BAGIAN 101 POV INA “Kalian baik-baik di kampung ya. Aku janji, pasti tiap bulannya bakalan ngirim uang. Kalau bisa, aku akan kirim uang yang sangat banyak untuk kalian sekeluarga.” Aku berucap dengan suara yang sangat pelan. Bahkan berbisik-bisik. Pintu kamar sebelumnya sudah kukunci. Aku takut jika Nami nanti menguping seperti tadi siang. “Iya, In. Kamu baik-baik ya, Nduk, di sini. Ojo nggawe (jangan bikin) keributan.” Mbak Rusmina menasihatiku. Dia duduk di sebelah, sementara suaminya sudah tertidur di lantai dengan beralaskan tikar dan sebuah bantal. Kasihan Mas Suwito. Beliau sudah tidak lagi muda, tapi gara-gara aku dia harus naik-turun gunung seperti ini. Sabar ya, Mas, Mbak. Kelak, aku akan membahagiakan kalian lagi seperti dulu kala. “Tenang, Mbak. Aku akan main halus. Main cantik. Percayakan semuanya kepadaku,” ujarku meyakinkan. Mbak Rusmina malah menghela napas dalam. Raut tua dan keriputnya kini terlihat menanggung beban.
Last Updated : 2022-03-28 Read more