"Serius, Pak!" tanya Rivan. Dia kurang percaya nominal yang disebutkan Yoga baru saja."Serius. Ngapain aku bohong."Rivan berpikir sejenak. Tiba-tiba, uang dua juta itu terus menari-nari di benaknya.'Tidak ada kesempatan datang dua kali. Mau tidak mau, aku harus terima.'Rivan masih saja berpikir antara uang dua juta dan resiko yang akan dia terima. Godaan uang dua juta lebih kuat daripada akibat yang akan dia terima."Ok! Aku terima."Tidak buang-buang waktu, Rivan mengotak-atik ponsel miliknya. Dia menghubungi kawan shift nya."Hallo! Sudah di mana, Yudha?" tanya Rivan setelah sambungan telepon terhubung."Masih di kantin. Baru saja usai salat. Ada apa itu?" jawab Yudha setelah sambungan telepon terhubung.Rivan melirik ke arah Yoga. Tiba-tiba, dia berubah pikiran."Ada apa, bro?" tanya Y
Baca selengkapnya