Home / Romansa / Cinta di Bumi Turky / BAGIAN LIMA PULUH SEMBILAN

Share

BAGIAN LIMA PULUH SEMBILAN

Author: SULISTIYOWATI SULIS
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Liana POV

Muka tampan itu terlihat sedang menikmati pemandangan di depanya dihalaman rumah kontrakan ini, hatiku bergetar. Seperti biasanya dia melompat lompat tak tentu arah. Rasanya sedikit saja wajah itu membuat aku ingin hidup terus disampingnya. Beginikah rasanya orang jatuh cinta? hem pantas saja banyak orang takut jika dia kecewa karena cintanya, tampa sadar cinta itu menuntut sendiri. 

"Kak itu teman kakak?" Tanya Sari padaku, dia sudah waras sekarang.

"He um kenapa?" Tanyaku.

"Suruh sering sering kesini aja kak, biar mata ini seger" aku langsung menampol kepalanya pelan.

"Dia orang Turki" 

"Hah!!!" Sari menutup mulutnya 

SULISTIYOWATI SULIS

Love

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN ENAM PULUH

    Ana POV "Kita makan?" Ajakku pada Azfer. "Ayo" jawabnya langsung meletakkan ponselnya di meja nakas, dia menghampiriku dan merangkulku untuk kemaja makan. "Kau suka makanan indonesia?" Tanyaku pada Azfer. Dia sudah memandangi berbagai menu dalam meja. "Suka, semuanya berbeda-beda cita rasanya" jawabnya lalu mengeret kursi duduk. "Kau harus mencoba kebab ala Indonesia" celotehku tersenyum padanya, dia juga tersenyum, siapa wanita yang tidak akan takluk pada orang ini? Aku mengeleng pelan. "Emang ada disini kebab indonesia?" aku lalu mengambil beberapa makanan. "Ada rasanya enak, lebih enak dari asli"

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN ENAM PULUH SATU

    Azver pov Aku sedang memikirkan kejadian beberapa jam yang lalu antara aku dan Liana, aku memang lebih dewasa dari Liana, aku juga paham bahwa Liana tidak pernah begini, dia wanita baik baik, ku yakin aku adalah pria pertama yang menyentuhnya seperti ini, aku benar benar lupa logikaku dimana beberapa jam yang lalu, aku ingat ketika Ana memegang tanganku ketika aku sudah ingin, benar benar diriku sudah menjadi setan yang sebenarnya, logikaku hilang, semua janji yang ku sanggupi padanya pun ku lupakan entah, hanya satu rasa yang dominan kala itu, aku menginginkan dia, menginginkan kepuasan. Melebihi siapapun tubuh Ana adalah yang terindah, bibir Ana lembut dan membuatku ingin terus menikmatinya dan "shit!" Lidahnya yang lancip membuatku terus menginginkan hisapanya. Pikiranku kotor sekarang.

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN ENAM PULUH DUA

    Ana pov "Assalamu'alaikum" "W*'alaikum salam" jawab Sari yang masih didepan TV "Kakak cantik banget, habis pesta ya" ia memandangku meneliti dari atas ke bawah. Jujur aku agak risih sama pangandangan mengoda adekku ini, bukan karena apa, dia pasti lagi mikirkan yang bukan-bukan tentang aku dan Azfer. "Mana mas mas gantengnya?" Tanyanya spontan membuat kecurigaanku dibenarkan ka ini, dia celingak celinguk melihat arah pintu. "Langsung pulang" ketusku "Ealah, aku sudah pengen foto dia, pasti ganteng" aku memutar bola mataku malas, Sari malah sudah tersenyum senyum jahil padaku, dasar Sari. "Kakak istirahat dulu"

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN ENAM PULUH TIGA

    Author POV"Ini rumahku, lihatlah sekarang fer, kehidupanku jauh berbeda denganmu"Azfer menatap Liana sendu"Sudah berkali kali ku katakan An, perbedaan itu hanya manusia yang membuat, dihadapan Tuhan kita semua sama, aku mencintaimu bagaimanapun kamu, tidak usah meragukan apapun" Liana menitikan air mata akhirnya, Azfer lalu mengusapnya lembut, memeluknya sekilas sampai Ana mendapatkan ketenangan, lalu mereka memantapkan hati untuk keluar dari mobil itu."Assalamu'alaikum?" Liana mengetuk pintunya"Wa'alaikum salam" sahut suara dari dalam, Liana membuang nafas pelan, dia sedang menyiapkan hatinya kini, lalu pintu terbuka lebar, wajah ibu Liana yang masih berdaster keluar setelahnya.

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN ENAM PULUH EMPAT

    Liana POV Kau pernah hiking?" Tanyaku pada Azfer yang sedari tadi konsen menyetir, jalanan yang padat membuat dia sedikit menegang. "Pernah beberapa kali" jawabnya memandangiku sekilas disudut matanya. "Pasti kau bukan mahasiswa pecinta alam dulu" Azfer tersenyum, mendapatkan sindiran dariku, aku memang kadang suka mengargumen orang tanpa pikir panjang dulu. "Aku pernah mendaki Everest" "Hah gunung tertinggi itu?" Nah kan, aku dibuat melonggo. Azfer menganguk santai, gantian dia sekarang yang meremehkanku. "Bukanya disana

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN ENAM PULUH LIMA

    Liana POv Kereta jakarta ke surabaya memakan waktu lebih dari tiga jam, Mert dan Elif ku lihat sudah terbang ke alam kapuk, Mert dengan air liurnya, ya begirulah mereka kami sudah bersahabat sejak pertama kali datang ke Istanbul, jadi dua setengah tahun ku habiskan dengan mereka membuatku hapal benar kelakuan mereka, sedangkan Azfer masih terjaga, ia membaca buku disebelahku dengan tenang, buku membuat dia seakan menyatu denganya, dia pasti terbiasa terjaga begini, bagaimana tubuhnya bisa baik-baik saja sampai sekarang?, ah pria satu ini memang luar biasa, pantas saja banyak wanita cantik mengaguminya. "Berapa lama rekor tidak tidurmu?" "Hem, tiga hari tidak tidur pernah, aku bisa terjaga semalaman" ucapnya berbisik tapi tidak terusik sama sekali dari bacaanya, bahkan ia hanya melirikku sekilas dari ujung matanya.

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN ENAM PULUH ENAM

    Liana POV "Kita istirahat liana" rengek Mert yang sudah kelelahan. "Sedikit lagi danau cantik, minumlah Mert, serahkan semua bebanmu pada Elif dan Pelin, enak enak saja mereka berdua" celotehku, aku sudah tidak sabar dengan dua orang gadis didepan itu. "Biar aku bantu" kata Azfer lalu membawa salah satu tas besar. "Terima kasih sayang" kataku padanya "Sama sama" kata Azfer, Mert hanya bisa memayunkan bibir melihat adegan ku dan Azfer saling memuji begitu. "Mert, Liana, Azfer buruan kalian lambat sekali" "Teman kalian sudah megap-megap seperti ikan yang kehabisan air kalian enak saja!!!" Teriak ku pada Elif dan Pelin

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN ENAM PULUH TUJUH

    Ana pov Aku meregangkan tanganku lelah, kami sudah sampai di Bogor lagi, Azfer berkutat dengan handphonya disampingku, Elif dan Mert mereka minta diantarkan ke bandara Juanda Surabaya untuk langsung terbang ke Bali, mereka rencananya akan menghabiskan liburan ke Bali sambil menunggu acara pernikahanku, besok rencanya kami akan menjemput ibu dikampung, adikku Sari dan beberapa keluarga untuk terbang ke Bali termasuk Lisa, aku sudah jangan tanya lagi sekarang dimana, pemuda tampan ini membuatku terpenjara disini, di hotel yang Azfer sewa untuk tinggak sementara ini, dia tidak memperbolehkanku pulang kecuali menjemput ibu besok, itupun denganya. Aku memandangi TV plasma besar yang sedang memutar film lokal didepanku. Tapi tubuhku terlalu lelah untuk mencerna semua cerita yang berputar itu Al-hasil aku hanya menatapnya dengan kekosongan tanpa tau ceritanya bagaimana.

Latest chapter

  • Cinta di Bumi Turky   ENDING

    Author POV Azfer telah bersiap untuk pulang hari ini, dia tersenyum lembut ke Istrinya-Liana, wanita yang sedang membereskan semua barang itu terlihat sangat sibuk, beberapa kali dia mondar mandir untuk mengecek barang-barangnya. "sayang..." Azfer memangil dengan suara yang lembut sekali. Liana menoleh dalam mode pelan, matanya mengerjap beberapa kali ketika bertemu dengan manik mata suaminya. "ada apa sayang?" tanyanya, dia sedang serius dan berkonsentrasi penuh. Azfer tersenyum sekilas lalu mengeleng pelan. "kamu jangan terlalu capek" ucapnya, Liana kemudian tersenyum dan menghampiri suaminya itu. Liana tentu saja tidak memperbolehkan Azfer untuk ikut serta membereskan semua barang-barang, kesehatanya belum sepenuhnya pulih. "aku kayak De-javu ya, kayak adengannya kebalik gitu" Liana lalu tertawa berderai, Azfer ikut tersenyum lebar mendapati tawa istrinya yang renyah itu. "dulu kamu yang kayak gini di Ista

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN DELAPAN PULUH LIMA

    Liana POVaku tidak pernah menyangka akan melibatkan diriku pada urusan yang sangat pelik ini, ku pikir semuanya akan terkendali. nyatanya tidak satupun yang dapat ku kendalikan.Suamiku terbujur dengan peralatan medis di sekujur tubuhnya, bahkan tadi aku bergetar hebat ketika menelephone ibuku dan mama Dilara, entahlah apa yang akan mereka katakan padaku nanti, Mama bahkan menangis hebat dan langsung memesan penerbangan ke Indonesia malam ini juga, tapi jarak istanbul-Indonesia yang mencapai hampir delapan jam perjalanan udara.dokter sudah memeriksa Azfer tadi dan melakukan tindakan operasi cepat, kalau Azfer dapat melewati masa kritisnya dalam waktu kurang dari 24 jam kemungkinan dia akan sembuh lebih besar, tapi lain lagi jika ia tidak dapat melewati masa kritis, mungkin aku harus bersiap dengan kemungkinan terparah.aku menekan-nekan ponselku sebentar aku menghubungi Ismet, mukanya langsung muncul dalam layar ponselku ketika panggilanku dijawab

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN DELAPAN PULUH EMPAT

    Author Pov Mobil metalik hitam jenis sedan keluaran terbaru itu, memasuki area istana gubernur Jawa barat, lebih tepatnya di kota kembang Bandung. Seorang dengan pakaian formal berwarna merah berkelas menuruni mobil tersebut, lalu mobil dibelakangnya juga mengikuti, seorang berwajah sangat rupawan di ikuti seorang pria paruh baya keluar dari mobilnya. "Ibu Liana" panggil Sancar "Iya pak" wanita itu menjawab dengan santai, siapa lagi kalau bukan Liana. "Bagaimana persiapan untuk presentasinya?" "Sudah saya siapkan pak" katanya mantap, kedua laki-laki itu saling pandang dan mangut-mangut sekilas, kemudian mereka berjalan memasuki gedung besar itu di ikuti Liana dibelakang mereka. -- Pertemuan itu berjalan dengan sangat baik, bahkan tidak ada kendala yang berarti bagi pihak AHA, sumber daya manusia indonesia yang mengelola pertanian sangat besar apalagi dijawa barat, gubernur sangat senang atas inve

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN DELAPAN PULUH TIGA

    Author POV Lampu merah itu terjadi sangat lama dipertengahan jalan, kini mobil sudah sampai pada jalan palgura mobil mengerem mendadak, membuat Xavi hampir tersungkur kedepan. "Akhh.... " ucapan Xavi terputus setelah beberapa orang berkaos hitam mengendor pintu mereka. Ada empat orang sekarang yang mengerumuni mobil mereka. "Buka pintunya!!!" teriaknya lantang, sebuah pistol sudah ditodongkan tepat disamping kaca, memaksa ujang langsung tiarap. "Buka sebelum semua orang berkerumun Nona!!!" Teriak yang disamping Xavi, dengan cepat Ujang membuka kunci pintu mobil, dan dengan cepat orang-orang itu membuka mobil dan memaksa Xavi keluar. "Ikut kami baik baik nona" kata mereka dengan halus Xavi yang tidak mengerti bahasa

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN DELAPAN PULUH DUA

    Author POV Dipulau Bali, Xavi terlihat berjalan santai didekat pantai Kuta, ia sering menikmati matahari dipantai cantik itu, tidak sulit untuk menginjakkan kaki setiap hari dipantai itu, karena jarak rumah yang dibangun Liana dikuta tidak jauh dari pusat gemerlap pantai kuta. Langkah kakinya berjalan telanjang menyusuri pantai yang penuh dengan turis dari berbagai negara itu, dia senang karena tidak perlu bersapa atau ramah pada orang-orang itu karena toh orang-orang itu juga tidak mengenalnya, dia juga tidak ingin mengenalkan dirinya ke semua orang, anggap saja, dia ingin melarikan diri dari kenyataaan bahwa orang yang telah mengisi hatinya bukan orang yang pantas untuk dia temani. Lalu Xavi duduk pada pasir putih, setelah matahari terbit dari arah barat dia beranjak dari tempat duduknya, dia berniat ingin kembali ke rumah, mungki n asisten rumahnya yang di

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN DELAPAN PULUH SATU

    Author POV Welcome Soekarno-Hatta Akhirnya Arslan, Azfer dan Liana tiba dibandara Soekarno-Hatta, ibu Liana-Sumarni terlihat menunggu di penjemputan bandara bersama Sari, wajah mereka terlihat berbinar binar, Liana dan Azfer menggeret koper mereka, sedangkan Assisten mereka dan Arslan sedang berjalan kedepan. "Itu mereka Sari" kata Sumarni pada Sari, mata Sari langsung memandang ke arah kedatangan dan benar saja Azfer dan Liana terlihat tersenyum manis dari kejauhan, dengan cepat Sumarni menghampiri ke empatnya. "Sayang" Liana langsung memeluk ibunya begitu dekat, Azfer memeluk sari sekilas, merek bergantian berpelukan. "Ibu kangen nak" katanya disertai lelehan air mata dari sudut matanya.

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN DELAPAN PULUH

    Liana POV Deru mobil Azfer terdengar memasuki lobi, kantor ini tidak besar dan pegawaiku juga tidak banyak, jadi ada tamu yang masuk hanya mampir saja kami akan langsung tau, Azfer seperti biasa dengan ramahnya dia menyapa pegawai lalu gagang pintu terbuka lebar "Tünaydın sweety" "Tünaydın sweet heart" aku langsung memeluknya, senyumanya merekah dan indah "Bagaimana tadi pertemuanya" "Duduklah dulu, teh kopi?" Tawarku "Kopi saja" lalu duduk disofa tamu Aku beranjak ke mesin coffe untuk membuatkaanya moccacino, setelah selesai aku segera menghampirinya dan meletakkan moccacino nya d

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN TUJUH PULUH SEMBILAN

    Liana PoV Bagaimana dia bisa mengenalku? Tanyaku pada diri sendiri, aku mencoba tersenyum untuk orang satu ini. "Iya saya, ada yang bisa saya bantu Sancar bey?" Tanyaku pada orang yang baru saja memangil namaku. "Anda lawyer AHA?" Dia tersenyum ramah padaku, jelas dia bukan orang yang bisa ramah kepada siapapun, cenderung wajah yang dingin, tapi kenapa dia bisa sangat ramah dan tau namaku?. "Iya benar pak" kataku, Oemar didisampingku hanya diam memperhatikam kami, sekilas dia melirikku dari sudut matanya, Sancar mendekat. "Saya permisi dulu ibu Liana" kata Oemar dia memang agak gelisah sejak Sancar memangilku baru saja. "Oh, iya pak Oemar terima kasih, nanti s

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN TUJUH PULUH DELAPAN

    Liana POV "Selamat siang... " aku berdiri didepan seorang resepsionist. "Selamat siang ibu Liana, rapatnya sudah dimulai, ada di lantai Lima" sebegitu seringnya aku kesini sampai-sampai resepsionist itu mengenal wajahku. "Terima kasih" jawabku tersenyum "Ibu Liana..." seseorang memanggilku dari belakang, aku menoleh rasanya tidak asing dengan suara itu, seorang laki laki tampan bertubuh tegap tersenyum padaku. "Oemar" kataku lalu mengulurkan tangan, dia tersenyum manis. "Bagaimana kabarmu?" lanjutku "Baik baik" jawabnya tersenyum lalu pintu lift membuka, kami langsung masuk

DMCA.com Protection Status