Home / Romansa / Cinta di Bumi Turky / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Cinta di Bumi Turky: Chapter 31 - Chapter 40

86 Chapters

BAGIAN TIGA PULUH SATU

Liana POV Kampus terlihat semakin cantik hari ini. bukankah universitas ini selalu cantik tapi bukan itu yang ku maksud, bunga-bunga tulip yang bermekaran lah yang membuat ia semakin cantik. Aku sedang duduk-duduk dihalaman kampus sambil melihat bunga cantikitu tiba-tiba mataku ditutup. Gelap, aku tau pekerjaan siapa ini. Siapa lagi kalau bukan Mert. Dia pantas mendapat predikat annoying memang.  "Merttttttt!!!" teriakku. Dia tertawa berderai, lalu membuka tanganya dari mataku. Kemudian dia duduk disebelahku, ku hembuskan nafas pelan. "Sudah selesai?"  "Profnya sedang seminar, dijadwalkan besok" kataku. Dia langsung berbalik memandangiku sekarang. "Kita ke taman?"  "Hah"  "Sekarang bunga tulip sedang bermekaran, pasti cantik sebentar lagi kan festifal bunga tulip" katanya berbinar-binar. "Kau tidak akan langsung pulang kan?, Nanti kau bosen dirumah" ia tersenyum. "Baiklah" ku
Read more

BAGIAN TIGA PULUH DUA

Author POV "Fer, aku mau ice cream" pinta Canzu. "Ok"  Azfer berjalan ke kedai ice cream yang memang tidak jauh dari situ. Sosok tubuh kecil semampai itu sudah terlihat didepan mengantri didepan Azfer. Azfer lalu berjalan ke belakang Liana, dia ikut mengantri ice cream. Lalu setelahnya Liana dengan antusiasnya berbalik tampa melihat dulu. "Opssss sorrry sorry" ia terburu-buru mengelap ice cramnya yang tumpah dibaju Azfer. tanpa ia memperh atikan siapa orang didepannya /. "Maaf kan, saya tu-" dia melihat keatas dan ya mata Azfer, bertemu pandang dengan Liana. bahkan dia seakan ingin menelan apa saja yang ada didepannya, termasuk Liana. "Pak Azfer, maaf" katanya sekali lagi pandangan Azfer dingin dan datar, muka Liana berubah pucat, wajahnya memelas. Mert tiba-tiba datang dari arah berlawanan. "Ada apa An?" Liana langsung menoleh pada laki-laki yang baru saja datang itu. Dia menangkap gelagat yang kurang baik antara Liana da
Read more

BAGIAN TIGA PULUH TIGA

Author POV Muka tampan itu sedang mengetuk-ngetukkan jari lentiknya ke meja. Pandanganya tajam menerawang ke depan, jelas pikiranya tidak ada disini sekarang. Berbagai hal berkecamuk dalam dirinya beberapa hari ini. Bayangan Liana bergandengan tangan, terlintas begitu saja, lalu bayangan Xavi yang berkata tajam setelah dia divonis bebas juga melintas begitu saja. "Klek" terdengar bunyi handle terbuka, dan benar saja wajah Ismet menyembul setelah pintu itu terbuka lebar. "Abi, ini kopimu" kata Ismet seraya meletakkan secangkir kopi ke depan Azfe. Dia duduk didepan Azfer.  Ismet tau perubahan mood sahabatnya beberapa hari ini, tapi dia engan untuk bertanya. Mata Azfer yang tidak bisa ditebak saat kembali ke ruanganya membuat nyali Ismet menciut seketika.  "Tiketku sudah siap kan besok?" Tanya Azfer datar. "Sudah abi, semua sudah ku atur rapi, tinggal abi pergi" Ismet berkata sangat yakin, tapi tidak ada tanggapan dari s
Read more

BAGIAN TIGA PULUH EMPAT

Ana pov    Lima pasang mata profesor doktor didepanku terlihat sangat kejam. Mereka seakan-akan menghakimi ku tanpa celah. Judul tesis yang ku ajukan kepada mereka memang belum sepenuhnya sempurna, kasus yang ku tangani saja belum selesai sampai ujungnya. Tapi semua bahan sudah ku rangkum, semua sudah berjalan, sidang judul kali ini akan menemui titik panjang, ini belum sampai pada pertengahanya, baru judul aku didebat banyak professor orang orang yang sudah ahli dalam bidangnya berpuluh puluh tahun. Sidang berjalan lancar, akhirnya judul tesis yang kuajukan direvisi dan disetujui, sedangkan Mert yang ada diruangan bersebelahan denganku sudah lebih dulu duduk didepan ruangan,  "Yeayyy" katanya menyambutku keluar dari pintu ujian, bersama Pelin dan yang lain.
Read more

BAGIAN TIGA PULUH LIMA

Azfer POV Istanbul seperti biasa. Pagi yang sangat macet, taxi yang ku tumpangi meninggalkan airport. Aku langsung menuju pengadilan tempatku berdinas. Aku tidak mau buang huang waktu. Aku harus menyelamatkan Xavi dan secepatnya menemukan bukti untuk menyeret Canzu ke pengadilan, wanita itu perlu memberikan penjelasanya untukku dan semua orang. Dia bermuka seperti wanita kelas atas tapi kenyataannya budi pekertinya tidak begitu. Kakiku setengah berlari menuju ruangan Ismet. Pas dia sedang akan keluar  "Ismet!!" Teriakku lantang, beberapa orang melihatku, begitupun Ismet.  "Hai abi, cepat sekali kembali?" Katanya berbalik dan memelukku sekilas.  "Aku ada berita penting
Read more

BAGIAN TIGA PULUH ENAM

Author pov Flash back Gedung Universitas Istanbul terlihat menjulang tinggi dari kejauhan, kampus ini adalah salah satu Universitas terbaik di turki, ini sudah seminggu dari kembalinya Azfer ke Istanbul, tapi Liana tidak muncul di kepolisian, Azfer juga sudah berkali kali mengirim pesan ke dia, tapi tidak ada satupun jawaban dari gadis manis itu, jadi dia putuskan untuk kesini saja, ke depan kampus, dia sudah memperoleh beberapa nomer mahasiswa fakultas hukum disini, bukan hal sulit kan bagi Azfer.   "Halo, ini Elif bukan?, mahasiswa fakultas hukum?" Azfer menelephone Elif setelah dia mendapatkan kontaknya dari Ismet, dia bahkan berani mengesampingkan malunya hanya untuk menemui Liana. "Ini siapa, anda siapa?" Tanya Elif langsung histeris, nomer telephone A
Read more

BAGIAN TIGA PULUH TUJUH

Author POV Tinggg  bunyi nyaring notifikasi ponsel nya membuat wanita cantik yang sedang menyesap tehnya itu berpaling, ia meletakkan gelasnya dimejanya dan segera membuka notifikasi ponselnya cepat. Gambar Azfer dan Liana ada disana, mereka begitu mesra, dan vidio terkahir adalah Azfer mencium Liana dalam mobil. lalu Liana mendorong Azfer, dan terakahir Liana pergi dari mobil Azfer. Amarahnya seketika memuncak, darahnya mendidih deras. Matanya seraya akan tanggal dari persendianya, jantungnya berpacu kecang sedangkan otaknya berdenyut panas sekarang. Dia langsung berdiri, dengan cepat handphone ditanganya melayang dengan cepat  dan kemudian yang terjadi. "Ahhhhhhhh!!!" Canzu berteriak histeris melihat kabar te
Read more

BAGIAN TIGA PULUH DELAPAN

Author POV Sebenarnya luka yang dialami Azfer tidak separah yang dibayangkan Liana, tapi sayang gadis cantik itu belum sempat melihat. Bahkan sekarang saja Azfer sudah diperbolehkan keluar rumah sakit. Tanganya terluka sebelah kanan karena senjata tajam salah satu orangnya Denis. Mereka terlibat perkelahian sengit yang membuat tangan azfer sampai terluka, tapi untungnya tidak parah, lihatlah komisioner tampan itu sudah kembali masuk ke kantor ia bertugas dan menanyai ismet perihal bukti yang mereka dapatkan tadi malam.  "Liana katanya kesini jam 11 abi"  "Hah, dimana dia sekarang?"  "Mungkin di ruangan hakim Serge" habis ismet berkata begitu, Azfer langsung pergi dari hadapan Ismet, Ismet sendiri kurang paham kenapa Azfer begitu?, mungkin efek jatuh ci
Read more

BAGIAN TIGA PULUH SEMBILAN

Author POV - Ruang penyekapan Liana- Liana menatap langit-langit ruangan, kamar ini lumayan besar. Bau wangi-wangian semacam apel, menguar memenuhi ruangan. Liana tidak bisa bergerak dalam ikatan yang begitu kuat itu. "Selamat sore pengacara cantik" seorang berpakaian formal dan terlihat cantik itu mendantangi Liana. Liana melihat ke atas. Alangkah terkejutnya dia saat melihat wajah orang yang baru saja datang menyapanya dengan senyuman lebar itu. "Canzu?!" Desis Liana ketika mengenali orang yang sekarang berada didepanya ini. Dia memang telah mendapatkan berita ini dari Azfer tapi sedikit banyak. Dia tidak percaya, bahwa wanita cantik ini adalah dalang dari kasus Emir. "Hai" senyum Canzu pudar, raut dingin tercetak jela
Read more

BAGIAN EMPAT PULUH

AUTHOR POV Malam yang panjang di Sile, kalau saja waktu bisa berputar kembali ke masa lalu Canzu akan memilih untuk menjadi gadis biasa, dengan kehidupan biasa, tapi nahas yang terjadi adalah hal sebaliknya. Setelah ibunya meninggal dia dipaksa untuk tinggal bersama ayah kandungnya, tanpa dia tau sosok ayahnya dari kecil. Dia di paksa berjalan sendiri dimegahnya rumah Suleiman Kozcouglu, yang bukan lain adalah ayah kandungnya, yang menjadikan dia seperti sekarang. Ini hari ke dua, seorang berpakian preman berjalan tergopoh gopoh pada Canzu. Dia harus melapor atau tidak habislah semua.  "Nona Canzu" yang dipanggil menoleh santai. "Semua persiapan sudah selesai, kita harus pindah malam ini" alis Canzu terangkat mendapati perk
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status