Home / Romansa / Takdir Jodohku / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Takdir Jodohku: Chapter 1 - Chapter 10

75 Chapters

Us?

Sepasang iris cokelat tua tersebut menatap pantulan wajahnya di cermin. Wajah tirus dengan lipatan ganda pada kelopak matanya, khas wajah Asia. Sementara fitur bagian lain menunjukkan khas kaukasia, salah satunya adalah hidung yang mancung dan ramping.  Semua pahatan indah itu terlihat lebih sempurna dengan bingkai surai blonde yang panjangnya sesiku. Perpaduan gen Asia dan Eropa yang cantik sekali.     Rosseane Liady Ramos, memiliki kehidupan yang nyaris sempurna. Ia hidup bergelimang harta, memiliki keluarga, dan cinta. Tetapi hatinya terasa hampa, dan dingin. Seperti tidak pernah disambangi. Padahal ia pun juga memiliki seorang kekasih.     Kekasih y
last updateLast Updated : 2021-10-04
Read more

ONE NIGHT STAND

"Sepertinya, nasib kita tidak hanya bertabrakan sekilas saja."   Enam  bulan kemudian…. Beberapa kursi model kubus ditata berjajar merenggang di kedua sisi. Bunga yang bermekaran diletakkan secara diagonal di sepanjang area catwalk. Puluhan pasang mata terkesima, pada busana yang melekat apik ditubuh sintal yang berlenggok mengikuti alunan musik instrumental. Tak sedikit yang mencoba mengabadikan momen itu. Seorang wanita dengan surai blonde, memamerkan bralette renda dengan cetakan flora di bagian dadanya, serasi dengan rok tutu berwarna hijau. Bando kupu-kupu yang menghiasi kepalanya menambah kesan musim semi yang paling ditunggu. Diak
last updateLast Updated : 2021-10-04
Read more

DOBBY

"Semuanya serba tiba-tiba dan tak terprediksi, memangnya siapa yang bisa memprediksi takdir?"   Kring...kring...kring...      Rossie memicingkan matanya dan mendapati nama Edric tercetak di layar ponsel.  [“Babe, kamu masih tidur?]”  “ Ehm, iya ada apa Edric? Kapan kamu pulang dari Yunani?” tanya Rossie sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang terkspos.  [“Sore ini, aku akan kembali. Persiapkan dirimu. Baiklah, aku tutup dulu ya. I love you.”] Panggilan keduanya terputus, Edric yang melakukan.      Tubuh Rossie
last updateLast Updated : 2021-10-04
Read more

The Wedding

“Apakah arti dari sebuah pertemuan ulang? Apakah ini sebuah kesempatan untuk memperbaiki semuanya?” "Sial mengganggu saja!" umpat Edric yang sesenti lagi bisa meraup bibir mungil Rossie. Tangan kekarnya merogoh ponsel yang tertaut di saku celana dan menerima panggilan itu. Rossie mengembuskan napas lega. Siapapun yang menghubungi Edric, ia sungguh berterima kasih. Sedari tadi pria itu tidak membiarkan Rossie untuk menyampaikan maksudnya. "Babe, aku harus terbang ke Vegas sekarang. Lagi ada masalah di Delight Demon. Lusa kita akan bertemu, kenakan gaun yang nanti akan kukirimkan, bersiaplah untuk memuaskanku," ucapnya sambil melepaskan kecupan tipis di bibir Rossie."Edric tapi ada yang---." Pria itu tidak menghiraukan ucapan
last updateLast Updated : 2021-10-04
Read more

LEAVE ME ALONE

“Bisakah aku mengendalikan kehidupanku sendiri? Ini hidupku, dan hanya diriku yang berhak atas itu.”     Kris menikmati potongan croissant yang mengkilap karena olesan butter. Netranya menatap ke arah sang putra yang sedang mengelus lembut buntalan hitam dipangkuannya, Toby. Satu-satunya makhluk hidup yang sangat manja apabila bersama Chan. Terlebih ketika majikannya itu selesai memberikan vaksin. Seperti yang baru saja ia lakukan, memberikan obat cacing pada Toby. Anjing poodle yang sudah berusia 6 bulan memang sebaiknya diberikan obat cacing untuk ketahanan tubuh, khususnya sistem pencernaan.    "Chan," panggil Kris hati-hati. "Mommy
last updateLast Updated : 2021-10-04
Read more

Hwang Jewelry

"Hanya dia yang aku punya di dunia ini. Akan kubuat jutaan senyum terukir di wajahnya." Mr. Ramos mengalami peningkatan gula darah hingga 350 mg/dL. Hal itu yang menyebabkan beliau mengalami pengurangan kesadaran. Selama ini pasien tidak melakukan pengobatan rutin. Kalau dibiarkan begini terus, tentu akan berakibat fatal.Kata-kata itu terngiang di kedua telinga Rossie. Kenapa ayahnya harus berbohong? Selama ini Alexander selalu bilang kalau rutin melakukan check up. Tetapi nyatanya tidak, sekarang Rossie harus melihat sang ayah terbaring di bed pesakitan.Rossie menggenggam tangan Alexander yang masih terlelap. Ia berusaha membuat matanya tetap terjaga. Dua belas jam perjalanan udara membuat tubuhn
last updateLast Updated : 2021-11-02
Read more

Bekerja dengan mantan

"Hugo, jaga Daddy yah-"  "Rossie, Daddy udah seperti baby saja ya. Sampai kamu harus menitipkan kepada Hugo seperti itu." Alexander terkekeh ketika mendengar percakapan Rossie dan Hugo di kursi yang tidak jauh dari ranjangnya.  "Itu karena Daddy suka berbohong sama Rossie," ujar Rossie. Kemudian tatapannya beralih kepada Hugo. "Hugo, please perhatikan Daddy,
last updateLast Updated : 2021-11-06
Read more

Hukuman dari Edric

Menyadari tatapan dari Rossie, Chan meluruskan posisi tubuh. "Apa yang kamu lihat?"  "No-nothing, anyway thanks." Rossie meneguk ludah sembari merapikan letak pakaiannya.  Tanpa menjawab Chan langsung berlalu begitu saja. Namun, langkahnya terhenti oleh ucapan dari sang mantan kekasih.    "Apa kita pernah bertemu sebelumnya? Ma-maksudku sebelum pertemuanku dengan Mamamu dan Granny?"    Chan menoleh dan memeta tubuh Rossie dari ujung kaki hingga puncak kepala. "Iya, kita pernah bertemu sebelumnya di klub, saat kamu mabuk."    Kembali menelan saliva ketika mendengar jawaban dari Chan. Rossie mulai mengingat serpi
last updateLast Updated : 2021-11-09
Read more

Kabur Sementara

Catherine mencuri dengar percakapan Rossie. “Who?”  Pandangan Rossie tertuju kepada Catherine dan menjawab, “Mom Kris, Mamanya Chan.”  “Chan? Chan Who?” Catherine mengerutkan kening dan mencoba mengingat nama yang terdengar tidak asing di telinga. “Wait, jangan bilang Chan mantan kamu?” tambahnya.  Menaikkan kedua bahu sambil bangkit dari duduknya. Rossie meraih jar yang berisi jus segar dan menuangkannya ke gelas panjang. Ia tidak memberikan jawaban kepada sang sahabat.  “Are you serious?
last updateLast Updated : 2021-11-12
Read more

Tawaran dari Kris

Mendorong tubuh Chan agar menjauh, Rossie menghela napas sebelum memulai ucapan. "Karena memang hubungan kita harus berakhir seperti itu."    Chan masih menatap Rossie lurus-lurus, fokusnya tertarik pada warna merah di sudut bibir wanita tersebut.    "Kau terluka?" Pertanyaan dari Chan diabaikan begitu saja.    Kemudian Rossie berjalan melewati Chan begitu saja. Hingga langkahnya terhenti karena ucapan Chan yang tiba-tiba.    "Jadi begitu?" Chan terkekeh. "Kau membuangku seperti sampah yang sudah tidak ada artinya."    Rossie menoleh dengan tatapan dingin. "Apa kau masih mencintaiku?"   
last updateLast Updated : 2021-11-14
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status