Semua Bab Cinta di Bumi Turky: Bab 71 - Bab 80

86 Bab

BAGIAN TUJUH PULUH SATU

Author POV Kamar ini besar sekali menurut pandangan Ana, ada bed besar tengah berwarna putih sofa panjang disebelahnya dengan meja kayu kecil, TV plasma besar, terakhir paling ujung adah walk in closet lalu bersebelahan dengan kamar mandi. "Ini kamar kita" kata Azfer berbinar binar  "Kamu suka?, Aku tidak tau seleramu, jadi ku buat sama saja dengan dirumah mama"  "Ini lebih dari cukup sayang" lirih Liana dia berjalan kedepan menelisik setiap detailnya dia masuk meneliti kamar mandi, jangan ditanyakan lagi bagaimana kamar mandinya tentu besar dan rapi, liana berbalik dan mendapati Azfer sedang menyeret koper ke walk in closet. "Besok saja di bongkar, kita isttirahat" katanya tersenyum 
Baca selengkapnya

BAGIAN TUJUH PULUH DUA

Author POVSeminggu kemudian wajah cantik itu sedang berjalan cepat ke arah prodi jurusan, ia menyerahkan sebuah dokumen dan tersenyum meninggalkan resepsionist dengan cepat, ia berlari ke arah parkiran, dia memelankan langkahnya ketika ia melihat mobil besar range over keluaran terbaru, pasti itu Azfer, siapa lagi kalau bukan suami tampanya. Liana berhenti tepat disamping, kaca mobil itu terbuka."Hai, maaf menunggu lama" kata Liana, Azfer tersenyum lalu Liana berputar dan masuk disebelah suaminya."Aku baru saja sampai" kata Azfer lalu menyalakan mobil dan menekan pedal gas keluar parkiran pelan"Kita makan dimana?""Em, ke tempat yang pernah kau ku jungi bersamaku" 
Baca selengkapnya

BAGIAN TUJUH PULUH TIGA

Author POV Liana sudah selesai di USG gambarnya sedang dicetak diprinter yang terdengar halus itu.  "Bagaimana perkembanganya dok?" Tanya azfer sudah tidak sabar, sejauh ini Azfer-lah yang paling over protektif terhadap Liana, sang istri sendiri juga kadang terlihat risih dengan perlakuan suaminya yang terkesan lebay itu.  Dokter cantik itu tersenyum hangat pada Azfer. "Bayinya sehat, ibunya juga sehat, jangan terlalu capek ya bu Liana" kata dokter cantik itu menoleh, lalu seorang asisten dokter menyerahkan dua lembar foto usg Liana pada dokternya  Sang dokter melihat gambar itu sebenatar dan menyerhakan pada Azfer, wajah bayi itu sudah semakin jelas hari ke hari, dokter kemudian menuliskan resep vitamin u
Baca selengkapnya

BAGIAN TUJUH PULUH EMPAT

  Author POV "Fer, bolehkah aku meminta suatu hal padamu, anggap saja ini permintaan terakhirku sebagai sahabatmu" tanya Xavi ketika berhenti didepan pintu gerbang rumahnya itu, mobil Azfer baru saja tiba dua menit yang lalu, mengantarkan Xavi pulang kerumahnya. "Apa?" Kening Azfer mengkerut sekarang memandangi Xavi.  "Aku mencintaimu sudah sangat lama fer, kau mungkin baru tau perasaanku, tidak mudah bagiku untuk melupakan perasaan ini, aku mohon jika suatu ketika kau berjumpa dan bertemu denganku, anggap saja kita tidak pernah mengenal, jika kamu tak sengaja melihatku, jangan menyapaku, akan sangat sulit kemudian, kamu mau berjanji kan Fer?" Tanya Xavi pilu air matanya sudah deras menetes. Air mata Azfer menetes sekarang, dia tidak pernah membayangkan akan mengalami keadaan seperti ini sekarang. "Selamat tinggal Fer, selamat tinggal persahabatan kita" Xavi lalu membuka handle pintu dan keluar dari mobil Azfer tampa ia menun
Baca selengkapnya

BAGIAN TUJUH PULUH LIMA

Author POV satu setengah tahun kemudian "Arslan jangan lari lari sayang...!!" Teriak Liana, padahal disana sudah ada assisten yang menjaga, Liana khusus mendatangkan orang Indonesia ke sana untuk menjaga anak semata wayangnya itu, bagaimanapun ia berkeinginan agar Arslan tetap menjadi pribadi lembut dan hangat, meskipun Azfer juga lembut dan baik, tapi baginya mengajarkan bagaimana adat indonesia adalah keinginannya. Arslan melambaikan tanganya memanggil Liana, lambaian tangan lucu yang membuat Liana tersenyum bahagia, tak kuasa Liana segera berlari kecil menghampiri Arslan yang digendong perawatnya, tiba tiba seorang menabrak Liana dari arah kirinya sampai ia mengaduh, sebotol minumanya tumpah di baju Liana sehingga basah. "Sorry" kata orang itu langsung "It's ok" kala Liana  Orang itu mengulurkan beberapa tissu pada Liana, Liana mendongkakan kepalanya, memandangi orang tersebut ternyata orang itu adalah Xavi  "Xavi"
Baca selengkapnya

BAGIAN TUJUH PULUH ENAM

Author POV   "Papaaaaa!!" Arslan berteriak kencang ketika mendapati ayahnya sudah berada dirumah, dia sangat senang sekali jika ayahnya dirumah lebih awal, anak itu langsung mencium pipi ayahnya. "Sayang" Liana mendekat lalu mencium pipi suaminya itu. "Aku tadi bertemu Xavi, dia titip salam untukmu" kata Ana dengan cepat, sambil menganti sandalnya.  "Xavi?" Tanya Azfer setelah Arslan berlalu ke kamarnya dengan asisten. "He em, aku tak sengaja menabraknya, dia terlihat tergesa gesa" Azfer mengikuti sang istri ke kamar. "Kamu tidak pernah bertemu dengan dia sama sekali?" Tanya Liana memandangi suaminya itu yang sekarang sedang duduk disudut dipan, yang ditany
Baca selengkapnya

BAGIAN TUJUH PULUH TUJUH

Liana POV "Bi tolong bawa Arslan bermain diruang tengah, aku akan masak sebentar untuk makan malam" kataku memberikan Arslan pada perawatnya,  "Baik mbak Ana" ia kemudian membawa Arslan ke ruang tengah, aku mulai beranjak ke dapur untuk memulai masakanku. Aku mulai membuat steak dan beberapa makanan indonesia kesukaan Arslan. "Sayang...." suara Azfer mengema didepan pintu dapur, aku menoleh melihatnya dengan senyuman, ia terlihat baru saja pulang, wajahnya agak lelah tapi tersembunyi dibalik senyuman menawanya. "Kita makan apa?" Tanya nya mencium pipiku sekilas. "Steak, mie goreng puding dan sup sayuran"  kataku sudah seperti koki
Baca selengkapnya

BAGIAN TUJUH PULUH DELAPAN

Liana POV "Selamat siang... " aku berdiri didepan seorang resepsionist. "Selamat siang ibu Liana, rapatnya sudah dimulai, ada di lantai Lima" sebegitu seringnya aku kesini sampai-sampai resepsionist itu mengenal wajahku. "Terima kasih" jawabku tersenyum  "Ibu Liana..." seseorang memanggilku dari belakang, aku menoleh rasanya tidak asing dengan suara itu, seorang laki laki tampan bertubuh tegap tersenyum padaku. "Oemar" kataku lalu mengulurkan tangan, dia tersenyum manis. "Bagaimana kabarmu?" lanjutku "Baik baik" jawabnya tersenyum lalu pintu lift membuka, kami langsung masuk 
Baca selengkapnya

BAGIAN TUJUH PULUH SEMBILAN

Liana PoV   Bagaimana dia bisa mengenalku? Tanyaku pada diri sendiri, aku mencoba tersenyum untuk orang satu ini. "Iya saya, ada yang bisa saya bantu Sancar bey?" Tanyaku pada orang yang baru saja memangil namaku. "Anda lawyer AHA?" Dia tersenyum ramah padaku, jelas dia bukan orang yang bisa ramah kepada siapapun, cenderung wajah yang dingin, tapi kenapa dia bisa sangat ramah dan tau namaku?. "Iya benar pak" kataku, Oemar didisampingku hanya diam memperhatikam kami, sekilas dia melirikku dari sudut matanya, Sancar mendekat. "Saya permisi dulu ibu Liana" kata Oemar dia memang agak gelisah sejak Sancar memangilku baru saja. "Oh, iya pak Oemar terima kasih, nanti s
Baca selengkapnya

BAGIAN DELAPAN PULUH

Liana POV Deru mobil Azfer terdengar memasuki lobi, kantor ini tidak besar dan pegawaiku juga tidak banyak, jadi ada tamu yang masuk hanya mampir saja kami akan langsung tau, Azfer seperti biasa dengan ramahnya dia menyapa pegawai lalu gagang pintu terbuka lebar  "Tünaydın sweety"  "Tünaydın sweet heart" aku langsung memeluknya, senyumanya merekah dan indah "Bagaimana tadi pertemuanya"  "Duduklah dulu, teh kopi?" Tawarku  "Kopi saja" lalu duduk disofa tamu  Aku beranjak ke mesin coffe untuk membuatkaanya moccacino, setelah selesai aku segera menghampirinya dan meletakkan moccacino nya d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status