Bimantara dan Wira sudah bersiap dengan jurusnya. Mereka berdua menatap langit dengan awas.“Menurutmu suara apa itu?” tanya Bimantra.“Entahlah,” jawab Wira. “Mungkin suara roh-roh jahat yang sengaja dikirim Penguasa Kegelapan untukmu.”Bimantara terkejut mendengarnya.“Setelah melawan mayat hidup dan Gajendra, baru ini kita akan melawan roh jahat jika memang yang hendak datang itu adalah roh-roh jahat,” ucap Bimantara sedikit was-was.“Seperti yang diajarkan guru utama, kita harus memasang telinga dan kesadaran tingkat tinggi jika berhadapan dengan makhluk tak kasat mata,” ujar Wira.Bimantara menoleh ke tangan kosong Wira.“Kau tidak membawa senjata dari leluhur?” tanya Bimantara heran.Wira menepuk jidatnya.“Astaga! Aku lupa, Bimantara!”Bimantara menghela napas mendengarnya.“Kau yang menemukan tongkat hitamku tapi kau malah lupa dengan senjatamu sendiri,” umpat Bimantara. “Harusnya selalu kau bawa meski sedang mandi sekalipun!”“Maafkan aku,” ucap Wira menunjukkan wajah menyesa
Read more