Home / Romansa / Ketika Istriku Minta Talak / Kabanata 141 - Kabanata 150

Lahat ng Kabanata ng Ketika Istriku Minta Talak: Kabanata 141 - Kabanata 150

206 Kabanata

Bab 141. Aku Calon Kakak Iparmu!

Bab 141. Aku Calon Kakak Iparmu! “Kenapa, risih? Makanya cepat halalin aku! Minggu depan, ya, kita menikah?” Dokter Danu terhenyak, diletakkannya tubuhnya di bibir kasur, dengan menutup wajah menggunakan kedua telapak tangan. Desahan berat terdengar jelas. Dia tak mencintaiku, sedikitpun tidak. Tetapi dia harus menikahiku, begitu berat. Hehehe, kenapa aku merasa makin nikmat melihat dia menderita seperti itu?  Aku  tersenyum miring. Kuedarkan pandangan, meneliti setiap jengkal sisi ruang kamar. Kamar ini cukup bersih, rapi lagi.  Seorang Dokter tentu saja sangat peduli dengan kebersihan. Tetapi, tunggu! Itu apa? Kubawa langkahku menuju sebuah meja yang terletak di samping tempat tidur. Ada sebuah pigura terletak di sana. Kak Embun? Hey, kenapa foto Kak Embun ada di di atas meja ini? Persis di samping tempat tidur? Kenapa Dokter ini menyimpan foto Kak Embun? Apakah setiap ma
last updateHuling Na-update : 2022-02-01
Magbasa pa

Bab 142. Pertengkaran Dengan Diva

Bab 142. Pertengkaran Dengan Diva Suara deru motor terdengar memasuki halaman. Kudengar langkah kaki  Diva menyongsong ke depan. Aku masih rebahan di atas Kasur, milik Dokter Danu. Dia sudah berangkat se jam yang lalu. Kupilih rebahan saja di kamar, untuk menghindari perang dengan Diva. Aku sedang tak ingin  bertengkar. Ketukan di pintu kamar, membuatku tersentak. Berani benar Diva mengetuk pintu kamarku. Padahal aku sudah berpesan agar jangan menggangguku. Sepertinya dia memang ingin bermasalah  lagi denganku. Ketukan terdengar lagi, kali ini dengan tempo yang lebih cepat dan kencang. Emosiku menjulang. Aku bangkit dengan amarah yang siap disemburkan. Membuka pintu, lalu …. “Mammmmmma ….” Aku tersentak.  Seorang anak kecil berdiri di depan pintu. Wajah kurus tak berdaging, mata cekung, tulang pipi menonjol. Rambutnya diikat ekor kuda
last updateHuling Na-update : 2022-02-01
Magbasa pa

Bab 143. Diusir Diva

Bab 143. Diusir Diva “Kubilang kamu murahan! Di mana-mana cowok yang nyosor cewek, itu aja pakai etika, lah kamu, main nyosor aja, padahal kalian baru juga ini berjumpa! Belum kenal malah, iya, kan? Apa namanya cobak, kalau bukan murahan! Lont* aja di bayar. Ih, jijik, ya aku!”  ucapku dengan ekspresi sejijik  mungkin. “Kau!” Tangannya terangkat, sebuah tamparan hampir saja menyentuh pipiku.  Saat itulah Deandra menjerit. Dia terlihat ketakutan dan bermaksud melindungiku dari amukan Diva.  “Mammmmma,” Deandra  meraung seraya  berlari  ke  arahku. Tetapi kakinya malah tersandung di kaki  Diva. Deandra terjerembab. Spontan aku menangkap tubuhnya. Tak kupedulikan tangan Diva yang masih mengejar, kini kepalaku  yang menjadi sasaran kemarahannya. Mngkin kena pukul tanganya akan terasa sangat sakit, t
last updateHuling Na-update : 2022-02-01
Magbasa pa

Bab 144. Cinta Mas Deo Bukan Napsu

Bab 144. Cinta Mas Deo Bukan Napsu  “Mmmmama, huk … huk … huk, Mmmmama ….” Aku tersadar. Deandra memanggilku dengan suara serak. Dia kesakitan,  bahkan seperti kesulitan bernapas. Kudapati tanganku telah menempel di  lehernya. “Mammma!” Tersentak diri ini seketika. Wajah polos tak berdosa itu mendongah, mata cekung itu mengerjap. “Re, Deandra bangun?” tanya Mas Deo menoleh ke belakang. “Kita berhenti dulu, Mas! Kepalaku pusing!” pintaku. Suaraku juga terdengar serak. Segera kunetralkan pacu  jantung di dada ini.  Namun, keterkejutan ini membuatku kian lemas. Apa yang aku lakukan barusan? Ya, Tuhan. Hampir saja aku mencekik anak tak berdosa ini. Kenapa aku jadi jahat begini? Kenapa aku malah ingin melenyapkan nyawa anak ini? 
last updateHuling Na-update : 2022-02-01
Magbasa pa

Bab 145. Bukan Sebagai Pemuas Napsu

Bab 145. Bukan Sebagai Pemuas Napsu  “Renata? Andai kau tahu, sejak pertama melihatmu di depan gang rumahmu waktu itu, aku telah merasakan perasaan ini. Sedikitpun aku tak menyangaka, ternyata target yang hendak kuhabisi, justru membuatku jatuh cinta. Itu, sebab aku nekat ingin  memperkosamu waktu itu. Sebelum kamu mati di tanganku, setidaknya ada kenangan yang bisa kuingat, begitu rencanaku. Beruntunglah hal itu tidak terjadi. Kalau terjadi, mungkin aku akan menyesal seumur hidupku.” “Mammmmma?” Mas Deo langsung melepas pelukan, aku menegakkan tubuh. “Mammmaaaa …..” Deandra berlari ke pangkuanku, menyeka bulir air mata di pipiku dengan kedua tangan mungilnya. Wajahnya terlihat panik. Kedua mata cekung itu membola. Begitu perhatian dia padaku, hingga saat aku menangis pun dia ikut  bersedih  juga. 
last updateHuling Na-update : 2022-02-01
Magbasa pa

Bab 146 Embun Dilamar

Bab 146 Embun Dilamar Langkahku terhenti.  Ragu menguasai hati. Ketakutan mulai menyergap. Aku takut dia cemburu,  lalu memutuskan secara sepihak. Aku sudah sangat mengenal watak kekasihku. Pasti emosinya sudah meledak-ledak, lalu memutuskan hubungan denganku. Begitu pikirku. “Embun! Kamu memanggilku, bukan?” Aku terhenyak, kini berdiri tepat di hadapanku. Senyum masih merekah di bibirnya. Ketakutan semakin menguasaiku. “Kamu mau pulang bareng aku? Boleh, ayuk!” ajaknya meraih pergelangan tanganku, lalu menarikku menuju mobilnya. Membukakan pintu mobil untukku, mendudukkan tubuhku di kursi depan, menutup pintu mobil perlahan, lalu dia  memutar,  menghenyakkan tubuh di sisiku, tepat di sebelahku, di belakang stir mobil. “Lho, ini kunci mobilmu? Gimana, dong?” tanyanya melihat kunci mobil tergenggam di tanganku. Aku masih saja
last updateHuling Na-update : 2022-02-01
Magbasa pa

Bab 147. Mata-Mata Di Kantor Embun

Bab 147. Mata-Mata Di Kantor Embun POV Embun ======= “Buk Embun? Selamat pagi!” Seorang OB terkejut, saat aku keluar dari pintu lif. “Pagi, Yanto, kan nama kamu?”tanyaku  heran. “Iya, Buk. Saya Yanto. Tumben Ibuk ke kantor?” tanyanya  dengan ekspresi lebih heran. “Ini kantor milik saya, kenapa saya enggak boleh ke sini? Saya yang heran dengan pertanyaan kamu!” kataku  memindai wajahnya. “Oh, iya, Buk. Maaf, saya hanya berpikir, kalau ada sesuatu yang penting, sehingga Ibuk harus  datang ke kantor lagi, seperti waktu itu,  begitu, Buk, maaf!”  Lelaki itu membungkuk dengan sopan. “Oh, begitu?  Kamu benar. Kebetulan sekali, aku ada keperluan penting dengan Bu Liza dan Bu Dian. Tolong  suruh mereka  datang ke rua
last updateHuling Na-update : 2022-02-01
Magbasa pa

Bab 148. Rencana Pembunuhan Darry

Bab 148. Rencana Pembunuhan Darry “Yanto!” “Saya, Pak,” sahutku, tiba-tiba dia menyebut namaku. Mata berkilat itu menatapku tajam. Wajahnya yang masih tegang, dengan rahang mengetat  bergerak pelan, mendekati wajahku. “Maju!” perintahnya memintaku berbuat yang sama. Wajah kami kini saling berhadapan begitu dekat. Bahkan desah napasnya terasa menerpa kulit wajahku. “Kau habisi lelaki itu!” Deg! Kegilaan apa ini? Ini tidak benar! Pak Ray sudah sinting! “Kau dengar! Kau habisi dia! Kau bunuh si Darry berengsek itu, bagaimanapun caranya!” “Tidak, Pak. Maaf, saya tidak bisa melakukannya. Saya tidak bisa membunuh seseotrang, Pak. Tolong jangan paksa saya!” Aku mulai menghiba.  “Kau lakukan atau,
last updateHuling Na-update : 2022-02-01
Magbasa pa

Bab 149. Dokter Danu (Mengusir) Dian

Bab 149. Dokter Danu (Mengusir) Dian “Diva, Sayang, kok kamu tega banget, sih, ngebiarin aku kek gini? Dulu aja kamu nempel terus. Padahal itu masih haram. Sekarang udah halal, malah kamu yang menghindar terus. Mau ya, Sayang?” Kembali dia mengemis dan kali ini mencoba mengelus elus bahuku. Tangan keriput itu mulai meraba ke bagian lain di tubuh ini. Sepertinya dia sudah bertenaga, setelah dibawakan obat jantung oleh Mas Danu tadi malam. Kalau belum, pasti dia masih loyo  tergeletak di kasur saat ini. Sayangnya, begitu dia sedikit bertenaga, napsu liarnya segera menghentak. Daripada aku muntah di atas kasur ini, lebih baik aku keluar, begitu pikirku. Aku bangkit, tetapi dia tetap membandel. Dia mengikutiku ke luar dari kamar. “Diva, ayolah, Mas udah gak sanggup nahan, nih,” lirihnya memelukku dari belakang. “Stop! Cukup ya, Om!” Aku Berteriak, kulonggarkan pel
last updateHuling Na-update : 2022-02-01
Magbasa pa

Bab 150. Bik Las Menyerang Diva

Bab 150. Bik Las Menyerang Diva Baru saja deru mobil Dian menghilang dari pendengaran. Aku juga belum beranjak dari tempatku menguping pembicaraan mereka tadi. Tiba-tiba terdengar deru sebuah sepeda motor. Entah siapa lagi yang datang. “Bik Las? Ada apa ke sini?” Itu suara Mas Danu, dia belum juga masuk ke dalam rumah karena begitu Dian pergi datang lagi tamu itu. Tetapi, apakah aku tidak salah dengar?  Mas Danu menyebut nama Bik Las? “Mana Diva? Aya mau memberi dia pelajaran!” Ups! Babu sialan itu mencariku? Bahkan mengancam mau memberi aku pelajaran? Pelajaran apa? Cara memasak, nyuci, nyetrika, atau buka tutup gerbang seperti tugasnya dulu di rumah Embun? Oh, aku tahu dia mungkin mau memberiku pelajaran tentang cara merawat bandot tua. Secara, ya, dulu si Rahmad itu begitu sehat wal afiat di bawah rawatannya. Sekarang malah sekarat. 
last updateHuling Na-update : 2022-02-01
Magbasa pa
PREV
1
...
1314151617
...
21
DMCA.com Protection Status