Mak Yeni mengedarkan pandangannya mencari Santi."Santi itu bodoh, Mak! Pokoknya Umak pura-pura sakit atau pasang wajah memelas. Biar dia iba dan kasihan kepada Umak. Bilang saja kalau aku sakit atau apa lah. Pokoknya aku nggak mau tahu, minggu ini aku mau ke Bali. Jadi, aku butuh modal buat hura-hura di sana!" jelas Meli panjang kali lebar.Mak Yeni menghela napas sambil mengedipkan matanya. Nafsu Meli membuat segala macam cara dihalalkannya."I-iya," jawab Mak Yeni."Ooo ... Jadi kamu dan Meli sekongkol?! Kamu kira bisa mengelabui aku? Hah!" bentak Santi.Santi menjewer daun telinga Mak Yeni. Ia sudah tidak peduli lagi usia Mak Yeni yang sudah senja. Prinsipnya, kalau dia salah. Maka harus dikasih pelajaran."Betul kata pepatah itu, buah mangga tidak jauh jatuh dari pohonnya. Berarti, kamu juga dulu seperti ini. Itu sebabnya, Meli juga menghalalkan segala macam cara demi mendapat kesenangan dan kekayaan walaupun itu tidak baik cara meraihn
Read more