Home / Urban / Lelaki yang Terbuang / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Lelaki yang Terbuang: Chapter 171 - Chapter 180

448 Chapters

Bab 171

"Tidak ada daftar tamu yang membesuknya hari ini.""Aah ...." Gallen paham sekarang.Regan memanggilnya karena tak sabar ingin mengungkap kasus Malik lebih cepat.Jika hanya mengandalkan hasil coroner autopsy, akan memakan waktu lebih lama.Gallen menyentuh kening Malik dengan ujung jari. "Sebaiknya kau videokan," ujar Gallen sebelum menutup mata dan mengabaikan dunia di sekelilingnya."Oh, iya. Siap!"Regan mengeluarkan ponsel dan menyalakan video. Ia mengarahkan kamera tepat ke kening Malik. Selanjutnya ia bungkam. Ikut bertapa, mengimbangi kebisuan Gallen.Perlahan bayang samar mulai merasuki pikiran Gallen. Malik memindahkan suap demi suap nasi yang berada di dalam kotak ke mulutnya.Ia mengunyah nasi itu dengan tangis tertahan. Meratapi nasib buruknya yang berakhir di penjara.Tidak ada yang aneh selama Malik menikmati makanannya.Gallen terus memusatkan konsentrasi.Setelah makan, Malik duduk berselonjor kaki, bersandar pada dinding.Selang beberapa menit, ia merasa mual. Perutn
Read more

Bab 172

Anggur? Sejak kapan menu untuk tahanan biasa menyaingi kemewahan hidangan di meja makan para bangsawan?"Sepertinya kau tak lagi membutuhkan bantuanku," seloroh Gallen."Kau luar biasa! Aku angkat topi untukmu.""Pujianmu terlalu cepat, Kawan!""Aku yakin hasil autopsi nanti akan menguatkan temuanmu.""Apa pun hasilnya, aku hanya berharap kasus ini segera terpecahkan. Aku ingin identitas Nyonya Kedua bisa diungkapkan kepada publik secepatnya."Mereka tiba di pelataran parkir, bersamaan dengan masuknya sebuah mobil ambulans.Mulut Regan terbuka lebar. "Maksudmu ... kau sudah mengantongi identitas wanita itu?"Seketika Gallen tersadar bahwa dia belum melaporkan hasil penyelidikannya kepada Regan."Sorry. Kupikir aku sudah memberitahumu.""Kau ini benar-benar ya ... aku sedih mengetahui bahwa aku tidak penting bagimu. Bahkan, menikah pun kau melupakan aku.""Tidak usah lebay! Aku akan mengundangmu nanti.""Awas saja kalau tidak! Aku akan terus mengganggu waktumu dengan berbagai kasus.""
Read more

Bab 173

Penjelasan dan pertanyaan Gallen begitu menohok!Regan seketika sadar bahwa dia lebih banyak menghabiskan waktu untuk memainkan game favoritnya di waktu senggang.Padahal sebagai pria, meluangkan waktu untuk berinvestasi pada diri sendiri itu sangat penting.Dengan meningkatkan pengetahuan dan keahlian, keran-keran rezeki akan lebih banyak yang terbuka.Mau kaya dan hidup berkecukupan? Jalan tercepat adalah dengan memiliki minimal satu atau dua pekerjaan sampingan.Mulai sekarang, Regan pikir dia harus mengatur ulang alokasi waktunya dalam kehidupan sehari-hari.Cukup main game ala kadarnya saja! Sekadar melepas penat selepas kerja. Selebihnya, perkaya wawasan demi masa depan.Suatu hari nanti, istri dan anak-anaknya tidak hanya butuh biaya sekadar cukup untuk makan. Ada banyak mimpi yang harus diraih. Dan itu semua tidak akan tercapai dengan mengandalkan pendapatan dari satu sumber penghasilan, apalagi dengan berpangku tangan dan bermalas-malasan.Tak ingin mendebat logika Gallen, Re
Read more

Bab 174

Gallen tak bisa berkata-kata. Ternyata dia telah membuat pilihan yang salah saat memutuskan untuk mampir ke rumah orang tuanya. Benar-benar apes!"Pulanglah! Selesaikan masalahmu dengan kepala dingin! Aku tidak pernah mendidikmu untuk menjadi lelaki yang tidak bertanggung jawab dan pengecut."Alis Gallen berkedut. Ayah dan adiknya telah salah paham mengenai kepulangannya, tetapi dia kehabisan kata untuk membela diri.Menjelaskan pun percuma. Ayahnya pasti akan semakin murka jika dia memberitahu lelaki renta itu bahwa dia baru saja pulang kerja.Memang dia yang salah. Wajar jika kini dia memetik hasil dari kekeliruannya."Baiklah. Aku pulang, Ayah. Jaga kesehatan, Ayah."Gallen mengusap kepala Falisha. "Kau juga. Jangan bekerja terlalu lelah. Bagaimanapun, kesehatan dan kuliahmu lebih utama."Sebelum meninggalkan ruang makan, Gallen menyempatkan diri untuk menyalami Ghifari."Hargai dan sayangi istrimu, Nak! Dia adalah bagian dari jiwamu. Jika dia tidak bahagia, hidupmu akan terasa bag
Read more

Bab 175

"Idih, ge-er. Aku cuma mau melihat hujan badai di luar sana. Bunyinya berisik sekali. Tidurku jadi terganggu.""Benarkah? Aku juga mau lihat." Gallen ikut mengintip dari balik jendela dengan tirai yang setengah terbuka. "Mana? Tidak ada apa-apa di luar sana. Langit malah terlihat cerah."Beberapa bintang sudah menampakkan diri di bentang cakrawala. Menghias langit malam dengan pesona kerlipnya."Sudah berhenti. Tadi ada kok." Grizelle bergeser ke kanan, lalu berbalik dan melarikan diri dari sisi Gallen.Sebelum Gallen pulang, memang ada serangan hujan badai yang menyebabkan Grizelle dirundung gelisah sehingga tak bisa memejamkan mata. Tetapi bukan di luar sana, melainkan dalam hati Grizelle.Gallen mengulum senyum merasakan betapa canggung dan gugupnya Grizelle saat berada di dekatnya.Grizelle tak berani menoleh ke belakang. Ia langsung mengempaskan diri ke atas kasur, kemudian membungkus dirinya dengan selimut. Menyembunyikan rona merah pada pipinya dari penglihatan Gallen.Detak ja
Read more

Bab 176

"Aku tidak bisa menunda lebih lama lagi.""Akan kudapatkan informasi itu secepatnya.""Kemarin, ada kasus yang menimpa seorang tahanan. Tolong bantu aku menyelidikinya! Kuyakin ini erat kaitannya dengan orang tuaku."Gallen menyerahkan kumpulan informasi di tangannya pada Kenzie."Tewas karena tetrodotoksin? Ini kasus langka.""Ya. Dan itu menunjukkan bahwa kemampuan lawan kita pantas untuk diperhitungkan. Orang biasa tidak akan menggunakan TTX sebagai senjata penghilang nyawa.""Oke. Aku akan lembur malam ini. Kau akan mendapatkan hasilnya besok pagi.""Bagus!" Gallen melompat bangun. "Aku akan menyambangi peternakan Codet. Kau mau ikut?""Beri aku waktu untuk ganti baju!""Lima menit!"Kenzie segera melesat masuk ke rumah, diikuti Gallen yang melenggang santai.Gallen menunggu di mobil. Dia melirik arloji di pergelangan tangannya begitu Kenzie duduk di belakang kemudi."Manajemen waktumu juga memburuk. Kau terlambat lima detik!"Kenzie menyeringai kecut. "Sorry, Bos! Mungkin karena
Read more

Bab 177

Gallen pura-pura tidak mendengar jeritan Pites. Ia terus mengayun langkah menuju pintu."Tuan!" Pites melompat, ingin memburu Gallen.Akan tetapi, gerakannya terhenti akibat cekalan erat anak buah Codet pada kerah bajunya."Tuan, tolong beri saya kesempatan!" raung Pites, terdengar putus asa.Gallen berhenti dan berbalik. "Cepat bicara!""B–baik, Tuan." Pites menghela napas panjang sebelum memenuhi permintaan Gallen."Usia saya belum memenuhi syarat untuk mengakses informasi penting saat itu, tapi ... saya kenal seseorang yang mungkin dapat membantu Anda."Gallen jadi tertarik. Dia pun kembali duduk. "Ceritakan lebih banyak!"Pites melihat secercah cahaya harapan begitu sikap Gallen melunak."Anda bisa menghubungi Paman Yu. Dia adalah seseorang yang bertugas menyingkirkan anak lelaki Nyonya Indira."Kenangan kelam masa kecilnya, melintas di benak Gallen. Giginya mengerit, seiring api dendam yang membesar.Melihat perubahan raut muka Gallen, Pites menggigil. Otaknya segera menganalisa.
Read more

Bab 178

Gallen memutar kepalanya, lalu berbalik perlahan. Seorang lelaki berdiri pincang di depannya."Anda mencari siapa?" ulang lelaki itu, menatap Gallen penuh selidik."Saya kerabat jauh penghuni rumah ini. Sekadar mampir untuk bertemu Paman Yu."Gallen tersenyum ramah untuk menghalau kecurigaan lelaki berkaki pincang itu."Dia sudah pergi. Apa Anda tidak tahu?""Oh, sayang sekali. Saya merantau selama bertahun-tahun dan baru pulang." Gallen memasang tampang sedih. "Kami sudah lama sekali tidak bertemu. Ke mana saya harus mencari Paman Yu sekarang?"Gallen tampak putus asa dan merasa kehilangan.Aktingnya itu sangat meyakinkan dan mengundang simpati si pincang."Saya juga tidak tahu dia pergi ke mana, tapi ... menurut beberapa warga, kemarin sore ada mobil yang menjemputnya."Gallen menyipitkan mata. Apa menghilangnya Paman Yu ada hubungannya dengan kematian Malik?"Bagaimana dengan keluarganya?""Mereka bahkan sudah pindah lebih dahulu. Mungkin sekitar satu bulan yang lalu.""Keterlaluan
Read more

Bab 179

"Gila kamu ya ... masa suami sendiri dicurigai." Sandra geleng-geleng kepala, tak percaya pada jalan pikiran Grizelle."Aku bukannya curiga, tapi ingin memastikan.""Sebelas dua belas," komentar Sandra, "Jadi, maumu ke mana?""Terserah, asal bukan bagian dari GK Group.""Oke. Ke toko kenalan papaku saja!"Sandra memberi arahan ke mana Grizelle harus memacu mobilnya."Kamu yakin toko perhiasan ini tidak bernaung di bawah bendera GK Group?" tanya Grizelle, menatap ragu pada nama toko yang hendak dimasukinya bersama Sandra."Yakinlah! Pemilik toko ini teman baik papaku.""Oh, oke."Keduanya melangkah masuk."Halo, Paman Zaki!" sapa Sandra saat melihat seorang lelaki paruh baya hendak menaiki tangga."Wah, wah. Lihat, siapa yang datang! Wajahmu makin bersinar, Sandra." Zaki mengurungkan niatnya untuk naik ke lantai atas. Ia tersenyum ramah menyambut kedatangan Sandra."Sudah lama kau tidak berbelanja. Apa yang bisa kubantu untukmu?" imbuh Zaki."Ih, Paman makin pintar membuatku tersipu,"
Read more

Bab 180

"Enak ya jadi pengantin baru ... hari Minggu kelayapan, sementara yang lain sibuk beberes di rumah."Miranda menyambut kepulangan Grizelle dengan kalimat sindiran. Gadis itu duduk di ruang tengah sambil membaca majalah mode edisi terbaru.Grizelle menulikan telinga. Ia meneruskan langkah menaiki tangga menuju lantai dua.Merasa diabaikan, telinga Miranda berasap. Dilemparnya majalah dipangkuannya pada Grizelle, tapi lemparannya meleset.Majalah itu jatuh ke lantai setelah membentur sebuah vas besar di sisi tangga."Heh, anak pembawa sial! Kamu budek?" Miranda tegak berkacak pinggang.Grizelle terus mengayun langkah menuju kamarnya. Biarkan saja Miranda mencak-mencak. Seekor singa tidak akan memedulikan gonggongan anjing di belakangnya.Duduk termangu di depan cermin, mata Grizelle tak berkedip menatap permata dari Gallen.Lima ratus miliar! Lima ratus miliar!Teriakan wanita yang menyebutkan harga permata itu pada hari pernikahannya terus bergema di telinga Grizelle, seperti dengungan
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
45
DMCA.com Protection Status