Bab 149. Dokter Danu (Mengusir) Dian “Diva, Sayang, kok kamu tega banget, sih, ngebiarin aku kek gini? Dulu aja kamu nempel terus. Padahal itu masih haram. Sekarang udah halal, malah kamu yang menghindar terus. Mau ya, Sayang?” Kembali dia mengemis dan kali ini mencoba mengelus elus bahuku. Tangan keriput itu mulai meraba ke bagian lain di tubuh ini. Sepertinya dia sudah bertenaga, setelah dibawakan obat jantung oleh Mas Danu tadi malam. Kalau belum, pasti dia masih loyo tergeletak di kasur saat ini. Sayangnya, begitu dia sedikit bertenaga, napsu liarnya segera menghentak. Daripada aku muntah di atas kasur ini, lebih baik aku keluar, begitu pikirku. Aku bangkit, tetapi dia tetap membandel. Dia mengikutiku ke luar dari kamar. “Diva, ayolah, Mas udah gak sanggup nahan, nih,” lirihnya memelukku dari belakang. “Stop! Cukup ya, Om!” Aku Berteriak, kulonggarkan pel
Huling Na-update : 2022-02-01 Magbasa pa