Share

Bab 6

Penulis: Rilla
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-13 12:09:35

pagi itu matahari baru saja muncul ke permukaan. cahaya mentari yang tak terlalu terang namun juga tak terlalu mendung membuat suasana pedesaan itu terasa begitu nyaman .

aroma pepohonan yang menyejukkan serta kicauan burung yang menenangkan hati, membuat Siapa saja yang sedang butuh waktu sendiri, akan merasa begitu nyaman saat berada di sini.

dan kenyamanan itu juga dirasakan oleh Mia. Gadis itu baru saja bangun dari tidurnya setelah seharian kemarin ia menghabiskan waktu untuk membantu acara bakti sosial.

setelah mencuci muka dan menggosok gigi, Mia merapikan sedikit penampilannya sebelum ia keluar dari kamar dan bergabung dengan yang lain.

dan sekarang di sinilah Mia, yaitu di tepian sungai kecil yang ada di ladang milik warga tak jauh dari penginapan. Ia sengaja jalan-jalan pagi untuk menikmati suasana pedesaan yang tak mungkin bisa ia dapatkan di Jakarta.

Ia yakin hampir sembilan puluh persen dari Warga Jakarta menginginkan waktu yang seperti ini, melepaskan diri dari hiruk pikuk pekerjaan dan juga melemaskan otot-otot dan saraf yang tegang karena terlalu sibuk dengan urusan mereka yang ada di Jakarta.

bahkan keadaan di sini bisa dikatakan 180 derajat berbanding terbalik dengan Jakarta. di sini Yang ada hanyalah asap dari pembakaran jerami yang dilakukan oleh para petani bukan dari asap kendaraan yang sudah berkeliaran walaupun hari masih pagi.

saat asyik menikmati udara paginya, Mia dikejutkan dengan kehadiran Adit yang tiba-tiba muncul dari arah belakang. pantas saja saat tadi di Villa ia tak melihat Adit sama sekali, ternyata pria itu sedang olahraga pagi. dan lagi-lagi di sebelah Adit Ia kembali melihat banyak gadis-gadis yang juga ikut berlari.

Ia yakin para Gadis itu Tujuan sebenarnya bukanlah untuk olahraga, melainkan untuk menggoda dokter muda tersebut.

melihat semua itu, Mia mencoba untuk tak terlalu peduli. ia lebih memilih untuk menikmati udara paginya daripada melihat sesuatu yang akan membuat hatinya memanas.

dan benar saja, ia sama sekali tak menyapa Adit walaupun pria itu sudah tersenyum padanya lebih dulu. Mia bahkan hanya mengangguk sedikit untuk membalas senyuman Adit padanya. sampai Adit hilang dari pandangannya.

"cih! Dasar cewek kegatelan! nggak bisa lihat yang bening dikit aja langsung gatel tuh badan." gerutu Mia dengan kesal.

Ia tak tahu Kenapa ia bisa sekesal ini melihat Anggun, Laras dan yang lainnya bisa tertawa dengan lepas bersama Adit, sedangkan dirinya bahkan untuk bicara dengan Adit saja ia tak bisa.

Entahlah ia sendiri tak tahu apa yang terjadi dengan dirinya. yang jelas ia tak mempunyai keberanian untuk itu.

Mungkin karena ia yang selama ini cuek dengan lawan jenis dan tak terlalu peduli, jadilah sekarang ia tak tahu Bagaimana caranya mendekati lawan jenisnya.

Mia mendadak Tak semangat lagi pagi itu, hasilnya ia memutuskan untuk kembali ke Villa dan bersiap-siap untuk menyiapkan acara bakti sosial, apalagi Hari ini adalah hari penutupan mereka.

~

Jam sudah menunjukkan pukul 09.00 malam, di mana banyak dari panitia bakti sosial, sudah masuk ke kamar mereka masing-masing untuk membereskan semua barang-barang bawaan mereka selama mereka ada di Puncak.

karena besok mereka diharuskan untuk kembali lagi ke Jakarta setelah satu minggu Mereka menyelesaikan tugas bakti sosial mereka di Puncak.

sebenarnya semua anggota berpikir jika acara mereka akan memakan waktu satu minggu lebih, ternyata Mereka salah, karena semua selesai dalam waktu satu minggu saja dan data-data yang diinginkan pun sudah terkumpul dengan lengkap.

termasuk dengan Cleo dan Mia, setelah acara penutupan tadi selesai dilakukan, mereka pun langsung masuk ke kamar untuk merapikan semua barang-barang.

"sudah hari terakhir kita di sini, dan lo juga belum ada kemajuan sama sekali Mia?" tanya Cleo saat Gadis itu keluar dari kamar mandi.

Mia berdecak seketika. "ini nggak semudah yang lo bayangin Cleo. deketin Adit itu susahnya minta ampun."

"susah dari mana? dia banyak kok waktu senggang gua lihat!" ucap Cleo.

"iya, tapi lu lihat kan, banyak banget cewek yang deketin dia. belum lagi Anggun, terus Laras siapa lagi itu yang centil-centil itu."

"ya Lu harus maju juga kayak gitu, "

"dan lu pikir itu mudah?"

"makanya usaha! Katanya mau cari jodoh. Katanya mau cari pendamping buat wisuda. udah ada di depan mata, buat deketin doang lu susahnya minta ampun!"

Mia mendelik Jengah, "lu bisa diam nggak Cleo? gue lagi mikir gimana caranya."

"Lu Telat kalau mikir sekarang. Besok pagi kita udah mau pulang dan Lagian Adit juga udah mau pulang malam ini."

mendengar ucapan Cleo Mia pun seketika terkejut . "seriusan loh?" tanya Mia. ia yang saat itu sedang mengeringkan rambutnya menggunakan mesin pengering rambut, langsung mematikan mesin tersebut dan duduk di atas tempat tidur di mana Cleo juga duduk di sana.

dengan santainya Cleo mengangguk ,"seriusan gue. barusan Gue denger Adit ngomong sama Randy kalau malam ini, itu dokter mau pulang. katanya besok ada kerjaan lagi. jadi kesempatan lo selesai." ucap Cleo membuat Mia seketika cemberut.

"terus gue gimana dong?"

"Gimana apanya? ya Salah lo. udah ada waktu seminggu dan lu sia-siain gitu aja."

" tapi kesempatan buat deketin Adit itu susah Cleo."

"susah karena lo yang nggak usah."

"Ya sekarang gue nanya sama lo, sekarang gue mesti gimana? di sini juga udah nggak bisa." tanya Mia dengan wajah sedikit frustasi, "mana Gue nggak tahu lagi alamat dia." lanjutnya.

Cleo menatap sahabatnya tersebut dengan Tatapan yang sulit dibaca . sebenarnya dalam benak Cleo saat ini adalah cara untuk mendapatkan alamat Adit tanpa bertanya pada Randi yang tentu saja Randi pasti tahu di mana Adit tinggal dan di mana Adit prakte, tapi pria itu pasti akan curiga Jika ia menanyakan tentang Adit padanya.

"caranya sih cuma satu. besok saat kita sampai di Jakarta, gue coba cari tahu deh di mana Adit praktek dan di mana pria itu tinggal. tapi lu janji sama gue, setelah gue nemu informasi tentang Adit, lu nggak boleh lengah lagi. lo harus ikutin semua aturan main yang gue buat, buat lo setelah ini!" ucap Cleo tegas.

awalnya Mia ragu namun akhirnya Gadis itu menyetujui apa yang Cleo minta padanya. toh setelah mereka sampai di Jakarta, Adit juga tak akan berhubungan lagi dengan Anggun Laras dan yang lainnya. dan ia bisa menggunakan kesempatan tersebut untuk mengejar Adit dan menjadikan pria itu sebagai kekasihnya karena dalam benak Mia punya pacar dokter itu sepertinya menyenangkan. terlebih dari tujuan utamanya yaitu menjadikan Adit pendamping wisudanya.

~

seperti acara yang sudah mereka tutup semalam, pagi ini mereka akan bersiap-siap untuk kembali ke Jakarta.

dalam rombongan tersebut, Adit sudah tak terlihat lagi lantaran pria itu sudah kembali ke Jakarta lebih dulu tadi malam dengan mobil pribadi Adit sendiri.

Mia masuk ke dalam bus yang akan membawanya ke Jakarta dengan tidak semangatnya. walaupun Cleo sudah berjanji untuk membantunya Sesampai di Jakarta Nanti, namun ia masih merasa kesal dengan dirinya sendiri lantaran ia menghilangkan kesempatan yang jelas-jelas sudah ada di depan mata.

"udah! nanti sampai Jakarta kita usaha lagi." ucap Cleo memberinya semangat.

walaupun begitu, perjalanan kali ini menuju Jakarta tak semeriah perjalanan saat ia pergi bahkan saat ia sudah sampai di rumahnya.

Mia masih saja kesal dengan dirinya sendiri.

~

(Bersambung)

Bab terkait

  • Kekasih Taruhan   7. Informasi Adit

    Braakk! Mia terlonjak kaget saat sebuah buku terhempas di depannya. Ia baru saja akan menyuapi bakso yang baru saja ia pesan ke dalam mulutnya.Dengan kesal ia melihat siapa pelaku yang sudah mengganggu makan siangnya. Dan ternyata orang itu adalah Cleo sahabatnya sendiri."Lo apa-apaan sih Cleo?" teriak Mia kesal."Eiittss, jangan marah-marah dulu. Gue yakin lo bakalan ngucap syukur dan makasih ke gue waktu lo lihat apa yang ada dalam lembaran-lembaran kertas tersebut." ucap Cleo dengan PD nya.Mia menyipitkan matanya menatap Cleo curiga. "Lo habis nyolong ini dokumen di mana?""Ih! kok nyolong. Lo belum lihat isinya, tapi udah main tebak-tebakan aja. Mana ngatain gue nyolong lagi." kesalnya. Cleo meraih mangkuk bakso Mia dan tanpa permisi menyantap isinya dengan lahap. Sedangkan Mia, gadis itu meraih tumpukan kertas yang disatukan tersebut laku membukanya.Baru halaman pertama, Mia sudah dibuat melotot tak percaya."INFORMASI ADIT?" gumamnya pelan."Yuupp. Informasi Adit. Tepatnya

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-13
  • Kekasih Taruhan   Chapter 8

    HACHUUU!Entah bersin yang ke berapa yang sudah Mia keluarkan hari ini. Sejak pulang dari kampus hujan-hujanan kemarin, ia merasa tak enak badan. Saat bangun tadi pagi, tubuhnya terasa panas dingin dan hidungnya meler tanpa henti.Ia bahkan sudah membeli obat di warung dekat rumahnya namun tetap tak mempan sama sekali. Mungkin ini karena perjalanannya yang kini semakin jauh dari kampus ke tempat tinggalnya.Pasalnya sejak dua hari yang lalu Mia tidak tinggal bersama keluarga Omnya lagi. Ia memutuskan untuk menyewa satu apartemen kecil yang berada cukup jauh dari kampusnya namun dekat dari kediaman Adit.Paham kan sekarang? Kenapa Mia rela jauh dari kampusnya, padahal kediaman om nya jauh lebih dekat dari kampus.Semua itu karena Adit.Mia memasang jaket tebalnya. Ia bermaksud untuk pergi berobat ke klinik yang berjarak tak jauh dari apartemennya. Hanya itu yang bisa ia tempuh dengan berjalan kaki. Karena mobil yang ia punya sedang berada di bengkel.Jam masih menunjukkan pukul delapan

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-04
  • Kekasih Taruhan   Chapter 9

    Adit tiba di Klinik kembali. Ia baru saja mendapati kabar dari Tari jika Mia sudah sadar dari pingsannya. Dan kebetulan ia juga sudah selesai membeli makanan untuk gadis tersebut."Bagaimana Mia? Kamu sudah cek lagi kondisi dia?" tanya Adit.Tari mengangguk, "Sudah dokter. Semuanya sudah stabil. Pasien kini hanya mengeluhkan pusing." jawab Tari.Adit mengangguk paham. Setelah berterima kasih pada Tari, Adit langsung mendekati Mia yang sedang terbaring di ranjang yang ada di balik tirai.Saat ia membuka tirai tersebut, Mia yang tadi memejamkan mata langsung membuka matanya dan melihat siapa yang datang."Adit." panggilnya. Ia tersenyum lalu mencoba untuk duduk."Gimana kondisi lo?" tanya Adit sedikit dingin.Mia mengangguk ,"udah mendingan kok.""Baguslah kalau begitu. Jadi lo bisa pulang karena pasien lain juga ada." ucap Adit ketus.Mia seketika cemberut. "Bukannya tadi kau ingin mengantarkan aku pulang?" tanya Mia sembari mengangkat alisnya menggoda Adit."Itu tadi. Sekarang tidak l

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-05
  • Kekasih Taruhan   Chapter 10

    "Lo gila ya Mia. Gue pikir lo itu pindah ke sini juga karena tahu Adit praktek di klinik dekat apartemen lo." ucap Cleo saat gadis itu memasuki apartemen Mia."Ya nggak lah! Gue nggak tahu dia di sana. Lagian nih ya, lo tahu kan mobil gue lagi di bengkel. Ya pas kondisi begini, gue nyarinya yang terdekat.""Tapi masa lo udah nggak mempan make obat warung?""Ck!" Mia berjalan menuju lemari TV nya. Ia mengambil sesuatu di sana dan memperlihatkannya pada Cleo. "Nih! Lo lihat kan? Dari semalam gue minum ini tapi nggak mempan. Udah takdir gue kali harus ketemu Adit hari ini." celetuk Mia di akhir kalimatnya.Cleo mencibir, "Itu sih mau-mau lo aja." Cleo berbaring di sofa panjang ruang TV. Ia melihat ke arah Mia. Gadis itu menyimpan sarapan yang tadi Adit berikan padanya."Lo beneran nggak mau makan tu bubur?" Tanya Cleo kaget.Mia dengan senyum lebarnya langsung menggeleng, "Nggak." jawabnya singkat."Ih! Jorok banget sih lo, Mia.""Biarin. Kan letaknya juga dalam freezer, jadi nggak akan

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-08
  • Kekasih Taruhan   Chapter 11

    Mia mendadak jadi gadis yang nekat. Ia tak tahu entah dari mana keberanian ini ia dapatkan. Walaupun ancaman selalu datang dari Adit dan pria itu mengatakan jika akan terjadi sesuatu pada dirinya jika ia tak juga mau menjauh dari pria tersebut, namun ia tak peduli sama sekali. Ia ingin mendekati Adit. Dan ini kesempatan langka yang sangat sulit ia temukan. "Pulang lo!" perintah Adit lagi namun Mia lagi-lagi menggeleng. Adit berdecak kesal. Ia tak habis pikir, kenapa Mia bisa seperti ini. Rendi yang notabennya sepupu Mia tak punya kelakuan segila ini."Biarin aku masuk ya. Please.!" "Ngapain? Buat apa? Lo cuma bakaln gangguin gue. Dan satu lagi, gue nggak suka orang asing ngacak-ngacak rumah gue." ucap Adit dingin lalu kembali melanjutkan perjalanannya menuju pintu masuk ruang apartemen Adit."Nggak bakalan ganggu kok Adit. Mia janji. Beneran deh. Mia di tempat Adit cuma sampai Mia di telpon sama teman Mia itu."Adit mengehela nafas dengan kengeyelan Mia. "Ya sudah! Sini HP lo!" ad

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-12
  • Kekasih Taruhan   Chapter 12

    Mia terdiam memucat. Apa yang baru saja ia lihat membuatnya langsung tertegun dan takut.Adit gila!Batinnya merutuk kasar. Kenapa pria itu bisa segegabah ini. Hal yang tak harus ia lihat sekarang terlihat dan ini pertama kalinya ia melihatnya secara nyata di depan mata.Mia masih berjongkok meringkuk di lantai kamar Adit. Ia tak berani membuka matanya hanya untuk sekedar melihat apa yang sedang terjadi. Sedangkan Adit, pria itu sudah selesai berpakaian rapi. Ia menatap tajam Mia. Kenekatan Mia masuk ke dalam kamarnya yang tentu saja menjadi ruang pribadinya tak bisa ditoleransi begitu saja. Mia sudah merusak peraturan yang ia buat untuk ruang pribadinya sendiri.Adit menghentikan langkahnya di hadapan Mia. Gadis itu masih terlihat menunduk dan tak mau menengadah ke atas."Oi!" Adit menendangkan kakinya pelan pada kaki Mia."Oi!" ulangnya lagi, namun Mia menggeleng."Pakai bajumu dulu. Aku--""Angkat kepala lo!" perintah Adit.Mia masih ragu, namun perlahan ia mencoba mengangkat kepa

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-29
  • Kekasih Taruhan   Chapter 13

    "Lo paham siapa yang gue bicarain?"Dengan santai Bimo mengangguk. Mia lagi-lagi dibuat bingung. Dari mana Bimo paham? Dari mana Bimo tahu? Ia kan tak mengatakan siapa namanya."Siapa orangnya?" tanya Mia lagi dengan raut wajah sedikit bingung.Lagi-lagi Bimo mengangguk. "Udahlah Mia, gue tahu siapa yang lo bicarain. Lo pikir, di apartemen yang lo datangi tadi itu banyak pemiliknya apa. Cuma ada empat orang Mia."Mia terdiam. Ia kesusahan menelan ludahnya sendiri. "Si--siapa orangnya?" tanya Mia lagi yang memaksa Bimo untuk menyebutkan siapa tadi yang dimaksud."Haaah, dalam apartemen itu hanya ada empat penghuni. Dan tiga penghuni lainnya sudah berkeluarga, Mia. Cuma Adit yang masih sendiri. Apa lo tetap ingin gue sebutin siapa orangnya?" Mia langsung menggeleng kuat. Ia tak tahu bagaimana cara menyembunyikan dirinya dari Bimo. Ternyata Bimo kenal Adit.Melihat reaksi Mia, Bimo langsung terkikik. "Santai saja Mia. Jika incaran lo adalah Adit, gue dukung lo."Bimo menyamankan duduk

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-06
  • Kekasih Taruhan   Chapter 14

    Mia berdiri di depan kasir dan mengantri. Setidaknya ada satu orang lagi di depannya sebelum tiba gilirannya untuk membayar semua barang yang tadi ia pilih.Sembari menunggu, Mia memainkan kuku-kuku jari tangannya sembari mengecek kutek yang baru ia pasang semalam. Sesekali ia melirik ke sekelilingnya dan kembali melihat kuku tangannya sampai tiba gilirannya untuk membayar.Mia maju ke depan kasir dan meletakkan semua barang belanjaannya di atas meja kasir untuk dihitung.Mia kembali melirik ke sana ke mari, namun lirikannya terhenti pada sebuah resto yang menjual berbagai makanan khas Korea. Namun bukan tempat makannya yang Mia perhatikan, melainkan pengunjung yang sedang makan di sana.Ia bisa melihat dengan jelas, Adit di sana sedang makan dan jangan lupakan soal seorang perempuan yang duduk di hadapan Adit. Mereka makan sambil bercanda.What?Mia mendadak panas. Ia langsung melirik belanjaannya yang ternyata sudah selesai dihitung. Ia segera mengeluarkan kartu debit nya dan membay

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08

Bab terbaru

  • Kekasih Taruhan   Chapter 15

    "Oh my-- Mia, lo cantik banget. Ada gerangan apa nih lo dandan gini?" Mia yang dipuji hanya senyum-senyum manis. Ia tak percaya hasil tangannya hari ini akan membuatnya dipuji oleh sahabat satu-satunya ini."Lo bisa aja Cleo.""Gue serius Mia." Cleo menatap Mia curiga, "Apa jangan-jangan..""Jangan-jangan apa?""Jangan-jangan lo udah punya pacar ya? Hayoooo,ngaku looo--""Ih, apaan sih Cle. Ya nggak lah. Gue masih jomblo tulen.""Lah trus buat siapa lo dandan begini?"Mia kembali tersipu. "Sebenarnya gue dandan begini mau nanya sama lo. Menurut lo kalau gue begini, apa aneh?"Cleo nyaris tergelak, "Ya nggak lah. Justru bagus banget kalau lo mau. Cantik banget lho. Mana stylenta juga oke banget." ucap Cleo sembari memperhatikan Mia dari atas sampai bawah. "Pokoknya, gimanapun penampilan lo, lo harus tetap jadi diri lo sendiri. Gue tahunya seorang Mia itu nyablak dan blak-blakan. Jangan rubah sikap lo. Paham?"Mia mengangguk. "Siyap bos. Gue paham. Mia tetaplah Mia. Sebaik apapun danda

  • Kekasih Taruhan   Chapter 14

    Mia berdiri di depan kasir dan mengantri. Setidaknya ada satu orang lagi di depannya sebelum tiba gilirannya untuk membayar semua barang yang tadi ia pilih.Sembari menunggu, Mia memainkan kuku-kuku jari tangannya sembari mengecek kutek yang baru ia pasang semalam. Sesekali ia melirik ke sekelilingnya dan kembali melihat kuku tangannya sampai tiba gilirannya untuk membayar.Mia maju ke depan kasir dan meletakkan semua barang belanjaannya di atas meja kasir untuk dihitung.Mia kembali melirik ke sana ke mari, namun lirikannya terhenti pada sebuah resto yang menjual berbagai makanan khas Korea. Namun bukan tempat makannya yang Mia perhatikan, melainkan pengunjung yang sedang makan di sana.Ia bisa melihat dengan jelas, Adit di sana sedang makan dan jangan lupakan soal seorang perempuan yang duduk di hadapan Adit. Mereka makan sambil bercanda.What?Mia mendadak panas. Ia langsung melirik belanjaannya yang ternyata sudah selesai dihitung. Ia segera mengeluarkan kartu debit nya dan membay

  • Kekasih Taruhan   Chapter 13

    "Lo paham siapa yang gue bicarain?"Dengan santai Bimo mengangguk. Mia lagi-lagi dibuat bingung. Dari mana Bimo paham? Dari mana Bimo tahu? Ia kan tak mengatakan siapa namanya."Siapa orangnya?" tanya Mia lagi dengan raut wajah sedikit bingung.Lagi-lagi Bimo mengangguk. "Udahlah Mia, gue tahu siapa yang lo bicarain. Lo pikir, di apartemen yang lo datangi tadi itu banyak pemiliknya apa. Cuma ada empat orang Mia."Mia terdiam. Ia kesusahan menelan ludahnya sendiri. "Si--siapa orangnya?" tanya Mia lagi yang memaksa Bimo untuk menyebutkan siapa tadi yang dimaksud."Haaah, dalam apartemen itu hanya ada empat penghuni. Dan tiga penghuni lainnya sudah berkeluarga, Mia. Cuma Adit yang masih sendiri. Apa lo tetap ingin gue sebutin siapa orangnya?" Mia langsung menggeleng kuat. Ia tak tahu bagaimana cara menyembunyikan dirinya dari Bimo. Ternyata Bimo kenal Adit.Melihat reaksi Mia, Bimo langsung terkikik. "Santai saja Mia. Jika incaran lo adalah Adit, gue dukung lo."Bimo menyamankan duduk

  • Kekasih Taruhan   Chapter 12

    Mia terdiam memucat. Apa yang baru saja ia lihat membuatnya langsung tertegun dan takut.Adit gila!Batinnya merutuk kasar. Kenapa pria itu bisa segegabah ini. Hal yang tak harus ia lihat sekarang terlihat dan ini pertama kalinya ia melihatnya secara nyata di depan mata.Mia masih berjongkok meringkuk di lantai kamar Adit. Ia tak berani membuka matanya hanya untuk sekedar melihat apa yang sedang terjadi. Sedangkan Adit, pria itu sudah selesai berpakaian rapi. Ia menatap tajam Mia. Kenekatan Mia masuk ke dalam kamarnya yang tentu saja menjadi ruang pribadinya tak bisa ditoleransi begitu saja. Mia sudah merusak peraturan yang ia buat untuk ruang pribadinya sendiri.Adit menghentikan langkahnya di hadapan Mia. Gadis itu masih terlihat menunduk dan tak mau menengadah ke atas."Oi!" Adit menendangkan kakinya pelan pada kaki Mia."Oi!" ulangnya lagi, namun Mia menggeleng."Pakai bajumu dulu. Aku--""Angkat kepala lo!" perintah Adit.Mia masih ragu, namun perlahan ia mencoba mengangkat kepa

  • Kekasih Taruhan   Chapter 11

    Mia mendadak jadi gadis yang nekat. Ia tak tahu entah dari mana keberanian ini ia dapatkan. Walaupun ancaman selalu datang dari Adit dan pria itu mengatakan jika akan terjadi sesuatu pada dirinya jika ia tak juga mau menjauh dari pria tersebut, namun ia tak peduli sama sekali. Ia ingin mendekati Adit. Dan ini kesempatan langka yang sangat sulit ia temukan. "Pulang lo!" perintah Adit lagi namun Mia lagi-lagi menggeleng. Adit berdecak kesal. Ia tak habis pikir, kenapa Mia bisa seperti ini. Rendi yang notabennya sepupu Mia tak punya kelakuan segila ini."Biarin aku masuk ya. Please.!" "Ngapain? Buat apa? Lo cuma bakaln gangguin gue. Dan satu lagi, gue nggak suka orang asing ngacak-ngacak rumah gue." ucap Adit dingin lalu kembali melanjutkan perjalanannya menuju pintu masuk ruang apartemen Adit."Nggak bakalan ganggu kok Adit. Mia janji. Beneran deh. Mia di tempat Adit cuma sampai Mia di telpon sama teman Mia itu."Adit mengehela nafas dengan kengeyelan Mia. "Ya sudah! Sini HP lo!" ad

  • Kekasih Taruhan   Chapter 10

    "Lo gila ya Mia. Gue pikir lo itu pindah ke sini juga karena tahu Adit praktek di klinik dekat apartemen lo." ucap Cleo saat gadis itu memasuki apartemen Mia."Ya nggak lah! Gue nggak tahu dia di sana. Lagian nih ya, lo tahu kan mobil gue lagi di bengkel. Ya pas kondisi begini, gue nyarinya yang terdekat.""Tapi masa lo udah nggak mempan make obat warung?""Ck!" Mia berjalan menuju lemari TV nya. Ia mengambil sesuatu di sana dan memperlihatkannya pada Cleo. "Nih! Lo lihat kan? Dari semalam gue minum ini tapi nggak mempan. Udah takdir gue kali harus ketemu Adit hari ini." celetuk Mia di akhir kalimatnya.Cleo mencibir, "Itu sih mau-mau lo aja." Cleo berbaring di sofa panjang ruang TV. Ia melihat ke arah Mia. Gadis itu menyimpan sarapan yang tadi Adit berikan padanya."Lo beneran nggak mau makan tu bubur?" Tanya Cleo kaget.Mia dengan senyum lebarnya langsung menggeleng, "Nggak." jawabnya singkat."Ih! Jorok banget sih lo, Mia.""Biarin. Kan letaknya juga dalam freezer, jadi nggak akan

  • Kekasih Taruhan   Chapter 9

    Adit tiba di Klinik kembali. Ia baru saja mendapati kabar dari Tari jika Mia sudah sadar dari pingsannya. Dan kebetulan ia juga sudah selesai membeli makanan untuk gadis tersebut."Bagaimana Mia? Kamu sudah cek lagi kondisi dia?" tanya Adit.Tari mengangguk, "Sudah dokter. Semuanya sudah stabil. Pasien kini hanya mengeluhkan pusing." jawab Tari.Adit mengangguk paham. Setelah berterima kasih pada Tari, Adit langsung mendekati Mia yang sedang terbaring di ranjang yang ada di balik tirai.Saat ia membuka tirai tersebut, Mia yang tadi memejamkan mata langsung membuka matanya dan melihat siapa yang datang."Adit." panggilnya. Ia tersenyum lalu mencoba untuk duduk."Gimana kondisi lo?" tanya Adit sedikit dingin.Mia mengangguk ,"udah mendingan kok.""Baguslah kalau begitu. Jadi lo bisa pulang karena pasien lain juga ada." ucap Adit ketus.Mia seketika cemberut. "Bukannya tadi kau ingin mengantarkan aku pulang?" tanya Mia sembari mengangkat alisnya menggoda Adit."Itu tadi. Sekarang tidak l

  • Kekasih Taruhan   Chapter 8

    HACHUUU!Entah bersin yang ke berapa yang sudah Mia keluarkan hari ini. Sejak pulang dari kampus hujan-hujanan kemarin, ia merasa tak enak badan. Saat bangun tadi pagi, tubuhnya terasa panas dingin dan hidungnya meler tanpa henti.Ia bahkan sudah membeli obat di warung dekat rumahnya namun tetap tak mempan sama sekali. Mungkin ini karena perjalanannya yang kini semakin jauh dari kampus ke tempat tinggalnya.Pasalnya sejak dua hari yang lalu Mia tidak tinggal bersama keluarga Omnya lagi. Ia memutuskan untuk menyewa satu apartemen kecil yang berada cukup jauh dari kampusnya namun dekat dari kediaman Adit.Paham kan sekarang? Kenapa Mia rela jauh dari kampusnya, padahal kediaman om nya jauh lebih dekat dari kampus.Semua itu karena Adit.Mia memasang jaket tebalnya. Ia bermaksud untuk pergi berobat ke klinik yang berjarak tak jauh dari apartemennya. Hanya itu yang bisa ia tempuh dengan berjalan kaki. Karena mobil yang ia punya sedang berada di bengkel.Jam masih menunjukkan pukul delapan

  • Kekasih Taruhan   7. Informasi Adit

    Braakk! Mia terlonjak kaget saat sebuah buku terhempas di depannya. Ia baru saja akan menyuapi bakso yang baru saja ia pesan ke dalam mulutnya.Dengan kesal ia melihat siapa pelaku yang sudah mengganggu makan siangnya. Dan ternyata orang itu adalah Cleo sahabatnya sendiri."Lo apa-apaan sih Cleo?" teriak Mia kesal."Eiittss, jangan marah-marah dulu. Gue yakin lo bakalan ngucap syukur dan makasih ke gue waktu lo lihat apa yang ada dalam lembaran-lembaran kertas tersebut." ucap Cleo dengan PD nya.Mia menyipitkan matanya menatap Cleo curiga. "Lo habis nyolong ini dokumen di mana?""Ih! kok nyolong. Lo belum lihat isinya, tapi udah main tebak-tebakan aja. Mana ngatain gue nyolong lagi." kesalnya. Cleo meraih mangkuk bakso Mia dan tanpa permisi menyantap isinya dengan lahap. Sedangkan Mia, gadis itu meraih tumpukan kertas yang disatukan tersebut laku membukanya.Baru halaman pertama, Mia sudah dibuat melotot tak percaya."INFORMASI ADIT?" gumamnya pelan."Yuupp. Informasi Adit. Tepatnya

DMCA.com Protection Status