Home / Urban / GGAP 2 : MR. NOBODY / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of GGAP 2 : MR. NOBODY: Chapter 161 - Chapter 170

601 Chapters

BAB 161

Meski berhasil menggulung 4 jenderal perangnya Sekte Flamis, serta menghabisi sebagian besar pasukan dan juga membakar gudang tempat persembunyian mereka. Tapi tidak ada satupun diantara mereka yang terlihat puas. Begitupun dengan Awan, ekspresinya terlihat datar. Emosinya tidak tersalurkan sepenuhnya hari ini dan itu membuatnya tidak nyaman dan pikirannya tidak tenang.  Kemenangan mereka terasa hambar, karena pemimpin yang menjadi otak serangan musuh tidak berhasil ditumpas. Untuk menenangkan pikirannya, Awan sengaja pulang ke rumah Joe terlebih dahulu. Sebenarnya Ia bisa saja pulang ke rumah mendiang Renata, disana ada ibu angkatnya. Cuma, Ia merasa tidak tenang jika wajahnya terlihat kusut seperti sekarang dan khawatir jika itu mempengaruhi kondisi Ibu angkatnya tersebut. Tidak hanya itu, Joe juga telah kehilangan sebelah tangannya akibat pertempuran kali ini. Meski nyawanya bisa diselamatkan, namun kehilangan sebelah lengan bagi seorang petar
last updateLast Updated : 2022-03-12
Read more

BAB 162

Karena masalah ketua Klan adalah hal yang sensitif dan juga mendesak, Haris beserta 9 orang petinggi lainnya tidak ingin menunda ini lebih lama dan langsung bergegas ke kediaman utama keluarga Joe, begitu mendapat restu dari Joe.....Sepertinya malam ini, Awan benar-benar tidak bisa mengistirahatkan pikirannya dengan tenang.Setelah kembali dari pertempuran, Ia sendirian di rumah Joe. Bibinya dan juga Luna masih berada di rumah sakit menunggui Noura yang sekarang harus ditambah dengan menunggui Joe.Ternyata menghabiskan waktu sendirian setelah beberapa jam, tidak juga membuat Awna tenang. Ia malah menjadi semakin gelisah dan malah begadang sendirian ditaman belakang rumah dengan pikiran mengawang tidak jelas.Kenyataan bahwa Ia tidak berhasil menumpas seluruh musuhnya hari ini, menjadi ganjalan besar dalam pikirannya.  Saat itu, Haris datang bersama 9 orang petinggi dengan dikawal oleh sekelompok pengawal khusus Klan.Mel
last updateLast Updated : 2022-03-12
Read more

BAB 163

Awan menatap lama token ketua klan yang saat ini berada ditangannya. Ia masih tidak percaya jika malam ini Ia secara resmi telah menjadi ketua keempat Klan Atmaja.Lima tahun yang lalu, ketika Ia datang ke kota ini, Ia masih lah seorang remaja polos dan cupu.Tidak lama berselang, setelah banyaknya peristiwa terjadi yang membentuk perubahan besar dalam dirinya. Ia mengetahui jika saudara kembar kakeknya, Adli Fikri alias Jhon Hoftman adalah ketua Klan terbesar tanah air ini. Siapa yang menyangka, jika sekarang Ia akan mewarisi klan kakeknya sebagai ketua saat ini.Semuanya berlalu begitu cepat, bahkan Awan sendiri tidak pernah membayangkan jika hidupnya akan berubah sedrastis ini. Tapi, Awan tidak bisa larut dengan perasaan aneh seperti ini. Sebagai ketua dalam sebuah klan besar, tentunya Ia juga mempunyai tanggung jawab yang sangat besar. Salah satunya, adalah menghadapi ancaman musuh yang saat ini masih bersembunyi dan bersiap menghancurkan keharmonisan keluar
last updateLast Updated : 2022-03-13
Read more

BAB 164

Awan langsung nyengir mendengar suara Mikha yang terdengar seperti orang sedang protes. Namun Ia juga merasa sedikit bersalah karena tidak sekalipun mengabari Mikha.Biasanya Ia hanya pergi tidak lebih dari dua hari, itupun untuk urusan bisnis dan biasanya Mikha sudah mengerti dengan kebiasaannya tersebut. Sekarang, sudah lebih dari 5 hari jadi wajar saja jika Mikha menanyakan hal ini padanya.Meski ada hubungannya sedikit dengan kejadian melon tempo hari, tapi tidak mungkin Awan menyinggung hal tersebut. Kesannya, alasan Ia tidak kembali ke apartemen karena ngambek tidak dikasih jatah. Terdengar sangat kekanakkan sekali."Atau jangan-jangan kamu marah sama aku karena kejadian terakhir itu yah?" Tebak Mikha mencurigainya."Eh?" Tanpa diduga oleh Awan, ternyata Mikha malah menyinggung hal tersebut duluan."Tuh kan benaarr..." Mikha terdengar sedih dan merasa bersalah."Gak kok, kok kamu malah mikir kesana?" Sanggah Awan agar Mikha tidak mengu
last updateLast Updated : 2022-03-13
Read more

BAB 165

Beberapa saat sebelumnya di Apartemen Grand City, tempatnya Rachel."Kamu kenapa sih dek? Dua hari ini terlihat seperti orang gelisah begitu?" Tanya Rachel khawatir melihat adiknya yang tiba-tiba jadi emosian dan tidak tenang seperti biasanya.Kemarin sore saja, saat latihan terakhir mereka. Hanna tiba-tiba memarahi salah satu penanyi latar ketika salah mengiringi lagunya dan membuat tempo Hanna menjadi rusak.Sesuatu hal yang sangat janggal, karena kejadian yang hampir sama pernah terjadi dalam latihan mereka. Tapi, Hanna sedikitpun tidak pernah marah dan malah memberi masukan pada penyanyi maupun penari latar yang melakukan kesalahan agar mereka bisa memperbaiki kesalahan mereka.Meski Hanna cepat menyadari sikap emosiannya, setelah mereka beristirahat sebentar Hanna cepat menghampiri penyanyi yang telah dibentaknya dan meminta maaf. Masalah itu berakhir sampai disitu. Namun, Rachel yang hampir selalu bersama adiknya tersebut bisa merasakan kalau ada ya
last updateLast Updated : 2022-03-13
Read more

BAB 166

"Tidak tahu kenapa, Aku merasa begitu dekat dengan kakak. Aku bahkan bisa merasakan apa yang kakak rasakan. Hanna juga heran, karena memiliki emosi lain yang bukan milik Hanna sendiri. Lalu, tiba-tiba bayangan wajah Kak Awan melintas begitu saja dalam pikiran Hanna."'Aneh.' Bathin Awan heran.Ia merasa apa yang terjadi pada Hanna sangat tidak biasa, lalu sebuah pemikiran terlintas dibenaknya. Awan bertanya, "Sejak kapan Hanna bisa merasakannya?""Hmn, semenjak datang kesini." Jawab Hanna setelah memikirkan kembali kapan pertama kali Ia merasakan keanehan tersebut.Tersentak dengan kenyataan itu, Awan tiba-tiba menyadari sesuatu."Hanna, coba tutup telponnya!""Hah! Ka-kak Awan gak suka yah, Hanna menelpon? Maaf kalau Hanna menganggu waktunya." "Bukan begitu. Ada sesuatu yang mau Aku buktikan. Tutup dulu telponnya yah, nanti akan kuhubungi lagi.""Hmn, baiklah." Jawab Hanna tampak enggan, Ia berpikir Awan pasti sedang tid
last updateLast Updated : 2022-03-14
Read more

BAB 167

"Kalau begitu kamu istirahat sana! Ingat, nanti malam konsermu loh. Awan sudah kamu ingatin untuk hadir besok kan?""Iya, kakak tidur duluan aja. Aku sebentar lagi." "Baiklah, tapi jangan lama-lama yah. Ingat! Kamu harus jaga kondisi biar fit untuk tampil besok.""Iya, kak. Tenang saja, sebentar lagi aku tidur kok.""Ya, udah kakak duluan yah." Ucap Rachel langsung naik ke atas tempat tidur.Mungkin karena sudah terlalu mengantuk, apalagi jam sudah menunjukan pukul 3 dini hari jadi Rachel langsung terlelap tidak lama setelah Ia berbaring diatas kasur."Kak Awan?" Panggil Hanna setengah berbisik takut suaranya terdengar oleh kakaknya."Ya, kamu sudah mau istirahat yah?""Belum, masih mau bicara sama kak Awan, kangen." Jawab Hanna jujur dan terkesan manja.Setelah sekian lama mereka tidak berkomunikasi, waktu beberapa puluh menit tidak akan cukup bagi Hanna untuk melepaskan kerinduannya."Nanti malam
last updateLast Updated : 2022-03-14
Read more

BAB 168

Setelah bicara dengan Hanna dini hari tadi, akhirnya Awan bisa meredakan banyak beban dalam pikirannya. Emosinya yang beresonansi dengan emosi milik Hanna, secara tidak langsung memberi pengaruh positif dalam diri Awan. Hasilnya, Ia bisa tertidur dengan nyenyak sesaat menjelang subuh. Bahkan kedatangan Joe dan yang lainnya tidak serta merta membangunkannya, karena saking lelapnya.Tepat jam 8 pagi, Joe, Noura, Rini dan Luna pulang ke rumah mereka dengan dikawal oleh Neo, Devi dan lusinan orang dari tim Alpha.Noura sendiri sudah sadarkan diri malam sebelumnya dan hanya perlu memulihkan diri, begitupun dengan Joe. Meski satu tangannya putus dan hancur, namun berkat kemampuan medis Awan, membuat luka-luka tersebut mengering dan pulih dengan lebih cepat.Pagi ini, mereka semua diijinkan pulang dengan tetap dipantau oleh beberapa dokter untuk perawatan lebih lanjut."Loh, Kak Awan kok tidurnya disini?" Tanya Luna bermaksud membangunkan Awan yang
last updateLast Updated : 2022-03-14
Read more

BAB 169

Sadar jika kediaman mereka mendapat serangan, Luna tampak resah dan bertanya pada papanya, "Pah, apa yang terjadi? Siapa yang menyerang kita?""Tidak apa-apa, Kak Awanmu dan yang lainnya pasti bisa menyelesaikan mereka." Ucap Joe coba menenangkan Luna. Meski Ia sendiri juga merasa gelisah ketika melihat reaksi yang ditunjukan Awan sebelumnya. Ia sadar, jika lawan yang menyerang mereka kali ini pasti memiliki kekuatan yang hebat. Jika tidak, Awan pasti tidak akan segelisah sekarang.Joe melirik Awan untuk menunggu instruksinya sebelum Ia bicara. Bagaimanapun, diantara mereka semua Awan memiliki kemampuan paling tinggi, sehingga Joe percaya jika Awan pasti punya solusi dalam menghadapi musuh-musuh yang sedang menyerang mereka.Setelah diam beberapa saat dan mempelajari kekuatan musuh melalui indera keenamnya, Awan berusaha bersikap setenang mungkin.Awan berpaling ke arah Neo, "Neo, bawa om Joe dan yang lainnya ke tempat persembunyian." Ucap Awan sambil men
last updateLast Updated : 2022-03-16
Read more

BAB 170

"Tidak hanya keluargamu, tujuh tim elit yang kalian banggakan akan mengalami hal serupa. Kamu... telah membunuh empat jenderal perang Sekte Flamis, itu adalah kejahatan yang tidak termaafkan." Kevin Soze ikut bicara dengan tatapan membunuh ke arah Awan."Semula, dengan membunuhmu dan juga ketua sebelumnya merupakan tumbal yang cukup untuk mengambil alih Klan Tunanganku. Tapi setelah kamu membunuh empat jenderal perangku, Aku berubah pikiran. Aku akan membunuh balik tujuh pimpinan pasukan elitmu, sebagai ganti nyawa empat jenderal perangku." Lanjut Kevin Soze dengan bahasa indonesia yang masih kaku.Mendengar logat Kevin yang kaku, Devi langsung tertawa keras.Situasi sudah berkembang sampai titik ini. Kepalang tanggung, Devi pun memprovokasi sekalian tunangan Meilin yang menurut dugaan Devi adalah orang paling berkuasa dalam kelompok musuh."Ngomong apaan sih? Ketua, ngerti gak? Aku sih gak ngerti." Ucapnya dengan senyum mengejek.Awan melirik Devi
last updateLast Updated : 2022-03-16
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
61
DMCA.com Protection Status