“Kurasa ada baiknya kita nikahkan Bik Ami dan Pak Maman, Bu,” kata Agil tiba-tiba setelah makan malam. Mereka biasa makan bersama, reriungan duduk di lantai sambil menggelar tikar di depan televisi. Sebelumnya dia sudah membicarakan hal ini dengan Pak Maman, dan laki-laki itu setuju.Ibu tidak begitu terkejut mendengar usul anaknya. Dia pasti punya pemikiran matang. “Ibu terserah Bik Ami dan Pak Maman. Mereka sudah sama-sama berumur. Ibu merestui.” Dia melihat ke Bik Ami. “Apakah kamu setuju dengan gagasan Agil?”Bik Ami yang duduk di samping Bik Marsinah, hanya tersipu malu. Ia urung mengangkat piring dan gelas kotor ke dapur. “Saya nurut saja apa kata Mba.”Setelah itu Ibu gantian melihat ke Bik Marsinah. “Aku mau pendapatmu, Bik Marsinah?”Bik Marsinah yang sedari tadi diam, gugup dengan pertanyaan Ibu. “Pendapat apa Kak?” Dia memilin baju dasternya.“Soal
Last Updated : 2022-01-11 Read more