Home / Urban / Menikahi Lelaki Brengsek / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Menikahi Lelaki Brengsek: Chapter 121 - Chapter 130

167 Chapters

Bab 121 - Tak Direstui

Nanda menarik napas dalam-dalam sambil merapikan jasnya saat ia baru saja keluar dari dalam mobil. Ia segera melangkah memasuki pintu kantor perusahaan Amora Internasional. Dengan cepat, ia langsung mencapai ke lantai gedung paling atas dan masuk ke ruang CEO. “Dari mana saja?” tanya Andre sambil duduk di kursi kerja Nanda dan menatap tajam ke arah puteranya itu. “Dari ...” Nanda memutar otaknya dengan cepat. Meski perasaannya tak karuan, ia tetap memberanikan diri untuk mengatakan kejujuran tentang hubungannya dengan Ayu. “Dari Keraton Surakarta.” “Kamu mau menjalin hubungan bisnis dengan keluarga keraton itu?” tanya Andre. Nanda menggeleng. “Lalu? Untuk apa kamu meninggalkan perusahaan begitu lama? Sudah bosan kerja?” tanya Andre dingin. Nanda menggeleng lagi. “Terus apa?” seru Andre sambil menggebrak meja di depannya. “Kamu pikir, pemilik perusahaan bisa seenaknya aja, hah!? Meski kamu anak papa, papa tidak akan berbelas kas
Read more

Bab 122 - Deep Hope

Nanda langsung menyambar ponsel dari tangan sekretaris itu. Ia berbalik dan melangkah pergi sembari menekan panggilan ke nomor ponsel Karina. Salah satu wanita yang terikat perjodohan bisnis dengannya karena hubungan bisnis dua perusahaan orang tua mereka. “Halo, Karina ...! Bisa ketemu?” tanya Nanda saat Karina menjawab panggilan telepon darinya. “Bisa. Jam berapa dan di mana?” tanya Karina lewat seberang telepon. “Bujana Coffee Shop. Sekarang!” pinta Nanda. “Nanda, aku masih sibuk ngurus bisnis. Satu jam lagi, gimana?” “Oke. Aku tunggu kamu di sana!” sahut Nanda. Ia segera mematikan panggilan teleponnya dan melangkah menuju pintu lift. “Permisi, Pak ...! Bapak mau pergi ke mana? Ada banyak dokumen yang harus ditandatangani.” Kepala Sekretaris perusahaan tersebut tiba-tiba menghampiri Nanda saat pintu lift baru saja terbuka. Nanda menghela napas saat ia dikejar-kejar dengan deadline perusahaan, juga dikejar waktu agar ia bisa
Read more

Bab 123 - I Believe Her

Nanda melangkahkan kakinya perlahan memasuki kediaman orang tuanya. Sudah beberapa minggu ia tidak bertemu dengan sang ibu dan merasa sangat rindu. Dua tangannya menenteng paper bag berisi hadiah dan makanan kesukaan mamanya. “Sore, Ma ...!” sapa Nanda sambil menghampiri Nia yang sedang asyik berbincang dengan sahabatnya di ruang tamu. “Eh, ada Bunda Yuna?” Bunda Yuna tersenyum sambil menatap wajah Nanda. “Iya. Kebetulan lewat sini, jadi Bunda sekalian mampir. Gimana kabar kamu?” “Baik, Bunda.” Nanda langsung menyalami tangan Nia dan menciumnya. Ia juga tak lupa menyalami Bunda Yuna yang ada di sana. “Nia, aku balik dulu, ya!” pamit Bunda Yuna. “Satu jam lagi suamiku pulang ke rumah. Dia bisa ngambek kalau aku nggak ada saat dia pulang.” Nia mengangguk sambil tersenyum manis. Sebagai seorang istri, ia tahu bagaimana rutinitas dan tugas Yuna. Meski di luar sana terlihat sebagai wanita karir dengan jabatan tinggi dan memiliki banyak bisnis, saat
Read more

Bab 124 - Perseteruan Nanda dan Andre

Nanda mengangguk. Ia merogoh ponsel di saku jasnya dan membuka galeri foto miliknya. “Dia makin cantik!” ucapnya bersemangat sembari menunjukkan foto Roro Ayu yang sedang duduk di sudut perpustakaan sembari membaca buku. “Dari dulu, dia memang senang belajar ya?” tanya Nia sambil tersenyum menatap wajah Roro Ayu. Nanda mengangguk. “Dia baru aja menyelesaikan gelar masternya di Cambridge University. Dia juga sudah menerbitkan banyak jurnal bisnis selama sekolah di sana. Lihat, Ma! Dia itu abis marah-marah sama aku, tapi malah ketiduran di pangkuanku. Lucu banget ‘kan? Hihihi.” Nia tersenyum sambil ikut mengusap layar ponsel Nanda. “Ini foto di mana? London Eye?” Nanda mengangguk. Ia langsung menutup layar ponsel dengan telapak tangannya saat sang mama mengusap ke kiri dan foto yang terpampang adalah foto dirinya dengan Ayu yang sedang berciuman. Nia tersenyum menggoda ke arah Nanda. “Mama udah lihat. Nggak usah ditutupi. Kamu beneran balikan sa
Read more

Bab 125 : Terlunta-Lunta

“Hiks … hiks … hiks …!” Nia terus menangis sesenggukan di dalam kamar karena putera kesayangannya pergi dari rumah tanpa membawa apa pun. “Nia, kamu jangan nangis terus! Pusing dengernya,” pinta Andre sambil memegangi rahangnya yang terasa ngilu akibat pukulan dari puteranya. “Kalau nggak mau aku nangis terus, balikin Nanda ke rumah ini. Dia anak kita satu-satunya, kamu tega banget sama anak sendiri. Huuaaa ...!” seru Nia sambil membuang ingusnya dengan kasar menggunakan tisu. “Aku tahu. Aku juga nggak mau kayak gini. Tapi anak itu ... kalau terlalu dimanja, malah makin ngelunjak. Kita lihat aja! Palingan besok pagi dia sudah balik ke rumah ini dan nuruti kemauan kita. Dia pikir, bisa hidup tanpa orang tua? Siapa yang kasih makan selama ini sampai dia besar? Yang ngasih dia pendidikan dan semuanya? Cuma disuruh nurut sama orang tua aja susah!” sahut Andre sambil menahan kesal. “Hiks ... hiks ... hiks ...!” tangis Nia semakin keras begitu mendengar uca
Read more

Bab 126 - Susah Cari Kerja

Nanda melangkahkan kakinya memasuki salah kantor perusahaan yang membuka lowongan kerja. Bermodalkan laptop pinjaman dari Sonny dan sedikit bantuannya, ia membuat lamaran pekerjaan dan mencoba mencari peruntungannya. Sayangnya, sudah tujuh perusahaan menolaknya untuk bekerja di sana. “Maaf, Mas ...! Kami tidak bisa menerima Anda. Posisi yang kami tawarkan tidak sesuai dengan pendidikan Anda. Kami hanya butuh kepala bagian. Pendidikan dan pengalaman kerja Anda terlalu tinggi untuk kami.” Ucapan beberapa HRD perusahaan itu kembali terdengar di telinga Nanda. Dari tujuh perusahaan yang ia lamar. Lima perusahaan menolaknya dengan alasan pendidikannya. Meski tidak terlalu pintar, tapi Nanda menyandang gelar Master of Bussiness dari salah satu universitas ternama di kota New York. Dua perusahaan lagi, menolaknya tanpa alasan yang jelas. Nanda menghela napas sembari duduk di bawah pohon yang ada di tepi jalan. “Minum, Mas?” Seorang pedagang es dawet
Read more

Bab 127 - Bertanggungjawablah!

Karina tersenyum kecil sambil memperhatikan keringat yang membasahi wajah dan leher Nanda. Ia mengeluarkan tisu dari dalam tas tangannya dan mengusapkan ke wajah Nanda. “Kamu ngapain?” Nanda menjauhkan wajahnya saat tangan Karina tiba-tiba menyentuhnya. “Wajahmu keringetan, Nan. Kamu abis ngapain? Sini, aku bantu lap wajahmu,” tutur Karina sambil mengulurkan kembali tangannya ke wajah Nanda. “Aku bisa sendiri.” Nanda menyambar tisu dari tangan Karina dan mengusapkan ke wajahnya. Dahinya mengernyit saat melihat tisu bekas itu berwarna cokelat kehitaman. “Aku bisa jerawatan kalau kayak gini terus,” gumamnya. Karina tertawa kecil menatap wajah Nanda. “Walau jerawatan, pasti tetep kelihatan ganteng.” Nanda menghela napas mendengar ucapan Karina. Ia menyedot cepat es dawet di tangannya dan bangkit dari tempat duduknya. “Makasih, Lek!” ucapnya sembari meletakkan gelas es tersebut ke atas rombong pedagangnya. “Eh!? Kamu mau ke mana?” tanya Karina sambil merentangkan kedua tangan, meng
Read more

Bab 128 - Bantuan dari Karina

“Nan, kalau kamu nggak keberatan. Aku bisa bantu kamu. Kamu bisa kerja di perusahaanku,” tutur Karina setelah mengetahui keadaan Nanda yang diusir keluarga karena menolak perjodohan dengannya.Nanda menggeleng. “Nggak, Rin. Makasih banget buat niat baikmu. Tapi ... aku nggak bisa menerimanya. Aku nggak mau berhutang budi dan semakin mempersulit hubungan bisnis ini.”“Jadi, mau kamu gimana?” tanya Karina dengan mata berkaca-kaca. Ia benar-benar tidak tega melihat keadaan Nanda saat ini.“Kalau aku miskin dan nggak punya apa-apa lagi, orang tuamu pasti nggak akan mau nerima aku ‘kan?” tanya Nanda.Karina menggelengkan kepalanya. “Nggak gitu, Nan. Dengan kita menikah, kamu bisa masuk ke perusahaanku dan kita bisa hidup bahagia bareng. Nggak perlu hidup miskin kayak gini, Nan. Demi cintamu ke perempuan itu, kamu sampe rela ngelepasin semuanya? Nggak realistis banget, Nan.”Nanda tertawa kecil mendengar ucapan Karina. “Kalau realistis, itu bukan cinta. Tapi rasa tanggung jawab.”“Cinta jug
Read more

Bab 129 - Bantuan dari Karina Part.2

“Iih ... nggak mau! Nggak kenal,” tutur Karina sambil mengerutkan wajahnya. “Makanya, kenalan!” “Kamu kenal sama mereka, nggak?” “Nggak,” jawab Nanda sambil terkekeh. “Iih ... ogah, ah! Kalau mau carikan aku jodoh tuh yang kamu kenal. Biar tahu bibit, bebet dan bobotnya. Pas gitu, mereka cowok penipu gimana? Zaman sekarang, banyak cowok yang pura-pura kaya biar bisa gaet mertua kaya!” sahut Karina. Nanda terkekeh sambil menatap wajah Karina. “Aku serius!? Nggak usah bercanda, deh!” pinta Karina sambil menepuk paha Nanda. “Jodohin aku sama salah satu temen yang kamu kenal aja.” “Aku nggak punya teman.” “Bohong!” “Serius. Temen-temenku bangsat semua, Rin. Nggak cocok buat kamu.” “Termasuk kamu?” tanya Karina sambil melirik ke arah Nanda yang duduk di sebelahnya. Nanda terkekeh sambil menganggukkan kepala. “Aku ketua geng-nya. Kalau anak buahnya brengsek, berarti ketuanya lebih brengsek dari mereka.” “Hmm ... kalo ketua geng ganteng kayak kamu, aku mau ... kayak Dilan.” “Di
Read more

Bab 130 - Makin Dekat

Nanda melangkahkan kakinya bersama Karina sembari memegang konsep bisnis yang ada di tangannya. Ia tahu, tanpa bantuan dari Karina, ia tidak akan bisa melakukan hal seperti ini. Andai saja Roro Ayu tidak mendapatkan hukuman, ia pasti lebih memilih wanita itu untuk berada di sisinya dalam keadaan apa pun. “Ay, hari ini hukumanmu selesai. Kamu pasti baik-baik aja di sana. Tunggu aku seminggu lagi! Aku akan datang menjemputmu,” batin Nanda sembari tersenyum manis mengingat wajah manis Ayu yang selalu mengisi hari-harinya. “Nan ...!” panggil Karina sambil menjentikkan jemarinya di hadapan Nanda. “Eh!?” Lamunan Nanda terbuyar begitu Karina memanggil namanya. “Ngelamunin apaan, si?” tanya Karina sambil menatap wajah Nanda. “Dari tadi dipanggilin nggak denger.” Nanda tersenyum sambil menatap wajah Karina. “Lagi mikir aja,” jawabnya. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh lantai mall tersebut. Galaxy Mall adalah salah satu property dan usaha milik sahabat papanya. Jika ia mau, ia bisa
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
17
DMCA.com Protection Status