya?” bisik Kavita dengan penuh cinta. Tangan kecil Divtara bergerak-gerak, dan Kavita lantas menghujaninya dengan ciuman bertubi-tubi di pipinya yang menggemaskan.“Anaknya Siska sudah sebesar apa, ya?” gumam Kavita setelah dia selesai menyusui anaknya.“Sebenarnya kapan hari itu Pasha menelepon, dia bilang kalau Siska ingin datang berkunjung.” Ezra memberi tahu. “Tapi aku bilang kalau kamu masih baby blues, jadi belum bisa menerima kunjungan u

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    263 S3: Kesabaran Ezra Sangatlah Terbatas

    “Bisa jadi penyebabnya karena belum bisa menerima kehadiran si kecil sepenuhnya ....” “Tidak, Dok. Kemarin-kemarin istri saya masih bersikap normal dan tetap memperlakukan putri kami dengan baik.” Dokter Amel berpikir sebentar. “Meskipun tidak semua ibu yang baru saja melahirkan mengalaminya, tapi kemungkinan baby blues bisa terjadi, Pak.” “Lalu bagaimana cara mengatasinya, Dok?” “Peran Bapak sangat penting untuk menjaga kestabilan mental Bu Kavita yang baru saja melahirkan, jangan biarkan istri Bapak merasa bersalah terkait dengan kondisi putrinya ....” Ezra mendengarkan penjelasan Dokter Amel dengan saksama. Kavita berubah menjadi pendiam sejak keributan yang terjadi di rumah sakit, Ezra sempat khawatir jika dia akan bersikap tak acuh terhadap putri mereka. Namun, ternyata dugaan buruk Ezra sama sekali tidak terbukti. Kavita tetap memperhatikan bayi mereka dengan penuh kasih sayang, sama sekali tidak terlihat mencurigakan. “Istirahatlah sebentar, kita gantian.” Ezra mengusap

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    262 S3: Aku Bisa Memiliki Suamimu

    “Dasar istri tidak berguna, ibu yang melahirkan anak cacat sama sekali tidak pantas untuk menyentuh kulitku!” Wajah Kavita terasa perih, tapi itu belum apa-apa jika dibandingkan dengan pedihnya hati akibat kata-kata kejam Yura. “Masih saja kamu mengusik hidupku, apa mau kamu sebenarnya?” bisik Kavita supaya putri kecilnya tidak terbangun karena suara pertengkaran yang tidak semestinya. “Mauku? Aku mau membuat hidup kamu hancur, seperti kamu menghancurkan hidup aku sama Deryl!” Kavita terperangah. “Lihat saja, kamu pasti akan diceraikan suami kamu. Atau ... setidaknya kamu pasti akan diduakan karena anak cacat kalian tidak akan bisa jadi kebanggaan orang tua.” “Tutup mulutmu!” desis Kavita dengan tangan terkepal. “Kamu pikir Pak Ezra akan tahan melihat keturunannya yang cacat?” “Jangan sebut anakku cacat!” “Lalu apa? Tak sempurna?” ejek Yura sinis. “Persiapkan saja diri kamu, Vit. Aku akan menjadi wanita kedua suami kamu dan memberikan keturunan berkualitas untuknya, aku akan m

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    261 S3: Jadi Aib yang Memalukan

    Kavita meremas kedua tangannya ketika Ezra berlalu pergi dari hadapannya. Seorang perawat masuk sambil mendorong kereta bayi diikuti Ezra yang berjalan di belakangnya. Kavita bangun dan dengan susah payah duduk di tepi ranjang saat perawat itu semakin dekat. “Ini bayinya, Bu. Perempuan,” kata perawat itu sembari mengangkat seorang bayi yang dibungkus rapat dengan selimut dan memberikannya kepada Kavita. “Perempuan ya, Sus?” “Betul Bu, perempuan.” Kavita dan Ezra saling pandang, sementara perawat itu membantu membetulkan letak perlekatan antara ibu dan bayinya. “Coba disusui bayinya dulu, Bu.” “Baik, Sus.” Sampai di titik ini, Kavita tidak melihat ada yang aneh dengan putrinya. Bayi itu menyesap air susunya dengan perlahan, sementara matanya terpejam rapat. “Sebenarnya ... keistimewaan apa yang kamu maksud?” tanya Kavita ingin tahu selagi putri mereka masih menyusu, sementara perawat tadi sudah pergi. “Dokter bilang kalau keistimewaan yang tentunya berbeda dengan bayi kebanya

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    260 S3: Anak Kita Terlahir Istimewa

    “Tidak apa-apa, Ad. Cepat sedikit,” pinta Kavita dengan wajah pias. Rasa sakit di perutnya berangsur reda, sehingga dia bisa duduk dengan tenang sementara mobil yang dikemudikan Adya melaju ke kantor Ezra. Bos pemilik Dyaksa Company itu nyaris berlari dan melompat ke dalam mobil ketika Tantri memberi tahu bahwa Adya akan mengantar Kavita ke rumah sakit. “Kamu kenapa? Sudah mau melahirkan sekarang?” tanya Ezra buru-buru sambil mengusap kening Kavita yang berkeringat. “Tidak tahu, tapi ... perut ini sudah sakit ....” “Adya, bisa kamu ngebut sedikit?” Ezra menoleh ke arah Adya yang sedang fokus mengemudi. “Bisa Pak, saya usahakan!” Ezra kembali menoleh ke arah Kavita yang memejamkan mata karena menahan rasa sakit yang sesekali timbul. Tangan Ezra diremas dengan kuat setiap kali Kavita merasakan sakit yang teramat sangat. “Kamu bertahan dulu ....” “Ini sakit sekali, aku ... mau cepat melahirkan ....” “Tunggu sebentar, kita akan sampai rumah sakit.” Ezra mengusap-usap perut buncit

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    259 S3: Monic Juga Sedang Hamil

    Kavita mengangguk paham. “Tidak apa-apa Dok, yang penting sehat dan tidak berisiko seperti kemarin.” “Kita akan memantau bersama-sama, jangan lupa untuk tetap mengonsumsi makanan bergizi dan vitamin yang saya resepkan.” Ezra tidak berkata apa-apa dan hanya menyimak percakapan yang berlangsung antara dokter dengan Kavita. “Mau mampir ke mana?” tanya Ezra sambil melirik Kavita yang sedang mengunyah roti. “Ke rumah Pak Pasha, aku mau bertemu Siska. Sudah terlalu malam belum?” “Aku akan telepon Pasha sebentar,” sahut Ezra sementara Kavita menunggu dengan antusias. Itu karena dia sudah lama tidak bertemu Siska yang sama-sama sedang mengandung buah hati. “Pasha bilang kalau Siska belum tidur, jadi kita masih bisa mampir sebentar.” Ezra memberi tahu. “Kalau begitu, ayo.” Kavita menyimpan kembali rotinya dan meraih sebotol air mineral untuk melicinkan tenggorokannya. Setibanya di rumah Pasha, Siska menyambut kedatangan Kavita dengan senyum merekah di bibirnya. Mereka berdua berpelukan

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    258 S3: Sudah Mengakui Kekalahan?

    “Aku tidak jijik,” katanya sambil memeluk Kavita erat. Pada awalnya Kavita enggan menanggapi, tapi pelukan Ezra yang hangat dan nyaman tak urung membuatnya bahagia sehingga dia balas memeluk dengan erat. “Besok aku akan kerja lagi untuk kalian ....” “Kalian?” “Kamu dan calon anak kita.” Kavita melepaskan diri dari pelukan Ezra. “Kaki kamu bagaimana?” “Kamu lihat kan kalau aku sudah bisa berjalan? Tinggal masa pemulihan saja sambil beraktivitas normal seperti biasa, jadi aku akan secepatnya kerja. Kasihan juga Pasha karena harus membagi fokusnya di dua tempat,” ujar Ezra panjang lebar. Dua bulan kemudian .... “Bagaimana hasilnya, Dokter?” “Istri Anda positif hamil, Pak. Saya ucapkan selamat!” Sepasang suami istri itu saling tatap. “Dugaan aku benar kan, Mon? Kamu itu hamil, aku lega sekali.” Monic berdecak, dia sendiri tidak mengerti kenapa dirinya justru merasakan enggan berbahagia dengan kabar gembira ini. “Aku sempat takut kamu tidak bisa hamil lagi setelah

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    257 S3: Pergi Tanpa Pamit

    Mata Ezra mengintip sedikit. “Itu pakai urine?” “Iya ....” “Jorok sekali, singkirkan sana.” Kavita memukul bahu Ezra karena tidak terima dengan komentarnya. “Perkembangan kaki kamu bagaimana, Zra?” tanya Miranti ketika Ezra muncul di kamarnya. “Sudah jauh lebih baik, Nek. Meskipun aku belum bisa berlari, setidaknya sudah bisa berjalan dan tidak perlu kursi roda lagi.” “Syukurlah ... Oh ya, kapan itu kamu teriak-teriak kenapa? Nenek sudah tanya Rita, katanya Kavita pingsan karena kelelahan ....” Ezra mengangguk pelan, dia ingat bahwa dirinya belum memberi tahu kabar kehamilan Kavita kepada Miranti. Baru juga dia akan bercerita, dari sudut matanya Ezra melihat Kavita yang keluar dari kamar dan berjalan menuruni tangga. “Kavita sepertinya mau pergi, Nek. Nanti saja aku cerita!” pamit Ezra sambil berlalu meninggalkan kamar Miranti untuk menyusul kepergian istrinya. Ketika menuruni tangga, Ezra tidak ingin bertindak ceroboh dengan memaksakan kakinya untuk melangkah terburu-buru.

  • Gairah Terpendam Suami Kontrak    256 S3: Periksa ke Dokter Kandungan

    “Rita, aku seperti mendengar sesuatu.” Miranti menatap wanita yang sudah merawatnya bertahun-tahun itu. “Saya tidak dengar apa-apa, Nyonya.” “Rita, cepat ke sini!” Miranti langsung menggoyang lengan Rita. “Itu suara Ezra!” Atas desakan Miranti yang begitu khawatir terhadap cucunya, Rita cepat-cepat berlari menuju kamar Ezra. “Maaf, Pak Ezra ... Ada apa?” “Kavita pingsan, saya tidak tahu apa yang terjadi ....” Rita buru-buru mendekati Kavita yang tergeletak di lantai kamar Ezra, dia berusaha membangunkannya dengan mengguncang bahu dan pipi Kavita bergantian. “Vita, bangun. Vita?” Ezra hanya menyaksikan bagaimana Rita masih berjuang untuk membangunkan Kavita. “Apa dia masih bernapas?” tanya Ezra ragu. Rita mendongak. “Tentu saja, Pak. Mungkin Vita kelelahan atau kurang istirahat ....” Ezra menyipitkan mata, sikap abainya sedikit terbentuk gara-gara melihat Kavita bersama Adya di dapur tadi. Egois? Memang. Rita meminta izin Ezra untuk mencari botol minyak kay

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status