Home / Urban / Lelaki yang Terbuang / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Lelaki yang Terbuang: Chapter 151 - Chapter 160

448 Chapters

Bab 151

"Satu koma dua!" Atha langsung menyambar peluang dengan menaikkan empat kali lipat syarat penawaran yang telah ditentukan.Para pedagang perhiasan kelas menengah dengan modal terbatas tertunduk pasrah. Wajah-wajah lesu itu telah kalah, bahkan sebelum pertarungan dimulai.Mata Gallen berbinar cerah melihat butiran mutiara di atas sana. Ketika ia hendak membuka mulut untuk mematahkan penawaran Atha, ponselnya menjerit.Melihat nama Erlan terpampang pada layar monitor, Gallen bangkit dan menepi ke dinding bagian belakang."Ada apa?" tanyanya tanpa tedeng aling-aling."Nyo–Nyonya Besar Dayyan, Tuan. Sesuatu yang buruk telah jadi pada nyonya."Gallen ingin marah karena Erlan menghubunginya pada waktu yang salah. Namun, saat nama Dayyan disebut, emosinya melemah."Apa kondisinya parah?""Nyonya kritis, Tuan. Sebelum nyonya pingsan, beliau berpesan agar ...."Erlan menjeda penuturannya. Untaian kata-katanya digantikan oleh helaan napas berat bernada bimbang."Katakan saja! Akan kubantu denga
Read more

Bab 152

"Apakah kau telah melupakan tujuanmu, Bro? Atau terjadi sesuatu yang buruk pada keluargamu?"Kenzie menepuk pundak Gallen.Gallen terperanjat. Otaknya masih belum bisa berpikir dengan jernih. "Oh, bukan apa-apa."Gallen kembali ke tempat duduknya, tetapi hatinya tidak tenang. Raganya memang masih berada di ruangan itu. Namun, pikirannya tertuju pada Erina dan Grizelle.Telepon Erlan yang terputus saat dia mengangkatnya membuat perasaannya tidak enak. Bagaimana kalau kondisi Erina semakin kritis?Grizelle pasti merasa sangat kacau. Dan dia benar-benar butuh seseorang untuk berbagi beban."Bos, kelihatannya kau sedang tidak baik. Ada yang mengganggu pikiranmu?" Kenzie kembali bertanya.Selama mendampingi Gallen dalam berbagai kesempatan, untuk pertama kalinya dia melihat Gallen kehilangan fokus pada tujuannya.Lelaki itu juga terlihat linglung dan kehilangan separuh jiwa.Itu benar!Gallen sedang terombang-ambing di tengah lautan keraguan. Jiwanya seakan terkoyak karena ditarik dari dua
Read more

Bab 153

Di ruang VIP 1 Rumah Sakit, Grizelle berwajah sembap, memandangi tubuh ringkih Erina yang terlihat seperti robot telah dipreteli.Beragam selang menempel pada kulit kisut Erina. Bunyi mesin perekam detak jantung terdengar laksana suara pukulan gong dalam ruangan sunyi itu.Hidung bangir Grizelle merah dan terus menerus mengeluarkan cairan bening. Helaian tisu nyaris memenuhi tempat sampah di sisi ranjang Erina."Bertahanlah, Nek! Nenek harus bangun ... demi aku, Nek." Grizelle mengusap lembut punggung tangan Erina. "Aku janji ... kalau Nenek membuka mata, aku akan menuruti semua permintaan Nenek."Nek ... Nenek tidak mungkin tega meninggalkan aku, kan? Aku tidak punya siapa-siapa lagi. Aku cuma punya Nenek. Bangun, Nek!"Jangan tinggalkan aku sendiri!"Grizelle kembali terisak."Kau tidak sendiri. Kau masih punya aku. Aku akan selalu bersamamu."Gallen melangkah santai mendekati Grizelle. Hatinya tercabik-cabik saat mendengar ratap pilu gadis pujaannya.Ingin ia mengulurkan tangan dan
Read more

Bab 154

"Neneeek!" Grizelle memekik histeris.Tubuh Erina terlonjak hebat secara tiba-tiba. Mesin perekam detak jantung mengeluarkan decit melengking panjang.Derap langkah kaki dokter dan perawat terdengar bagai kuda berlari kencang.Begitu dokter melakukan tindakan sebagai upaya penyelamatan, Grizelle menyudut. Ia menggigit ujung jemarinya yang gemetar.Gallen tak mampu lagi menahan diri saat menyaksikan gadis itu sangat rapuh.Ia menjangkau pundak Grizelle. Dan menyediakan dada bidangnya untuk menyembunyikan tangis Grizelle."Nenek akan baik-baik saja. Percayalah!" hibur Gallen seraya menenangkan Grizelle dengan usapan lembut pada punggungnya."Aku ... aku tidak mau nenek mati!""Nenek akan tetap hidup. Dokter sedang berjuang untuk menyelamatkan nenek. Mari kita bantu dengan doa!"Entah kenapa kata-kata menghibur dan suara lembut Gallen terasa menyentuh dan begitu menenangkan bagi Grizelle.Kita? Satu kata itu sungguh ajaib! Tiba-tiba saja Grizelle tak lagi merasa sendirian. Ia masih punya
Read more

Bab 155

"Em ... Ayah, apa Ayah sibuk hari ini?" tanya Gallen, menyeka mulutnya setelah menelan suapan terakhir dari sarapan paginya."Huh? Tidak juga. Hanya ke bengkel, seperti biasa. Kenapa? Kau membutuhkan bantuanku?""Iya, Yah. Sebagai lelaki, ada hal penting yang ingin kulakukan hari ini, tapi ... aku membutuhkan kehadiran Ayah untuk menyampaikan niatku."Ghifari urung menjejali mulutnya dengan makanan. "Sebentar, biar kutebak! Aku tidak ingin salah memahami permintaanmu. Kau ingin aku meminang seorang gadis untukmu. Benar begitu?"Gallen mengangguk pelan."Ah, jadi ... itu sebabnya kau membiarkan Falisha menyelesaikan sarapannya lebih dulu dan pergi?"Lagi-lagi Gallen mengangguk."Hei! Kau tidak perlu bersikap malu-malu seperti gadis perawan!" goda Ghifari, "usiamu sudah kepala tiga. Memang sudah sepantasnya kau menikah dan membina rumah tangga."Ghifari terkekeh. Namun, sudut matanya menjatuhkan bulir bening. Ia terharu. Sungguh ia tak menyangka akan secepat ini ia melepaskan anak bujan
Read more

Bab 156

"Ayah, tunggu!" Gallen menahan langkah Ghifari. "Ayah salah paham.""Salah paham bagaimana? Jelas-jelas mereka tidak tulus menerimamu sebagai calon anggota keluarga baru," sanggah Ghifari, "Kalau tulus, mereka tidak akan meminta untuk melakukan cek kesahatan saat ingin melamar. Untuk apa? Untuk mengecek kesuburanmu atau mencari jejak bukti kenakalanmu sebagai lelaki?"Apa pun alasannya, aku tak terima. Itu sangat melukai harga diriku sebagai orang tua. Secara tidak langsung, mereka menganggapku tidak becus dalam membesarkan dan mendidik anak.""Ayah, tenanglah. Orang-orang jadi memperhatikan kita. Apa Ayah tidak malu?"Ghifari mengedarkan pandangan berkeliling. Gallen benar. Setiap orang yang keluar masuk Rumah Sakit itu melirik ke arah mereka, walaupun sungkan untuk memperlihatkan ketertarikan mereka secara terang-terangan.Ghifari mendesah lesu."Dengarkan aku, Ayah! Apa yang melintas di pikiran Ayah itu tidak benar. Percayalah padaku! Nenek calon istriku tidak memiliki pikiran sepi
Read more

Bab 157

"Baiklah. Diam berarti setuju." Ghifari tersenyum lebar. "Terima kasih, Nak!"Grizelle ternganga. Dia belum mengatakan apa-apa, tetapi Ghifari sudah menyimpulkan bahwa dia menerima pinangan Gallen.Dia lupa bahwa dalam agama Islam, diamnya seorang gadis saat dimintai pendapat pada proses khitbah merupakan izin darinya.Erina mengulum senyum. "Cucuku anak yang berbakti. Gallen, jagalah dia dengan baik!""I–iya, Nek. Tentu! Aku akan melindungi Grizelle dengan segenap jiwa dan ragaku. Tapi, Nek ....""Apa lagi? Bukankah dia sudah bersedia menikah denganmu? Apakah kau masih belum puas?""Em ... anu ... aku ...." Gallen bingung harus bagaimana menyampaikan isi pikirannya pada Erina."Kenapa? Apa ada kodok yang tersangkut di tenggorokanmu?""Ah, Nyonya ... mungkin anak saya ingin menanyakan soal mahar," sela Ghifari."Terserah!" Grizelle langsung menyerobot sebelum Erina membuka mulut."Beres, kan?" tanya Erina, melirik Gallen yang berkeringat dingin."Nak, lebih baik kau sebutkan secara sp
Read more

Bab 158

"Arabelle? Apa yang kau lakukan?!""Apa yang kulakukan? Gallen, aku hanya mengungkapkan rasa rinduku padamu. Apa itu salah?"Arabelle menyahut manja sembari mengulurkan lagi kedua tangannya untuk menjangkau Gallen.Di tempat duduknya, Grizelle memotong daging ayam di piringnya dengan kekuatan penuh.Tuing!Potongan ayam dari piring Grizelle terbang dan mendarat di pipi kiri Arabelle sebelum meluruh ke lantai."Apa-apaan ini?!" pekik Arabelle setelah pulih dari rasa kaget.Gallen menahan tawa seraya berputar ke samping. Mengamati ekspresi Grizelle. Kilatan senang berkelebat pada netra birunya saat mendapati wajah Grizelle merah padam."Heh, wanita kampung! Lihat apa yang telah kamu lakukan padaku! Kamu iri ya dengan kecantikanku?!"Arabelle menarik lengan Grizelle sehingga pisau yang berada di genggamannya terlepas."Setiap wanita memiliki kecantikan yang unik. Kenapa aku harus iri padamu?""Omong kosong! Buktinya, kamu sengaja mengotori wajahku dengan daging ayam itu!"Grizelle mengama
Read more

Bab 159

"Tidaaak! Aku tidak percaya. Kamu pasti bohong!" Arabelle keukeh dengan keyakinannya. "Kamu tidak akan menyelamatkan aku waktu itu kalau kamu tidak memiliki perasaan padaku.""Hah!" Gallen menepuk jidat.Kejadian itu sudah cukup lama berlalu dan dia bahkan telah melupakannya."Nona, apa Anda baik-baik saja?" tanya Gallen, beralih ke bahasa formal setelah melihat Arabelle semakin kacau.Gadis itu menjambak rambutnya sendiri. Bola matanya bergerak liar dengan tatapan yang kosong.Seorang perempuan berlari ke arah Arabelle. "Nona, bukankah Anda meminta saya untuk mengambilkan tas Anda? Tapi, kenapa Anda meninggalkan saya? Saya jadi kalang kabut mencari Anda."Perempuan itu merapikan rambut Arabelle dan menyeka air mata gadis itu. "Syukurlah Anda tidak kenapa-napa."Gallen memperhatikan interaksi dua perempuan itu dengan sebelah alis terangkat. Ada yang salah dengan Arabelle."Maaf, Tuan. Nona kami sedang sakit," ujar perempuan itu pada Gallen."Siapa yang sakit? Aku tidak sakit!" hardik
Read more

Bab 160

Elyas turun dari mogenya, berjalan menghampiri Gallen dan Grizelle. Di belakangnya, beberapa teman Elyas mengiring sang pimpinan.Gallen sedikit mengernyit, mencium aroma tak sedap dari kemunculan Elyas dan gerombolannya."Bos, itu bukannya cowok yang merebut Falisha dari Bos?" celetuk salah satu rekan Elyas."Iya. Benar! Aku ingat. Itu benar-benar dia!" timpal temannya yang lain."Hajar, Bos!Hasutan dari rekan-rekannya memompa gejolak jiwa muda Elyas. Namun, melihat kecantikan Grizelle, dia berusaha untuk menjaga sikap tenangnya."Terlalu! Kukira kau lelaki sejati sehingga aku terpaksa merelakan Falisha untukmu. Cih! Ternyata kau pecundang!"Aku tidak peduli berapa banyak gadis yang kau kencani atau rusak karenamu, tapi kali ini ... kau mengkhianati Falisha tepat di depan mataku. Aku tidak akan mengampunimu!"Mendengar kata-kata Elyas, hati Grizelle menjadi tidak tenang. Mukanya menggelap. Disambarnya kunci mobil dari tangan Gallen. "Aku pulang sendiri!"Grizelle berjalan tergesa me
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
45
DMCA.com Protection Status