113POV INA “Iya, aku sudah datang. Nalen juga sudah duluan ke ruang makan. Aku nyari-nyari kamu, Ma. Ternyata ada di sini, toh.” Mas Anwar kulihat sok mesra kepada Nami. Dengan memendam kecemburuan yang mendalam, terpaksa aku harus memperhatikan betapa manisnya perlakuan mantan suamiku kepada istri barunya tersebut. Mas Anwar peluk si Nami. Tak lupa juga dia kecup kedua pipi perempuan berkulit putih itu. “Maaf, Pa. Ini lho, Sayang. Aku ajak Ina ke kamar supaya dia pilih-pilih make up yang cocok buat dipakai sehari-hari. Kasihan dia, Pa. Masa wajahnya polosan kaya orang sakit? Aku jadi khawatir kalau melihat wajah orang pucat pasi begitu. Jadi, aku kasih dia bedak, foundie, lipstik, dan parfum. Nggak apa-apa kan, Pa?” Lembut nian ucapan Nami kepada suaminya. Tak lupa, perempuan itu juga melingkarkan tangannya ke perut Mas Anwar. Pokoknya, mereka seolah-olah sedang sengaja memanasiku. Sialan sekali. “Lho, nggak apa-apa, dong. Santai saja. Malah
Last Updated : 2022-05-04 Read more