Beranda / Romansa / Penguasa Negeri Jin / Bab 121 - Bab 130

Semua Bab Penguasa Negeri Jin: Bab 121 - Bab 130

571 Bab

Larangan Terkutuk - 14

"Kalian berdua boleh pergi. Jaga anak itu baik-baik. Jika ada apa-apa yang kalian tidak mengerti, temui aku di Liang Batu Hitam ini! Aku Tringgiling Liang Batu adalah kakek dari bayi itu!"Dua ekor landak menggereng halus, kembali angguk-anggukkan kepala. Paeruncing, landak yang jantan pergunakan mulutnya untuk mengangkat bayi yang diberi nama Patilandak itu ke atas punggung betinanya yaitu Paelancip. Baru saja dua landak raksasa ini hendak bertindak pergi tiba-tiba di langit ada benda pulih menyambar turun disertai teriakan memerintah. “Semua makhluk di atas pulau! Jangan ada yang berani bergerak! Aku datang membawa perintah!""Wuuuttt... wuttt!"Angin keras menderu membuat pohon-pohon jati berduri bergoyang goyang. Sesaat kemudian sebuah awan putih telah mendarat di atas sebuah batu besar, tak jauh dari makhluk bersisik berdiri dan hanya beberapa tombak dari dua ekor landak raksasa. Bau sangat harum memenuhi tempat itu.Paeruncing dan Paelancip ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-06
Baca selengkapnya

Larangan Terkutuk - 15

"Kalau begitu terpaksa aku mempergunakan kekerasan. Aku tidak suka. Tapi Apa boleh buat!" Habis berkata begitu Dewi Awan Putih melesat ke arah Paelancip si landak betina. Tangan kanannya menyambar ke punggung landak. Namun di saat itu pula Paeruncing si landak jantan melompat ke depan dan hantamkan tangannya yang berduri ke arah  lengan Dewi Awan Putih.Melihat datangnya serangan berbahaya ini Dewi Awan Putih cepat tarik tangan kanannya. Tapi terlambat!"Breett!"Lengan bajunya yang terbuat dari sutera putih robek besar disambar duri-duri lancip tangan Paeruncing.Marahlah Dewi Awan Putih. Sambil menghantamkan kaki kirinya ke kepala Paeruncing, tangan kanannya lepaskan satu pukulan tangan kosong. Sinar putih berkelebat.Tahu kalau serangan tangan kosong itu lebih berbahaya dari pada tendangan kaki, Paeruncing cepat bergerak hindari serangan sambaran sinar putih."Bukkk!"Tendangan Dewi Awan Putih mendarat telak di bahu kanan Paer
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-06
Baca selengkapnya

Larangan Terkutuk - 16

"Dewi Awan Putih, jika kau masih keras kepala menjalankan tugas dan perintah gila itu! Seumur-umur kau tidak akan dapat meninggalkan pulau ini! Terserah padamu!' lalu Tringgiling Liang Batu membuat gerakan dengan lima jari tangan kanannya. Lima jari itu membengkok ke dalam seperti meremas. Zeus menguik keras. Sinar biru yang mengikat tubuhnya seolah-olah merawank mengencang.Dewi Awan Putih maklum, dengan segala kenekatannya Tringgiling Liang Batu mampu membunuh tunggangannya. Sang Dewi segera angkat tangan kirinya.“Dalam kepicikan dan juga kesombonganmu kau telah merasa menang makhluk bersisik! Aku akan tinggalkan pulau ini dengan berhampa tangan. Tapi satu hari kelak pembalasan kami Para Dewi Negeri Atas Langit akan jatuh atas dirimu! Saat itu kau tak akan mampu menghindari kematian! Rohmu akan tergantung antara langit dan bumi! Kau akan menderita selama sang surya dan rembulan muncul di jagat raya inil"Trenggiling Liang Batu gerakkan tangan kanannya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-07
Baca selengkapnya

Larangan Terkutuk - 17

Di atas pulau, di dalam rimba Pahitamkelam, makhluk bersisik seatos baja Tringgiling Liang Batu, baru saja meletakkan bayi berduri di atas punggung Paelancip si landak betina. Tiba-tiba dia berdiri tegak lalu arahkan mukanya ke sebelah barat."Ada lagi tamu tak diundang tengah menuju ke sini. Paeruncing dan Paelancip, lekas kalian bawa cucuku meninggalkan tempat ini!"Baru saja makhluk bersisik itu selesai bicara, belum sempat dua ekor landak raksasa bergerak pergi tiba-tiba berkelebat satu bayangan disertai mengumandangnya teriakan keras. Dari ucapannya jelas dia sempat mendengar kata-kata Tringgiling Liang Batu tadi. Padahal Tringgiling bicara tidak terlalu keras. Satu pertanda bahwa orang yang datang, siapapun dia adanya pastilah memiliki kepandaian tinggi."Diundang atau tidak, aku sudah menentukan bahwa hari ini aku harus menjejakkan kaki di tempat ini! Dan itu sudah kurencanakan sejak tiga puluh tahun silam!""Wuuuuttt!"Suara lenyap dan tahu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-07
Baca selengkapnya

Larangan Terkutuk - 18

"Jin Muka Seribu, kalau kau ingin menjadi Raja Di Raja Segala Jin itu adalah urusanmu! Tapi perlu kau ketahui. Aku Tringgiling Liang Batu adalah satu-satunya penguasa di pulau  ini! Tidak ada siapapun baik di bumi, di lautan maupun di atas langit yang boleh menguasai dan memerintah diriku! Sebelum kau muncul di sini, telah terlebih dulu datang Dewi Awan Putih dari Negeri Atas Langit Dia ingin mengatur dan menguasai diriku! Dia ingin mengambil bayi yang sudah kuanggap sebagai cucuku sendiri! Dewi Awan Putih pergi dengan tangan hampa setelah aku memberi pelajaran pahit dan keras padanya! Apakah kau berharap aku akan memberikan pelajaran yang sama padamu?!"Empat mulut Jin Muka Seribu tertawa bergelak mendengar kata-kata Tringgiling Liang Batu. "Kau boleh mengatur seribu Dewi seribu Dewa. Tapi jangan berani bicara sombong terhadap Jin Muka Seribu!""Kau boleh menganggap diri lebih hebat dari pada Dewi dan Dewa Hai Jin Muka Seribu! Tapi karena kau membawa maksud jahat
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-07
Baca selengkapnya

Larangan Terkutuk – 19

"Kau benar-benar minta mampus!" teriak mulut Jin Muka Seribu sebelah depan. Taringnya mencuat. Dua matanya mendelik besar. Lalu dari ke dua mata itu melesat dua larik sinar hijau berbentuk segi tiga yang ujung terdepan menyerupai ujung tombak runcing. Inilah ilmu kesaktian yang disebut "Jin Hijau Penjungkir Roh". Benda apa saja yang terkena hantaman dua larik sinar hijau itu akan menjadi leleh lunak seperti lumpur. Dulunya ilmu kesaktian ini adalah milik seorang tokoh berjuluk Jin Lumpur Hijau. Dengan segala tipu dan kelicikannya Jin Muka Seribu berhasil merampas ilmu kesaktian itu.Tringgiling Liang Batu terkejut besar, tidak menyangka kalau Jin Muka Seribu memiliki ilmu kesaktian itu."Benar Jin Hijau Penjungkir Roh!" ujar makhluk bersisik dengan suara bergetar. "Dia pasti mencuri ilmu kesaktian itu dari Jin Lumpur Hijau!"Tringgiling Liang Batu cepat kerahkan hawa sakti ke sekujur tubuhnya mulai dari kepala sampai ke kaki. Sisik-sisik hitamnya serta merta ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-07
Baca selengkapnya

Larangan Terkutuk – 20

TUJUH puluh tahun kemudian, di kawasan Negeri Kota Jin. Dua ekor makhluk yang sekujur tubuhnya ditumbuhi duri-duri panjang runcing berwarna coklat merayap di sela-sela bebatuan. Begitu orang yang mendarat di pulau mencapai pinggiran Rimba Pahitamkelam, dua landak raksasa itu keluarkan gerengan keras dan melesat lancarkan serangan.Lelaki bercaping yang bukan lain Jin Muka Seribu adanya sesaat hentikan langkah, tegak terkesiap. Wajahnya yang semula berupa empat wajah lelaki berusia 40 tahun serta merta berubah menjadi empat wajah raksasa menakutkan. Lalu begitu melihat dua ekor landak menyerang dirinya serta merta dia menyambar caping lebar di kepala dan lemparkan benda ini ke arah landak raksasa yang menerjang dari arah kanan.Terhadap landak satunya, Jin Muka Seribu kirimkan satu jotosan. Yang di arah adalah bagian bawah perut yang tidak ditumbuhi duri-duri tebal."Braaakkk!"Caping bambu yang melesat di udara itu hancur berantakan begitu menghantam soso
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-07
Baca selengkapnya

Larangan Terkutuk – 21

Sosok di atas batu karang tetap tidak bergerak, tidak mengedip apalagi menjawab dan jatuhkan diri sesuai perintah. Malah kembali makhluk itu meludah ke tanah. Merasa ditantang dan dihina marahlah Jin Muka Seribu."Saat ini aku belum punya niat membunuhmu! Tapi jika tiba waktunya kau akan kubikin mampus dengan sejuta kesengsaraan!""Jin Muka Seribu!" Mendadak makhluk berduri di atas batu karang berucap."Hai! Ternyata kau tidak bisu! Bisa bicara seperti manusia! Ha... ha! Kuharap kau juga tidak tuli!""Jin Muka Seribu! Aku sudah tahu siapa dirimu dari kakekku Tringgiling Liang Batu! Aku tidak suka kehadiranmu di pulau ini! Lekas kembali ke perahumu! Tinggalkan pulau! Atau sekujur tubuhmu akan kutaburi dengan duri beracun!"Sementara itu dua ekor landak raksasa yang dalam keadaan cidera telah berkumpul satu sama lain dengan cepat mendekam di samping batu karang dekat makhluk berduri tegak berdiri.Jin Muka Seribu tertawa bergelak mendengar uca
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-07
Baca selengkapnya

Larangan Terkutuk – 22

Di dalam Rimba Pahitamkelam, di atas sebuah gundukan batu besar diapit oleh pohon-pohon jati berduri, tidak jauh dari sebuah liang batu yang digenangi air serta serbuk aneh berwarna kuning. Sosok bersisik itu duduk bersila, tak bergerak. Dia adalah Tringgiling Liang Batu yang selama tujuh puluh tahun belakangan ini hidup tersiksa akibat bubuk belerang yang ditabur Jin Muka Seribu di liang batu sarang kediamannya. Sepasang matanya yang putih berbentuk combong kelapa kini tampak berwarna kelabu. Di depannya, di bagian batu yang lebih rendah bersila makhluk yang tubuhnya ditumbuhi duri-duri coklat.Dia adalah sang cucu yang semula diberi nama Patilandak, oleh Jin Muka Seribu dirubah menjadi Jin Patilandak. Di samping Jin Patilandak duduk mendekam sepasang landak raksasa."Hai Kakekku Tringgiling Liang Batu," Jin Patilandak membuka mulut. "Barusan aku menemui makhluk yang punya empat muka di pantai pulau. Barusan pula kami berlaga mengadu kesaktian. Apakah dia makhluk bern
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-07
Baca selengkapnya

Larangan Terkutuk – 23

Sisik hitam di wajah Tringgiling Liang Batu mencuat kaku. "Karena perbuatanmu menabur bubuk belerang di liang kediamanku, sejak tujuh puluh tahun silam aku tak pernah dan tak bisa tidur. Bagaimana bisa mengharapkan aku akan bisa bermimpi...!""Kau memang tidak! Dua ekor landak raksasa itu juga tidak!" sahut Jin Muka Seribu. Lalu dia memandang ke atas pohon. "Jin Patilandak! Aku ingin bicara denganmu! Kalau bicara  jangan bersikap gila dan kurang ajar! Turun dari pohon dan duduk bersila di hadapanku!"Jin Patilandak menjawab dengan meludah ke tanah. Membuat Jin Muka Seribu menjadi marah dan empat mukanya langsung berubah menjadi muka-muka raksasa.“Tringgiling Liang Batu! Kesabaranku habis sudah. Cucu kurang ajarmu ini terpaksa kuberi pelajaran!" Jin Muka Seribu angkat tangan kanannya. Pergelangan diputar dan mulutnya komat kamit. Kemarahan membuat dia hendak menghantam Jin Patilandak dengan pukulan ‘Mengelupas puncak langit mengeruk kerak bu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
58
DMCA.com Protection Status