Beranda / Romansa / Kekasih Taruhan / Bab 1 - Bab 10

Semua Bab Kekasih Taruhan: Bab 1 - Bab 10

15 Bab

1. Chapter Satu

Kata orang, akan ada pelangi setelah hujan.Namun kenapa pelangi itu tak muncul jika ada aku?***** Aroma dedaunan yang saling menyapa diantara mereka membuat banyak pengunjung di Amora Park merasa sangat nyaman. Apalagi suara aliran air sungai kecil yang menyapa gendang telinga pengunjung, sungguh itu adalah sebuah kenikmatan yang tak bisa digantikan dengan yang lain.Aku, Mia.Sudah hampir satu setengah jam aku di sini, dan tak ada sedikitpun keinginanku untuk pulang. Tempat ini menjadi tempat paling favorit bagiku jika aku sedang berada di sekitaran kampus. Pasalnya tempat ini berada tak jauh dari kampus tempatku menuntut ilmu, GREEN University. Dan keberadaan taman ini di tengah-tengah kota Jakarta cukup membantu mereka yang ingin menenangkan diri dan menghirup udara segar.Di dalam taman, ada banyak sekali bangku taman yang disediakan pemerintah kota. Dan hampir di setiap ba
Baca selengkapnya

Chapter 2

      Saat aku mencari siapa yang tepat,Kau datang dengan semua pesona yang ada dalam dirimu.*****Mia terdiam di kamarnya. Ia masih teringat dengan tantangan yang Kleo berikan padanya tadi saat di kantin.Mencari seorang kekasih.Jujur, ia belum yakin dengan keberhasilan tantangan tersebut, pasalnya Ia sendiri tak berani mengatakan ia akan bisa lepas dari bayang-bayang masa lalunya. Bayang-bayang yang membuatnya menjadi seperti ini. Takut akan cinta.Ia juga tak bisa mengatakan ia akan mampu bebas dari sepinya kisahnya dulu. Bahkan masih jelas dalam ingatannya bagaimana perceraian kedua orang tuanya sampai keduanya meninggal dan ia menjadi yatim piatu.Kisah hidupnya sungguh klise. Penuh drama yang mengharu biru namun baginya sangat menjijikkan.~Hanya
Baca selengkapnya

Chapter 3 : Saya Dokter Adit.

Misuh misuh terjadi di kamar Mia. Gadis itu masih saja berkutat dengan perlengkapannya untuk pergi besok pagi walaupun jam sudah menunjukkan pukul satu malam. Ia harus memastikan tak ada yang tertinggal. Mulai dari kamera, cas-an ponselnya, penutup mata saat ia tidur, earphone, make up dan masih banyak lainnya.Terkhusus untuk make up, ia tak mau sedikitpun ada yang tertinggal. Walaupun make up nya tak terlalu banyak dan yang wajar-wajar saja. Namun yang ia tahu puncak itu dingin, ia tak mau kulitnya gersang karena tak bawa pelembab dengan lengkap."Selesai!" serunya sambil menatap koper besar yang super lengkap itu.Ia menyingkirkan koper tersebut ke pinggir dan bersiap untuk tidur. Besok adalah hari yang ia tunggu. Membantu Randi sekaligus berlibur.Puncak, Sampai jumpa besok.~Pagi ini keributan dan gelak tawa sudah terdengar di kediaman Rand
Baca selengkapnya

4. Target Utama

Menjadi pusat perhatian para gadis sudah biasa bua Adit, tapi tidak untuk kali ini. Berada di sebuah Villa hanya berdua dengan seorang gadis membuatnya kebingungan. Walaupun ia sudah menghubungi Randi dan mengatakan jika dirinya sudah sampai, namun rombongan tersebut belum juga menampakkan batang hidungnya.Kecanggungan itu semakin terjadi di mana langit secara perlahan menjadi gelap."Mas dokter mau makan? Atau mau minum? Dari tadi saya tawarin, tapi mas dokter nggak mau." Mia masih mencoba mencairkan suasana. Ia sendiri juga bingung harus melakukan apa. Ia tak tahu jika dokter yang Randi ajak, sangatlah pendiam."Nggak usah. Terima kasih." jawab sang dokter. Mia lagi-lagi hanya bisa tersenyum canggung.Mia masih mencoba menghubungi Kleo. Tapi nomor gadis itu tak bisa dihubungi. Susah sinyal atau bagaimana ,ia juga tak paham."Atau bagaimana kalau kita--"
Baca selengkapnya

5. Saling tatap

Pagi ini, Mia sudah bersih dengan dandanan cantiknya serta rambut terikat kuncir kuda. Ia mengenakan kaca mata yang tentu saja itu hanya untuk gaya. Dengan sedikit polesan bedak di wajah serta lipstik di bibir tipisnya, ia siap menyambut pagi dengan senyum manis.Hari ini Randi mengatakan ada penyuluhan. Ya walaupun hanya penyuluhan biasa dan lebih tepatnya pengenalan diri pada warga. Setidaknya ia tetap harus terlihat bersih, rapi dan wangi. Setidaknya ini usaha pertamanya untuk menggaet Adit, si dokter muda yang tampan.Jangan tanyakan betapa susahnya Mia tidur semalam. Mengingat hari ini saja ia harus memaksakan matanya untuk terpejam. Haaah, sepertinya ini akan jadi tantangan menarik untuk dirinya.Sedang asik berkaca, Mia dikejutkan dengan suara pintu kamar yang terbuka. Ia segera melirik ke belakang dan mendapati Kleo sedang berdiri sambil berkacak pinggang."Dari tadi belum selesai juga? Lo mau penyuluhan apa mau nikahan?" ejek Kleo.&n
Baca selengkapnya

Bab 6

pagi itu matahari baru saja muncul ke permukaan. cahaya mentari yang tak terlalu terang namun juga tak terlalu mendung membuat suasana pedesaan itu terasa begitu nyaman . aroma pepohonan yang menyejukkan serta kicauan burung yang menenangkan hati, membuat Siapa saja yang sedang butuh waktu sendiri, akan merasa begitu nyaman saat berada di sini. dan kenyamanan itu juga dirasakan oleh Mia. Gadis itu baru saja bangun dari tidurnya setelah seharian kemarin ia menghabiskan waktu untuk membantu acara bakti sosial. setelah mencuci muka dan menggosok gigi, Mia merapikan sedikit penampilannya sebelum ia keluar dari kamar dan bergabung dengan yang lain. dan sekarang di sinilah Mia, yaitu di tepian sungai kecil yang ada di ladang milik warga tak jauh dari penginapan. Ia sengaja jalan-jalan pagi untuk menikmati suasana pedesaan yang tak mungkin bisa ia dapatkan di Jakarta. Ia yakin hampir sembilan puluh persen dari Warga Jakarta menginginkan waktu yang seperti ini, melepaskan diri dari hiruk
Baca selengkapnya

7. Informasi Adit

Braakk! Mia terlonjak kaget saat sebuah buku terhempas di depannya. Ia baru saja akan menyuapi bakso yang baru saja ia pesan ke dalam mulutnya.Dengan kesal ia melihat siapa pelaku yang sudah mengganggu makan siangnya. Dan ternyata orang itu adalah Cleo sahabatnya sendiri."Lo apa-apaan sih Cleo?" teriak Mia kesal."Eiittss, jangan marah-marah dulu. Gue yakin lo bakalan ngucap syukur dan makasih ke gue waktu lo lihat apa yang ada dalam lembaran-lembaran kertas tersebut." ucap Cleo dengan PD nya.Mia menyipitkan matanya menatap Cleo curiga. "Lo habis nyolong ini dokumen di mana?""Ih! kok nyolong. Lo belum lihat isinya, tapi udah main tebak-tebakan aja. Mana ngatain gue nyolong lagi." kesalnya. Cleo meraih mangkuk bakso Mia dan tanpa permisi menyantap isinya dengan lahap. Sedangkan Mia, gadis itu meraih tumpukan kertas yang disatukan tersebut laku membukanya.Baru halaman pertama, Mia sudah dibuat melotot tak percaya."INFORMASI ADIT?" gumamnya pelan."Yuupp. Informasi Adit. Tepatnya
Baca selengkapnya

Chapter 8

HACHUUU!Entah bersin yang ke berapa yang sudah Mia keluarkan hari ini. Sejak pulang dari kampus hujan-hujanan kemarin, ia merasa tak enak badan. Saat bangun tadi pagi, tubuhnya terasa panas dingin dan hidungnya meler tanpa henti.Ia bahkan sudah membeli obat di warung dekat rumahnya namun tetap tak mempan sama sekali. Mungkin ini karena perjalanannya yang kini semakin jauh dari kampus ke tempat tinggalnya.Pasalnya sejak dua hari yang lalu Mia tidak tinggal bersama keluarga Omnya lagi. Ia memutuskan untuk menyewa satu apartemen kecil yang berada cukup jauh dari kampusnya namun dekat dari kediaman Adit.Paham kan sekarang? Kenapa Mia rela jauh dari kampusnya, padahal kediaman om nya jauh lebih dekat dari kampus.Semua itu karena Adit.Mia memasang jaket tebalnya. Ia bermaksud untuk pergi berobat ke klinik yang berjarak tak jauh dari apartemennya. Hanya itu yang bisa ia tempuh dengan berjalan kaki. Karena mobil yang ia punya sedang berada di bengkel.Jam masih menunjukkan pukul delapan
Baca selengkapnya

Chapter 9

Adit tiba di Klinik kembali. Ia baru saja mendapati kabar dari Tari jika Mia sudah sadar dari pingsannya. Dan kebetulan ia juga sudah selesai membeli makanan untuk gadis tersebut."Bagaimana Mia? Kamu sudah cek lagi kondisi dia?" tanya Adit.Tari mengangguk, "Sudah dokter. Semuanya sudah stabil. Pasien kini hanya mengeluhkan pusing." jawab Tari.Adit mengangguk paham. Setelah berterima kasih pada Tari, Adit langsung mendekati Mia yang sedang terbaring di ranjang yang ada di balik tirai.Saat ia membuka tirai tersebut, Mia yang tadi memejamkan mata langsung membuka matanya dan melihat siapa yang datang."Adit." panggilnya. Ia tersenyum lalu mencoba untuk duduk."Gimana kondisi lo?" tanya Adit sedikit dingin.Mia mengangguk ,"udah mendingan kok.""Baguslah kalau begitu. Jadi lo bisa pulang karena pasien lain juga ada." ucap Adit ketus.Mia seketika cemberut. "Bukannya tadi kau ingin mengantarkan aku pulang?" tanya Mia sembari mengangkat alisnya menggoda Adit."Itu tadi. Sekarang tidak l
Baca selengkapnya

Chapter 10

"Lo gila ya Mia. Gue pikir lo itu pindah ke sini juga karena tahu Adit praktek di klinik dekat apartemen lo." ucap Cleo saat gadis itu memasuki apartemen Mia."Ya nggak lah! Gue nggak tahu dia di sana. Lagian nih ya, lo tahu kan mobil gue lagi di bengkel. Ya pas kondisi begini, gue nyarinya yang terdekat.""Tapi masa lo udah nggak mempan make obat warung?""Ck!" Mia berjalan menuju lemari TV nya. Ia mengambil sesuatu di sana dan memperlihatkannya pada Cleo. "Nih! Lo lihat kan? Dari semalam gue minum ini tapi nggak mempan. Udah takdir gue kali harus ketemu Adit hari ini." celetuk Mia di akhir kalimatnya.Cleo mencibir, "Itu sih mau-mau lo aja." Cleo berbaring di sofa panjang ruang TV. Ia melihat ke arah Mia. Gadis itu menyimpan sarapan yang tadi Adit berikan padanya."Lo beneran nggak mau makan tu bubur?" Tanya Cleo kaget.Mia dengan senyum lebarnya langsung menggeleng, "Nggak." jawabnya singkat."Ih! Jorok banget sih lo, Mia.""Biarin. Kan letaknya juga dalam freezer, jadi nggak akan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status