Ruang Belajar KekaisaranHuazhi hanya berdiri memperhatikan Wang Yang berjalan mondar-mandir di tengah ruangan. Sejak mengekori tuannya keluar dari kamar pribadinya dengan wajah kesal, Huazhi tidak berani membuka mulutnya.“Aku benar-benar tidak bisa mengerti jalan pikirannya. Apa dia kira aku jenis pria yang akan memanfaatkan keadaannya? Dasar bodoh!” omel Wang Yang tanpa berhenti berjalan.Huazhi menjura hormat. “Yang Mulia, jangan marah. Hamba yakin, Nona Li tidak bermaksud demikian. Dia hanya sedang terguncang setelah apa yang terjadi.”Wang Yang berpaling dengan tatapan tajam. “Kenapa aku menangkap kesan bahwa kau lebih mengerti dirinya dibandingkan aku?”Sontak, kedua tangan Huazhi melambai berkali-kali mendengar kecurigaan Wang Yang. “Bu-bukan begitu, Yang Mulia. Hamba hanya menebak isi pikiran Nona Li.”“Siapa kau, berani menebak isi pikiran calon istriku?!” hardik Wang Yang.“Ahh …,” desah Huazhi menggosok tengkuknya putus asa, bingung apa yang harus diucapkan selanjutnya.“H
“Sepertinya kau sangat tertarik dengan token itu. Kalau kau begitu ingin memilikinya, aku akan turunkan titah resmi agar kau bisa menikahi Wang Mu Lan. Bagaimana?”Huazhi melambaikan tangannya panik. “Tidak, bukan begitu maksud hamba.”Wang Yang menatap Huazhi dengan seksama. “Kau punya sepanjang sisa malam ini untuk menjelaskan semuanya padaku. Aku yakin, ada banyak hal yang sudah kau rencanakan bersama Deyun sialan itu.”“Ya, Yang Mulia,” aku Huazhi jujur. “Jenderal Li pernah menyinggung tentang token Rajawali Emas milik mendiang ayahnya. Token itu adalah tanda pengenal kelompok mata-mata yang dibentuk oleh mendiang Jenderal Besar untuk kepentingan politik Yongjin.”Raut wajah Wang Yang mulai melunak. Sikap tubuhnya lebih rileks dari sebelumnya. Seluruh inderanya dikerahkan untuk mencerna informasi yang Huazhi sampaikan.“Jadi, token itu sebenarnya milik Paman Li, bukan milik ayahku? Lalu, bagaimana bisa ada di tangan Mu Lan?”“Mengenai hal itu, hamba kurang tahu, Yang Mulia. Yang h
Lan Weqing yang awalnya mengunjungi penjara dengan langkah gontai dan putus asa karena harapannya menikahi Wang Mu Lan kandas, sejenak melupakan kesedihannya begitu melihat beberapa pasukan Taichan berkerumun dalam satu ruangan mengelilingi Li Deyun. Dengan seksama, dibukanya telinga lebar-lebar mencoba mencuri dengar percakapan sekelompok pemberontak.“Kurang ajar! Apa mereka tidak tahu kalau Li Deyun adalah pemberontak?! Atau justru mereka sedang merencanakan pemberontakan yang lebih besar?” gumam Weqing penasaran.Lama Weqing mencuri dengar obrolan sekumpulan prajurit di seberang ruangan. Pada akhirnya, ia menarik kesimpulan bahwa Deyunlah orang kuat yang mendukung Wang Yang. Tanpa Li Deyun di sisinya, Wang Yang hanya cangkang kosong tanpa penghuni.“Rupanya musuh terbesar dinasti ini sebenarnya adalah Li Deyun. Dialah orang kuat di balik kejayaan Wang Yang. Membunuh Li Deyun sama artinya dengan melumpuhkan Wang Yang. Dengan begitu, Mu Lan hanya bisa menerimaku,” gumam Weqing lagi
“Perempuan kasar sepertimu, lebih tidak pantas lagi,” desis Zening.Tangan Mu Lan kembali terayun.“Hentikan!” Suara Wang Yang menggelegar dari seberang selasar. “Hentikan, Wang Mu Lan!” ulang Wang Yang seraya setengah berlari menghampiri Zening.Dagu Zening yang bergetar menjadi hal pertama yang dicermati Wang Yang. “Apa kau baik-baik saja?” cemas Wang Yang dengan suara lembut.Zening hanya mengangguk dan tersenyum menenangkan.Dengan mata menyala-nyala, Wang Yang menoleh menatap Mu Lan. “Aku tidak akan membiarkan hal ini begitu saja. Sikapmu melebihi batas, Mu Lan!”Brak!Keranjang yang sejak tadi dijinjingnya di tangan kanan, Mu Lan lepaskan hingga isinya jatuh berantakan ke tanah. Tangan itu terangkat lurus menunjuk Zening.“Dia yang bersikap tidak sopan padaku, Kak! Dia belum menjadi istrimu, tapi sudah berani bicara tidak sopan padaku! Tanya saja dua pengawal itu!” elak Mu Lan dengan nada kesal. “Dia bahkan berkata kalau aku tidak beretika!” imbuhnya tak terima.“Cukup! Kembali
Ziliang memperhatikan mimik Mu Lan saat mengadu padanya. Gadis itu diliputi aura pemberontak yang luar biasa besar hingga menular padanya tanpa sadar. Ziliang dapat membayangkan suasana Aula Huanyang beberapa saat lagi, bila ia berhasil memanfaatkan emosi Mu Lan dengan tepat.“Hal penting seperti ini, mana bisa ditunda?” ujar Ziliang sambil menyungging senyum samar.“Tapi, Kanselir ….”Ziliang menggeleng cepat membungkam penjaga itu. “Aku yang akan bertanggung jawab. Buka jalan!”Setelah saling pandang sejenak, akhirnya dua penjaga itu mengangguk samar dan menegakkan kembali tombak di tangan mereka.“Bagaimana bisa, tontonan sebagus ini ingin kalian halangi?” lirih Ziliang sambil melangkah masuk.Melihat kanselir memasuki aula, beberapa pejabat yang berpihak padanya mengangguk hormat. Pejabat lain yang melihat sosok perempuan yang menggandeng tangan Ziliang, mulai menerka apa yang pria l
“Katakan!” titah Wang Yang.Berikutnya, Mao dan Yue bergantian menceritakan kejadian pagi itu di depan kamar pribadi kaisar. Setiap detail kejadian tidak ada yang terlewat karena sebelumnya, Wang Yang sudah berpesan melalui Huazhi agar kedua pengawal itu menceritakan dengan jujur apabila sampai dipanggil menghadap.“Begitulah kejadiannya, Yang Mulia,” tukas Mao di akhir ceritanya.Wang Yang mengedar pandangan sekali lagi. Menatap wajah pejabatnya, termasuk Mu lan dan Ziliang.“Ampun, Yang Mulia! Berdasarkan cerita dua pengawal ini, Nona Li tetap harus dijatuhi hukuman,” ujar Bai He berkeras. “Terbukti dia menghina Putri Mu Lan di depan pengawal rendahan.”Demi menunjukkan kesetiaannya pada ibu suri, Bai He maju membawa petisinya. “Ini adalah petisi dari seluruh pejabat yang bekerja di Biro Tata Krama,” ungkapnya penuh rasa percaya diri sambil menyerahkan petisinya ke tangan Huazhi.
Mata Mu Lan melebar. “M-maksudmu kau mengelabuinya?!”“Tidak sepenuhnya. Hanya membuatnya tidak mewaspadaiku.” Wang Yoo berjalan meninggalkan aula.“Aku tidak mengerti jalan pikirannya,” gumam Mu Lan.“Wang Yoo adalah pemuda yang pintar. Isi pikirannya sulit ditebak. Sebaiknya, kita tetap waspada.” Ziliang mengibaskan lengan hanfunya dan berjalan keluar.“Cih! Tidak ada yang benar-benar bertindak demi kepentinganku.” Mu Lan mendesah kesal. “Baiklah, karena kalian hanya memikirkan kepentingan kalian sendiri, maka aku juga akan berlaku yang sama.” Mu Lan memandangi token Rajawali Emas di tangannya dan mulai memikirkan hal apa yang bisa dia buat melalui token kayu itu.“Selir pun tidak masalah asalkan bisa memilikimu dan menyingkirkan lainnya,” gumam Mu Lan seraya tersenyum bengis.Keesokan harinya, seluruh istana sudah sibuk menyiapkan upacara pernikahan raja.
“Yang Mulia, apa Anda tidak enak badan?” cemas Yuru.“Tidak. Aku merasa kondisiku hari ini adalah yang terbaik dari semua hari sejak aku melangkahkan kaki memasuki istana. Kenapa?” Zening memutar tubuhnya seraya merentangkan gaun sutra paduan warna emas dan merah.“T-tidak.” Yuru menggeleng takut-takut.Akhirnya, Zening tak kuasa menahan tawanya melihat wajah Yuru begitu tertekan akibat perubahan sikapnya, membuat dayang muda itu semakin kebingungan.“Ayo, pasang lagi yang perlu kau pasang.” Zening merentangkan tangannya, bersiap menerima perlakuan selanjutnya.“Sabuk!” pekik Yuru seraya menepuk dahinya.Ketika Yuru setengah membungkuk merapatkan diri memasang sabuk, Zening menundukkan kepalanya sedikit dan berbisik, “Setelah ini, pergilah ke penjara. Temui kakakku dan peringatkan dia untuk tetap waspada.”Yuru mematung, tidak merespon.“Pst! Kau deng