“Bu, katakan padaku yang sebenarnya. Siapa yang datang ke sini? Apa ada yang mengancammu?” Zihao mengguncang bahu Ye Rong lembut. “Bu, katakan.” Alih-alih menjawab, Ye Rong hanya diam menatap Zihao. “Bu, atau aku akan membakar istana ini!” Zihao marah melihat reaksi ibunya. Ye Rong menundukkan pandangannya seraya menghela napas panjang. Samar, kepalanya menggeleng. “Tidak ada yang menyelinap masuk. Aku yang menyelinap keluar,” akunya. Raut wajah Zihao melunak, tangannya turun perlahan dari bahu Ye Rong. “Benarkah?” tanya Zihao menyisakan sedikit keraguan. “Ada hal penting yang harus aku katakan padamu.” Seketika, Zihao sadar ke mana arah pembicaraan itu. Pemuda itu berdiri dengan kasar, menjauhi ibunya. “Kalau yang ibu ingin katakan adalah pergi meninggalkan istana, tidak perlu kita bicarakan. Aku tidak akan pergi dari sini sebelum mendapatkan apa yang aku mau. Keadilan!” tegas Zihao membelakangi ibunya. “Hao’er, dengar
Baca selengkapnya