“Apa maksudnya?” desak Zening.Kepala Wang Yang mulai terasa berat, sedangkan lehernya lunglai seperti kehilangan tulang, membuatnya tak kuasa menahan kepalanya jatuh ke belakang.“Kak, kau mabuk?” Zening berdiri menghampiri Wang Yang dan menahan kepala pria itu. “Jawab dulu pertanyaanku, apa maksud perkataanmu barusan?”“Hmm? Perkataan apa?” Wang Yang mengangkat wajahnya menatap Zening dengan mata sayu.“Oh … ayolah, jangan pejamkan matamu. Jawab dulu pertanyaanku, Kak,” keluh Zening sambil terus manahan kepala Wang Yang yang makin pasrah pada gravitasi. “Ish …! Menyebalkan.”Terpaksa dan susah payah, Zening membantu Wang Yang pindah ke ranjang. Peluh bercucuran membasahi dahi dan punggung wanita mungil itu.“Lihat saja, besok begitu matanya terbuka, hal pertama yang akan dilakukannya adalah menjawab pertanyaanku,” ancam Zening sungguh-sungguh.
Read more