Home / Romansa / Dendam Dan Cinta / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Dendam Dan Cinta: Chapter 1 - Chapter 10

23 Chapters

Kritis

"Tidak akan kubiarkan mereka hidup dengan tenang, nyawa harus ditukar dengan nyawa!"Dengan kepalan tangan Bryan memukul meja hingga semua yang ada diatasnya berantakan, matanya  merah melotot dan giginya menggeretak menahan amarah yang dahsyat. Pria 23 tahun ini seperti sedang mengalami suatu kejadian yang membuatnya begitu sangat marah. Ada apa gerangan?____Flashbackdi sebuah rumah sakit kota, Bryan berlari menghampiri dua orang dengan tergesa-gesa. Kedua orang tersebut terlihat tengah menangis."Pah, apa yang terjadi kenapa Anjani dibawa ke sini, dan bagaimana keadaannya?" Tanyanya kepada pria paru baya yang duduk di kursi rumah sakit sambil menangis."Nak Bryan, Anjani kritis tadi pagi kami menemukan dia tergeletak di kamarnya dan dari mulutnya keluar busa, sepertinya dia mencoba mengakhiri hidupnya dengan cara minum racun." Jawab Ridwan,dia adalah ayah dari Anjani, wanita yang kini berjuang antara hidup dan mati.Mendenga
Read more

Kemana Anjani?

Bryan yang panik langsung mengambil kunci mobilnya dan bergegas pergi mencari Anjani yang entah ke mana. Siska dan mustika yang melihatnya tergesa-gesa lantas bertanya."Ian, mau kemana kan sudah larut?" Tanya Siska kepada putranya dengan heran."Ma, Tika, aku harus pergi mencari Anjani, kata Santi dia tidak datang ke rumahnya padahal tadi dia mengatakan akan pergi ke sana." Jawab Bryan cemas. Mendengar ucapan Bryan, Siska dan Mustika terkejut."Hah, lalu ke mana dia apa kau sudah menghubungi ibunya nak, mungkin dia sudah pulang?" Siska ikut panik."Sudah mah, tapi katanya dia belum kembali, makanya aku akan pergi mencarinya." Jawab Bryan."Memangnya terakhir kali Kakak bersama kak Anjani kapan?" Tanya Mustika.Bryan lalu menceritakan tentang mereka saat di cafe sampai Anjani pergi dengan taksi yang ia pesan."Ya ampun nak, Kenapa kau tidak mengantarnya terlebih dahulu." Ujar Siska."Aku juga ingin begitu mah, tapi Anjani menolak, ini
Read more

Kesucian yang Terenggut

"Maaf pak, laporan anda belum bisa kami tindak lanjuti, karena belum cukup 24 jam pacar dan menghilang." Ujar pak polisi.Mendengar ucapan polisi itu Bryan langsung emosi dan tanpa ragu ia memukul meja dengan marah."Apa maksud anda pak, bagaimana jika pacar saya dalam bahaya mengapa masih menunggu 24 jam!" Bentak Ryan kepada pak polisi."Ini sudah menjadi peraturan pak, jadi mohon dipatuhi"  polisi itu berusaha membuat Bryan mengerti."Peraturan apa yang anda maksud, kenapa bisa seperti itu. Ini tentang keselamatan pak jadi harus cepat ditindak." Bryan terus membantah pak polisi."Tolong, jangan membuat keributan di sini jika pacar anda belum pulang sampai besok, baru boleh kembali untuk melaporkan kasus ini." Ujar polisi itu mulai tegas.Bryan dibuat semakin kesal dengan apa yang dikatakan oleh pak polisi, rasanya di ingin menghajar orang yang ada di hadapannya saat itu juga. Tapi dia masih bisa mengendalikan diri, dan dengan terpaksa
Read more

Dibuang seperti sampah

Sesaat setelah anak buahnya membawa pergi Anjani, terlihat ada seseorang yang datang menemui Rathore. Dia adalah Rendy, yang merupakan sepupu dari Rathore. Rendy datang terburu-buru dan tanpa basa-basi langsung bertanya apa alasannya dia  melepaskan Anjani."Semudah itu kau melepaskannya?" Tanya Rendy Tak habis pikir.mendengar pertanyaan itu, Rathore hanya tersenyum sampul kemudian berjalan ke kursi kebanggaannya dan dengan santai duduk menghisap rokoknya."Mengapa kau hanya diam, seharusnya kau menyiksanya nya terlebih dahulu?" Rendy bertanya lagi."Aku sudah merenggut apa yang menjadi harga dirinya itu adalah hukuman yang menurutku sudah pantas, di mana itu akan mengubah seluruh hidupnya." Rathore menjawabnya dengan puas. mendengar perkataan itu Rendy pun ikut tertawa."Itu akibat karena bermain-main dengan Rathore!" Ujar Rathore menyeringai._____Sedangkan dalam perjalanan, Anjani  seperti orang kehilangan semangat hidu
Read more

Video

Anjani yang ketakutan langsung melempar ponselnya ke lantai hingga ponsel itu rusak. Tubuhnya kembali gemetaran dan makin putus asa dia merasa jijik pada dirinya sendiri."Hiks.., Kenapa mesti aku!" Isak tangisnya pecah dalam keheningan kamar yang sunyi senyap.Sedangkan di sisi lain, Bryan terus-menerus mencoba mencari tahu tentang apa yang sebenarnya Anjani alami malam itu. Saat akan masuk ke mobil tiba-tiba ia mendapat notifikasi dari ponselnya. Bryan kemudian memeriksa dan betapa terkejutnya saat melihat sebuah video yang kini beredar. yang mana isi video itu merupakan pelecehan dialami oleh Anjani. "Gadis yang menjual diri karena membutuhkan uang." Kira-kira seperti itu coption yang tertulis untuk keterangannya.Bryan syok, perasaan marah, kecewa, malu dan rasa bersalah menjadi satu. Dia merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat, harapannya pupus seketika mengetahui jika orang yang dia cintai telah dilecehkan dan dipermalukan. Karena berita it
Read more

Di hujat

"Sayang, mengapa kau tidak menceritakan kepadaku tentang peristiwa yang kau alami malam itu, apakah kau tidak menganggapku sebagai orang tuamu lagi, sehingga hal besar ini kau sembunyikan dari kami, hiks," Anita menangis sambil memeluk putrinya. "Maafkan aku mah, Aku tidak berani memberitahu hal ini pada kalian, karena aku tidak ingin membebani mama dan papa." Jawab Anjani. "Apa maksudmu nak, apakah kau pikir kami tidak peduli padamu, hiks, Mama tidak bisa membayangkan bagaimana kau melewati ini sendirian. Semua ini karena Bryan." Anita sekali lagi menyalakan Bryan. Anjani pun terdiam, sebenarnya dia ingin membela Bryan. Tetapi entah kenapa, dia juga merasa jika semua yang terjadi padanya karena Bryan. Di saat ibu dan anak itu tengah bersedih, dari jauh Ridwan mengamati mereka. Rasanya dia tidak sanggup untuk menemui putrinya saat ini. _____ Di sisi lain, Rahtore mengadakan sebuah pesta untuk merayakan keberhasilannya karena dendamnya pada Anj
Read more

Bertemu Anjani

Karena semua kejadian itu, membuat Ridwan jatuh sakit dan harus dilarikan kerumah sakit. Anjani yang mengetahui akan hal itu merasa bersalah karena menganggap dialah penyebab ayahnya jatuh sakit. Dia bahkan tidak pernah pergi mengunjungi sang ayah karena merasa tidak sanggup untuk bertemu. Dikamarnya, dia memandangi foto keluarganya di mana di foto itu dia masih belasan tahun, ia terseyum sendu sambil mengamati ekspresinya yang kala itu terlihat begitu ceria.  "Aku merindukan masa kecilku, aku rindu dimana aku bisa bermain dan bercanda gurau tanpa harus memikirkan masalah yang aku alami, aku rindu kehidupanku yang dulu, hiks." Ia memeluk foto itu sambil menangis. ______Di sisi lain, Bryan mengetahui jika Ridwan masuk rumah sakit. Ia pun langsung pergi untuk menjenguknya, namun setibanya disana dia justru mendapat cacian  dari Anita.  "Apa yang lakukan di sini, apakah sekarang k
Read more

Keputusan

Bryan pulang kerumahnya dengan perasaan marah. setelah tiba, adiknya  menagur untuk bertanya dari mana dia, akan tetapi Bryan tidak menjawab dan justru langsung pergi ke kamarnya.  Mustika pun di buat bingung dengan sikap kakaknya itu. Pasalnya tadi pagi seingatnya saat berangkat ke kantor bersama ayahnya Bryan baik-baik saja, namun kenapa saat ia  kembali sikapnya  begitu dingin.  Siska yang melihat putrinya kebingungan lantas bertanya. "Tika, ada apa kok bengong begitu?" Tegur Siska yang baru keluar dari dapur. "Mom, ini loh kak Bryan baru saja kembali, tapi sikapnya aneh." Mustika menjawabnya kebingungan. "Hah, secepat ini Bryan kembali dari kantor, ini kan masih jam kerja." Ujar Siska ikut bingung. "Entahlah Mom,  mungkin Kakak masih memikirkan kejadian yang menimpa ke Anjani." Ujar Mustika. Sedangkan di kamarnya, karena marah Bryan menghancurkan
Read more

Clup

"Benar kata mama Bry, aku tidak  pantas lagi untuk mu, kau mungkin bisa menemukan wanita yang lebih baik dan pantas untukmu, bukan seperti aku."Ucapan Anjani terus tergiang dipikirkan Bryan, dia benar-benar sangat patah hati dengan keputusan Anjani. Dia mengandarai mobilnya tanpa arah bahkan ia menyadari jika  telah menerobos lampu merah. Tak berapa lama dia menghentikan mobilnya didepan sebuah clup.  Karena frustasi dia ingin melampiaskannya dengan minuman. Kini dia telah berada di dalam clup itu, lampu yang remang  serta musik rock menyambut kedatangan. Dia kemudian menuju bartender untuk memesan minuman. "Tolong beri saya minuman." Bryan langsung meminta minum pada bartender disana. "Anda ingin minum seperti apa?" Tanya sang bartender."Apa saja, yang penting bisa membuat ku lupa  masalah ku sejenak." Bryan menyerahkannya pilihannya pada bartender "Sepertinya anda sedang mengalami masalah
Read more

Di ejek

Setelah mereka membawah Ridwan kekamar untuk istirahat, Anjani berniat untuk kembali kamarnya lagi tapi langsung dihentikan oleh Anita.  "Anjani tunggu nak!" Anita memanggilnya dan alhasil  Anjani menghentikan langkahnya.  "Iya Mom!"  Ia lalu berbalik menghadap Anita "Mama ingin bicara padamu, tapi bukan di sini, ayo ikuti mama." Anita kemudian berjalan menuju balkon kamar dan diikut oleh Anjani. Di balkon, Anita langsung memeluk Putrinya sambil meminta maaf atas kejadian kemarin yang membuat Anita terus kepikiran dan merasa jika dia bersikap terlalu berlebihan.  "Maafkan mama, sayang." Ujarnya dengan suara khas orang menangis. Anjani tidak berkutik, dia terpaku dipelukan sang ibu, air matanya pun tak menetes lagi seolah sudah kering. "Mengapa mama meminta maaf, mama tidak salah."  "Tidak
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status