Home / Urban / Menikahi Lelaki Brengsek / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Menikahi Lelaki Brengsek: Chapter 131 - Chapter 140

167 Chapters

Bab 131 - Salah Paham

“Sarangheo ...!” ucap Karina sembari membentuk jari tangannya menyerupai simbol cinta. “Sebagai sahabat. Ingat! Harus carikan aku jodoh yang jauh lebih baik dari kamu. Supaya aku punya alasan yang tepat buat batalin perjodohan kita.” “Kamu mau jodoh yang gimana?” tanya Nanda sambil menatap wajah Karina. Ia sudah menganggap Karina seperti adiknya sendiri dan ia lebih nyaman bersamanya dengan cara seperti ini. “Mmh ... yang ganteng, pinter, dewasa dan sayang sama aku,” jawab Karina sambil tersenyum lebar. “Gampanglah. Di mall ini juga banyak. Lihat, tuh!” ucap Nanda sambil menunjuk ke arah salah satu staff toko tersebut. Karina langsung mengerutkan wajahnya. “Nggak SPB juga kali, Nan.” “Kamu nggak cari yang kaya ‘kan?” “Nggak. Tapi nggak di bawah standar juga!” seru Karina kesal. “Hahaha.” Nanda tergelak. Ia dan Karina terus bercanda dan segera keluar dari toko tersebut untuk mengurus bisnis mereka. Di sudut lain ... air mata Ayu jatuh berderai ketika melihat Nanda terlihat mes
Read more

Bab 132 - Berteman Lebih Baik

Nanda menghela napas lega sembari menutup laptop begitu ia menyelesaikan proposal bisnisnya. “Akhirnya, kelar juga!” seru Karina sembari meliukkan tubuhnya. “Thank’s, Rin ...! Kamu udah bersedia bantu aku. Malam ini aku traktir kamu makan sebagai rasa terima kasihku. Mau atau nggak?” Karina terkekeh mendengar tawaran dari Nanda. “Kamu belum dapet apa-apa, Nan. Kamu mau traktir aku makan dengan uang hasil utangmu ke aku?” “Hehehe.” Nanda menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan tersenyum malu. “Kamu traktir aku setelah proposal bisnis kamu ini goal. Gimana? Sementara, biar aku yang traktir kamu dulu dan aku masukin ke daftar utang,” ucap Karina sambil mengusap layar ponselnya. Nanda tertawa kecil sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. “Eh, mau reservasi tempat atau order makanannya ke sini?” tanya Karina. “Order aja, Rin. Aku sembari ngecek ulang MBC yang dikerjain sama tim,” jawab Nanda. Karina menghela napas. “Kamu udah tutup laptop. Mau buka laptop lagi? Mending istirahat,
Read more

Bab 133 - Sekali Brengsek Tetap Brengsek

-Keraton Kesultanan Surakarta- Hampir seminggu pelayan di istana dibuat ketar-ketir karena Roro Ayu tiba-tiba mengurung diri di dalam ruang perpustakaan selama dua puluh empat jam. Mereka tidak berani melapor pada orang tua Ayu atau pun pada Sri Sultan karena takut dianggap tidak becus melayani puteri mahkota mereka. Tidak tahu apa yang terjadi dengan Roro Ayu hingga membuat para pelayannya kewalahan. “Ndoro Puteri ...! Sudah waktunya makan malam,” ucap salah satu pelayan sambil mengetuk pintu perpustakaan yang tertutup rapat. Ayu menghela napas sembari menatap pintu perpustakaan yang tiba-tiba diketuk. Ia menoleh ke arah jam dinding ruangan tersebut yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Setiap berada di depan buku, ia merasa waktunya terasa sangat singkat. Ayu bangkit dari tempat duduk dan melangkah perlahan menuju pintu. Ia segera membuka pintu tersebut dan menatap Sri yang sudah berdiri di depannya. “Aku nggak mau makan yang lain. Bawakan air mineral dan dua buah pir saja!”
Read more

Bab 134 - Berhasil

“NANDA ...! KAMU BERHASIL ...!” seru Karina sambil melompat kegirangan saat sudah mendapatkan pengumuman kalau konsep bisnis Nanda diterima dan mendapatkan pendanaan dari Dinas Penanaman Modal dan Investasi. “KITA BERHASIL ...!” seru Nanda sambil merangkul Karina dan lima orang timnya. Mereka melompat dan tertawa bahagia karena akan segera mendapatkan modal untuk menjalankan operasional pabrik dan bisnis mereka. “Aku bilang juga apa ... kamu pasti bisa!” ucap Karina sambil tersenyum lebar. Nanda tersenyum sambil menatap semua orang yang ada di ruangan itu. Ia mundur beberapa langkah dan membungkukkan tubuhnya. “Terima kasih untuk kalian semua! Terima kasih sudah membantuku memulai semuanya dari nol ...!” ucapnya. Karina tersenyum sambil merangkul lima orang yang bersamanya. “Kalau gitu, jangan kecewakan kami dan harus buat perusahaan kamu berjaya!” Nanda mengangguk sambil tersenyum. “Terima kasih untuk Karina yang sudah bersedia meminjamkan uang tabungannya untuk modal bisnis ini
Read more

Bab 135 - Kecewa Lagi

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih empat jam dari kota Surabaya, Nanda dan Karina akhirnya sampai di depan halaman Keraton Kesultanan Surakarta. “Wow ...! Aku baru pertama kali lihat langsung keraton ini,” ucap Karina sambil mengedarkan pandangannya dan mengagumi arsitektur bangunan yang terlihat begitu khas. “Papa sering cerita soal bangsawan-bangsawan keraton yang menguasai beberapa bisnis di pulau ini. Tapi, aku sendiri belum pernah datang ke keraton ini.” “Papamu punya bisnis dengan para bangsawan keraton?” tanya Nanda. Karina mengangguk. Ia membuka pintu mobil dan segera keluar dari sana. Nanda menarik napas dalam-dalam dan ikut keluar dari dalam mobil tersebut. Ia melangkah perlahan memasuki halaman keraton tersebut dan menghampiri dua penjaga pintu yang berdiri di sana. “Permisi ...! Saya suaminya Raden Roro Ayu Rizky Prameswari. Bisa ketemu dengan beliau?” sapa Nanda sambil tersenyum manis. Dua penjaga itu langsung saling pandang. “Sebentar, Mas! Kami laporan dulu!
Read more

Bab 136 - Sulit Bertemu

“Ay, kamu kenapa?” seru Nanda saat Ayu malah masuk ke dalam keraton tersebut dan menutup rapat pintu megah yang ada di hadapannya. “Maaf, Mas! Ndoro Puteri tidak ingin bertemu dengan sampeyan. Silakan pergi dari sini!” pinta salah satu penjaga sambil menghunuskan pedang ke leher Nanda. “Dia memberi izin pada kami untuk membunuh Anda jika tetap memaksa masuk ke keraton kami.” Nanda memundurkan kepalanya saat mata pedang itu berada tepat beberapa senti dari lehernya. “Nan, istri kamu kenapa? Kenapa anak buahnya nyerang kamu?” Karina langsung menarik tubuh Nanda agar tidak terkena hunusan pedang dari pengawal keraton tersebut. Nanda menggelengkan kepala. “Nggak tahu, Rin.” “Apa karena aku?” tanya Karina. Nanda menggelengkan kepala. “Dia bukan perempuan yang seperti itu,” ucapnya sambil mengedarkan pandangannya dan melangkah menyusuri pagar istana yang berdiri kokoh dan megah. “Mbak ...! Mbak ...!” Nanda langsung berlari menghampiri pelayan keraton yang baru saja keluar dari dalam
Read more

Bab 137 - Murung

... Karina tersenyum lebar setelah ia menikmati beberapa makanan enak yang ia pesan di salah satu kedai seafood sekitaran keraton tersebut. “Mmh ... ini enak banget!” seru Karina sambil menghisap jemari-jemari tangannya. Nanda tersenyum sambil menatap wajah Karina. “Kamu belum punya ide buat masuk ke keraton itu?” “Mmh, bentar. Aku telepon papaku dulu. Kayaknya, dia pernah punya kerjasama bisnis sama pihak keraton. Kita bisa masuk ke keraton itu untuk hubungan bisnis,” jawab Karina sambil menggeser ponselnya dan mencari kontak papanya. “Halo, Karina ...! Ada apa?” “Pa, aku mau tanya ... mmh, perusahaan papa ada hubungan bisnis sama keraton Surakarta atau nggak, ya?” “Ada. Kenapa?” “Aku bisa minta datanya, Pa? Kebetulan aku lagi di Solo, siapa tahu bisa bantu Papa untuk ngurus bisnis dengan keluarga bangsawan keraton,” tutur Karina sambil membasuh tangannya dan menyemprotkan hand sanitizer. “Tumben kamu mau ngurus bisnis di luar kota?” “Hehehe. Nggak papa, Pa. Pengen aja bela
Read more

Bab 138 - Pertemuan yang Menyesakkan

Nanda tersenyum penuh percaya diri saat ia dan Karina berhasil masuk ke dalam Keraton Surakarta dengan alasan untuk melakukan ekspansi bisnis. “Rin, kenapa nggak dari dulu aja aku masuk ke keraton ini dengan alasan bisnis?” tanya Nanda lirih sambil mengikuti dua pengawal keraton yang sudah berjalan lebih dulu di hadapan mereka. “Kamu aja yang bego. Otak tuh dipake! Bukan buat pajangan doang!” sahut Karina. “Sialan kamu, Rin!” celetuk Nanda sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Entahlah, mungkin karena terlalu banyak mikirin Ayu. Sampe nggak kepikiran yang lain.” “Gayamu, Nan!” sahut Karina sambil menoyor pundak Nanda. “Eh!? Sst ...!” Nanda meletakkan jari telunjuk ke bibirnya. “Kita di keraton, Rin. Harus jaga sikap dan elegan!” “Oh, iya.” Karina menarik napas dan menegakkan tubuhnya. Ia memasang sikap elegan dan melangkah mengikuti pengawal keraton memasuki aula pertemuan yang ada di halaman muka keraton tersebut. “Selamat pagi, Tuan ...!” sapa Karina begitu ia memasuk
Read more

Bab 139 - Dia Istrimu?

“Ay ...!” Nanda langsung bangkit dari kursi begitu melihat Ayu tiba-tiba terjatuh saat ingin kembali ke belakang panggung. Baru saja ingin mengejar Ayu, ia langsung mengurungkan niatnya ketika Enggar sudah menggendong tubuh Ayu lebih dulu dan membawanya masuk ke dalam pintu belakang singgasana itu. “Kenapa, Nan?” tanya Karina sambil menarik kembali lengan Nanda. “Istriku, Rin.” “Dia istrimu?” bisik Karina. Nanda mengangguk dan kembali duduk di kursinya. Perasaannya tiba-tiba gelisah saat melihat Ayu terjatuh di sana. Ingin sekali ia menerobos pintu besar yang membawa tubuh Ayu menghilang dari hadapannya. Tapi urusan bisnis, tidak bisa ia tinggalkan begitu saja. “Cantik banget istrimu,” bisik Karina. “Udah, nggak usah panik! Kita urus setelah urusan bisnis kita selesai,” lanjutnya seolah memahami kegundahan yang sedang melanda dada Nanda. Nanda menganggukkan kepala. Ia mendekatkan bibirnya ke telinga Karina. “Kamu cari cara untuk bisa menginap di keraton ini! Penari laki-laki it
Read more

Bab 140 : Sama-Sama Cemburu

Nanda melangkahkan kaki menuju ke kediaman Roro Ayu begitu ia sudah berhasil mendapatkan kesempatan untuk menginap di keraton tersebut. “Nan, kamu mau ke mana?” tanya Karina sambil mengejar langkah Nanda. “Nemuin istriku,” jawab Nanda sambil mempercepat langkahnya. “Ikut, Nan!” pinta Karina sambil mengikuti langkah kaki Nanda. Ia harap, ia bisa bertemu dengan pria tampan dan gagah yang tadi menari bersama mantan istri Nanda. Nanda menghentikan langkahnya di depan pintu kamar Ayu saat ia melihat Enggar sedang menyuapkan makanan untuk mantan istrinya itu. Tanpa pikir panjang lagi, ia menyelonong masuk ke dalam kamar Ayu begitu saja. Enggar langsung bangkit dari sisi tempat tidur Ayu begitu melihat Nanda datang. “Mas, jangan pergi!” pinta Ayu sambil menyambar lengan Enggar. “Di sini aja!” “Ay, aku ...” Nanda menatap Ayu yang enggan merespon kedatangannya. “Mas, suapin aku lagi!” pinta Ayu manja sambil menarik lengan Enggar dan merapatkan tubuhnya ke arah pria itu. Nanda menyerin
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status