Share

Chapter 8

Penulis: Rilla
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-04 12:44:30

HACHUUU!

Entah bersin yang ke berapa yang sudah Mia keluarkan hari ini. Sejak pulang dari kampus hujan-hujanan kemarin, ia merasa tak enak badan. Saat bangun tadi pagi, tubuhnya terasa panas dingin dan hidungnya meler tanpa henti.

Ia bahkan sudah membeli obat di warung dekat rumahnya namun tetap tak mempan sama sekali. Mungkin ini karena perjalanannya yang kini semakin jauh dari kampus ke tempat tinggalnya.

Pasalnya sejak dua hari yang lalu Mia tidak tinggal bersama keluarga Omnya lagi. Ia memutuskan untuk menyewa satu apartemen kecil yang berada cukup jauh dari kampusnya namun dekat dari kediaman Adit.

Paham kan sekarang? Kenapa Mia rela jauh dari kampusnya, padahal kediaman om nya jauh lebih dekat dari kampus.

Semua itu karena Adit.

Mia memasang jaket tebalnya. Ia bermaksud untuk pergi berobat ke klinik yang berjarak tak jauh dari apartemennya. Hanya itu yang bisa ia tempuh dengan berjalan kaki. Karena mobil yang ia punya sedang berada di bengkel.

Jam masih menunjukkan pukul delapan pagi, dan ia yakin klinik itu belum terlalu ramai pasien.

Dengan sedikit tertatih-tatih dan kepala serasa pusing, Mia berjalan terus menuju klinik tersebut sampai langkahnya memasuki pintu klinik.

"Ada yang bisa saya bantu mbak?" tanya seorang wanita berseragam perawat.

"Saya demam kak, dari tadi pagi nggak berhenti bersin dan muntah juga." ucap Mia dengan raut wajah yang semakin pucatnya.

Perawat tersebut mencatat semua data-data Mia yang diperlukan. Setelahnya ia memeriksa Mia dan meminta gadis itu berbaring.

"Mbak tunggu sebentar, dokter sebentar lagi datang." Ucap wanita tersebut yang diangguki oleh Mia.

Mia memejamkan matanya. Kepalanya sungguh pusing. Ia bahkan menghalangi wajahnya dari cahaya menggunakan hoodie jaket yang tadi ia pakai.

Sembari menunggu dokter, Mia memejamkan mata sampai suara seorang pria yang sedang bicara dengan seorang wanita terdengar di telinganya.

Si wanita tengah menceritakan keadaannya dan ia yakin, wanita itu bicara dengan dokter.

Dan benar saja, tirai yang menutupi ranjang Mia tiba-tiba terbuka.

"Permisi mbak, saya akan periksa sebentar."

Mia membuka kain yang menutup wajahnya dan betapa terkejutnya Mia saat ia melihat siapa dokter yang tengah berdiri di sampingnya. Dokter tersebut adalah Dokter Adit yang menjadi target incarannya untuk ia jadikan pendamping wisudanya sekaligus kekasihnya.

Sama halnya dengan Mia yang terkejut melihat keberadaan Adit, Adit pun mengeluarkan ekspresi yang sama saat melihat keberadaan Mia ada di klinik tempat ia praktek hari ini.

"Adit?" Panggil Mia kaget.

"Kamu Mia bukan? sepupunya Rendi?" tanya Adit yang langsung di iyakan oleh Mia.

Adit tak terlalu banyak bicara setelah ia memastikan jika itu benar Mia. Pria itu langsung mengecek keadaan gadis tersebut.

"Maaf saya pegang sedikit."ucap Adit kembali.

'Lama juga nggak apa-apa.' gumam Mia dalam hatinya.

Lalu pria tersebut menekan bagian perutnya yang membuat Mia langsung meringis kesakitan.

"Apa kau sudah makan?" tanya Adit.

Mia menggeleng jujur, "dari tadi pagi muntah terus." jawabnya lemas.

"Sehari ini sudah berapa kali?" tanya Adit lagi.

Mia tampak berpikir, "Kira-kira nyaris delapan kali." jawab Mia.

Adit mengangguk paham. Pria itu lalu memutar badannya dan pergi meninggalkan Mia.

"Gitu doang?" ucap Mia kehabisan kata-kata.

Ia paham Adit seorang dokter, tapi kenapa dingin seperti itu? Apalagi saat ini statusnya adalah pasien dari Adit. Apa ia harus berubah menjadi gadis penggoda agar Adit mau meliriknya? Secara pria banyak yang tertarik dengan gadis-gadis penggoda. Dan sangat jarang pria yang menolak gadis yang menggodanya.

Haaah! Mia. Sepertinya perjuanganmu masih panjang.

Asik bermonolog dengan pikirannya sendiri, Mia dikejutkan dengan kedatangan Adit kembali. Pria itu membawa resep yang harus Mia tebus di apotik dan lagi-lagi, Adit pergi begitu saja setelah pria itu menyerahkan kertas resepnya.

Mia menggigit bibir bawahnya kesal. Ia tak terima diperlakukan seperti ini oleh Adit.

Setidaknya beritahu apa sakitnya agar ia bisa berjaga-jaga setelah ini.

Mia mencoba untuk duduk dari berbaringnya dan turun dari tempat tidur. Dengan tertatih ia berjalan menuju perawat yang tadi melayaninya.

"Mana dokter Adit?" tanya Mia kesal.

Perawat tersebut menatap Mia dengan tatapan sedikit bingung.

"Ada apa ya mbak nyari dokter Adit? Apa ada hal penting yang--"

"Ih, jangan banyak basa-basi deh. Mana Adit."

Perawat tersebut memejamkan matanya sembari menghela nafas panjang dan membuka matanya lagi, "Mbak, saya harus tahu dulu kenapa mbak nyari dokter Adit? Karena pagi ini saya suster jaga, jadi--"

"Ada apa ini?" tanya Adit yang tiba-tiba keluar dari sebuah ruangan.

Mia yang melihat itu langsung berjalan cepat dan mendorong Adit masuk lagi ke dalam dan mengunci pintu saat mereka sudah di dalam sana.

"Apa-apaan ini?" bentak Adit kesal.

"Kamu yang apa-apaan. Aku sakit dan tanpa jelasin apa sakit aku, kamu tiba-tiba pergi dan balik lagi bawa resep obat. Kamu dokter atau bukan sih?" kesal Mia. Gadis itu menyentuh kepalanya yang mendadak kembali pusing.

Adit mendelik kesal. Ia berdecak lalu duduk di kursinya.

"Duduk lo!" perintah Adit.

Mia yang memang merasa kepalanya semakin sakit, memilih untuk menurut. Padahal nyatanya ia ingin sekali memarahi Adit lagi.

"Gue jelasin! pertama, lo gue kasih resep, lo mahasiswa otomatis lo bisa nanya ke apoteker di tempat lo tebus obat. Dan kedua, Sebanyak itu perawat di luar, dan lo mendadak jadi gadis bodoh yang tak tahu harus nanya fungsi obatnya buat apa?"

Mia merasa kalimat yang Adit keluarkan ada benarnya juga.

"Lo itu ngelakuin hal yang sia-sia tahu nggak. Tapi oke, gue bakal jelasin. Lo itu demam disertai asam lambung. Lo juga muntah cukup sering, tubuh lo panas sampai 39°C. Dalam resep yang gue kasih, ada obat penurun demam dan pereda sakit, obat buat magh lo dan vitamin penambah nafsu makan. Apa penjelasan gue cukup?" ucap Adit dengan wajah yang sudah kesal.

Ia tak habis pikir, pasien pertamanya adalah Mia dan gadis di hadapannya ini sangat menyebalkan.

Tapi bukannya Mia tinggal bersa Rendi? Ia masih ingat saat di acara Bakti Sosial, Rendi mengatakan jika Mia adalah sepupunya dan mereka tinggal satu rumah. Lalu kenapa gadis ini ada di apotik ini? Bukannya dari rumah Rendi ke apotik ini sangat jauh?.

Adit menatap wajah Mia yang meringis dan tangan Mia menyentuh perut. Sepertinya asam lambung gadis itu mulai bereaksi lagi.

Adit mengacak rambutnya kesal. Ia membuka jas dokternya dan memakau jaket yang tadi ia kenakan saat ke sini.

"Gue antar lo pulang!" titah Adit.

Mia sebenarnya terkejut dengan tawaran Adit, namun ia tak bisa bicara karena kepala dan perutnya sangat sakit.

Adit membantu Mia berdiri. Satu tangan Mia ia lingkarkan di lehernya dan tangannya sendiri ia lingkarkan di pinggang Mia. Ia membantu Mia berjalan. Namun saat Adit dan Mia sudah keluar dari ruangan pria tersebut, Mia mendadak tak sadarkan diri. Gadis itu terkulai lemah begitu saja, beruntung Adit sigap menangkap Mia. Jadilah tubuh gadis tersebut tak berbenturan dengan lantai.

"Shit! Ni cewek nyusahin banget." gerutu Adit.

"Tari, ambilin NaCL.!" perintah Adit pada perawat yang tadi bersitegang dengan Mia.

Sembari Tari pergi mengambil cairan infus tersebut, Adit menggendong tubuh Mia dan membawanya ke ruang yang tadi pertama kali Mia diperiksa dan membaringkannya di sana.

Adit segera memeriksa detak nadi Mia, "Ini dokter!"

Dengan sigap Adit memasangkan infus itu pada Mia. Setelah selesai, ia berpamitan pada Tari.

"Saya keluar sebentar. Hubungi saja kalau pasien sudah sadar!" perintah Adit.

"Baik dokter."

Setelahnya Adit pergi keluar dengan mobilnya. Ia ingin menghubungi Rendi namun ia takut terlalu ikut campaur. Ia tak tahu alasan Mia ada di klinik sejauh ini.

Dan satu lagi, ia tak ada hubungan apapun dengan Mia, jadi ia tak perlu repot mengurus gadis tersebut.

Hanya untuk kali ini ia akan bersabar.

Dan mencari sarapan yang lunak untuk gadis itu adalah pilihan pertamanya. Ia tak mau direpotkan terlalu lama oleh Mia. Karena semakin siang pasiennya akan semakin banyak.

*****

Bab terkait

  • Kekasih Taruhan   Chapter 9

    Adit tiba di Klinik kembali. Ia baru saja mendapati kabar dari Tari jika Mia sudah sadar dari pingsannya. Dan kebetulan ia juga sudah selesai membeli makanan untuk gadis tersebut."Bagaimana Mia? Kamu sudah cek lagi kondisi dia?" tanya Adit.Tari mengangguk, "Sudah dokter. Semuanya sudah stabil. Pasien kini hanya mengeluhkan pusing." jawab Tari.Adit mengangguk paham. Setelah berterima kasih pada Tari, Adit langsung mendekati Mia yang sedang terbaring di ranjang yang ada di balik tirai.Saat ia membuka tirai tersebut, Mia yang tadi memejamkan mata langsung membuka matanya dan melihat siapa yang datang."Adit." panggilnya. Ia tersenyum lalu mencoba untuk duduk."Gimana kondisi lo?" tanya Adit sedikit dingin.Mia mengangguk ,"udah mendingan kok.""Baguslah kalau begitu. Jadi lo bisa pulang karena pasien lain juga ada." ucap Adit ketus.Mia seketika cemberut. "Bukannya tadi kau ingin mengantarkan aku pulang?" tanya Mia sembari mengangkat alisnya menggoda Adit."Itu tadi. Sekarang tidak l

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-05
  • Kekasih Taruhan   Chapter 10

    "Lo gila ya Mia. Gue pikir lo itu pindah ke sini juga karena tahu Adit praktek di klinik dekat apartemen lo." ucap Cleo saat gadis itu memasuki apartemen Mia."Ya nggak lah! Gue nggak tahu dia di sana. Lagian nih ya, lo tahu kan mobil gue lagi di bengkel. Ya pas kondisi begini, gue nyarinya yang terdekat.""Tapi masa lo udah nggak mempan make obat warung?""Ck!" Mia berjalan menuju lemari TV nya. Ia mengambil sesuatu di sana dan memperlihatkannya pada Cleo. "Nih! Lo lihat kan? Dari semalam gue minum ini tapi nggak mempan. Udah takdir gue kali harus ketemu Adit hari ini." celetuk Mia di akhir kalimatnya.Cleo mencibir, "Itu sih mau-mau lo aja." Cleo berbaring di sofa panjang ruang TV. Ia melihat ke arah Mia. Gadis itu menyimpan sarapan yang tadi Adit berikan padanya."Lo beneran nggak mau makan tu bubur?" Tanya Cleo kaget.Mia dengan senyum lebarnya langsung menggeleng, "Nggak." jawabnya singkat."Ih! Jorok banget sih lo, Mia.""Biarin. Kan letaknya juga dalam freezer, jadi nggak akan

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-08
  • Kekasih Taruhan   Chapter 11

    Mia mendadak jadi gadis yang nekat. Ia tak tahu entah dari mana keberanian ini ia dapatkan. Walaupun ancaman selalu datang dari Adit dan pria itu mengatakan jika akan terjadi sesuatu pada dirinya jika ia tak juga mau menjauh dari pria tersebut, namun ia tak peduli sama sekali. Ia ingin mendekati Adit. Dan ini kesempatan langka yang sangat sulit ia temukan. "Pulang lo!" perintah Adit lagi namun Mia lagi-lagi menggeleng. Adit berdecak kesal. Ia tak habis pikir, kenapa Mia bisa seperti ini. Rendi yang notabennya sepupu Mia tak punya kelakuan segila ini."Biarin aku masuk ya. Please.!" "Ngapain? Buat apa? Lo cuma bakaln gangguin gue. Dan satu lagi, gue nggak suka orang asing ngacak-ngacak rumah gue." ucap Adit dingin lalu kembali melanjutkan perjalanannya menuju pintu masuk ruang apartemen Adit."Nggak bakalan ganggu kok Adit. Mia janji. Beneran deh. Mia di tempat Adit cuma sampai Mia di telpon sama teman Mia itu."Adit mengehela nafas dengan kengeyelan Mia. "Ya sudah! Sini HP lo!" ad

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-12
  • Kekasih Taruhan   Chapter 12

    Mia terdiam memucat. Apa yang baru saja ia lihat membuatnya langsung tertegun dan takut.Adit gila!Batinnya merutuk kasar. Kenapa pria itu bisa segegabah ini. Hal yang tak harus ia lihat sekarang terlihat dan ini pertama kalinya ia melihatnya secara nyata di depan mata.Mia masih berjongkok meringkuk di lantai kamar Adit. Ia tak berani membuka matanya hanya untuk sekedar melihat apa yang sedang terjadi. Sedangkan Adit, pria itu sudah selesai berpakaian rapi. Ia menatap tajam Mia. Kenekatan Mia masuk ke dalam kamarnya yang tentu saja menjadi ruang pribadinya tak bisa ditoleransi begitu saja. Mia sudah merusak peraturan yang ia buat untuk ruang pribadinya sendiri.Adit menghentikan langkahnya di hadapan Mia. Gadis itu masih terlihat menunduk dan tak mau menengadah ke atas."Oi!" Adit menendangkan kakinya pelan pada kaki Mia."Oi!" ulangnya lagi, namun Mia menggeleng."Pakai bajumu dulu. Aku--""Angkat kepala lo!" perintah Adit.Mia masih ragu, namun perlahan ia mencoba mengangkat kepa

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-29
  • Kekasih Taruhan   Chapter 13

    "Lo paham siapa yang gue bicarain?"Dengan santai Bimo mengangguk. Mia lagi-lagi dibuat bingung. Dari mana Bimo paham? Dari mana Bimo tahu? Ia kan tak mengatakan siapa namanya."Siapa orangnya?" tanya Mia lagi dengan raut wajah sedikit bingung.Lagi-lagi Bimo mengangguk. "Udahlah Mia, gue tahu siapa yang lo bicarain. Lo pikir, di apartemen yang lo datangi tadi itu banyak pemiliknya apa. Cuma ada empat orang Mia."Mia terdiam. Ia kesusahan menelan ludahnya sendiri. "Si--siapa orangnya?" tanya Mia lagi yang memaksa Bimo untuk menyebutkan siapa tadi yang dimaksud."Haaah, dalam apartemen itu hanya ada empat penghuni. Dan tiga penghuni lainnya sudah berkeluarga, Mia. Cuma Adit yang masih sendiri. Apa lo tetap ingin gue sebutin siapa orangnya?" Mia langsung menggeleng kuat. Ia tak tahu bagaimana cara menyembunyikan dirinya dari Bimo. Ternyata Bimo kenal Adit.Melihat reaksi Mia, Bimo langsung terkikik. "Santai saja Mia. Jika incaran lo adalah Adit, gue dukung lo."Bimo menyamankan duduk

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-06
  • Kekasih Taruhan   Chapter 14

    Mia berdiri di depan kasir dan mengantri. Setidaknya ada satu orang lagi di depannya sebelum tiba gilirannya untuk membayar semua barang yang tadi ia pilih.Sembari menunggu, Mia memainkan kuku-kuku jari tangannya sembari mengecek kutek yang baru ia pasang semalam. Sesekali ia melirik ke sekelilingnya dan kembali melihat kuku tangannya sampai tiba gilirannya untuk membayar.Mia maju ke depan kasir dan meletakkan semua barang belanjaannya di atas meja kasir untuk dihitung.Mia kembali melirik ke sana ke mari, namun lirikannya terhenti pada sebuah resto yang menjual berbagai makanan khas Korea. Namun bukan tempat makannya yang Mia perhatikan, melainkan pengunjung yang sedang makan di sana.Ia bisa melihat dengan jelas, Adit di sana sedang makan dan jangan lupakan soal seorang perempuan yang duduk di hadapan Adit. Mereka makan sambil bercanda.What?Mia mendadak panas. Ia langsung melirik belanjaannya yang ternyata sudah selesai dihitung. Ia segera mengeluarkan kartu debit nya dan membay

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • Kekasih Taruhan   Chapter 15

    "Oh my-- Mia, lo cantik banget. Ada gerangan apa nih lo dandan gini?" Mia yang dipuji hanya senyum-senyum manis. Ia tak percaya hasil tangannya hari ini akan membuatnya dipuji oleh sahabat satu-satunya ini."Lo bisa aja Cleo.""Gue serius Mia." Cleo menatap Mia curiga, "Apa jangan-jangan..""Jangan-jangan apa?""Jangan-jangan lo udah punya pacar ya? Hayoooo,ngaku looo--""Ih, apaan sih Cle. Ya nggak lah. Gue masih jomblo tulen.""Lah trus buat siapa lo dandan begini?"Mia kembali tersipu. "Sebenarnya gue dandan begini mau nanya sama lo. Menurut lo kalau gue begini, apa aneh?"Cleo nyaris tergelak, "Ya nggak lah. Justru bagus banget kalau lo mau. Cantik banget lho. Mana stylenta juga oke banget." ucap Cleo sembari memperhatikan Mia dari atas sampai bawah. "Pokoknya, gimanapun penampilan lo, lo harus tetap jadi diri lo sendiri. Gue tahunya seorang Mia itu nyablak dan blak-blakan. Jangan rubah sikap lo. Paham?"Mia mengangguk. "Siyap bos. Gue paham. Mia tetaplah Mia. Sebaik apapun danda

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-15
  • Kekasih Taruhan   1. Chapter Satu

    Kata orang, akan ada pelangi setelah hujan.Namun kenapa pelangi itu tak muncul jika ada aku?*****Aroma dedaunan yang saling menyapa diantara mereka membuat banyak pengunjung di Amora Park merasa sangat nyaman. Apalagi suara aliran air sungai kecil yang menyapa gendang telinga pengunjung, sungguh itu adalah sebuah kenikmatan yang tak bisa digantikan dengan yang lain.Aku, Mia.Sudah hampir satu setengah jam aku di sini, dan tak ada sedikitpun keinginanku untuk pulang. Tempat ini menjadi tempat paling favorit bagiku jika aku sedang berada di sekitaran kampus. Pasalnya tempat ini berada tak jauh dari kampus tempatku menuntut ilmu, GREEN University. Dan keberadaan taman ini di tengah-tengah kota Jakarta cukup membantu mereka yang ingin menenangkan diri dan menghirup udara segar.Di dalam taman, ada banyak sekali bangku taman yang disediakan pemerintah kota. Dan hampir di setiap ba

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-03

Bab terbaru

  • Kekasih Taruhan   Chapter 15

    "Oh my-- Mia, lo cantik banget. Ada gerangan apa nih lo dandan gini?" Mia yang dipuji hanya senyum-senyum manis. Ia tak percaya hasil tangannya hari ini akan membuatnya dipuji oleh sahabat satu-satunya ini."Lo bisa aja Cleo.""Gue serius Mia." Cleo menatap Mia curiga, "Apa jangan-jangan..""Jangan-jangan apa?""Jangan-jangan lo udah punya pacar ya? Hayoooo,ngaku looo--""Ih, apaan sih Cle. Ya nggak lah. Gue masih jomblo tulen.""Lah trus buat siapa lo dandan begini?"Mia kembali tersipu. "Sebenarnya gue dandan begini mau nanya sama lo. Menurut lo kalau gue begini, apa aneh?"Cleo nyaris tergelak, "Ya nggak lah. Justru bagus banget kalau lo mau. Cantik banget lho. Mana stylenta juga oke banget." ucap Cleo sembari memperhatikan Mia dari atas sampai bawah. "Pokoknya, gimanapun penampilan lo, lo harus tetap jadi diri lo sendiri. Gue tahunya seorang Mia itu nyablak dan blak-blakan. Jangan rubah sikap lo. Paham?"Mia mengangguk. "Siyap bos. Gue paham. Mia tetaplah Mia. Sebaik apapun danda

  • Kekasih Taruhan   Chapter 14

    Mia berdiri di depan kasir dan mengantri. Setidaknya ada satu orang lagi di depannya sebelum tiba gilirannya untuk membayar semua barang yang tadi ia pilih.Sembari menunggu, Mia memainkan kuku-kuku jari tangannya sembari mengecek kutek yang baru ia pasang semalam. Sesekali ia melirik ke sekelilingnya dan kembali melihat kuku tangannya sampai tiba gilirannya untuk membayar.Mia maju ke depan kasir dan meletakkan semua barang belanjaannya di atas meja kasir untuk dihitung.Mia kembali melirik ke sana ke mari, namun lirikannya terhenti pada sebuah resto yang menjual berbagai makanan khas Korea. Namun bukan tempat makannya yang Mia perhatikan, melainkan pengunjung yang sedang makan di sana.Ia bisa melihat dengan jelas, Adit di sana sedang makan dan jangan lupakan soal seorang perempuan yang duduk di hadapan Adit. Mereka makan sambil bercanda.What?Mia mendadak panas. Ia langsung melirik belanjaannya yang ternyata sudah selesai dihitung. Ia segera mengeluarkan kartu debit nya dan membay

  • Kekasih Taruhan   Chapter 13

    "Lo paham siapa yang gue bicarain?"Dengan santai Bimo mengangguk. Mia lagi-lagi dibuat bingung. Dari mana Bimo paham? Dari mana Bimo tahu? Ia kan tak mengatakan siapa namanya."Siapa orangnya?" tanya Mia lagi dengan raut wajah sedikit bingung.Lagi-lagi Bimo mengangguk. "Udahlah Mia, gue tahu siapa yang lo bicarain. Lo pikir, di apartemen yang lo datangi tadi itu banyak pemiliknya apa. Cuma ada empat orang Mia."Mia terdiam. Ia kesusahan menelan ludahnya sendiri. "Si--siapa orangnya?" tanya Mia lagi yang memaksa Bimo untuk menyebutkan siapa tadi yang dimaksud."Haaah, dalam apartemen itu hanya ada empat penghuni. Dan tiga penghuni lainnya sudah berkeluarga, Mia. Cuma Adit yang masih sendiri. Apa lo tetap ingin gue sebutin siapa orangnya?" Mia langsung menggeleng kuat. Ia tak tahu bagaimana cara menyembunyikan dirinya dari Bimo. Ternyata Bimo kenal Adit.Melihat reaksi Mia, Bimo langsung terkikik. "Santai saja Mia. Jika incaran lo adalah Adit, gue dukung lo."Bimo menyamankan duduk

  • Kekasih Taruhan   Chapter 12

    Mia terdiam memucat. Apa yang baru saja ia lihat membuatnya langsung tertegun dan takut.Adit gila!Batinnya merutuk kasar. Kenapa pria itu bisa segegabah ini. Hal yang tak harus ia lihat sekarang terlihat dan ini pertama kalinya ia melihatnya secara nyata di depan mata.Mia masih berjongkok meringkuk di lantai kamar Adit. Ia tak berani membuka matanya hanya untuk sekedar melihat apa yang sedang terjadi. Sedangkan Adit, pria itu sudah selesai berpakaian rapi. Ia menatap tajam Mia. Kenekatan Mia masuk ke dalam kamarnya yang tentu saja menjadi ruang pribadinya tak bisa ditoleransi begitu saja. Mia sudah merusak peraturan yang ia buat untuk ruang pribadinya sendiri.Adit menghentikan langkahnya di hadapan Mia. Gadis itu masih terlihat menunduk dan tak mau menengadah ke atas."Oi!" Adit menendangkan kakinya pelan pada kaki Mia."Oi!" ulangnya lagi, namun Mia menggeleng."Pakai bajumu dulu. Aku--""Angkat kepala lo!" perintah Adit.Mia masih ragu, namun perlahan ia mencoba mengangkat kepa

  • Kekasih Taruhan   Chapter 11

    Mia mendadak jadi gadis yang nekat. Ia tak tahu entah dari mana keberanian ini ia dapatkan. Walaupun ancaman selalu datang dari Adit dan pria itu mengatakan jika akan terjadi sesuatu pada dirinya jika ia tak juga mau menjauh dari pria tersebut, namun ia tak peduli sama sekali. Ia ingin mendekati Adit. Dan ini kesempatan langka yang sangat sulit ia temukan. "Pulang lo!" perintah Adit lagi namun Mia lagi-lagi menggeleng. Adit berdecak kesal. Ia tak habis pikir, kenapa Mia bisa seperti ini. Rendi yang notabennya sepupu Mia tak punya kelakuan segila ini."Biarin aku masuk ya. Please.!" "Ngapain? Buat apa? Lo cuma bakaln gangguin gue. Dan satu lagi, gue nggak suka orang asing ngacak-ngacak rumah gue." ucap Adit dingin lalu kembali melanjutkan perjalanannya menuju pintu masuk ruang apartemen Adit."Nggak bakalan ganggu kok Adit. Mia janji. Beneran deh. Mia di tempat Adit cuma sampai Mia di telpon sama teman Mia itu."Adit mengehela nafas dengan kengeyelan Mia. "Ya sudah! Sini HP lo!" ad

  • Kekasih Taruhan   Chapter 10

    "Lo gila ya Mia. Gue pikir lo itu pindah ke sini juga karena tahu Adit praktek di klinik dekat apartemen lo." ucap Cleo saat gadis itu memasuki apartemen Mia."Ya nggak lah! Gue nggak tahu dia di sana. Lagian nih ya, lo tahu kan mobil gue lagi di bengkel. Ya pas kondisi begini, gue nyarinya yang terdekat.""Tapi masa lo udah nggak mempan make obat warung?""Ck!" Mia berjalan menuju lemari TV nya. Ia mengambil sesuatu di sana dan memperlihatkannya pada Cleo. "Nih! Lo lihat kan? Dari semalam gue minum ini tapi nggak mempan. Udah takdir gue kali harus ketemu Adit hari ini." celetuk Mia di akhir kalimatnya.Cleo mencibir, "Itu sih mau-mau lo aja." Cleo berbaring di sofa panjang ruang TV. Ia melihat ke arah Mia. Gadis itu menyimpan sarapan yang tadi Adit berikan padanya."Lo beneran nggak mau makan tu bubur?" Tanya Cleo kaget.Mia dengan senyum lebarnya langsung menggeleng, "Nggak." jawabnya singkat."Ih! Jorok banget sih lo, Mia.""Biarin. Kan letaknya juga dalam freezer, jadi nggak akan

  • Kekasih Taruhan   Chapter 9

    Adit tiba di Klinik kembali. Ia baru saja mendapati kabar dari Tari jika Mia sudah sadar dari pingsannya. Dan kebetulan ia juga sudah selesai membeli makanan untuk gadis tersebut."Bagaimana Mia? Kamu sudah cek lagi kondisi dia?" tanya Adit.Tari mengangguk, "Sudah dokter. Semuanya sudah stabil. Pasien kini hanya mengeluhkan pusing." jawab Tari.Adit mengangguk paham. Setelah berterima kasih pada Tari, Adit langsung mendekati Mia yang sedang terbaring di ranjang yang ada di balik tirai.Saat ia membuka tirai tersebut, Mia yang tadi memejamkan mata langsung membuka matanya dan melihat siapa yang datang."Adit." panggilnya. Ia tersenyum lalu mencoba untuk duduk."Gimana kondisi lo?" tanya Adit sedikit dingin.Mia mengangguk ,"udah mendingan kok.""Baguslah kalau begitu. Jadi lo bisa pulang karena pasien lain juga ada." ucap Adit ketus.Mia seketika cemberut. "Bukannya tadi kau ingin mengantarkan aku pulang?" tanya Mia sembari mengangkat alisnya menggoda Adit."Itu tadi. Sekarang tidak l

  • Kekasih Taruhan   Chapter 8

    HACHUUU!Entah bersin yang ke berapa yang sudah Mia keluarkan hari ini. Sejak pulang dari kampus hujan-hujanan kemarin, ia merasa tak enak badan. Saat bangun tadi pagi, tubuhnya terasa panas dingin dan hidungnya meler tanpa henti.Ia bahkan sudah membeli obat di warung dekat rumahnya namun tetap tak mempan sama sekali. Mungkin ini karena perjalanannya yang kini semakin jauh dari kampus ke tempat tinggalnya.Pasalnya sejak dua hari yang lalu Mia tidak tinggal bersama keluarga Omnya lagi. Ia memutuskan untuk menyewa satu apartemen kecil yang berada cukup jauh dari kampusnya namun dekat dari kediaman Adit.Paham kan sekarang? Kenapa Mia rela jauh dari kampusnya, padahal kediaman om nya jauh lebih dekat dari kampus.Semua itu karena Adit.Mia memasang jaket tebalnya. Ia bermaksud untuk pergi berobat ke klinik yang berjarak tak jauh dari apartemennya. Hanya itu yang bisa ia tempuh dengan berjalan kaki. Karena mobil yang ia punya sedang berada di bengkel.Jam masih menunjukkan pukul delapan

  • Kekasih Taruhan   7. Informasi Adit

    Braakk! Mia terlonjak kaget saat sebuah buku terhempas di depannya. Ia baru saja akan menyuapi bakso yang baru saja ia pesan ke dalam mulutnya.Dengan kesal ia melihat siapa pelaku yang sudah mengganggu makan siangnya. Dan ternyata orang itu adalah Cleo sahabatnya sendiri."Lo apa-apaan sih Cleo?" teriak Mia kesal."Eiittss, jangan marah-marah dulu. Gue yakin lo bakalan ngucap syukur dan makasih ke gue waktu lo lihat apa yang ada dalam lembaran-lembaran kertas tersebut." ucap Cleo dengan PD nya.Mia menyipitkan matanya menatap Cleo curiga. "Lo habis nyolong ini dokumen di mana?""Ih! kok nyolong. Lo belum lihat isinya, tapi udah main tebak-tebakan aja. Mana ngatain gue nyolong lagi." kesalnya. Cleo meraih mangkuk bakso Mia dan tanpa permisi menyantap isinya dengan lahap. Sedangkan Mia, gadis itu meraih tumpukan kertas yang disatukan tersebut laku membukanya.Baru halaman pertama, Mia sudah dibuat melotot tak percaya."INFORMASI ADIT?" gumamnya pelan."Yuupp. Informasi Adit. Tepatnya

DMCA.com Protection Status