Home / Romansa / (Not) His Sugar Baby / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of (Not) His Sugar Baby: Chapter 141 - Chapter 150

318 Chapters

Habis Obat

“Kau bilang lapar.”Sejak tadi Theo memilih diam. Kini kalimat pembuka darinya terucap tatkala waiters pergi usai menyajikan pesanan di atas meja, yang membuat Rose mengendikkan bahu tak acuh. “Ya, memangnya kenapa?” tanya Rose, Sesekali menatap ke sekeliling gedung restoran.“Es krim bisa bikin kenyang?”“Tidak.”Kembali fokus. Suapan pertama Rose diakhiri gelengan samar.“Lalu?”“Anakmu maunya es krim.”Theo memicing. Gestur dan ekspresi yang Rose tunjukkan jelas mengatakan sesuatu yang berbeda. “Ada yang kau sembunyikan, Rose?” Sesaat wajah Rose menunduk. Demikian pula pertanyaan Theo menciptakan dentuman yang bertalu hebat di dadanya. Mengapa untuk saat saat seperti ini, Theo sangat mudah mengenali situasi?Rose mendesah kasar. Jemarinya saling mengepal erat. Kemudian dia mendongak, tersenyum tipis—rupanya Theo masih menatapnya intens. “Apa yang kau pikirkan? Aku tidak menyembunyikan apa pun. Sudah kubilang anakmu maunya es krim, kenapa curiga? Kau mengira ini bukan anakmu?” tanya
last updateLast Updated : 2022-09-16
Read more

Behind The Scar

Bayangan akan senyum indah itulah, yang begitu tak terduga dan anehnya menular. Rose masih terus mengingat sesuatu yang baru, meski hanya sesaat. Dalam benaknya, tak ada yang lebih menyenangkan daripada merasa damai oleh sikap, yang memperlakukannya seperti rengkuhan hangat yang tersalur begitu lekat. Jemari itu masih mengusap permukaan tubuh Rose penuh perasaan, diikuti kecupan bibir yang membekas pada pundak terbuka. Namun, membelakangi pria dengan sejutan pesona.Pejaman mata Rose turut bertahan lama—menikmati sisa – sisa rayuan yang dibuat semeledak gencatan panas sejak mereka memasuki kamar hotel, demi sama – sama melupakan kekacauan, demi sama – sama meluapkan keinginan.Satu kali menyerahkan diri, katanya waktu itu, tak lagi berlaku ke mana pun Theo menawarkan nikmat atas nama ‘bercinta’. Rose tidak bisa membantah, jika dia terjerat dalam kegiatan yang pernah begitu dia tolak, apalagi bersama seorang pria yang kian masuk lebih dalam—mengambil alih kenyataan, mengatur semua yang
last updateLast Updated : 2022-09-17
Read more

Waiting

Lima jam bukan waktu yang singkat, jika harus berdiam diri di dalam kamar—menunggu kedatangan sesiapa yang Theo informasikan. Meski tidak tahu pasti ke mana arah tujuannya ... Rose nekat memesan taksi online—menyeberangi hiruk pikuk kepadatan Kota Milan dengan berbekal cukup lembaran euro, dan kartu debit pemberian Theo, sebelum pria itu benar – benar meninggalkan Rose seorang diri. Dan bila Rose mengalami keperluan mendesak. Masih dengan perjalanan tanpa tujuan, perhatian Rose tertuju pada kertas berbahan thermal—hasil sonografi janinnya. Dia tersenyum, mengusap permukaan gambar berupa piksel tak terbaca. Hanya satu—Rose tidak mengandung dua seperti yang pernah terbesit dalam pikiran. Rasanya agak menyesal pernah menolak sesuatu yang belum menjadi kenyataan. Jika reaksi Theo berbanding jauh dari ekspektasi, mengandung tiga pun Rose tidak masalah.“Kendalikan dirimu, Rose!”Berulang kali Rose menepuk wajah pelan, nyaris tak bisa menahan diri. Kemudian menatap fokus ke luar jendela—men
last updateLast Updated : 2022-09-19
Read more

Pernyataan

Usapan lembut dari puncak kepala merambat turun, menyentuh permukaan kulit wajah yang terlihat polos tanpa polesan make-up. Theo menipiskan bibir. Tindakan itu berbanding jauh dari ekspresi yang terlampau dingin tak terbaca. Nyaris sepanjang hari dia tersulut emosi, hingga mencari pelampiasan untuk mengontrol amarah tak terbendung karena satu alasan.Beberapa waktu lalu sebelum kembali ke hotel, tepatnya usai mengirim pesan singkat untuk Rose—dia tidak sengaja menekan pop-up notifikasi yang berturut – turut masuk ketika mendapat beberapa pesan baru. Sialnya, hal itu berakhir pada dua kiriman foto dari nomor tidak dikenal, yang sebenarnya sudah Theo abaikan sejak dia melakukan rapat teknis selama berjam – jam di ruang meeting.Tidak ada yang salah seharusnya. Kalau saja, foto itu tidak menunjukkan kemesraan Rose bersama seorang pria di ruang terbuka. Dia marah—bahkan menghancurkan ponsel tidak bersalah menjadi keping – keping tak bersisa, tanpa berpikir untuk meretasnya. Dua foto denga
last updateLast Updated : 2022-09-21
Read more

Ulah Magdalena

Masalah apa yang bisa dipecahkan air mata? Rose berusaha tidak melibatkan rasa sakit dari pernyataan Theo, sejak dia membanting dan melangkah keluar dari mobil yang membawanya tiba di mansion lebih awal.Tak ingin bermuluk – muluk, Rose hanya menyesali satu peristiwa di mana Theo tidak mengutarakan permintaan maaf, sekali pun pria itu sudah mengetahui fakta mengenai Sirea. Ntah ke mana perginya, yang jelas mesin mobil dipaksa kembali memacu cepat meninggalkan Rose, yang memilih masuk ke kamar tamu—menenangkan diri dari beberapa hal, yang membuat perasaan hancur lebur. Puncaknya, Rose tidak mengerti bagaimana cara menjabarkan posisi sebagai seseorang yang dinikahi tanpa resepsi. Bagaimana dia tidak tahu telah dijebak sebegitu rinci. Haruskah Rose mengajukan sebuah gugatan terhadap hubungan yang tidak didasari pondasi seperti hubungannya bersama Theo? Status pernikahan mereka, resmi-kah di mata agama?Rose menggeleng samar. Dia terlalu naif, jika berpikir semua dilakukan sebaik mungkin.
last updateLast Updated : 2022-09-22
Read more

Why?

Mobil dengan kemampuan menembus kecepatan hingga 400km/jam itu mendadak terhenti. Tubuh Theo tertahan. Setir dicengkeram begitu kuat. Dia menatap nyalang pantulan wajah di depan kaca spion. Kemarahan masih berkumpul di netra abunya—betapa bodoh, telah mempercayai foto kiriman, yang berhasil memporak – porandakan ketenangan yang dimiliki.Sejak Rose menyebut nama Sirea, bukan tentang foto mesra itu lagi yang Theo pedulikan. Sirea tidak pernah bekerja di perusahaannya. Tetapi wanita itu mempunyai keterikatan bersama seseorang yang Theo yakini merupakan dalang dari kesalahpahaman yang dituduhkan pada Rose.Tidak tahu rencana seperti apa yang Magdalena gencarkan sebelumnya. Theo cukup salut, bagaimana dua bersepupu itu, Magdalena dan Sirea, bekerja sama, membuat hubungannya bersama Rose menjadi renggang. Atau jika Theo harus berperspektif, Sirea ditugaskan untuk menyamar menjadi seseorang yang bisa mendekati Rose.Nyaris berhasil. Theo tidak mungkin membiarkan Sirea, dan lelaki yang menjad
last updateLast Updated : 2022-09-23
Read more

Why? (2)

“Apa untungnya kau menjebakku dalam pernikahan?”Pria itu akhirnya berdecih. “Apa untungku? Aku mendapatkanmu, that’s all what I deserve.” Betapa bangga wajah Theo tersenyum keji saat dia berbalik menatap Rose. “Tapi tidak apa – apa, aku tidak akan menghentikanmu, jika kau ingin mengakhiri semuanya. Maksudku, tidak apa – apa, kalau kau ingin bercerai. Asal harus sabar. Setelah aku dan wanita sialan itu selesai, dan aku memperkenalkanmu pada ayahku. Kau bisa langsung mengajukan gugatanmu ke pengadilan, Lion akan mendampingimu.“Apa memang begitu kebiasaan manusia berlimpah harta? Bagi mereka, cerai bukan perkara rumit. Saat ada sesuatu yang tidak sesuai kesepakatan, atau ada hal lainnya yang tidak masuk dalam jalur yang saling bersinggungan dengan mahligai keharmonisan.Mereka mudah melontarkan kata ‘berpisah’, seolah satu dan disatukan, merupakan sesuatu yang tak memiliki nilai kehormatan. Rose menuding Theo dengan tatapan menusuk. “Cerai dan menjadi jandamu, begitu?” tanyanya, amarah
last updateLast Updated : 2022-09-26
Read more

Sidang

Asing dan tak saling bicara. Sejak Rose meminta Theo untuk tidak menunjukkan wajah di hadapannya. Pria itu benar – benar tidak pernah terlihat. Tidak pernah ada di mana pun keberadaan posisi Rose. Sampai saat ini, lima hari hubungan mereka tidak baik – baik saja. Di atas meja makan terasa sepi, hanya ada Beatrace yang sibuk dengan urusan di dapur. Rose sudah menawarkan diri membantu wanita paruh baya itu, tapi penolakan demi penolakan selalu Rose terima. Tentu dengan alasan yang sama.Napas Rose berembus kasar, tidak tahu bagaimana cara menikmati sarapan pagi di hadapannya dengan benar. Semua masih terasa aneh, dia tidak ingin terjelembab lebih jauh. Meski benaknya terus bertanya – tanya, di mana Magdalena usai kejadian malam itu. Semua orang yang ditemui diam saat dia mengutarakan langsung rasa ingin tahunya, tapi hal itu tak menutup kemungkinan Rose, tidak mengetahui sikap tak acuh Theo mengenai perbuatan Magdalena. Lion sedikit keceplosan saat Rose mengadili pria tersebut atas keb
last updateLast Updated : 2022-09-27
Read more

Gagal

[Forgive me].Charlotte mendesah. Itu adalah pernyataan terakhir Sean sejak pria itu tak lagi mengirimnya pesan. Hilang. Charlotte tidak mendapat kabar apa pun, sama seperti rindu yang dimiliki turut dipaksa tenggelam. Dia tidak ingin bermuluk - muluk, hanya berharap Sean berjuang lebih keras untuk mendapatkan hatinya kembali. Sayangnya Charlotte merasa Sean menyerah sebelum dia berhasil memantapkan diri dari dilema besar. Pria yang tidak menginginkan anaknya, apa pantas Charlotte maafkan dengan cara mudah? Tidak. Lupakan Sean untuk sementara. Charlotte menjatuhkan diri di atas ranjang dingin yang membekukan. Dia menatap langit – langit kamar dengan perasaan gelisah. Siapa sangka pria seperti Verasco, memiliki kesibukan dari kelihatannya. Verasco nyaris tak pernah ada di mansion besar, tempat Charlotte bernaung saat ini. Dia bisa menyamakan bagian dalam bangunan besar itu seperti gedung tak berpenghuni. Sepi. Kecuali, pengawasan ketat yang ada di luar. Cukup membuat Charlotte berpik
last updateLast Updated : 2022-09-29
Read more

Rasa Ingin Tahu

Rose terdiam. Otak dan tubuhnya, seakan tidak saling terhubung. Dia masih tidak bergerak, mematung di hadapan pria, yang terlihat berbeda dari terakhir kali mereka bertemu. Rasanya seperti terperangkap dalam distorsi sensorik. Udara di sekeliling Rose dipenuhi ketegangan menyakitkan. Dia hanya ingin membakar 15 tangkai mawar, yang diterima dari tangan ke tangan selama lima hari berturut – turut. Namun, kesiapannya harus terhalang ketika Theo masuk dengan langkah berjuntai – juntai. Bahkan tidak menatap Rose, saat dia memiliki kesempatan memalingkan wajah.“Ini pemantik apinya, Nona—“ Sama seperti Rose. Beatrace terhenti tatkala menyadari Theo berada di sana—berdiri dengan riak wajah tak terbaca. Hampir tidak pernah bertemu, sedikit perubahan itu tampak terlihat jelas.“Selamat siang, Tuan.” Beatrace memberanikan diri menyapa. Anggukan yang dia terima, diakhiri kepergian Theo dengan langkah yang begitu tegas. Beatrace turut menatap ke mana arah kepergian tuannya. Lalu berpaling pada Ros
last updateLast Updated : 2022-09-30
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
32
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status