Home / Fantasi / Legenda Kitab Surgawi / Chapter 261 - Chapter 270

All Chapters of Legenda Kitab Surgawi: Chapter 261 - Chapter 270

343 Chapters

Bab 261 Pertemuan Tak Terduga

Setelah beberapa saat, Ling merenungkan kata-kata Guan Ping tentang Kitab Dewa Naga yang ada di tangannya. Ketegangan dan rasa ingin tahunya semakin meningkat. **"Apa aku benar-benar siap untuk mempelajari kekuatan ini?"** pikirnya. Dalam benaknya, gambaran tentang kekuatan yang luar biasa dan tanggung jawab yang menyertainya membayangi setiap langkahnya.Di sampingnya, En Jio terus mengawasi Ling dengan tatapan penuh harapan. **"Ling, ingat, kekuatan besar datang dengan risiko yang besar pula. Kau harus siap menghadapi konsekuensinya,"** katanya, dengan suara serius. Ling mengangguk, merasakan beratnya kata-kata itu.**"Tapi aku tidak bisa terus melarikan diri dari takdirku,"** balas Ling, suaranya penuh tekad. **"Aku harus menemukan Kitab Surgawi. Itu satu-satunya cara untuk memahami kekuatanku dan menuntut balas atas kematian orang tuaku."**Guan Ping mendengarkan percakapan mereka dengan seksama. **"Anak muda,"** katanya, **"setiap kekuatan yang kau pelajari memiliki harga. Hutan
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 262 Menghadapi Takdir

Beberapa hari setelah pertempuran melawan Tong Guan, Ling merasakan kehadiran energi yang kuat di dalam dirinya. Dia berdiri di tepi hutan Siluman, mengenang kembali pengalaman yang baru saja dilaluinya. Gelombang energi dari Kitab Dewa Naga terus mengalir, menyentuh batinnya dengan rasa ingin tahu yang mendalam. **“Mungkin inilah saatnya untuk menguji kekuatanku,”** katanya pada dirinya sendiri. **“Aku harus belajar dan berkembang sebelum mereka menemukanku.”**Ling tahu bahwa perjalanan di hutan ini telah mengubah segalanya. Dia tidak hanya melawan musuh fisik, tetapi juga menghadapi dirinya sendiri. Dengan tekad yang membara, dia membuka Kitab Dewa Naga, membiarkan energi magisnya meresap ke dalam dirinya. Saat dia membaca halaman-halaman kitab tersebut, getaran yang kuat melanda hutan, seolah menjawab panggilan dari Kitab Dewa Naga.“Sungguh menakjubkan,” bisiknya, merasakan aliran energi yang menggetarkan seluruh tubuhnya. Kitab itu tidak hanya mengandung pengetahuan, tetapi juga
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 263 Persiapan Menyambut Angin Perang

Malam menjelang di desa, dan bintang-bintang bersinar cerah di langit. Namun, suasana hati para penduduk desa tidak secerah langit malam. Mereka berkumpul di alun-alun, mendengarkan Ling yang menjelaskan rencana pertahanan mereka. Ling berdiri di depan kerumunan, merasakan tanggung jawab yang berat di pundaknya. “Saudara-saudara,” mulai Ling, suaranya bergetar namun penuh semangat. “Malam ini, kita akan bersiap menghadapi ancaman yang datang dari kelompok aliran sesat. Mereka tidak hanya mengincar Kitab Dewa Naga, tetapi juga ingin menghancurkan desa kita. Kita tidak boleh membiarkan mereka berhasil.”Kerumunan mendengarkan dengan seksama, beberapa wajah menunjukkan ketakutan, sementara yang lain terlihat bertekad. “Kita harus bersatu dan menggunakan setiap kemampuan yang kita miliki untuk melindungi rumah kita,” lanjut Ling. “Saya telah mengajari beberapa teknik bertarung dasar, tetapi kita juga harus memanfaatkan kekuatan yang ada di dalam diri kita masing-masing.”Seorang pemuda,
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 264 Bayangan yang Muncul Kembali

Matahari mulai terbit, menyinari desa dengan cahaya hangat yang membangkitkan harapan baru. Setelah pertempuran sengit semalam, penduduk desa berkumpul di alun-alun untuk merayakan kemenangan mereka. Ling berdiri di tengah kerumunan, merasakan campuran rasa syukur dan kelegaan. Namun, di sudut hatinya, ketidakpastian masih menyelimuti pikirannya.“Kita berhasil!” teriak En Jio, menepuk bahu Ling. “Kamu luar biasa! Jurus tebasan tujuh bintangmu benar-benar membuat mereka terkejut!”Ling tersenyum, tetapi senyumnya tidak sepenuh hati. “Kita harus tetap waspada. Mereka mungkin kembali dengan kekuatan lebih besar.” Dia tahu, meski mereka menang, kelompok aliran sesat tidak akan tinggal diam. Mereka pasti akan merencanakan serangan balasan.Para penduduk desa mulai membersihkan alun-alun dan merawat mereka yang terluka. Ling membantu di mana dia bisa, mengobati beberapa luka ringan dan memberikan semangat kepada mereka yang kehilangan harapan. “Ingat, kita adalah satu keluarga. Kita akan m
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

Bab 265 Awal Perjalanan

Hari sudah menjelang siang saat Ling meninggalkan desa. Dengan langkah penuh tekad, dia melintasi jalan setapak yang menuju hutan yang lebih dalam. Suasana hutan terasa tenang, namun Ling tahu betul bahwa ketenangan ini bisa saja menipu. Dia harus tetap waspada terhadap setiap ancaman yang mungkin mengintai di balik pepohonan lebat.Ling menggenggam Kitab Dewa Naga di tangannya, mengingat kata-kata Yuren. “Setiap tempat yang aku kunjungi akan memberiku pelajaran berharga.” Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk menyerap semua pelajaran itu.Ketika melanjutkan perjalanan, dia memerhatikan detail sekelilingnya. Suara burung berkicau, suara angin yang berdesir di antara dedaunan, dan aroma tanah basah yang menyegarkan. Namun, dia juga merasakan kehadiran energi magis yang sangat kuat di hutan ini. “Apakah ini bagian dari energi Kitab Dewa Naga?” pikirnya. “Atau mungkin ini tanda dari kehadiran Manggala?”Sambil berjalan, Ling merencanakan langkah-langkah yang perlu diambil untuk sampai
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

Bab 266 Dalam Lingkaran Pertempuran

Hari-hari berlalu di hutan yang damai, di mana Ling semakin mahir mengendalikan kekuatan alamnya di bawah bimbingan Ailin. Setiap pagi, mereka berlatih di tepi kolam, membangun koneksi yang lebih dalam dengan alam. Ling merasa energinya meningkat, dan rasa percaya dirinya tumbuh seiring dengan kemampuannya untuk mengendalikan kekuatan magis yang ada di dalam dirinya.Suatu sore, saat mereka sedang berlatih, Ling merasakan gelombang energi yang berbeda di hutan. “Ailin, ada yang tidak beres,” katanya dengan nada khawatir. “Rasanya ada sesuatu yang mengganggu keseimbangan di sini.”Ailin menghentikan latihannya dan mengerutkan kening. “Aku merasakannya juga. Energi ini terasa gelap dan mengancam. Kita harus menyelidikinya.”Mereka berdua bergerak cepat menuju sumber energi yang terasa tidak wajar itu. Ling mengikuti jejak Ailin yang memiliki kemampuan luar biasa untuk melacak perubahan energi di sekitarnya. Semakin mereka mendekat, semakin jelas aura kegelapan yang menyelimuti hutan.Ak
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

Bab 267 Menguak Rahasia Hutan

Setelah pertempuran yang melelahkan, Ling dan Ailin berdiri di tengah clearing, merasakan ketenangan yang kembali menyelimuti hutan. Suara burung berkicau kembali, dan hembusan angin lembut membawa aroma segar dari dedaunan hijau. Ling menatap sekeliling, merasakan kedamaian yang mendalam.“Kita harus memastikan hutan ini aman sepenuhnya,” kata Ailin, memecah keheningan. “Ada kemungkinan makhluk-makhluk itu akan kembali.”Ling mengangguk, menyadari betapa pentingnya menjaga keseimbangan di alam. “Tapi sebelum itu, aku ingin tahu lebih banyak tentang hutan ini. Ada sesuatu yang terasa berbeda, dan aku merasa ada yang lebih dalam dari sekadar pertarungan ini.”Ailin menatap Ling, seolah merasakan hasrat yang membara dalam dirinya. “Baiklah. Mari kita jelajahi lebih dalam.” Mereka berdua melangkah maju, menjelajahi bagian hutan yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.Sambil berjalan, Ling merasakan gelombang energi yang berbeda. “Ailin, apakah kau merasakannya?” tanyanya, berhenti sej
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

Bab 268 Menyusun Strategi

Setelah mereka meninggalkan Danau Dewa, Ling dan Ailin kembali ke markas sementara mereka di tepi hutan. Suasana malam mulai tenang, hanya ditemani oleh suara alam yang mengiringi langkah mereka. Di kejauhan, mereka bisa melihat cahaya dari perapian yang dibuat oleh teman-teman mereka, siap menyambut kedatangan Ling dan Ailin.“Kita harus membicarakan apa yang kita lihat di sana,” kata Ling sambil menatap Ailin. “Visi itu bukan sekadar gambaran, tetapi petunjuk untuk langkah selanjutnya.”Ailin mengangguk setuju. “Aku setuju, tapi kita juga tidak boleh gegabah. Banyak musuh mengincar kekuatanmu, terutama setelah apa yang terjadi dengan Manggala dan Kitab Dewa Naga.”Sesampainya di markas, mereka disambut oleh beberapa orang yang setia bersama mereka sejak awal perjalanan ini. Guan Ping duduk di samping perapian, memutar-mutar pedangnya di tangannya, sementara En Jio terlihat asyik menikmati secangkir teh. Namun, keduanya langsung berdiri ketika melihat Ling dan Ailin tiba.“Kalian bai
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

Bab 269 Menghadapi Jejak Musuh

Pagi hari tiba dengan cepat. Matahari baru saja terbit, namun Ling dan yang lainnya sudah bersiap untuk bergerak. Suara daun yang bergemerisik ketika angin bertiup menambah ketenangan di sekitar hutan, meskipun di dalam hati mereka, ada kegelisahan yang semakin membesar.“Kita harus bergerak sebelum Tong Guan kembali,” ujar Ailin sambil mengencangkan tali pedangnya.Ling memimpin rombongan kecil mereka menuju sebuah desa terdekat, tempat yang dianggap aman untuk mencari sekutu. Namun, semakin dekat mereka dengan perbatasan hutan, Ling merasakan sesuatu yang janggal. Energi aneh mengalir di sekitarnya, seolah ada sesuatu yang mengawasi mereka dari kejauhan.“Berhenti,” bisik Ling tiba-tiba, membuat yang lain berhenti seketika.“Ada apa?” tanya En Jio, yang segera meraih gagang pedangnya, bersiap menghadapi ancaman yang tak terlihat.Ling menyipitkan matanya, berusaha merasakan dengan lebih jelas. “Kita diawasi. Mereka sudah mengetahui keberadaan kita.”“Siapa?” Ailin mendekat, suaranya
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

Bab 270 Persimpangan Pilihan

Langit di atas mereka berubah kelabu, seolah mencerminkan ketegangan yang kini dirasakan oleh Ling dan rombongannya. Setelah pertarungan sengit, mereka bergerak cepat meninggalkan area hutan tempat mereka diserang. Suara langkah kaki yang teredam oleh tanah lembab menjadi satu-satunya suara yang terdengar selain desahan napas mereka yang masih berat setelah pertempuran.Ling berjalan paling depan, pandangannya terus menelusuri pepohonan di sekeliling mereka. Meski musuh telah mundur, kewaspadaannya tidak berkurang. Serangan mendadak yang terjadi barusan hanya mempertegas bahwa musuh-musuh mereka semakin dekat. Ailin, Guan Ping, dan En Jio mengikuti di belakang, masing-masing terdiam memikirkan langkah selanjutnya.“Apakah kita menuju desa yang aman?” tanya En Jio dengan suara rendah, menghancurkan kesunyian yang menekan.“Itu rencana awalnya,” jawab Ling tanpa menoleh. “Tapi setelah kejadian tadi, aku tidak yakin desa itu aman. Kita harus membuat keputusan cepat sebelum mereka bisa me
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more
PREV
1
...
2526272829
...
35
DMCA.com Protection Status