Bayangan akan senyum indah itulah, yang begitu tak terduga dan anehnya menular. Rose masih terus mengingat sesuatu yang baru, meski hanya sesaat. Dalam benaknya, tak ada yang lebih menyenangkan daripada merasa damai oleh sikap, yang memperlakukannya seperti rengkuhan hangat yang tersalur begitu lekat. Jemari itu masih mengusap permukaan tubuh Rose penuh perasaan, diikuti kecupan bibir yang membekas pada pundak terbuka. Namun, membelakangi pria dengan sejutan pesona.Pejaman mata Rose turut bertahan lama—menikmati sisa – sisa rayuan yang dibuat semeledak gencatan panas sejak mereka memasuki kamar hotel, demi sama – sama melupakan kekacauan, demi sama – sama meluapkan keinginan.Satu kali menyerahkan diri, katanya waktu itu, tak lagi berlaku ke mana pun Theo menawarkan nikmat atas nama ‘bercinta’. Rose tidak bisa membantah, jika dia terjerat dalam kegiatan yang pernah begitu dia tolak, apalagi bersama seorang pria yang kian masuk lebih dalam—mengambil alih kenyataan, mengatur semua yang
Last Updated : 2022-09-17 Read more