Share

Bab 156

Penulis: Lathifah Nur
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Ayah, tunggu!" Gallen menahan langkah Ghifari. "Ayah salah paham."

"Salah paham bagaimana? Jelas-jelas mereka tidak tulus menerimamu sebagai calon anggota keluarga baru," sanggah Ghifari, "Kalau tulus, mereka tidak akan meminta untuk melakukan cek kesahatan saat ingin melamar. Untuk apa? Untuk mengecek kesuburanmu atau mencari jejak bukti kenakalanmu sebagai lelaki?

"Apa pun alasannya, aku tak terima. Itu sangat melukai harga diriku sebagai orang tua. Secara tidak langsung, mereka menganggapku tidak becus dalam membesarkan dan mendidik anak."

"Ayah, tenanglah. Orang-orang jadi memperhatikan kita. Apa Ayah tidak malu?"

Ghifari mengedarkan pandangan berkeliling. Gallen benar. Setiap orang yang keluar masuk Rumah Sakit itu melirik ke arah mereka, walaupun sungkan untuk memperlihatkan ketertarikan mereka secara terang-terangan.

Ghifari mendesah lesu.

"Dengarkan aku, Ayah! Apa yang melintas di pikiran Ayah itu tidak benar. Percayalah padaku! Nenek calon istriku tidak memiliki pikiran sepi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 157

    "Baiklah. Diam berarti setuju." Ghifari tersenyum lebar. "Terima kasih, Nak!"Grizelle ternganga. Dia belum mengatakan apa-apa, tetapi Ghifari sudah menyimpulkan bahwa dia menerima pinangan Gallen.Dia lupa bahwa dalam agama Islam, diamnya seorang gadis saat dimintai pendapat pada proses khitbah merupakan izin darinya.Erina mengulum senyum. "Cucuku anak yang berbakti. Gallen, jagalah dia dengan baik!""I–iya, Nek. Tentu! Aku akan melindungi Grizelle dengan segenap jiwa dan ragaku. Tapi, Nek ....""Apa lagi? Bukankah dia sudah bersedia menikah denganmu? Apakah kau masih belum puas?""Em ... anu ... aku ...." Gallen bingung harus bagaimana menyampaikan isi pikirannya pada Erina."Kenapa? Apa ada kodok yang tersangkut di tenggorokanmu?""Ah, Nyonya ... mungkin anak saya ingin menanyakan soal mahar," sela Ghifari."Terserah!" Grizelle langsung menyerobot sebelum Erina membuka mulut."Beres, kan?" tanya Erina, melirik Gallen yang berkeringat dingin."Nak, lebih baik kau sebutkan secara sp

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 158

    "Arabelle? Apa yang kau lakukan?!""Apa yang kulakukan? Gallen, aku hanya mengungkapkan rasa rinduku padamu. Apa itu salah?"Arabelle menyahut manja sembari mengulurkan lagi kedua tangannya untuk menjangkau Gallen.Di tempat duduknya, Grizelle memotong daging ayam di piringnya dengan kekuatan penuh.Tuing!Potongan ayam dari piring Grizelle terbang dan mendarat di pipi kiri Arabelle sebelum meluruh ke lantai."Apa-apaan ini?!" pekik Arabelle setelah pulih dari rasa kaget.Gallen menahan tawa seraya berputar ke samping. Mengamati ekspresi Grizelle. Kilatan senang berkelebat pada netra birunya saat mendapati wajah Grizelle merah padam."Heh, wanita kampung! Lihat apa yang telah kamu lakukan padaku! Kamu iri ya dengan kecantikanku?!"Arabelle menarik lengan Grizelle sehingga pisau yang berada di genggamannya terlepas."Setiap wanita memiliki kecantikan yang unik. Kenapa aku harus iri padamu?""Omong kosong! Buktinya, kamu sengaja mengotori wajahku dengan daging ayam itu!"Grizelle mengama

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 159

    "Tidaaak! Aku tidak percaya. Kamu pasti bohong!" Arabelle keukeh dengan keyakinannya. "Kamu tidak akan menyelamatkan aku waktu itu kalau kamu tidak memiliki perasaan padaku.""Hah!" Gallen menepuk jidat.Kejadian itu sudah cukup lama berlalu dan dia bahkan telah melupakannya."Nona, apa Anda baik-baik saja?" tanya Gallen, beralih ke bahasa formal setelah melihat Arabelle semakin kacau.Gadis itu menjambak rambutnya sendiri. Bola matanya bergerak liar dengan tatapan yang kosong.Seorang perempuan berlari ke arah Arabelle. "Nona, bukankah Anda meminta saya untuk mengambilkan tas Anda? Tapi, kenapa Anda meninggalkan saya? Saya jadi kalang kabut mencari Anda."Perempuan itu merapikan rambut Arabelle dan menyeka air mata gadis itu. "Syukurlah Anda tidak kenapa-napa."Gallen memperhatikan interaksi dua perempuan itu dengan sebelah alis terangkat. Ada yang salah dengan Arabelle."Maaf, Tuan. Nona kami sedang sakit," ujar perempuan itu pada Gallen."Siapa yang sakit? Aku tidak sakit!" hardik

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 160

    Elyas turun dari mogenya, berjalan menghampiri Gallen dan Grizelle. Di belakangnya, beberapa teman Elyas mengiring sang pimpinan.Gallen sedikit mengernyit, mencium aroma tak sedap dari kemunculan Elyas dan gerombolannya."Bos, itu bukannya cowok yang merebut Falisha dari Bos?" celetuk salah satu rekan Elyas."Iya. Benar! Aku ingat. Itu benar-benar dia!" timpal temannya yang lain."Hajar, Bos!Hasutan dari rekan-rekannya memompa gejolak jiwa muda Elyas. Namun, melihat kecantikan Grizelle, dia berusaha untuk menjaga sikap tenangnya."Terlalu! Kukira kau lelaki sejati sehingga aku terpaksa merelakan Falisha untukmu. Cih! Ternyata kau pecundang!"Aku tidak peduli berapa banyak gadis yang kau kencani atau rusak karenamu, tapi kali ini ... kau mengkhianati Falisha tepat di depan mataku. Aku tidak akan mengampunimu!"Mendengar kata-kata Elyas, hati Grizelle menjadi tidak tenang. Mukanya menggelap. Disambarnya kunci mobil dari tangan Gallen. "Aku pulang sendiri!"Grizelle berjalan tergesa me

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 161

    Bunyi decit rem menjerit murka ketika Grizelle berhenti mendadak.Buru-buru Gallen turun dari motor dan menuliskan selembar cek, lalu menyerahkannya kepada si tukang ojek."Terima kasih, Bang! Tetaplah di sini sampai wanita itu mengizinkan aku masuk ke mobilnya!"Tukang ojek tersebut hanya mengangguk, seperti seseorang yang terkena hipnotis.Nyawanya seakan masih berserakan, tercecer di sepanjang jalan. Dan dia tengah berjuang untuk mengumpulkan kepingan-kepingan nyawa yang telah lebur diempas cemas.Gallen mengetuk kaca jendela mobil Grizelle. Tak ada sahutan. Grizelle menumpukan kening pada roda kemudi.Detak jantungnya tak terkendali. Terbayang bagaimana jika tadi mobilnya menghantam motor yang dikendarai Gallen."Grizelle! Buka!" teriak Gallen, mengetuk kaca lebih keras. "Grizelle!"Grizelle mengangkat kepala, menoleh seperti orang linglung. Perlahan jemarinya bergerak untuk menurunkan kaca jendela.Gallen tersenyum lebar. Merasa lega karena Grizelle mau sedikit melunak."Kamu gil

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 162

    "Gallen, berhenti! Kamu salah jalan!""Enggak. Jalannya sudah benar kok. Tenang saja!""Benar apanya? Kamu pikir aku tidak hafal seluk beluk kota ini? Ini bukan jalan ke Rumah Sakit, Gallen!""Memang bukan." Gallen tersenyum tipis sambil mengoper gigi persneling."Kamu!""Kau lupa, nenek bilang apa? Kita butuh waktu untuk berdua dan keluar mencari udara segar. Aku sedang memenuhi permintaan nenek sekarang."Grizelle tak bisa berkata-kata. Lelaki yang tampak cuek ini ternyata merekam setiap detail perkataan Erina."Cih! Kamu sangat pandai memanfaatkan kesempatan," ledek Grizelle setelah terdiam cukup lama."Tidak juga. Aku hanya sedang berusaha menjadi calon cucu menantu yang baik dan patuh."Calon cucu menantu yang baik dan patuh? Kedengarannya akan mudah dikendalikan, tapi Grizelle yakin Gallen tidak sesederhana itu.Dalam ingatan Grizelle masih terpatri bahwa Gallen adalah sosok yang penuh misteri. Dia bahkan meragukan status Gallen yang bekerja sebagai OB."Em ... kamu ...."Grizel

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 163

    Seperti anak ayam kehilangan induknya, Gallen berlari ke sana kemari. Menyerukan nama Grizelle dengan keringat cemas mengucur deras."Grizelle, di mana kamu?" Gallen mengusap wajah dengan kasar.Pandangan netra elangnya liar menyapu setiap penjuru taman. Ketika matanya merekam gerak seorang wanita yang terlihat syok, ia melesat menuju wanita itu."Grizelle!"Tangan Gallen menangkap tubuh Grizelle pada saat yang tepat."Ya Tuhan! Apa yang terjadi padamu?" Suara Gallen bergetar.Kelopak mata Grizelle setengah terbuka. "Kakek ....""Grizelle, hei! Bertahanlah!" Gallen membopong Grizelle.Namun, sebelum ia berhasil membawa gadis itu untuk berteduh, kilatan peristiwa melintas dalam penglihatan batinnya.Pagi itu, gumpalan awan kelabu menggantung pada bentang cakrawala. Dua lelaki berpakaian serba hitam menerobos masuk ke pekarangan sebuah rumah mewah setelah menidurkan sang penjaga dengan embusan segumpal asap rokok pada wajahnya.Grizelle keluar dari kamar sambil mengucek mata. Berjalan m

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 164

    Gallen memacu mobilnya dengan kecepatan kilat menuju Rumah Sakit. Begitu tiba, ia membopong Grizelle ke ruang IGD, mengabaikan petugas yang menawarkan sebuah kursi roda. Itu terlalu lambat!"Tolong periksa calon istri saya, Dok!" pinta Gallen pada dokter muda yang berjalan mendekat.Dibaringkannya Grizelle di atas brankar. Gerakannya sangat hati-hati, seakan Grizelle adalah sebuah porselen langka berharga mahal.Dokter muda itu segera memeriksa Grizelle. Ia mengecek kerja organ vital Grizelle dengan menggunakan stetoskop. Lalu, mengintip bagian dalam kelopak mata Grizelle sebelah bawah."Kenapa dengan tunangan saya, Dok?" tanya Gallen tak sabar.Dokter muda itu bahkan belum berdiri dengan sempurna. Dia tersenyum maklum."Tidak apa-apa. Tunangan Anda hanya syok. Sepertinya dia pernah mengalami trauma dan kebetulan dihadapkan pada situasi yang membangkitkan kenangan buruk itu."Gallen teringat lintasan peristiwa saat dia menyentuh Grizelle. "Apa itu berbahaya?""Ada baiknya tunangan Anda

Bab terbaru

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 448

    "Nyonya Bellona Hopkins?!" seru Gallen, kaget. "Tidak. Anda datang pada waktu yang tepat. Mari bergabung bersama keluargaku!""Iya, Nyonya. Ayo duduk sini!" Kimi menjemput Bellona."Terima kasih!" Bellona merasa terharu dengan sambutan Gallen dan keluarganya. "Sebenarnya, aku ke sini ingin minta maaf pada Gallen atas namaku dan juga Atha. Aku terlalu serakah dan mementingkan anakku.""Seorang ibu selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Itu bisa dimaklumi, Nyonya," sahut Gallen. "Kami juga minta maaf karena telah melaporkan Anda dengan beberapa tindak kejahatan yang tidak Anda lakukan."Wajah Gallen kecut, merasa bersalah."Itu bukan kesalahanmu sepenuhnya. Wanita berhati iblis itu yang sangat pandai menipu orang." Muka Bellona menggelap. "Kalau aku tahu Bibi Rose menggunakan wajahku untuk berbuat jahat, aku pasti telah lebih dulu menyeretnya ke penjara. Dia benar-benar licik!""Dia pasti mempelajari keterampilan make-up saat berada di Korea Selatan," timpal Kimi."Betul. Itu ar

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 447

    Gallen melangkah gontai memasuki rumah. Ia melewati Grizelle yang duduk santai di ruang tengah begitu saja.Namun, ketika sudut matanya menangkap bayang Grizelle saat hendak menaiki tangga, ia berbalik.Tanpa malu-malu ia merebahkan diri dan meletakkan kepala di pangkuan Grizelle yang duduk berjuntai di atas sofa.Grizelle mengelus rambut Gallen yang jatuh ke kening."Kamu dari mana saja? Aku sangat khawatir. Teleponmu tidak aktif."Gallen merogoh saku, mengeluarkan ponsel. "Ck! Baterainya habis.""Sini! Kubantu mengisikan dayanya.""Nanti saja! Aku masih mau seperti ini." Gallen menaruh ponsel di atas meja, lalu melingkarkan lengan pada pinggang Grizelle.Saat hatinya sedang galau dan pikiran kacau, berbaring di pangkuan Grizelle bikin nyaman.Wangi vanila berpadu dengan aroma alami tubuh Grizelle menghadirkan perasaan tenang di hati Gallen.Setelah cukup lama menikmati kehangatan pangkuan Grizelle, Gallen bangkit. Mengecup kening Grizelle."Terima kasih. Bersamamu, aku selalu merasa

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 446

    "Kenapa? Kaget? Hahaha ...."Wanita itu tak peduli dengan keberadaan polisi dan tangannya yang terbogol. Ia tertawa, seperti telah kehilangan kewarasannya.Gallen bukan hanya kaget, tapi syok. Tak menyangka orang yang selama ini dikenalnya begitu baik dan berada di pihaknya, ternyata merupakan dalang dari segala kemalangan yang menimpa keluarganya."Bibi Rose, katakan bahwa ini tidak benar!""Hahaha ... sayangnya, inilah kenyataannya."Gallen menggeleng-geleng. Masih sulit memercayai kebenaran yang terpampang di depan mata."Kenapa, Bi? Bukankah nenekku selalu memperlakukan Bibi dengan baik?"Gallen masih ingat, walaupun samar, neneknya tidak pernah memperlakukan Bibi Rose dengan kasar.Rianna bahkan memercayai Bibi Rose menjadi pelayan pribadinya. Neneknya bahkan tak pernah perhitungan dalam membelikan pakaian dan memenuhi kebutuhan Bibi Rose.Tapi lihat balasan yang diberikan wanita itu! Hanya pengkhianatan terhadap keluarganya."Baik? Cih! Nenekmu bahkan lebih licik dari seekor rub

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 445

    "Bro, target memasuki perangkap. Kau ingin melihat langsung?""Aku sudah berada di lokasi. Di mana kau?"Gallen berdiri di belakang sebuah tiang besar, mengawasi seorang wanita yang baru saja turun dari mobil.Wanita itu memakai setelan tunik dan celana panjang yang terlihat modis. Sehelai masker dan kacamata hitam berbingkai lebar menutupi wajahnya yang lonjong.Sebuah topi bulat dengan hiasan sekuntum bunga teratai mekar meneduhi wajahnya yang tersembunyi dari terik matahari."Arah jam sembilan."Gallen mengerling ke titik yang disebutkan. Tampak bayangan Regan duduk di belakang roda kemudi, berlagak sedang membersihkan dashboard. Namun, matanya sering kali mengerling ke pintu gerbang."Aku pada titik jam satu."Pandangan keduanya segera bertemu begitu Gallen menutup panggilan telepon.Regan tersenyum seraya mengangguk ringan.Wanita itu telah memasuki lobi hotel. Regan mengikuti dari belakang layaknya juga seorang pengunjung.Gallen berjalan memutar. Memasuki hotel lewat pintu khusu

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 444

    "Laura, memaafkan dan kembali bersama adalah dua hal yang berbeda! Jangan mengharapkan lebih dari apa yang dapat kuberikan dan pantas untuk kau dapatkan!"Binar di mata Laura sirna seketika. Tatapannya luruh ke tanah."Tapi aku masih sangat mencintaimu, Gallen! Tak bisakah kamu menceraikan istrimu dan kembali padaku?""Laura, rumah tangga bukan hanya tentang rasa cinta, tapi tentang komitmen dan saling percaya."Cinta adalah ungkapan rasa hati. Dan asal kau tahu, hati itu sangat rapuh. Mudah sekali terbolak-balik, seperti musim yang terus berganti."Sementara komitmen adalah keteguhan hati dalam memegang janji suci. Tak peduli sekuat apa semesta mengguncangnya, ia tak akan berubah. Tetap setia melewati berbagai cobaan dan rintangan."Namun, sekali komitmen itu hancur, maka yang tersisa hanyalah serpihan tak berwujud, dan tak akan pernah bisa kembali utuh seperti semula."Kau bukan hanya telah menghancurkan komitmen cintamu denganku, Laura, tapi juga telah membuangnya. Apa lagi yang bi

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 443

    Hening!Orang itu tak menyahuti perkataan Gallen. Ia sama sekali tak membantah tuduhan Gallen."Siapa kau?"Gallen menekan beberapa titik di punggung orang itu dengan gerakan cepat. Mengunci tubuhnya agar tak bisa melarikan diri."Kamu apakan badanku, hah?! Lepaskan aku!"Gallen terkesiap. Ternyata sosok yang bersembunyi di balik coat panjang dengan kepala tertutup hoodie lebar itu adalah seorang perempuan."Kau tidak akan ke mana-mana sebelum aku mendapatkan apa yang kuinginkan darimu," bisik Gallen, dengan nada penuh penekanan.Beberapa pasang mata, dari orang-orang yang melintas hendak keluar masuk Rumah Sakit, mengerling curiga pada Gallen.Gallen pindah ke hadapan wanita itu. Tegak dengan sebelah tangan bersembunyi dalam saku celana.Posisi mereka seperti dua orang kenalan yang saling bercengkerama.Keinginan wanita itu untuk kabur dari Gallen melebihi kuatnya terjangan ombak yang mengempas batu karang. Sayang, sekujur tubuhnya tak bisa digerakkan."Tolong, lepaskan aku! Aku janj

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 442

    "Ada apa ini? Kenapa semua terlihat canggung?" tanya Grizelle, merasa tak enak hati karena masuk tanpa mengetuk pintu."Ah, itu hanya perasaanmu saja!"Gallen menyongsong Grizelle, mengambil alih tas berukuran kecil, yang berisi pakaian Kimi."Instingku tak pernah salah," bisik Grizelle. "Aura ruangan ini agak aneh."Gallen tersenyum simpul. Ia akui Grizelle memiliki kepekaan yang luar biasa. Pantas saja ia tak pernah gagal dalam menyelidiki kasus kliennya."God! Ayah juga di sini?" seru Grizelle, bergegas menyalami Grath. "Huh! Sekarang aku tahu kenapa ruangan ini terasa aneh. Ternyata Adam dan Hawa bertemu kembali setelah terlempar dari surga ke belahan dunia yang berbeda.""Greeze, apa yang kamu katakan?" Pipi Kimi merona merah.Perumpamaan yang disematkan Grizelle pada dirinya dan Grath menurutnya terlalu berlebihan."Wah, Ayah juga sudah sembuh? Luar biasa! Memang ya ... lelaki akan melupakan segala rasa sakit dan kesedihannya begitu melihat senyum menawan sang istri," imbuh Griz

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 441

    "Penjahat seperti David Kyler tidak akan mampu menyentuhku, Bu. Ibu tidak perlu mencemaskan aku. Pikirkan saja kesehatan Ibu! Ibu harus segera sembuh.""Kamu juga tidak perlu mengkhawatirkan aku secara berlebihan."Gallen meraih jemari Kimi. "Bu, aku takut. Jika terjadi sesuatu yang buruk pada Ibu, aku akan merasa bersalah seumur hidup. Aku akan dihantui perasaan menyesal.""Gallen, tidak ada yang perlu disesali dari sebuah takdir. Cepat atau lambat, kita semua akan meninggalkan dunia ini.""Aku tahu, Bu. Tapi aku akan menyesal karena aku belum sempat mempertemukan Ibu dengan ayah.""Kamu tidak perlu melakukan itu, Gallen." Kimi melengos. Matanya terasa panas."Kenapa? Apa Ibu tak lagi mencintai ayah?""Bukan. Bukan karena itu. Seumur hidupku, aku hanya mencintai satu orang pria. Dan Pria itu adalah ayahmu."Aku tidak pernah mencintai lelaki lain, dan tidak akan pernah bisa.""Tapi, kenapa Ibu tidak mau bertemu dengan ayah? Selama ini ayah juga menderita, Bu."Kimi berusaha untuk dudu

  • Lelaki yang Terbuang   Bab 440

    Bugh!Tendangan Gallen melempar David hingga menghantam dinding dan menyebabkan dinding itu jebol."Bawa dia!" titah Gallen pada dua orang anak buah Kenzie yang menonton aksinya."S–siap, Komandan!"Mereka gugup melihat kehebatan Gallen. Tak terbayang jika mereka yang berada di posisi David. Mengerikan.Cepat-cepat mereka mengangkat sosok David yang tergeletak di tanah.Suara dering ponsel memecah kesunyian di kamar isolasi Grath.Thomas meninggalkan komputer yang memuat laporan perkembangan kesehatan Grath. Berjalan sedikit menjauh setelah membaca nama Gallen pada layar monitor."Firasatku tidak enak menerima panggilan telepon darimu pagi-pagi begini," ujar Thomas dengan suara lirih."Apa istriku bersama Kakek? Aku tidak bisa menghubunginya.""Tidak. Ada apa?""Kek, kalau Grizelle datang menemui Kakek, tolong minta dia untuk ke rumah ibuku, mengambil baju. Ibuku dirawat di Rumah Sakit.""Ibumu dirawat?! Apa yang terjadi? Apa dia baik-baik saja?""Ceritanya panjang, Kek. Aku masih ada

DMCA.com Protection Status