Home / Romansa / Cinta di Bumi Turky / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Cinta di Bumi Turky: Chapter 51 - Chapter 60

86 Chapters

BAGIAN LIMA PULUH SATU

Author POV Malam pesta "Baju ini cocok untukmu An, navy simple, akan bagus" Pelin berkata.  Sekarang mereka sedang dirumah Elif, dan Elif sudah siap dengan semuanya tinggal Ana dan Pelin. Ana melihat sekilas baju yang ditawarkan pelin simple sekali, berlengan panjang model korea dan simpel. "Rasanya aku harus make up kamu deh, dandanan kamu enggak banget" kata Pelin, Ana melotot dan sekarang dia harus pasrah di tangan Pelin, permintaan Pelin sulit untuk ditolak. -** Elif, Pelin dan Liana sudah siap, mereka menunggu Mert untuk menjemput mereka.  "Lihatkan hasil karyaku bagus sekali" bangga Pelin pada Elif  "Hem, harus ku akui karyamu sekarang luar biasa" tambah Elif yang pasrah sudah dikrecoki sahabatnya satu itu. Dari tadi, dia kalah telak karena make up pada wajah Ana, sangat luar biasa natural dan cantik. "Berapa jam kita disana?" Tanya Liana pada akhirnya, dia sudah tidak membayangkan bagaimana dia dis
Read more

BAGIAN LIMA PULUH DUA

Author POV - Hari Wisuda - Wajah cantik itu telah berpose dengan senyumanya yang merekah indah, Elif dan Pelin disampingnya lalu dia mengangkat ponselnya dengan antusias. "Halo ibu!!!" Liana berteriak bahagia. //Hai sayang,, ibu turut bahagia melihat anak ibu yang cantik ini wisuda// Liana mengangis bahagia, dia duduk dikursi yang telah ditinggalkan orangnya entah kemana. "Ibu, ibu harus foto sekarang, nanti Liana edit biar kita satu frame ya ibu"  //Tentu nak// jawab wanita paruh baya itu menangis juga. "Ana kangen ibu"  //Ce
Read more

BAGIAN LIMA PULUH TIGA

Azfer pov  Aku sudah menebak jika akan bertemu Ipek di kampus Liana. Aku pernah bertemu denganya di acara Liana pesta. Aku begitu terkejut menemuinya disana, sejauh ini tidak ada tanda-tanda dia muncul kembali, tapi saat itu aku tidak mau mengabaikan Ana.  "Apa kabar fer?" Tanya Ipek setelah berhenti disebuah sudut taman ini, ia memandangku tajam kini. Tentu dengan banyak pertanyaan.  "Baik, sangat baik" jawabku, mungkin dia sudah tau arti dari jawabanku. Tapi aku tidak lagi bisa menyalahkanya atas patahnya hatiku. Setelah aku mendengarkanya dari Xavi, bagaimanapun Canzu berperan menyingkirkan Ipek.  "Hem, kita tidak sempat menyapa dipesta kemarin?" Basa-basinya. Aku mulai tidak suka dengan sesuatu yang berbelit-belit. 
Read more

BAGIAN LIMA PULUH EMPAT

Author POV Liana sudah sempurna, dia hanya akan membawa Azfer makan ke restoran indonesia,  Liana kenal orang yang punya restaurant, dia sering ke KBRI Istanbul. Liana Duduk santai sambil mengutak atik ponselnya. Dia lirik jam tanganku sudah pukul 09.00 pm,Liana segera mengambil ponselnya, dia mengirim massage pada Azfer, dia ketik tapi dia sedikit berhenti, lalu dia menghempaskan pantatnya disofa, Liana tidak ingin terjadi sesuatu sampai membuat  Azfer tidak konsen nyetir tiga puluh menit kemudian, akhirnya dia berpikiran untuk kesana dulu, lalu dia keluar untuk memesan taxi, taxi kuning melaju cepat ke arah utara. Liana melangkahkah kakinya ke pintu restaurant itu, dia memandang berkeliling restoran tersebut, hari cukup ramai sepertinya sehingga semua tempat hampir penuh. "Haiiii Lian!!!" Teriak seseo
Read more

BAGIAN LIMA PULUH LIMA

Author POV "Hai?" Sapa Ipek didepan Azfer. Mereka sudah disebuah cafe di pinggiran selat Bosporus, mata Azfer mengerjap beberapa kali, dalam gengaman wanita cantik asli Turki ini adalah seorang pria kecil berusia sekitar dua tahun. Azfer kemudian tersenyum pada Ipek dan ia melirik pada laki-laki kecil yang Azfer tebak adalah anak ipek.  "Hai ganteng?" Sapa Azfer ramah dengan senyuman lebarnya. Ipek tersenyum sekilas mendapati respone Azfer terhadap Arion. Anak hasil dari pernikahan Ipek dengan pengusaha asal Yunani.  "Ayo beri salam untuk paman" kata Ipek sedikit berjongkok disamping Arion.  "Senang bertemu denganmu paman" katanya dengan terbata, anak itu kemudian mencium kedua pipi Azfer, Azfer sendiri s
Read more

BAGIAN LIMA PULUH ENAM

Ana pov  Sudah berapa lama aku tidak melihat banyak tanaman hijau dan sawah membentang luas? rasanya sudah lama sekali. Padahal aku meninggalkan bogor dua setengah tahun yang lalu, padi-padi menghijau dikejauhan sana, lalu banyak burung yang terbang dilangit. Aku rindu tanah airku. Aku rindu dengan rumah, terutama ibu, akh iya, aku membelikanya oleh oleh foto Egin, hadeh ibuku satu itu, memang luar biasa. Aku membelikanya kaset film Turki, biar ibu bisa menonton puas-puas wajah Egin. Aku mengeleng mengingat perkataan ibu, tiba tiba sekilas bayangan, membuatku teringat pada Azfer. bagaimana pemuda itu? apakah cinta ini berakhir sekarang? Aku tak tau. Jujur rasanya memang sangat sulit mengapainya. Keluarganya memang sangat welcome tapi , akh sudahlah, membahas Azfer tidak akan pernah habis. Jika memang dia adalah jodohku, aku yakin bagaimanapun Allah akan memperte
Read more

BAGIAN LIMA PULUH TUJUH

Ana POV Hari ini aku diantarkan pak Sukri ke Sukabumi. Aku akan ikut adekku untuk sementara di kosnya, perjalanan dari Bogor tidak jau. Hanya memakan satu jam perjalanan saja itu kalau tidak macet, entah kenapa saat ini aku jadi merindukan pria itu, tapi apakah dia merindukanku? seharusnya memang benar keputusanku untuk melupakanya saja. Bagaimana mungkin dia dapat jatuh cinta denganku, yang nota bane nya jauh dari status sosialnya. Kenapa hatiku tiba-tiba sedih, selama ini memang aku tidak pernah jatuh cinta. Belum ada pria yang membuat hatiku berdebar-debar ketika menemuinya, tapi Azfer mematahkan semua itu. Sekelebat bayanganya saja bisa membuatku penasaran, senyumanya sulit untuk ku lupakan. Tuhan kenapa kau dekatkan kami, jika berakhir seperti ini, pikiranku menerawang jauh. "Nduk?" Aku tergagap mendengar panggikan dari pak Sukri.
Read more

BAGIAN LIMA PULUH DELAPAN

Ana pov  Bagaimana dia bisa sampai disini? setelah semua selesai. Aku langsung saja berjalan ke arahnya, seperti kakiku ada yang mengerakkanya. Seperti jalan didepan sangat lurus untukku, bukan bukan diriku, yang menginginkanya tapi hatiku, membuat nyawaku dan tubuhku ikut berjalan, menghampiri orang tampan itu. Apakah seperti ini mengerikanya jatuh cinta? Jawabanya adalah aku tak tahu. Aku baru pertama kali merasakan ini, pikiran hati dan langkahku tak sejalan. "Azfer" dia tersenyum. Senyuman yang bisa membuat duniaku runtuh saat itu juga, entah reaksi semua mahasiswa itu aku tidak peduli. "Hai" aku hanya memandanginya membeku, otakku berkata aku tidak boleh memeluknya sekarang, meskipun aku ingin. Ada ribuan pasang mata melihat aku sekarang dan ada ratusan ma
Read more

BAGIAN LIMA PULUH SEMBILAN

Liana POV Muka tampan itu terlihat sedang menikmati pemandangan di depanya dihalaman rumah kontrakan ini, hatiku bergetar. Seperti biasanya dia melompat lompat tak tentu arah. Rasanya sedikit saja wajah itu membuat aku ingin hidup terus disampingnya. Beginikah rasanya orang jatuh cinta? hem pantas saja banyak orang takut jika dia kecewa karena cintanya, tampa sadar cinta itu menuntut sendiri.  "Kak itu teman kakak?" Tanya Sari padaku, dia sudah waras sekarang. "He um kenapa?" Tanyaku. "Suruh sering sering kesini aja kak, biar mata ini seger" aku langsung menampol kepalanya pelan. "Dia orang Turki"  "Hah!!!" Sari menutup mulutnya 
Read more

BAGIAN ENAM PULUH

Ana POV   "Kita makan?" Ajakku pada Azfer. "Ayo" jawabnya langsung meletakkan ponselnya di meja nakas, dia menghampiriku dan merangkulku untuk kemaja makan. "Kau suka makanan indonesia?" Tanyaku pada Azfer. Dia sudah memandangi berbagai menu dalam meja. "Suka, semuanya berbeda-beda cita rasanya" jawabnya lalu mengeret kursi duduk. "Kau harus mencoba kebab ala Indonesia" celotehku tersenyum padanya, dia juga tersenyum, siapa wanita yang tidak akan takluk pada orang ini? Aku mengeleng pelan. "Emang ada disini kebab indonesia?"  aku lalu mengambil beberapa makanan. "Ada rasanya enak, lebih enak dari asli" 
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status