Karena masalah ketua Klan adalah hal yang sensitif dan juga mendesak, Haris beserta 9 orang petinggi lainnya tidak ingin menunda ini lebih lama dan langsung bergegas ke kediaman utama keluarga Joe, begitu mendapat restu dari Joe.
....
Sepertinya malam ini, Awan benar-benar tidak bisa mengistirahatkan pikirannya dengan tenang.
Setelah kembali dari pertempuran, Ia sendirian di rumah Joe. Bibinya dan juga Luna masih berada di rumah sakit menunggui Noura yang sekarang harus ditambah dengan menunggui Joe.
Ternyata menghabiskan waktu sendirian setelah beberapa jam, tidak juga membuat Awna tenang. Ia malah menjadi semakin gelisah dan malah begadang sendirian ditaman belakang rumah dengan pikiran mengawang tidak jelas.
Kenyataan bahwa Ia tidak berhasil menumpas seluruh musuhnya hari ini, menjadi ganjalan besar dalam pikirannya.
Saat itu, Haris datang bersama 9 orang petinggi dengan dikawal oleh sekelompok pengawal khusus Klan.
Mel
Awan menatap lama token ketua klan yang saat ini berada ditangannya. Ia masih tidak percaya jika malam ini Ia secara resmi telah menjadi ketua keempat Klan Atmaja.Lima tahun yang lalu, ketika Ia datang ke kota ini, Ia masih lah seorang remaja polos dan cupu.Tidak lama berselang, setelah banyaknya peristiwa terjadi yang membentuk perubahan besar dalam dirinya. Ia mengetahui jika saudara kembar kakeknya, Adli Fikri alias Jhon Hoftman adalah ketua Klan terbesar tanah air ini. Siapa yang menyangka, jika sekarang Ia akan mewarisi klan kakeknya sebagai ketua saat ini.Semuanya berlalu begitu cepat, bahkan Awan sendiri tidak pernah membayangkan jika hidupnya akan berubah sedrastis ini. Tapi, Awan tidak bisa larut dengan perasaan aneh seperti ini. Sebagai ketua dalam sebuah klan besar, tentunya Ia juga mempunyai tanggung jawab yang sangat besar. Salah satunya, adalah menghadapi ancaman musuh yang saat ini masih bersembunyi dan bersiap menghancurkan keharmonisan keluar
Awan langsung nyengir mendengar suara Mikha yang terdengar seperti orang sedang protes. Namun Ia juga merasa sedikit bersalah karena tidak sekalipun mengabari Mikha.Biasanya Ia hanya pergi tidak lebih dari dua hari, itupun untuk urusan bisnis dan biasanya Mikha sudah mengerti dengan kebiasaannya tersebut. Sekarang, sudah lebih dari 5 hari jadi wajar saja jika Mikha menanyakan hal ini padanya.Meski ada hubungannya sedikit dengan kejadian melon tempo hari, tapi tidak mungkin Awan menyinggung hal tersebut. Kesannya, alasan Ia tidak kembali ke apartemen karena ngambek tidak dikasih jatah. Terdengar sangat kekanakkan sekali."Atau jangan-jangan kamu marah sama aku karena kejadian terakhir itu yah?" Tebak Mikha mencurigainya."Eh?" Tanpa diduga oleh Awan, ternyata Mikha malah menyinggung hal tersebut duluan."Tuh kan benaarr..." Mikha terdengar sedih dan merasa bersalah."Gak kok, kok kamu malah mikir kesana?" Sanggah Awan agar Mikha tidak mengu
Beberapa saat sebelumnya di Apartemen Grand City, tempatnya Rachel."Kamu kenapa sih dek? Dua hari ini terlihat seperti orang gelisah begitu?" Tanya Rachel khawatir melihat adiknya yang tiba-tiba jadi emosian dan tidak tenang seperti biasanya.Kemarin sore saja, saat latihan terakhir mereka. Hanna tiba-tiba memarahi salah satu penanyi latar ketika salah mengiringi lagunya dan membuat tempo Hanna menjadi rusak.Sesuatu hal yang sangat janggal, karena kejadian yang hampir sama pernah terjadi dalam latihan mereka. Tapi, Hanna sedikitpun tidak pernah marah dan malah memberi masukan pada penyanyi maupun penari latar yang melakukan kesalahan agar mereka bisa memperbaiki kesalahan mereka.Meski Hanna cepat menyadari sikap emosiannya, setelah mereka beristirahat sebentar Hanna cepat menghampiri penyanyi yang telah dibentaknya dan meminta maaf. Masalah itu berakhir sampai disitu. Namun, Rachel yang hampir selalu bersama adiknya tersebut bisa merasakan kalau ada ya
"Tidak tahu kenapa, Aku merasa begitu dekat dengan kakak. Aku bahkan bisa merasakan apa yang kakak rasakan. Hanna juga heran, karena memiliki emosi lain yang bukan milik Hanna sendiri. Lalu, tiba-tiba bayangan wajah Kak Awan melintas begitu saja dalam pikiran Hanna."'Aneh.' Bathin Awan heran.Ia merasa apa yang terjadi pada Hanna sangat tidak biasa, lalu sebuah pemikiran terlintas dibenaknya. Awan bertanya, "Sejak kapan Hanna bisa merasakannya?""Hmn, semenjak datang kesini." Jawab Hanna setelah memikirkan kembali kapan pertama kali Ia merasakan keanehan tersebut.Tersentak dengan kenyataan itu, Awan tiba-tiba menyadari sesuatu."Hanna, coba tutup telponnya!""Hah! Ka-kak Awan gak suka yah, Hanna menelpon? Maaf kalau Hanna menganggu waktunya.""Bukan begitu. Ada sesuatu yang mau Aku buktikan. Tutup dulu telponnya yah, nanti akan kuhubungi lagi.""Hmn, baiklah." Jawab Hanna tampak enggan, Ia berpikir Awan pasti sedang tid
"Kalau begitu kamu istirahat sana! Ingat, nanti malam konsermu loh. Awan sudah kamu ingatin untuk hadir besok kan?""Iya, kakak tidur duluan aja. Aku sebentar lagi.""Baiklah, tapi jangan lama-lama yah. Ingat! Kamu harus jaga kondisi biar fit untuk tampil besok.""Iya, kak. Tenang saja, sebentar lagi aku tidur kok.""Ya, udah kakak duluan yah." Ucap Rachel langsung naik ke atas tempat tidur.Mungkin karena sudah terlalu mengantuk, apalagi jam sudah menunjukan pukul 3 dini hari jadi Rachel langsung terlelap tidak lama setelah Ia berbaring diatas kasur."Kak Awan?" Panggil Hanna setengah berbisik takut suaranya terdengar oleh kakaknya."Ya, kamu sudah mau istirahat yah?""Belum, masih mau bicara sama kak Awan, kangen." Jawab Hanna jujur dan terkesan manja.Setelah sekian lama mereka tidak berkomunikasi, waktu beberapa puluh menit tidak akan cukup bagi Hanna untuk melepaskan kerinduannya."Nanti malam
Setelah bicara dengan Hanna dini hari tadi, akhirnya Awan bisa meredakan banyak beban dalam pikirannya. Emosinya yang beresonansi dengan emosi milik Hanna, secara tidak langsung memberi pengaruh positif dalam diri Awan.Hasilnya, Ia bisa tertidur dengan nyenyak sesaat menjelang subuh. Bahkan kedatangan Joe dan yang lainnya tidak serta merta membangunkannya, karena saking lelapnya.Tepat jam 8 pagi, Joe, Noura, Rini dan Luna pulang ke rumah mereka dengan dikawal oleh Neo, Devi dan lusinan orang dari tim Alpha.Noura sendiri sudah sadarkan diri malam sebelumnya dan hanya perlu memulihkan diri, begitupun dengan Joe. Meski satu tangannya putus dan hancur, namun berkat kemampuan medis Awan, membuat luka-luka tersebut mengering dan pulih dengan lebih cepat.Pagi ini, mereka semua diijinkan pulang dengan tetap dipantau oleh beberapa dokter untuk perawatan lebih lanjut."Loh, Kak Awan kok tidurnya disini?" Tanya Luna bermaksud membangunkan Awan yang
Sadar jika kediaman mereka mendapat serangan, Luna tampak resah dan bertanya pada papanya, "Pah, apa yang terjadi? Siapa yang menyerang kita?""Tidak apa-apa, Kak Awanmu dan yang lainnya pasti bisa menyelesaikan mereka." Ucap Joe coba menenangkan Luna. Meski Ia sendiri juga merasa gelisah ketika melihat reaksi yang ditunjukan Awan sebelumnya. Ia sadar, jika lawan yang menyerang mereka kali ini pasti memiliki kekuatan yang hebat. Jika tidak, Awan pasti tidak akan segelisah sekarang.Joe melirik Awan untuk menunggu instruksinya sebelum Ia bicara. Bagaimanapun, diantara mereka semua Awan memiliki kemampuan paling tinggi, sehingga Joe percaya jika Awan pasti punya solusi dalam menghadapi musuh-musuh yang sedang menyerang mereka.Setelah diam beberapa saat dan mempelajari kekuatan musuh melalui indera keenamnya, Awan berusaha bersikap setenang mungkin.Awan berpaling ke arah Neo, "Neo, bawa om Joe dan yang lainnya ke tempat persembunyian." Ucap Awan sambil men
"Tidak hanya keluargamu, tujuh tim elit yang kalian banggakan akan mengalami hal serupa. Kamu... telah membunuh empat jenderal perang Sekte Flamis, itu adalah kejahatan yang tidak termaafkan." Kevin Soze ikut bicara dengan tatapan membunuh ke arah Awan."Semula, dengan membunuhmu dan juga ketua sebelumnya merupakan tumbal yang cukup untuk mengambil alih Klan Tunanganku. Tapi setelah kamu membunuh empat jenderal perangku, Aku berubah pikiran. Aku akan membunuh balik tujuh pimpinan pasukan elitmu, sebagai ganti nyawa empat jenderal perangku." Lanjut Kevin Soze dengan bahasa indonesia yang masih kaku.Mendengar logat Kevin yang kaku, Devi langsung tertawa keras.Situasi sudah berkembang sampai titik ini. Kepalang tanggung, Devi pun memprovokasi sekalian tunangan Meilin yang menurut dugaan Devi adalah orang paling berkuasa dalam kelompok musuh."Ngomong apaan sih? Ketua, ngerti gak? Aku sih gak ngerti." Ucapnya dengan senyum mengejek.Awan melirik Devi
"Guysss, kangeenn." "Iya, gue juga kangen ma kalian semua." "Hmn, tidak terasa waktu lima tahun begitu cepat berlalu." "Iya, gue sudah gak sabar menunggu seminggu lagi. Rasanya, kalendernya pengen gue sobek biar bisa segera bertemu kalian semua." Dalam video call tampak 7 orang, yang terdiri dari lima wanita dan dua pria saling melepas rindu satu sama lain. Suasana tampak begitu ceria dan penuh kehangatan. "Novi, dari tadi diam aja. Mentang-mentang sebentar lagi mau jadi jaksa." "Iya, kah? Pantesan Shiren dari tadi juga ikutan kalem banget, gak kayak biasanya." "Loh, Siska, lu gak tahu kalau Shiren sebentar lagi bakal jadi 'ibu' jaksa?" "Vebyyy, ember deh." "Hahaha, orangnya ngamuk. Biar yang lain pada tahu, Ren." "Tapi, gak gitu juga kali! Ah, lu juga sih. Jadi, gak surprise kan." "Hem-hem, jadi cinta lama bersemi kembali nih ceritanya." "Hahaha, lagian siapa yang bisa menolak pesona seorang jaksa sih?" "Ih, jadi karena itu Novi bawaannya kalem sekarang." "Hahaha, tidak
Keesokan harinya.Itu adalah hari yang dipenuhi kesedihan dalam klan Sanjaya. Madam Chiyo memimpin acara pemakaman hari itu. Ribuan orang dari klan Sanjaya dan klan Atmaja memadati hampir seluruh area pemakaman. Pemakaman seluas dua puluh hektar tersebut, tampak menjadi lebih kecil karena saking banyaknya orang yang hadir untuk menghadiri acara pemakaman masal hari itu.Mereka yang hadir disana hanya dari klan Sanjaya dan Klan Atmaja saja, dan beberapa lainnya dari kenalan terdekat mereka. Sesuai ramalan nenek Chiyo sebelumnya, pertempuran sehari sebelumnya telah menelan banyak korban nyawa. Jadi sangat wajar, semua orang tampak begitu sedih dan merasa kehilangan dengan banyaknya korban yang berjatuhan. Tidak termasuk orang-orang Sanjaya yang berkhianat, karena mereka semua di urus oleh pihak divis zero dan militer.Saat semua orang sedang berduka, sekelompok orang baru datang meminta ijin pada penjaga yang berjaga di luar gerbang pemakaman. Sekelompk orang ini dipimpin oleh pange
Saat ia melangkah semakin jauh ke dalam alam jiwa Awan, ia menemukan sebuah tempat yang sangat gelap. Itu adalah satu-satunya tempat yang belum dilewatinya, Renata merasakan perasaan yang sangat kuat, jika Awan berada didalam sana. Renata coba mendekati tempat itu. Benar saja, ia mendapati Awan berada di dalam sana dalam keadaan terbelenggu. Lebih tepatnya, ia telah membelenggu kesadarannya sendiri. Kehilangan Angel dan juga bayi mereka, membuat pukulan yag sangat besar bagi mentalnya. Awan merasa semua itu adalah kesalahannya, karena itu ia menghukum dirinya sendri dan telah siap mati demi menebus kesalahannya tersebut. Renata ingin masuk ke dalam sana. Hanya saja, tempat itu seperti menolak kehadirannya. Renata coba berteriak sekeras yang ia mampu, namun suaranya tidak bisa tembus ke tempat Awan berada. Tidak peduli, sekeras apapun Renata berusaha. Renata menangis disana, sambil terus memanggil nama Awan. Ia tidak tahan melihat Awan menyiksa dirinya sendiri dengan menanggung s
Selain itu, ia juga telah berikrar untuk menanti Awan saat terakhir pertemuan mereka. Tapi hanya sebatas itu, tidak ada pernyataan yang menunjukkan bahwa hubungan mereka lebih dari sekedar teman.Annisa dengan malu-malu menjawab, "Kami... hanya sekedar teman dan kebetulan berasal dari kampung yang sama.""Oh." Gumam Amanda singkat. Meski tampak ragu dengan jawaban itu, karena Annisa tampak berpikir lama sebelum menjawabnya. Namun, Amanda tidak menampik kalau ia merasa lega setelah mendengar hal itu langsung dari mulut Annisa."Kalau kamu... Kamu ada hubungan apa dengan Awan? Bagaimana bisa kamu membawanya dan datang dengan cara yang 'mengejutkan' seperti tadi?"Giliran Amanda yang jadi salah tingkah dengan pertanyaan balik Annisa. Ia bingung bagaimana harus menjelaskan hubungan mereka. Keluarganya dan Ayah Awan jelas sudah membuat kesepakatan atas pertunangan mereka dan sampai detik ini ketika melihat seluruh perkembangan Awan dan juga menyaksikan kekuatannya, Amanda tidak memungkiri
30 menit sebelumnya.Amanda tidak mengerti alasan kenapa dokter wanita berkerudung di depannya itu, sampai bisa memegang segel terakhir dalam tubuh awan.'Apa hubungan Awan dengannya?'Ketika melihat betapa khawatirnya wanita yang di name tagnya itu tertulis nama 'Annisa Azzahra' tersebut pada Awan, membuat Amanda bertanya-tanya, jika hubungan keduanya pasti bukan sekedar hubungan biasa.Butuh waktu yang sangat lama bagi mereka, sampai akhirnya segel dalam tubuh terlepas. Proses tersebut pasti tidak mudah, karena begitu segel tersebut terlepas sepenuhnya dari dalam tubuh Awan, dua energi yang sebelumnya masih berada di dalam tubuh Awan, jadi menghilang sepenuhnya.Pastinya itu sangat melelahkan, terutama bagi Annisa. Tubuhnya tampak berkeringat dan pijakannya beberapa kali tampak goyah. Meski begitu, ia terlihat tidak ingin menyerah sedikitpun dan tetap berjuang untuk menyelesaikannya. Amanda juga tidak mengerti bagaimana cara Annisa melakukannya. Karena yang tampak di matanya, Annis
Mendengar pertanyaan itu, Kelvin hanya bisa tertawa pahit, "Sayangnya tidak bisa.""Kakak, apa itu artinya kami tidak akan pernah bertemu denganmu lagi?" Tanya Charlote syok.Ternyata itu adalah hari terakhir mereka bisa bertemu dengan Kelvin Sanjaya.Kelvin kembali hanya sebentar, untuk membantu Awan terakhir kalinya. Setelah itu, ia mempercayakan masa depan klan Sanjaya ditangan anaknya. Meski begitu, tidak nampak sedikitpun keraguan atau kekhawatiran di wajah Kelvin. ...Berkat campur tangan divisi zero dan juga militer, semua kekacauan tersebut berhasil di sembunyikan. Selanjutnya, peta penguasa di negeri ini pun mengalami perubahan yang sangat besar, setelah tujuh keluarga naga dikeluarkan setelah bukti keterlibatan mereka dengan organisasi ilegal the shadow begitu jelas, selanjutnya tujuh keluarga naga ini dimasukkan ke dalam daftar hitam dan tentu saja harus menerima hukuman sesuai hukum yang berlaku. Aset mereka disita sepenuhnya oleh negara, meski itu hanya berlaku untuk di
"Kakak, apa yang terjadi padamu sebenarnya" Tanya Charlote heran."Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang apa yang terjadi padaku, dik. Sekarang, keluarga ini butuh kamu. Aku sudah mewariskan posisiku pada Awan, dialah yang bertanggung jawab terhadap keluarga kita di masa depan. Karena itu, aku butuh kamu untuk membimbingnya."Begitu mendengar Kelvin menyinggung tentang Awan, Charlote baru sadar jika sedari tadi ia tidak melihat ada Awan di sana."Sekarang Awan dimana? Kenapa Aku tidak merasakan keberadaannya?"Kelvin tersenyum tipis dan berkata, "Ia berada di tempat yang aman. Nanti, kamu dapat bertanya pada paman Abimana dimana Awan. Sekali lagi, aku butuh kamu dan yang lainnya untuk membimbing Awan dalam memimpin keluarga kita."Charlote melihat Kelvin lebih dalam, ia merasa perasan tidak nyaman. Terutama karena ucapan Kelvin yang seolah menyiratkan sedang memberikan wasiat terakhir untuknya."Kakak, apa maksudmu? Bukankah kamu bisa melakukannya? Kenapa aku merasa kamu akan per
Saat madam Gao melarikan diri setelah dibiarkan pergi oleh Kelvin sebelumnya. Ternyata para pengikutnya juga ikut melarikan diri ke arah lain, karena merasa pemimpin mereka sudah kalah. Sehingga, mereka juga berusaha untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.Kelvin melirik Abimana sejenak, lalu menjawab pertanyaan Lin, "Tidak udah! Divisi Zero akan mengurus sisanya. Dengan apa yang terjadi hari ini, mereka tidak mungkin lagi berani menginjakkan kakinya di Negeri ini. Bukankah begitu, paman Abimana?"Abimana sambil mengusap jenggotnya, mengangguk setuju dan membenarkan pernyataan Kelvin. "Benar, bukti persekongkolan tujuh keluarga naga dengan the shadow sangat jelas. Segera, negara akan memasukkan nama mereka ke dalam daftar hitam."Tidak berhenti sampai disitu, Abimana segera menambahkan, "Serta.. semua aset mereka akan disita oleh negara."Kening Kelvin dibuat berkerut, ia sama sekali tidak menyangka jika Abimana telah merencanakan ini semua. Semula, ia sudah berencana untuk men
Kelvin melakukan persis seperti janjinya pada Huo, mengirim Awan langsung pada Annisa. Hanya saja, Kelvin sengaja tidak pergi bersama mereka karena berbagai pertimbangan. Untuk menjaga kondisi Awan tetap stabil saat pembukaan penuh segel yang terdapat dalam dirinya, butuh seseorang yang cukup kuat, Amanda adalah orang yang cocok untuk tugas seperti itu."Kemana mereka perginya?" Tanya Abimana penasaran begitu melihat cucunya dan juga Awan tiba-tiba menghilang, setelah sebelumnya Kelvin sempat menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh Amanda ketika bertemu wanita yang dapat membuka segel Awan. Hanya sebatas itu, Kelvin tidak menjelaskan lebih banyak.Apalagi ketika mereka menghilang, Kelvin ternyata tidak ikut pergi bersama mereka.Kelvin batuk-batuk sejenak dan bersikap seolah semuanya berjalan normal, "Hmn, tidak apa-apa, paman. Mereka masih di kota ini, tenang saja! hahaha!""Benarkah?" Tanya Abimana ragu, "Lalu, kenapa kamu tidak ikut bersama mereka?""Yah... tentu saja karena masi