“Nah! Mungkin kamu bisa membantu kami mengurai benang kusut ini,” kata Agil sumringah ketika melihat Chandra berdiri di depan pintu. “Cepatlah duduk atau kalau mau makan langsung saja gak usah malu,” sambung Agil ketika melihat mata Chandra berbinar dengan nasi jagung dan sambal terasi dihadapannya. Chandra cengar-cengir, ia sebenarnya sungkan, tapi nasi jagung amat menggoda seleranya. “Tante, Bik Mar, saya makan dulu ya?” “Silahkan, silahkan Nak…” jawab Ibu, dia dari awal menyukai kepolosan gadis itu, Bik Marsinah ke dapur mengambilkan Chandra gelas, lalu mengambil pisang susu untuk pencuci mulut. &nbs
Last Updated : 2022-01-24 Read more