Share

Bab 70-2

Penulis: Selene21
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-01 22:32:06

Paviliun Houxiang

Deyun meminta pelayan kediamannya menyiapkan dua kamar untuk tamunya, sedangkan ia sendiri bergegas masuk ke ruang belajar untuk mencari buku harian Daehan. Surat yang Ye Rong berikan padanya, membuatnya semakin penasaran untuk membuktikan dugaannya. Lama berkutat dengan kumpulan buku bacaan ayahnya, Deyun menyungging senyum lega manakala melihat buku lusuh bersampul cokelat.

“Akhirnya …,” gumamnya lega.

Dibukanya dengan cepat halaman demi halaman. Tiba-tiba, Deyun berhenti di tengah buku. Matanya bergerak cepat membaca tulisan tangan Daehan. Mulutnya komat-kamit seiring gerakan telunjuknya di atas kertas.

“Tidak mungkin. Ini tidak mungkin.”

“Jenderal!” Seorang prajurit memanggil Deyun dari balik pintu.

Buru-buru, Deyun menutup buku di tangannya dan menormalkan mimiknya. “Masuk.”

Prajurit itu memberi hormat. “Lapor, Jenderal. Ada penyusup menyerang kamar tamu.”

Senyum miring terbit di bibir jenderal muda itu. “Mereka tidak ingin membuang waktu rupanya,” gumam Deyun.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Lilik Bowo
kok belum berkarya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 71-1 Siasat Wang Yang

    Wang Yang berpikir keras sembari mengendus aroma tinta yang dipakai untuk menulis surat palsu mengatasnamakan Li Daehan di tangannya.‘Aku harus menyingkirkan Deyun dari masalah ini,’ batin Wang Yang. ‘Hal ini akan membuatnya bimbang dalam memutuskan.’“Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan?” tanya Deyun lagi, ketika Wang Yang kembali menghidu kertas.“Aku mencoba mengenali jenis tinta yang dipakai menulis surat,” sahut Wang Yang asal.Deyun mengernyit heran. “Sejak kapan kau mempunyai kemampuan ini?”“Kau meremehkanku?” Wang Yang melirik tajam ke arah Deyun. ‘Dia bukan orang yang bisa dikelabui dengan mudah. Aku harus memikirkan cara yang aman.’“Tidak. Aku hanya ingin tahu,” elak Deyun cepat.“Ini jenis tinta yang tidak pernah dipakai di kalangan istana. Dan yang terpenting, surat ini ditulis jauh setelah paman Li meninggal.”

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-14
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 71-2

    “Yoo’er!” ulang Wang Yang lebih lantang. “Ada apa dengannya? Kenapa dia menghindariku?” gumam Wang Yang penasaran. Wang Yang berniat mengejar Yoo’er, tapi pemuda itu menghilang begitu cepat di antara bangunan istana. “Ada apa dengannya? Mencurigakan!” Wang Yang celingukan mencari sosok Yoo’er di antara tiang kayu besar berwarna merah. “Ke mana perginya?” Wang Yang mulai kesal. “Yang Mulia, Yang Mulia!” Wang Yang berbalik. Dilihatnya, Xia Lin—Kepala Biro Astronomi—tergopoh-gopoh berjalan ke arahnya. “Yang Mulia, hamba sudah mengelilingi seluruh istana ini untuk mencari Anda,” ucap pria paruh baya berjenggot putih panjang itu. ‘Masih saja belum berubah. Suka berlebihan!’ gerutu Wang Yang dalam hati. “Ada apa, Paman Xia?” “Yang Mulia, dua hari lagi adalah Hari Jadi Dinasti Wang. Bertepatan dengan itu, Bulan Kasmaran sedang bersinar penuh. Hamba rasa, itu waktu yang tepat untuk melangsungkan pernikahan kerajaan,” cerocos Xia Lin ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-14
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 72-1 Hanya Percaya Padamu

    Wang Yang berdiri termangu di depan pintu utama kediamannya ditemani tatapan canggung dua penjaga yang berdiri di sisi kanan dan kiri pintu besar terbuat dari kayu tebal penuh ukiran. Dua penjaga yang masing-masing membawa pedang tergantung di pinggang itu, saling tatap tanpa kata, bingung harus bersikap.Seolah tidak menghiraukan sekitarnya, Wang Yang berjalan mondar-mandir di halaman, tenggelam dalam pikirannya sendiri.“Hei, bagaimana ini?” tanya penjaga di sisi kanan.Penjaga sisi kiri hanya mengendikkan bahu.‘Apa aku harus masuk ke dalam dan menemui Deyun?’ batin Wang Yang sambil terus berjalan perlahan. Sejurus kemudian, kepalanya menggeleng. ‘Tidak, aku belum menemukan alasan yang tepat setelah membuatnya jatuh tertidur.’Ujung sepatunya terantuk pinggiran taman, membuat Wang Yang berbalik dan kembali melangkah.‘Tapi siapa yang bisa aku ajak bicara selain Deyun?’ Wang Yang berhenti dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-19
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 72-2

    “Hanya kau yang aku percaya, Ning’er.”Ruyu yang datang membawa nampan berisi teh dan kudapan bersamaan dengan gerakan Wang Yang, mundur beberapa langkah tanpa suara dan berbalik pergi diiring senyum malu.“Ayah pernah berkata padaku, seorang pemimpin besar, terkadang mengalami krirs rasa percaya pada orang-orang terdekatnya. Saat itu terjadi, ada baiknya mengambil waktu sendiri dan berpikir tenang. Hmm?” Zening menasehati seraya mengelus lembut rahang kokoh Wang Yang.“Apa kau keberatan mendengar keluh kesahku?” tanya Wang Yang memelas tanpa memindahkan kepalanya.Zening tersenyum. “Tidak lagi ada keberatan, sejak aku memutuskan untuk menikahi seorang raja. Aku hanya khawatir, akan membuatmu semakin berat untuk memilih.”Wang Yang memejamkan matanya, merasa nyaman dengan ucapan Zening dan posisinya. “Aku lebih senang kau bicara akrab begini denganku. Jangan lagi menjaga jarak di sat hanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-19
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 73-1 Takkan Tergoyahkan

    Istana BaratWang Yang membaringkan Zening perlahan ke atas pembaringan besar yang biasanya dia gunakan untuk melepas penat. Sekitar lima langkah di belakangnya, Huazhi berdiri dengan tangan menyilang di depan tubuhnya.“Hamba sudah melarang para pelayan untuk keluar masuk kediaman, Yang Mulia.”Wang Yang mengangguk mengerti seraya menarik selimut menutup tubuh calon istrinya. Ia tersentak saat hendak berbalik pergi, telapak tangannya ditarik oleh jemari kurus dan hangat milik Zening.“Kau sudah sadar? Kau baik-baik saja?” panik Wang Yang seraya duduk di ranjang.Zening menarik tubuhnya duduk dan menyungging senyum penuh rasa bersalah. “Maafkan aku, Kak. Aku hanya berpura-pura pingsan untuk menghentikan gunjingan para pelayan di paviliun.” Zening tertunduk malu.Raut kepanikan perlahan memudar, berganti guratan lega. “Kau berhasil menipuku kali ini.” Wang Yang dan Huazhi tersenyum bersamaan.“Kak, apa benar Deyun merencanakan pemberontakan?” Zening menatap Wang Yang dengan mata berkac

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-30
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 73-2

    “Ahh!” pekik Zening seraya membekap mulutnya sendiri.“Musnahkan bola itu!” titah Wang Yang. “Jangan sampai ada yang merebutnya darimu dan memakainya untuk kejahatan!”‘Dia terlihat gusar,’ batin Huazhi iba melihat junjungannya terpukul dan sangat kecewa dengan apa yang disampaikannya.“Aku tidak menduga, bibi Song Bin bisa melakukan hal kejam seperti ini.” Wang Yang menggeleng lemah. “Apa lagi yang kau tahu tentang dayang Song?”Huazhi tidak serta-merta menjawab. Pria itu menjadi gusar. Bola Roh sudah membuat Wang Yang tampak sedih, Huazhi tidak ingin menambah luka tuannya.“Katakan, tidak perlu ragu. Sudah tidak ada lagi yang bisa melukaiku sekarang. Aku hanya perlu mendahulukan kepentingan rakyatku.”“Dukun itu juga berkata bahwa sebelumnya, dayang Song pernah sekali menggunakan sihir ini pada seorang pria yang tinggal di istana. Itu dia lakukan karena pria itu lebih memilih menikahi wanita lain, sedangkan saat itu dayang Song sedang mengandung anak dari pria itu dan dipaksa untuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-30
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 74-1 Token Rajawali Emas

    Ruang Belajar KekaisaranHuazhi hanya berdiri memperhatikan Wang Yang berjalan mondar-mandir di tengah ruangan. Sejak mengekori tuannya keluar dari kamar pribadinya dengan wajah kesal, Huazhi tidak berani membuka mulutnya.“Aku benar-benar tidak bisa mengerti jalan pikirannya. Apa dia kira aku jenis pria yang akan memanfaatkan keadaannya? Dasar bodoh!” omel Wang Yang tanpa berhenti berjalan.Huazhi menjura hormat. “Yang Mulia, jangan marah. Hamba yakin, Nona Li tidak bermaksud demikian. Dia hanya sedang terguncang setelah apa yang terjadi.”Wang Yang berpaling dengan tatapan tajam. “Kenapa aku menangkap kesan bahwa kau lebih mengerti dirinya dibandingkan aku?”Sontak, kedua tangan Huazhi melambai berkali-kali mendengar kecurigaan Wang Yang. “Bu-bukan begitu, Yang Mulia. Hamba hanya menebak isi pikiran Nona Li.”“Siapa kau, berani menebak isi pikiran calon istriku?!” hardik Wang Yang.“Ahh …,” desah Huazhi menggosok tengkuknya putus asa, bingung apa yang harus diucapkan selanjutnya.“H

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 74-2

    “Sepertinya kau sangat tertarik dengan token itu. Kalau kau begitu ingin memilikinya, aku akan turunkan titah resmi agar kau bisa menikahi Wang Mu Lan. Bagaimana?”Huazhi melambaikan tangannya panik. “Tidak, bukan begitu maksud hamba.”Wang Yang menatap Huazhi dengan seksama. “Kau punya sepanjang sisa malam ini untuk menjelaskan semuanya padaku. Aku yakin, ada banyak hal yang sudah kau rencanakan bersama Deyun sialan itu.”“Ya, Yang Mulia,” aku Huazhi jujur. “Jenderal Li pernah menyinggung tentang token Rajawali Emas milik mendiang ayahnya. Token itu adalah tanda pengenal kelompok mata-mata yang dibentuk oleh mendiang Jenderal Besar untuk kepentingan politik Yongjin.”Raut wajah Wang Yang mulai melunak. Sikap tubuhnya lebih rileks dari sebelumnya. Seluruh inderanya dikerahkan untuk mencerna informasi yang Huazhi sampaikan.“Jadi, token itu sebenarnya milik Paman Li, bukan milik ayahku? Lalu, bagaimana bisa ada di tangan Mu Lan?”“Mengenai hal itu, hamba kurang tahu, Yang Mulia. Yang h

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05

Bab terbaru

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 80 Kembali Seutuhnya

    “Aku akan memanggilmu lagi saat membutuhkan,” ucapnya masih membelakangi Weqing.“Ya, dengan senang hati, Yang Mulia.”Lan Weqing mengenakan kembali baju seragamnya dengan hati berbunga. Penantian panjang dan tindakan-tindakan yang diambilnya untuk mendapatkan Mu Lan, berujung kebahagiaan. Senyumnya terus mengembang.“Jenderal,” panggil Mu Lan membuat Weqing berbalik cepat menghadapnya.“Ya, Yang Mulia.”Mu Lan mendekat dengan langkah gemulai. Tangannya mendarat lembut di bahu Weqing. Ujung jari telunjuk kanannya bergerak turun dengan gerakan memutar menyusuri dada Weqing, membuat pria itu menggelinjang girang.“Y-yang Mulia, secepat ini?” tanya Weqing panik sekaligus senang.“Bawa laporan keuangan seluruh kementerian yang bisa kau dapatkan, saat kau datang mengunjungiku lain hari.” Mu Lan menjulurkan lidahnya menyapu rahang Weqing hingga tubuh pria itu bergetar.“K-kapan?” tanya Weqing menggeram menahan hasratnya yang kembali meronta.“Kapanpun kau siap, Jenderal,” desah Mu Lan di wa

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 79 Saatnya Telah Tiba

    Secepat kilat, Zening mendongak tidak percaya. “Kak, kaukah itu?”Wang Yang dan Ru Lan menyingkir menjauhi ranjang, memberi ruang untuk Deyun dan Zening.Alih-alih memeluk adiknya seperti keinginannya tadi, Deyun berlutut dan mengangkat kedua tangannya memberi hormat. “Li Deyun, menghadap Yang Mulia Permaisuri!”“Kak!” pekik Zening lega. “Mereka melepaskanmu?” tanyanya seraya menangkup wajah Deyun yang terlihat tirus dan lelah. “Apa mereka juga menyiksamu?”Li Deyun menggeleng dengan senyum samar menghiasi bibirnya. “Mereka tidak akan berani menyiksa kakak permaisuri,” godanya pada Zening. “Aku menyelinap keluar untuk mengucapkan selamat atas pernikahan dan penobatanmu menjadi permaisuri. Aku harap, kau tidak mengecewakan kami, Rakyatmu.”Dug.Zening meninju perut Deyun kuat-kuat. “Kau berkata begini saat aku khawatir tentangmu? Sungguh keterlaluan!&rdq

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 78-2

    “Kak Yang, aku ….” “Tarik napasmu. Nikmati semuanya.” Wang Yang mulai bergerak cepat. “Ya, begitu ….” Zening merasakan sensasi aneh yang terjadi padanya. Seolah tenaganya terisi penuh setelah lama kering dan kosong. Seluruh otot dan sendinya yang layu, kembali merekah dengan cepat. “Ah, Kak. Aku akan meledak,” bisik Zening sambil terengah mengimbangi gerakan Wang Yang. Wang Yang berhenti dan menatap Zening. “Ini hadiah pernikahanku untukmu. Aku kembalikan semuanya padamu.” Wang Yang mengakhiri kalimatnya dengan sebuah ciuman panjang hingga Zening tertidur pulas. Beberapa lamanya, Wang Yang hanya menatap wajah cantik Zening yang lelap seperti bayi kenyang menyusu. Ibu jarinya mengusap bibir bengkak Zening akibat ulahnya. Tek tek tek. Sebuah ketukan di pintu kamar menarik Wang Yang dari gulungan hasrat yang membungkusnya. Tangannya cekatan menarik selimut menutupi tubuh polos Zening, lalu menarik tirai ranjang hingga menutup semp

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 78-1 Hadiah Malam Pertama

    Trang!Anak panah lain yang melesat cepat dari busur Hanxiu, menabrak anak panah yang nyaris menancap di dada Zening.“Ada penyusup! Ada penyusup!”Entah dari mana asal teriakan itu, seketika semua yang hadir bercerai-berai. Suasana halaman istana menjadi gaduh dan tidak terkendali karena teriakan itu. Setiap orang berlari saling tabrak menyelamatkan diri.“Yang Mulia, sebaiknya kita juga kembali ke istana. Situasinya sulit untuk dikendalikan,” usul Huazhi dengan mata waspada mengawasi udara sekitarnya.“Ayo!” Wang Yang mengulurkan tangannya membawa Zening di bawah perlindungannya. “Ning’er,” tegurnya kala menyadari Zening sedang sibuk mencari sosok yang berhasil menghalau anak panah untuknya.“Yang Mulia, siapa yang menghalau anak panah tadi?” tanya Zening penasaran dengan mata masih mengedar ke sekitar.“Huazhi akan menyelidikinya. Ayo, kita segera kembali ke is

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 77-2

    “Yang Mulia, apa Anda tidak enak badan?” cemas Yuru.“Tidak. Aku merasa kondisiku hari ini adalah yang terbaik dari semua hari sejak aku melangkahkan kaki memasuki istana. Kenapa?” Zening memutar tubuhnya seraya merentangkan gaun sutra paduan warna emas dan merah.“T-tidak.” Yuru menggeleng takut-takut.Akhirnya, Zening tak kuasa menahan tawanya melihat wajah Yuru begitu tertekan akibat perubahan sikapnya, membuat dayang muda itu semakin kebingungan.“Ayo, pasang lagi yang perlu kau pasang.” Zening merentangkan tangannya, bersiap menerima perlakuan selanjutnya.“Sabuk!” pekik Yuru seraya menepuk dahinya.Ketika Yuru setengah membungkuk merapatkan diri memasang sabuk, Zening menundukkan kepalanya sedikit dan berbisik, “Setelah ini, pergilah ke penjara. Temui kakakku dan peringatkan dia untuk tetap waspada.”Yuru mematung, tidak merespon.“Pst! Kau deng

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 77-1 Teror Pernikahan

    Mata Mu Lan melebar. “M-maksudmu kau mengelabuinya?!”“Tidak sepenuhnya. Hanya membuatnya tidak mewaspadaiku.” Wang Yoo berjalan meninggalkan aula.“Aku tidak mengerti jalan pikirannya,” gumam Mu Lan.“Wang Yoo adalah pemuda yang pintar. Isi pikirannya sulit ditebak. Sebaiknya, kita tetap waspada.” Ziliang mengibaskan lengan hanfunya dan berjalan keluar.“Cih! Tidak ada yang benar-benar bertindak demi kepentinganku.” Mu Lan mendesah kesal. “Baiklah, karena kalian hanya memikirkan kepentingan kalian sendiri, maka aku juga akan berlaku yang sama.” Mu Lan memandangi token Rajawali Emas di tangannya dan mulai memikirkan hal apa yang bisa dia buat melalui token kayu itu.“Selir pun tidak masalah asalkan bisa memilikimu dan menyingkirkan lainnya,” gumam Mu Lan seraya tersenyum bengis.Keesokan harinya, seluruh istana sudah sibuk menyiapkan upacara pernikahan raja.

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 76-2

    “Katakan!” titah Wang Yang.Berikutnya, Mao dan Yue bergantian menceritakan kejadian pagi itu di depan kamar pribadi kaisar. Setiap detail kejadian tidak ada yang terlewat karena sebelumnya, Wang Yang sudah berpesan melalui Huazhi agar kedua pengawal itu menceritakan dengan jujur apabila sampai dipanggil menghadap.“Begitulah kejadiannya, Yang Mulia,” tukas Mao di akhir ceritanya.Wang Yang mengedar pandangan sekali lagi. Menatap wajah pejabatnya, termasuk Mu lan dan Ziliang.“Ampun, Yang Mulia! Berdasarkan cerita dua pengawal ini, Nona Li tetap harus dijatuhi hukuman,” ujar Bai He berkeras. “Terbukti dia menghina Putri Mu Lan di depan pengawal rendahan.”Demi menunjukkan kesetiaannya pada ibu suri, Bai He maju membawa petisinya. “Ini adalah petisi dari seluruh pejabat yang bekerja di Biro Tata Krama,” ungkapnya penuh rasa percaya diri sambil menyerahkan petisinya ke tangan Huazhi.

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 76-1 Terima Saja

    Ziliang memperhatikan mimik Mu Lan saat mengadu padanya. Gadis itu diliputi aura pemberontak yang luar biasa besar hingga menular padanya tanpa sadar. Ziliang dapat membayangkan suasana Aula Huanyang beberapa saat lagi, bila ia berhasil memanfaatkan emosi Mu Lan dengan tepat.“Hal penting seperti ini, mana bisa ditunda?” ujar Ziliang sambil menyungging senyum samar.“Tapi, Kanselir ….”Ziliang menggeleng cepat membungkam penjaga itu. “Aku yang akan bertanggung jawab. Buka jalan!”Setelah saling pandang sejenak, akhirnya dua penjaga itu mengangguk samar dan menegakkan kembali tombak di tangan mereka.“Bagaimana bisa, tontonan sebagus ini ingin kalian halangi?” lirih Ziliang sambil melangkah masuk.Melihat kanselir memasuki aula, beberapa pejabat yang berpihak padanya mengangguk hormat. Pejabat lain yang melihat sosok perempuan yang menggandeng tangan Ziliang, mulai menerka apa yang pria l

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 75-2

    “Perempuan kasar sepertimu, lebih tidak pantas lagi,” desis Zening.Tangan Mu Lan kembali terayun.“Hentikan!” Suara Wang Yang menggelegar dari seberang selasar. “Hentikan, Wang Mu Lan!” ulang Wang Yang seraya setengah berlari menghampiri Zening.Dagu Zening yang bergetar menjadi hal pertama yang dicermati Wang Yang. “Apa kau baik-baik saja?” cemas Wang Yang dengan suara lembut.Zening hanya mengangguk dan tersenyum menenangkan.Dengan mata menyala-nyala, Wang Yang menoleh menatap Mu Lan. “Aku tidak akan membiarkan hal ini begitu saja. Sikapmu melebihi batas, Mu Lan!”Brak!Keranjang yang sejak tadi dijinjingnya di tangan kanan, Mu Lan lepaskan hingga isinya jatuh berantakan ke tanah. Tangan itu terangkat lurus menunjuk Zening.“Dia yang bersikap tidak sopan padaku, Kak! Dia belum menjadi istrimu, tapi sudah berani bicara tidak sopan padaku! Tanya saja dua pengawal itu!” elak Mu Lan dengan nada kesal. “Dia bahkan berkata kalau aku tidak beretika!” imbuhnya tak terima.“Cukup! Kembali

DMCA.com Protection Status