Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu Menyesal
Part 50: Salah Sasaran
"Iya! Ini aku?" jawab Ayu."Kenapa kamu bisa di sini?" tanya Santi kembali.
Santi semakin tidak mengerti teka-teki yang diberikan Meli, Mak Yeni, dan Ayu. Arya geleng kepala melihat Ayu yang begitu lancang menampar orang tua.
"Ayu!" ujar Mak Yeni.
Ayu mengedipkan matanya. Dia memberi kode kepada Mak Yeni agar ibunya mengerti apa maksudnya.
"Dari dahulu sudah aku bilang! Jangan pernah mengikuti perintah Meli. Dia itu sudah gila, Mak!" seru Ayu.
'Kenapa Ayu menampar wajah Mak Yeni? Ada apa gerangan?' ucap Santi dalam hati.
"Aa-aku itu sudah tidak ada pilihan lain. Aku tidak mau Meli berbuat nekad dan diluar batas akal sehatnya."
"Emangnya, Meli kenapa Mak?" tanya Ayu.
Mak Yeni berpikir sejenak. Perlahan dia melangkah menjauh dari Ayu. Matanya mulai berembun, seketika dia teringat pesan Meli.
"Me-Meli itu
Ayu tidak menyangka kalau Arya yang akan menjadi korban. Padahal niatnya ingin mencelakai Santi.Mak Yeni, Dion dan Arya ikut lari. Sementara Arya masih terkapar dan meringkuk kesakitan."Mas Arya!" teriak Santi.Pandangan Arya mulai berkunang-kunang. Rasa sakit yang dia alami tidak seperti biasanya."Mas Arya! Ka-kamu nggak kenapa-kenapa?" tanya Santi.Santi tidak tahu harus berbuat apa. Sementara di dalam rumah Santi cuma ada dirinya dan Arya.Aryo berhenti sejenak. Di benaknya terlintas ide cemerlang."Berhenti! Aku ada ide."Mak Yeni, Ayu dan Dion tiba-tiba berhenti. Pandangan mereka semua tertuju kepada Aryo."Bagaimana kalau kita memperalat keadaan yang ada."Mak Yeni, Dion dan Ayu heran dan saling adu pandang. Mereka tidak mengerti maksud dan tujuan Aryo."Maksud kamu apa?!" tanya Dion.Dion memberanikan diri dan menghampiri Aryo."Sekarang di dalam rumah ada saudara kemba
"Ka-kamu?!" tanya Mak Yeni spontan. Dia tidak percaya kenapa Santi bisa berada di belakangnya."Iya. Ini aku. Kenapa kamu terkejut?" balas Santi.Tiba-tiba, Aryo mengayunkan kakinya dengan cepat menghampiri Mak Yeni dan Santi."Hei! Apa yang kamu lakukan! Kamu mau cari mati? Hah!" sentak Aryo dengan pongahnya.Aryo menjewer daun telinga Santi. Tidak hanya itu, dia mendorong tubuhnya Santi sampai ambruk ke lantai dengan cepat."Rasakan itu!" ucap Aryo.Aryo menatap Santi dengan sorot mata yang sangat tajam. Matanya tidak berkedip seolah mau keluar dari sarangnya."Sekarang aku akan menghabisi nyawamu! Agar semua harta kekayaanmu jatuh kepada aku. Kamu memang pantas menyusul Dhea ke surga."Aryo sudah mencekik leher Santi dengan kuat. Serangannya sangat buas laksana seekor induk macan yang ingin menghantam mangsanya.Ayu memijak-mijak lengan Santi dengan penuh tenaga. Dia sangat puas bisa menghantam Santi dengan leluasa.
"Ardi!" ucap Santi.Santi heran kenapa bisa datang di waktu yang tepat."Tante nggak kenapa-kenapa 'kan?!" tanya Ardi khawatir.Ardi membantu Santi berdiri. Seketika Santi memeluk tubuhnya Ardi."Alhamdulillah kamu datang. Kalau nggak, aku sudah tiada di muka bumi ini."Santi berdiri dibantu Ardi."Tolong pegangi tanganku dan bantu aku berjalan masuk ke dalam!" perintah Santi kepada Ardi.Sementara Ayu, Dion dan Mak Yeni sudah diborgol dan di bopong masuk ke dalam mobil polisi.Wajah Ayu cemberut dan kesal. Sementara Aryo menangis terisak. Mak Yeni tidak berkata apa-apa. Hanya rasa sesal yang terlahir di dalam dirinya.****"Bagaimana kabar kamu, Mas Arya?" sapa Santi. Ia baru saja sampai di ruang rawat tempat Arya berobat.Ardi menoleh ke asa
Ardi menunjuk ke arah Santi. Santi menghela napas lalu membuangnya dengan kasar.Santi tidak ada sama sekali berniat untuk membohongi Ardi atau siapa pun itu. Ia hanya ingin membuat Aryo, suaminya kembali ke pelukannya. Namun, kenyataannya tidak sesuai dengan kenyataan."Tante jahat! Tega sekali membohongi aku!" seru Ardi.Ardi kecewa kepada Santi. Dia tidak menyangka kalau tantenya setega itu kepada dirinya. Ardi sangat menginginkan dede bayi yaitu janin yang dikandung Santi. Ternyata hanya bohong semata."Ardi ... Tante melakukan ini dengan keadaan terpaksa. Aku sudah buntu dan tidak tahu harus berbuat apa lagi agar Om Aryo kembali ke dalam pelukanku. Itu sebabnya aku menyusun rencana seperti itu.""Aku tidak peduli. Sekali tante pembohong, seumur hidupku, tante tetap pembohong!" amuk Ardi.Ardi sangat merindukan Dhea. Itu sebabnya dia sangat k
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 51: Kedatangan YogaTiba-tiba Santi batuk dan tidak khusuk dalam melaksanakan salat asar."Assalamualaikum warahmatullaah," ucap Santi.Santi telah usai melaksanakan salat asar. Perasaannya tidak tenang. Setelah selesai berdoa, dia membuka mukenah dan melipat sajadahnya.Setelah semua sudah aman, ia melangkah keluar dari musholah. Santi menyusuri setiap lorong menuju kamar Arya."Santi!" sapa pria.Pria itu memakai jas hitam, dasi abu-abu dan celana goyang.Santi menatap ke asal suara itu. Ia mencoba mengingat-ingat siapa pria itu. Namun, ia tidak bisa menerka ataupun mengingatnya lagi."Maaf dengan siapa? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Santi.Santi kembali menundukkan pandangannya.Tidak berapa lama, pria itu mengukir senyum smirk."Kamu ada-ada saja. Masa sama aku sudah lupa. Oh iya, perkenalkan nama aku Yoga Prat
Pipinya sangat panas akibat tamparan yang diberikan Yoga."Kamu memang pantas mendapat tamparan seperti itu. Pertama, kamu itu sudah menolak lamaran aku. Kedua, kamu sudah berani menampar wajah mulus aku. Aku jamin, kamu bakalan jatuh hati kepadaku."Yoga masih saja meracau. Dia tidak terima atas perlakuan yang diberikan Santi. Sementara Santi sudah jauh melangkah.'Ke arah mana Santi pergi?' tanya Yoga dalam hati.Yoga mencari ide. Dia duduk di kursi depan ruangan. Sesekali dia mencari ide untuk mendapatkan keberadaan Santi.'Yes! Aku ada ide. Lihat saja Santi, kamu pasti jatuh ke dalam pelukanku.'****"Ardi ...! apa yang terjadi?" tanya Santi.Santi baru saja sampai di ruangan Arya. Arya sudah tidak ada lagi berbaring di atas brangkar.Santi mulai panik. Ia mencari Ardi ke se
Santi merasa sedih, disaat detik-detik rasa cinta tumbuh di jiwanya. Kini pria yang ia cinta sedang antara hidup dan mati. Santi bersimpuh dan menadahkan tangan. "Ya Allah, aku mohon berilah keselamatan kepada Mas Aryo!" "Ayo tan! Kita ke ruang ICU sekarang. Agar secepatnya dilakukan tindakan demi keselamatan Om Aryo." Mau tidak mau, Santi bangkit mengikuti perintah Ardi. Ardi memapah Santi. Langkah demi langkah Ardi dan Santi terus melangkah. Setiap sudut lorong mereka susuri dengan pelan. Tidak butuh waktu lama, Ardi dan Santi sampai di depan ruangan ICU. "Bagaimana keadaan Mas Aryo?!" tanya Santi kepada salah satu perawat yang sedang bertugas. Kebetulan perawat ini baru saja keluar dari ruang ICU. Perawat itu melihat ke asal suara itu. Dia membuka maskernya lalu menjawab, "Kabar pasien alhamdulillah sudah membaik. Untung saja adik ini mau menanda tangani surat pernyataannya. Kalau tidak, dokter pasti tidak
'Siapa yang mau membesuk aku.'Aryo bertanya-tanya terus dalam hati. Dia mencoba menebak kalau orang yang ingin membesuknya adalah Meli. Namun, dia menjawab, pasti tidak mungkin kalau istrinya. Masalahnya Meli di kampung. Apalagi Santi sangat pasti mustahil.Pikirnya kacau, dia tidak tahu dan tidak bisa menebak siapa yang akan membesuknya."Astagfirullah!" ucap Aryo.Aryo menabrak sipir tidak sengaja. Kepalanya terantuk ke dada bidang sipir itu."Kalau jalan pakai mata!" amuk sipir.Arya mengusap matanya sambil berpikir.'Jalan pakai mata? Bagaimana ceritanya jalan pakai mata?' tanya Aryo dalam hati."Ayo cepat jalan! Ntar keburu habis waktu besuk."Sipir memborgol kedua tangan Aryo. Sementara Aryo mengikuti perintah sipir. Aryo dan Sipir berjalan dengan lunglai. Tidak berapa lama, Mereka sampai.Di ruang tunggu ada seorang wanita yang sedang sibuk dengan make up nya. Dia mengoles eyeshadow. Pa
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 57: Pernikahan Aryo dan SantiPagi telah menyapa bumi. Meli baru saja bangun. Dia hendak membuat konten untuk i***a storie di salah satu akun media sosial. Perlahan dia beranjak dari atas ranjang menuju lemari riasnya."Astagfirullah! Ti-tidak ini tidak mungkin!" umpat Meli dengan panik.Meli tidak menyangka kalau wajahnya bisa jelek seperti itu. 'Ya Tuhan! Apa yang terjadi?' tanya Meli dalam hati.Meli memeriksa kotak kosmetik yang dia pakai sebelum tidur. Pelan-pelan dibacanya, ternyata cream pemutih itu cocok untuk dipakai di pagi hari. "Ke-kenapa aku salah cream. Tidak ... Aragh ...!" Meli melempar botol kosmetik yang dia pakai. Padahal, siang ini dia mau bertemu dengan owner kosmetik brand lain dan outer model baru."Tidak, aku tidak mau cacat seumur hidup," umpat Meli kembali.Meli sudah menerima uang dari beberapa owner yang akan dia jumpai. Kalau sudah seperti ini, reputasinya bisa hancur.Perlahan dia mencari kotak perseginya, tid
Meli duduk, dia membuka kotak make up nya lalu berkaca sambil mengoles lipstik ke bibirnya. Meli belakangan ini memakai alat make up hasil dari endorse. Dia sekarang sudah menjadi selebgram. Mukanya sangat glowing berkat make up yang dia terima. "Tunggu sebentar!" ucap Muliadi. Meli tidak menghiraukan perkataan Muliadi. Dia asyik memoles wajahnya sambil membuat konten. Tidak berapa lama, Mak Yeni dan Ayu datang dengan kedua tangan diborgol ke belakang. Mak Yeni hampir tidak mengenal wajah Meli. "Kamu siapa?" tanya Mak Yeni. "Aku ini buah hatimu, Mak. Masa nggak kenal dengan aku. Aku ini Meli." Meli merasa sakit hati melihat Mak Yeni yang tidak mengenali dirinya. Perlahan dia menghela napas. Dia mencoba memaklumi perkataan ibunya. "Meli bukan seperti ini cantiknya! Aku yakin ini bukan kamu." Meli menatap wajah Ayu. Ayu hanya bisa menunduk, seketika dia teringat akan dosa yang pernah dia lakukan keti
Dia ambruk ke lantai karena tersenggol Aryo."Kalau jalan pakai mata dong!"Santi menatap ke arah suara itu. Ia melihat kalau wanita itu Meli.'Meli! Ngapain dia kemari?' tanya Santi dalam hati. Ia lupa kalau Mak Yeni dan Ayu di tahan di dalam penjara.Santi langsung tersulut emosi. Dadanya mendidih dan ia ingin menampar wajah Meli. Tanpa sadar dan tidak bisa mengontrol emosinya. Ia bangkit dan berjalan menghampiri Meli dengan wajah memerah."Dasar wanita pelakor! Masih saja kamu bangga berlenggak lenggok ke sana kemari mencari mangsa."Meli melihat wajah Santi. Dia mengernyitkan dahi."Santi! Kamu ngapain di sini?""Bukan urusanmu," jawab Santi cuek.Santi melipat kedua tangannya lalu meletakkannya sejajar dengan dada. Ia berlagak angkuh kepada Meli."Idih ... Idih ... Bisa juga kamu cuek iya.""Aku bukan Santi yang dulu asal kamu tahu, paham!" balas Santi.Aryo menghampiri Santi dan w
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 56: Mulai Menyesal"Bukan kah kamu sudah diberi teguran sama yang maha esa berkali-kali. Terus kenapa kamu tidak ada niat untuk berubah ke arah yang lebih baik?" tanya Santi."Namanya juga manusia. Ketika ditegur lewat penyakit, lewat barang berharga hilang atau masalah datang bertubi, pasti ingin segera taubat pada saat itu. Namun, cuma saat itu. Ketika sudah sembuh atau masalah selesai sudah tidak ingin lagi bertaubat."Arya menghela napas, dia tidak tahu kenapa bisa berkata seperti itu."Siapa yang berkata itu? Kamu atau siapa?" tanya Arya."Mohon maaf waktu besuk tinggal lima menit. Silahkan dipersingkat pembicaraannya," ucap Muliadi.Aryo belum sempat mencurahkan isi hatinya selama di dalam penjara. Kalau pertama kali masuk penjara cuma seminggu. Kalau yang ke dua ini sudah satu bulan lebih. Tubuhnya kelihatan kurus kerempeng seolah tidak terurus.
Tidak berapa lama, akhirnya mobil Santi tiba di parkiran penjara."Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di sini" ucap Santi."What! Kita sudah sampai tan?"Santi diam, ia hanya melirik Ardi dari kaca spion."Cepat turun dari dalam mobil. Waktu kita tidak banyak di sini."Ardi, Arya dan Santi berjalan menuju ruang informasi untuk meminta izin bertemu dengan salah satu tahanan.Di sudut lorong, hanya beberapa orang saja yang lewat. Namun, kendaraan roda dua memadati parkiran."Ada yang bisa aku bantu, bu?" tanya salah satu polisi.Di name tag nya terbordir atas nama Muliadi."Maaf, Pak. Aku, Mas Arya dan Ardi mau besuk kawan kami yang sedang mendekam di balik jeruji besi," ucap Santi.Matanya Santi melihat ke sana kemari memperhatikan situasi sekitar. Baru pertama kali ini ia ke kantor polisi."Atas nama siapa, Bu, Pak?" tanya Muliadi lembut. Dia masih setia dan menjunjung tinggi excellent service kepada konsu
Ardi duduk di samping Arya. Dia sibuk mengotak-atik ponsel miliknya.Sudah lima belas menit Arya dan Ardi menunggu, Santi belum datang juga. Akhirnya rasa bosan menunggu kini menyapa Arya dan Ardi. Ardi sampai mengantuk menunggu kehadiran Santi.Tanpa sadar, Ardi ngantuk sangking lamanya menunggu. Tidak berapa lama, Santi datang."Gerak yuk!" ucap Santi.Santi melangkah gontai menghampiri Ardi dan Arya. Sementara Ardi sudah berlabuh ke pulau seribu."Ardi! Kamu kok malah ngorok?" tanya Santi.Santi sudah dandan cantik, malah Ardi molor menjelajahi dunia mimpi."Woi! Bangun!"Ardi tersentak bangun. "Kita sudah sampai, Tan?" tanya dia."Sampai ke Hongkong."Ardi melihat ke seluruh sudut rumah. Dia masih antara sadar dan tidak."Lah, rupanya kita masih di sini.""Iya. Ayo kita berangkat."Arya hanya bisa menahan senyum melihat ulah Santi dan Ardi. Dia takut keceplosan ketawa sangking lucunya ulah
Kini sudah tidak lama lagi hari H akan tiba. Arya sudah sibuk mengingat-ingat siapa saja yang layak diundang."Oh, San. Aryo kita undang tidak?" tanya Arya kepada Santi.Arya, Santi dan Ardi sedang menulis nama yang akan diundang pada acara resepsi pernikahannya."Emangnya apa boleh dia keluar?""Kurang tahu juga sih."Arya berharap saudara kandungnya bisa menghadiri resepsi pernikahan nya bersama Santi. Dia tidak ada niat untuk membalas dendam atau apa. Hanya Aryo lah satu-satunya keluarganya yang masih hidup. Selain itu sudah tidak ada lagi."Bagaimana kalau kita ke lapas sekarang. Hitung-hitung besuk dia untuk mempererat jalinan tali silaturahmi. Sudah kama aku dan Aryo tidak bersua," tanya Arya.Arya takut kalau Santi tersinggung. Itu sebabnya dia langsung menundukkan pandangannya."Bo-boleh, kenapa aku melarang hal itu. Lagi pula itu hal wajar.""Aku boleh ikut nggak, Tan?" tanya Ardi spontan.San
"Pokoknya Mbak Shela pasti pulang. Aku jamin, Om.""Baiklah."Arya senyum senyum membayangkan bagaimana nantinya aktingnya dengan Shela dan Ardi.Flash back off****"Kalian semua jahat!" amuk Santi.Santi tersipu malu. Ternyata ia dikerjain mereka semua. Perlahan ia menyusut air matanya yang sudah terlanjur jatuh membasahi pipinya. Malu, sedih dan bahagia bercampur menjadi satu. Namun, ia mencoba tersenyum walaupun dirinya telah dikerjai mereka bertiga."Maafkan aku, San. Ini semua ide aku. Maafkan aku sudah terlanjur melukai perasaanmu. Aku hanya ingin melihat seberapa tulusnya kamu menerima diriku sebagai imam kamu.""Cukup! Hentikan semua drama kamu itu, Mas!" amuk Santi. Ia tidak mau kalau Arya berakting lagi.Arya tersenyum walaupun rasa sakit masih belum reda dari pelipisnya."Aku ini
Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 55: Ide Awal"Ide apa, Om?!" tanya Ardi."Mari sini tak bisikin."Arya membisikkan idenya ke daun telinganya. Ardi senyam-senyum mendengar penjelasan Arya."Wah ide bagus.""Terus, kita berdua saja yang memberikan kejutan kepada Tante?" tanya Ardi.Arya bingung, dia tidak tahu siapa lagi kawan mereka yang ikut serta mengerjai Santi."Bagaimana kalau aku telepon Mbak Shela. Aku rasa dia pasti mau pulang kemari.""Shela siapa? Dan dia emangnya di mana sekarang?" cecar Arya.Arya masih terus terbaring di atas berangkat dan jarum infus masih menusuk di tangannya. Suara jam dinding berbunyi merdu menghibur suasana di dalam kamar Arya membuat mereka berdua semakin seru memikirkan ide apa yang akan diberikan kepada Santi pada saat ulang tahun nanti."Mbak Shela itu kakak sepupu aku. Ibuku dengan ibunya Mbak Shela kakak adik. Ibunya Mbak Shela anak per