Home / Romansa / (Not) His Sugar Baby / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of (Not) His Sugar Baby: Chapter 101 - Chapter 110

318 Chapters

Gelato

“Kau sepertinya baru di sini?”Rose menatap ragu seorang wanita cantik, yang turut mengantre di samping. Wanita berpenampilan bak seorang model itu kian memperhatikan nampan di tangan Rose. Merasa heran dengan dua cup gelato yang terletak di sana.“Dari tadi aku melihatmu sendiri, tapi kau akan membayar gelato untuk dua orang,” gumamnya tanpa sadar.“Ini satunya lagi untuk temanku.” Rose tersenyum kaku, tidak mungkin menyebut Theo dengan panggilan sesungguhnya. Wanita yang Rose sangka, merupakan salah satu staff di kantor. Bisa saja melihat Rose dan Theo bersama dan akan berpikiran buruk mengenai hubungan mereka.“Di mana temanmu? Aku tidak melihatnya.” Wanita itu menoleh ke segala arah. Mencari ‘teman’ yang Rose maksud.“Dia masih sibuk kerja.”“Bukannya sudah jam istirahat?” timpal lawan bicaranya kebingungan.Rose diam, fokus membayar pesanan begitu tiba gilirannya. Dua gelato rasa cokelat dibungkus rapi dengan tambahan toping chocco chip. Rose sudah tidak sabar untuk mencicipi. Na
last updateLast Updated : 2022-07-01
Read more

Serangan Liar

“Ini dokumen pentingmu, Sugar. Malam itu aku lupa mengembalikannya.” Netra cokelat Rose memicing. Map persis miliknya tersuguh oleh lengan yang terulur panjang. Dari bentuk ukuran tebal, mungkin berkas daripada map tersebut masih terisi utuh. Tapi bagaimana dengan foto masa kecilnya? Rose merenggut asal benda persegi panjang dari tangan Theo. Membongkar sebagian isi dan meletakkannya di atas ranjang. Dia tahu pada dokumen mana secarik kertas yang dicarinya terselip.Namun, tidak ditemukan kenangan yang tersisa dari masa lalu. Hanya ada kekosongan di sana. Rose menipiskan bibir. “Pasti kau pelakunya. Di mana foto masa kecilku? Kembalikan!”“Kalau aku tidak mau, bagaimana?” Theo melipat kedua tangan di depan dada. Menantang dengan senyum kepuasan saat Rose memandangnya sinis.“Aku akan ambil foto masa kecilmu. Di mana? Berikan padaku!”Ntah salah bicara atau tidak, ekspresi Rose turut berubah begitu riak wajah Theo mendadak muram. Lipatan lengan yang mengendur dan jemari yang mengepal
last updateLast Updated : 2022-07-02
Read more

Bangun demi Anakmu!

Berlari. Memacu kaki menuju pintu terbuka. Sesekali Rose menoleh ke belakang, mendapati langkah Theo makin melambat—tertinggal jauh dari posisi Rose saat ini. Bahu lebar itu tampak naik turun. Tangan Theo terus mengepal erat di dada. Kesulitan bernapas dengan sesuatu terasa menusuk saraf otot.Gerakan Theo terhenti. Sebelah lengannya merambat, berusaha menarik benda tajam—sejenis panah yang tertancap di sisi kanan punggungnya.Seseorang, ntah siapa, menembakkan dart berukuran 10 gauge berdiameter cukup lebar dan berisi cairan bening yang sudah berkurang.Theo melempar asal benda itu ke tanah, kembali ingin melanjutkan langkah. Namun, pandangannya mendadak buram—hampir menggelap. Kalau saja seseorang tidak mencegah tubuhnya ambruk.“Theo.”Sayup – sayup suara Rose masih tertangkap samar. “Ma—masuk.” Theo bicara putus-putus. Bukan kondisinya yang dia pikirkan, tetapi Rose yang menjadi sasaran utama. Serangan bisa kembali terjadi kapan saja pada Rose. Theo tidak bisa memastikan dia dapat
last updateLast Updated : 2022-07-04
Read more

Tacit

The Lagos’s Mansion. Deepest Forest in Milan.“Aku ikut.”“No, Baby girl. Aku hanya sebentar ke sana. Setelah itu kita ke Kanada. Kau atasi dulu kecemasanmu yang tidak penting itu. Aku sudah bilang padamu ‘kan? Rose pasti baik – baik saja. Ponselnya tidak tersambung, bukan berarti kau tidak bisa menemui Rose secara langsung.” Xelle beranjak cepat membuka pintu mobil. Kehamilan Bridgette yang baru diketahui setelah berbagai persoalan yang telah mereka lalui, makin menambah sisi possesifnya. Dengan keamanan mansion yang begitu ketat, Xelle tidak akan membawa Bridgette dan Oracle ke manapun jika bukan untuk kepentingan mendesak.“Aku pergi dulu,” pamitnya sejenak menunduk, memberi sentuhan ringan di perut rata Bridgette. “Jangan nakal selama aku pergi, okay?” Xelle mengecup singkat bibir wanita yang begitu dicintai. Kemudian masuk ke dalam mobil, menyalakan mesin—sesekali menatap Bridgette dengan senyum hangat.“Jangan terlalu lama.”“Iya.”Pedal gas diinjak. Mobil berlalu meninggalkan
last updateLast Updated : 2022-07-05
Read more

The Death Come For Us

Aku tak berharap kau akan menjadi cintaku.________________________ Satu jam perjalanan. Penjuru tampilan luar yang dipenuhi pasukan bersenjata, berjejer seperti hamparan medan perang. Di setiap sudut terisi beberapa tembakan peledak. Dan sisi sayap kiri-kanan mansion, beberapa penjaga berlalu lalang dengan cekatan.Xelle menarik diri dari dalam mobil. Berjalan cepat menghampiri Lion yang tak kalah gesit mendekatinya.“Pagi, Tuan.” Sapaan hangat mendapat anggukan pelan. “Apa yang terjadi di sini?” tanya Xelle tanpa basa-basi. Wajah Lion disorot sengit, saat pria itu menunduk tak ingin menjawab.“Aku bertanya padamu. What the hell is going on here?”“A little accident, Tuan.”“What kind of accident?”Suara serak dan dalamnya terdengar dingin. Ekor mata Xelle memicing waspada. Mencari keberadaan Theo yang tak terlihat sejak pertama kali Xelle menginjakkan kaki di halaman luas tersebut.“Di mana bajingan itu? Dia tidak membalas pesanku. Biasanya dia orang pertama yang akan menyambutku s
last updateLast Updated : 2022-07-06
Read more

Belum Waktunya

Satu pukulan terakhir mendarat bertepatan derap kaki masuk ke dalam ruangan yang sama. Bunyi dentingan benda jatuh dan serpihan kaca menyebar ke beberapa titik, menjeda keadaan darurat yang berlangsung beberapa saat lalu.Travis maupun Xelle membeku menatap kehadiran Rose yang menyorot keduanya dengan reaksi tertahan. Pandangan tidak fokus disertai wajah memerah, perlahan mendekat—dari langkah pelan menuju gerakan cepat.Napas Rose menggebu kasar. “Dia sedang tidak sadarkan diri, kau malah memukulnya!” tuding Rose tak henti mencecar. Mendorong Xelle sejauh mungkin—memisahkan pria itu dari jangkauan siapa pun.“Tidak sadarkan diri apa? Dia sudah tidak ada di sana! Aku akan menghajarnya sampai dia kembali!” “Berhenti!” ucap Rose, menahan tubuh yang hendak beranjak. “Dia tidak ada di sana? maksudmu ....” Kalimatnya menggantung di udara. Gendang telinga Rose seakan terisi suara berdenging setelah memaknai pernyataan Xelle yang sarat akan kekecewaan.“Ya. Just like that. He was dead." D
last updateLast Updated : 2022-07-11
Read more

Botulinum Toxin

Don’t make me close one more door. I don’t wanna hurt anymore.-Whitney Houston-...“Dara ....” Sayup – sayup suara dari dalam kamar terdengar gamang. Rose berdiri di depan pintu. Baru kembali setelah membersihkan sisa kekacauan pecahan kaca dan pancake yang terbuang sia-sia. Dia hanya meninggalkan Theo sebentar. Namun, ketika masuk ke dalam ruangan. Pergerakan kecil dari tubuh yang membentang di atas ranjang, menimbulkan gejolak rasa yang tidak bisa Rose mengerti.Theo tak henti menggumamkan nama wanita lain. Bulir keringat dingin mencuak ke permukaan. Terlihat tidak tenang, tenggelam dalam mimpi buruk paling menyakitkan.“Dara ...,” lirih Theo makin jelas tatkala posisi Rose tak lagi berjarak.Bersimpuh dengan berbagai rasa ingin tahu. Ada berapa banyak wanita yang pernah singgah di kehidupan Theo, selain salah satunya digadang sebagai mantan istri.Mungkinkah Dara ...?“Theo.”Tidak berani sepenuhnya menepuk wajah yang dipenuhi memar. Hanya bisa memanggil, berharap netra abu –
last updateLast Updated : 2022-07-13
Read more

Meraup Ketenangan

Bukan siapa – siapa ....Dengan kondisi lemah seperti itu, tidak bisa dimungkiri kebohongan Theo tersirat begitu jelas. Rose mendesah, tidak ingin membahas masalah yang akan memperburuk kondisi pria di hadapannya.Dia tersenyum singkat, seolah menegaskan—permbicaraan cukup sampai selimut tebal ditarik, menutup separuh tubuh besar yang terkulai di sandaran ranjang. Siapa pun masa lalu Theo, Rose tidak ingin terlibat apalagi peduli. “Kau harus istirahat. Mungkin sebentar lagi Travis akan datang memeriksa keadaanmu,” ucap Rose, bersikap tenang. “Aku kenapa?”“Kau kenapa? Kau pingsan dari semalam. Membuat semua orang di sini cemas, termasuk teman konyolmu yang hampir membuat wajahmu hancur. Tapi aku rasa memang sudah hancur.” Rose meringis, memperhatikan memar di beberapa bagian dan luka sobek di sudut bibir Theo. Tidakkah pria itu merasa kesakitan setelah apa yang diterima? Dia terlihat santai, meski sesekali kalimatnya terjeda dengan menyentuh rahang dengan pelan.“Siapa teman konyol
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more

Rahasia Lain

Langkah lebar melaju lurus meninggalkan beberapa titik kecemasan. Sisa tenaga yang ada dipaksa tergerah, mencegat jejak yang nyaris mencapai pintu keluar. Theo mengayunkan lengan ke depan, memiting Xelle tanpa menyakiti lawannya—dia butuh penyanggah sekadar menopang beban tubuh.“Berhenti, sialan. Rose bisa menggorengku hidup-hidup sampai dia tahu apa yang sebenarnya terjadi,” ucap Theo, perlahan—menarik napas, menetralkan rongga yang terasa menyempit.“Apa wajahku terlihat peduli? Fuck yourself. Aku tidak akan berhenti, jika itu menyangkut keselamatan Rose. Semoga saja kau tidak lupa atas sesuatu yang pernah terjadi di masa lalumu.” “It’s absolutelly not your fucking business. Kau tidak perlu mengingatkanku tentang hal itu. Satu yang harus kau tahu, wanita sebar- bar Rose tidak mudah tersentuh seperti Dara. Kalau kau masih bertekad memberitahu Rose apa yang sudah terjadi. Aku akan membocorkan sebuah fakta pada Bridgette, yang tidak wanita itu ketahui.”“Fakta apa?” Suara serak dan d
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

Gagal

Kesempatan tidak pernah datang menjadi peluang kedua. Kegagalan yang dipaksa berlanjut, hanya akan menyisakan perasaan gugur. Usaha meramu penawar dengan beberapa uji coba terus menunjukkan hasil negatif. Travis tidak mengerti kesalahan seperti apa yang dia lakukan saat mencampurkan zat tambahan dan esktrak tanaman. Partikel kecil yang terendap dari bahan tersebut tidak mengeluarkan enzim yang cukup untuk menetralkan aktivitas neuron dalam kandungan bakteri. Hanya nol koma sekian persen. Travis butuh senyawa lebih banyak, yang bisa melawan perkembangan racun di dalam tubuh Theo.Kedatangan Mr. O’Connor tidak mungkin diharapkan. Pria paruh baya itu akan melakukan konsolidasi bersama rekan bisnisnya di negeri kincir angin. Satu – satunya cara yang bisa Travis manfaatkan hanya dengan menciptakan antidot sendiri sebelum 24 jam berlalu. Yang sialnya sampai saat ini belum menemukan titik terang.Hampir enam jam berkutik di lab pribadi bersama Xelle, membuat Travis merasa kerja kerasnya be
last updateLast Updated : 2022-07-18
Read more
PREV
1
...
910111213
...
32
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status