Share

Keputusan

Penulis: RahayuCha02
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bryan pulang kerumahnya dengan perasaan marah. setelah tiba, adiknya  menagur untuk bertanya dari mana dia, akan tetapi Bryan tidak menjawab dan justru langsung pergi ke kamarnya.  Mustika pun di buat bingung dengan sikap kakaknya itu. Pasalnya tadi pagi seingatnya saat berangkat ke kantor bersama ayahnya Bryan baik-baik saja, namun kenapa saat ia  kembali sikapnya  begitu dingin.  Siska yang melihat putrinya kebingungan lantas bertanya.

"Tika, ada apa kok bengong begitu?" Tegur Siska yang baru keluar dari dapur.

"Mom, ini loh kak Bryan baru saja kembali, tapi sikapnya aneh." Mustika menjawabnya kebingungan.

"Hah, secepat ini Bryan kembali dari kantor, ini kan masih jam kerja." Ujar Siska ikut bingung.

"Entahlah Mom,  mungkin Kakak masih memikirkan kejadian yang menimpa ke Anjani." Ujar Mustika.

Sedangkan di kamarnya, karena marah Bryan menghancurkan semua barang-barang yang ada di sana. Setelah puas Ia pun menjatuhkan diri di sofa sambil memijat pangkal hidungnya. 

"Brengsek, tidak akan kubiarkan kau hidup dengan tenang Rahtore sing." Teriak Bryan dengan emosi

lalu tiba tiba ponselnya berdering dan itu adalah panggilan dari Anjani, Bryan pun dengan cepat menjawabnya

"Hallo sayang!" Ujar Bryan

"Bry, hiks mama menyalah aku, aku sudah tidak tahan dengan semua tekanan ini, aku benar tidak sanggup lagi, hiks."  Terdengar Anjani terseduh dari sebrang telpon.

"Apa yang kau katakan Anjani, kau ingin apa?" Dengan panik Bryan bertanya. 

"Maafkan aku kalau selama ini aku pernah melakukan kesalahan, maafkan aku!" Ujar Anjani yang langsung memutuskan panggilan.

Hal ini makin membuat Bryan panik, dia kemudian mencoba menghubungi Anjani lagi, tetapi tidak di angkat olehnya, ponselnya berdering namun tidak di jawab. 

"Anjani, apa yang akan kau lakukan, aku mohon jangan bertindak bodoh." Bryan mondar mandir sambil terus menghubungi Anjani. Namun, tidak ada jawaban darinya. 

Dia pun dibuat semakin panik saat mendapat notif pesan dari Anjani yang bertuliskan "Semoga kau bisa menemukan wanita yang baik dari pada diriku yang hina ini." (Blok)

"Anjani, apa-apaan ini apa yang sedang kau lakukan, ya tuhan aku harus segera pergi kesana, tapi aku mungkin akan terlambat, aku harus memberi tahu Mama Anita." Dengan tangan yang gemetaran ia memencet nomor telpon rumah Anjani.

"Tolong jawab, please!" Bryan begitu tidak sabar menunggu ada orang yang menjawab panggilan. 

"Hallo, Siapa ini?" Jawab seseorang dari sebrang telpon. 

"Hallo, mama ini aku Bryan ada hal yg ingin___" 

"Kau, kenapa kau menelpon, hah!" Teriak Anita padanya kemudian ingin menutup telpon itu. 

"Mama tunggu, tolong dengarkan aku, ini tentang Anjani,  tolong periksa dia karena tadi dia menelpon ku dan mengucapkan selamat tinggal, sepertinya dia akan melakukan hal buruk pada dirinya." Bryan dengan cepat berucap hingga membuat Anita tidak jadi menutup telepon. 

"Apa maksudmu?" Anita kemudian bertanya dengan bingung.

"Mah, aku mohon hentikan Anjani, dia sepertinya akan menyakiti dirinya sendiri." Bryan memohon pada Anita. 

Dan benar saja sesaat setelah itu, Anita mendengar terikan bi Imah yang berasal dari kamar Anjani. Anita terkejut dan langsung berlari menuju kamar putrinya tanpa menutup telpon Bryan,  sedangkan Bryan juga mendengar teriak itu hingga ia merasa ketakutan jika benar Anjani menyakiti dirinya seperti apa yang ia katakan tadi. 

"Hallo, mama apa yang terjadi!" Ujarnya dengan panik, akan tetapi tidak ada jawaban. Tanpa ia tunda lagi, Bryan langsung pergi menuju ke rumah Anjani.

____

"Kyaaa... Nona Anjani awas disana ada tikus!" Bi Imah berteriak melihat seekor tikus saat masuk membawa makanan untuk Anjani. 

Anjani hanya melirik ke tikus itu, dan memandangnya beberapa saat dan justru terseyum. Sedang bi Imah langsung berlari naik ke sofa untuk menghindari tikus itu. Kemudian tak berapa lama Anita pun datang dengan panik.

"Anjani, putriku apa yang terjadi!" 

Melihat Anita yang panik, mambuat Anjani dan bi Imah keheranan. Anita yang menyaksikan putrinya yang baik-baik saja langsung berlari menghampirinya dan memeluknya erat seperti orang yang ketakutan. 

"Kau tidak apa-apa kan nak?" Tanya Anita cemas. Dan Anjani memandangi ibunya dengan penuh rasa heran dan bertanya-tanya mengapa ibunya terlihat panik. 

"Nyonya, ada tikus awas." Bi Imah berteriak pada Anita untuk memperingatinya.

Anita berbalik dan tersentak kaget melihat tikus itu, karena dia sangat jijik dengan mahluk yang satu ini. Sehingga membuatnya teriak ketakutan. 

"Kyaa... Kenapa mahluk itu ada di sana." Anita langsung berlari ke belakang putrinya untuk bersembunyi.  Melihat kejadian itu entah mengapa Anjani merasa itu sangatlah lucu sehingga ia tanpa sadar tertawa.  Dan kebetulan Bryan juga baru tiba dan semakin panik saat mendengar terikan Anita. Dia langsung cepat-cepat berlari ke kamar Anjani dan tertegun saat melihat Anjani tertawa lepas. 

Karena tawa Anjani, membuat Anita merasa bahagia, Bryan yang menyaksikannya juga ikut terseyum. Ternyata apa yang ia takutkan tidak terjadi, hati sedikit lega melihat Anjani yang baik-baik saja.

Beberapa menit Anjani tertawa, sampai akhirnya ia pun tersadar dan segera menghentikan tawanya. Anita terharu dan lagi-lagi memeluk putrinya.

"Mama tidak tahu, kapan terakhir kali kau tertawa seperti ini nak, tapi mama merasa sangat bahagia karena bisa melihatmu tertawa lagi seperti tadi."  Anita meneteskan air mata kebahagiaan. 

Anjani hanya diam, dia tidak tahu mengapa tadi dia bisa tertawa seperti itu. Akan tetapi, meskipun hanya beberapa saat, namun itu membuat diri sejenak lupa akan masalah yang ia hadapi saat ini. 

"Anjani, kau tidak apa-apa kan!" Bryan berniat mendekati Anjani, Namun di hentikan oleh Anita. 

"Kau, jangan coba-coba mendekati putriku, kau telah menipuku dengan mengatakan Anjani akan menyakiti dirinya sendiri, tapi apa hah, dia baik-baik saja. Ohh atau ini adalah salah satu taktik mu agar kau biasa datang ke sini lagi hah." Anita marah, karena menduga jika Bryan hanya mempermainkannya saja. 

"Tidak mah, aku__." Bryan mencoba membela diri tapi lagi-lagi omongan langsung di potong oleh Anita. 

"Halah, Jangan kira aku tidak tahu permainan busukmu, kau memang licik pergi kau dari sini dan dari kehidupan kami." Anita sekali lagi mengusir Bryan.

"Mah, dengarkan aku dulu tolong biara aku bicara pada Anjani dulu." Bryan mencoba merayu Anita, akan tetapi nihil, Anita tidak mau mendengarnya.

"Pergi kau, atau aku akan menghubungi polisi biar mereka menangkap mu." Anita justru mengancamnya.

"Mama, apa yang kau katakan!" Anjani menatap ibunya terkejut. 

"Tidak nak, kali ini mama tidak akan tinggal diam lagi, pria ini tidak boleh mengganggu kehidupanmu lagi."

"Mama, tolong jangan begini, aku ingin bicara sekali saja dengan Anjani." Bryan terus mencoba agar dia diizinkan bicara pada Anjani.

"Tidak artinya tidak, mulai saat ini hubungan mu dan Putriku sudah berakhir dan masalah pertunangan, semua itu tidak akan pernah terjadi." Kecam Anita dengan tegas. 

Perkataan Anita membuat dua insan itu terkejut tak percaya. Sehingga membuat Anjani meneteskan air mata.

"Jangan mah, jangan lakukan ini, aku mencintai Anjani." Bryan memohon agar pertunangan mereka tidak dibatalkan. 

"Apa cinta hah, kau mencintai putriku tapi menjaganya saja kau tidak becus." Ujar Anita.

"Anjani, aku mohon buat mama mengerti, agar dia tidak membatalkan pertunangan kita." Bryan berbalik memohon pada Anjani.

"Hiks, benar kata mama Bry, aku tidak  pantas lagi untuk mu, kau cari saja wanita yang lebih baik dan pantas untukmu." Jawaban Anjani, seketika membuat hati Bryan hancur berkeping-keping, dia begitu tidak percaya dengan apa yang baru saja Anjani ucapan. 

"Apa maksudmu nak, yang tidak pantas untukmu itu dia, bukan dirimu." Anita menyelah ucapan putrinya. 

"Stop, cukup hentikan semua ini, pergi kalian jangan ganggu aku, aku ingin sendiri." Anjani berteriak mengusir mereka semua. 

"Nak, kau mengusir mama, hiks kau tega nak pada mamamu sendiri?" Tanya Anita tidak percaya.

"Mama, please tolong mengerti lah, aku ingin sendiri saat ini jadi aku mohon pada kalian untuk pergi dari sini, hiks." Anjani langsung berbalik membelakangi mereka semua. 

Dan dengan terpaksa, Anita pergi dari sana kemudian di susul oleh BI Imah, sedang Bryan masih tetap stay di tempatnya.

"Anjani, jika ini adalah keputusanmu, maka aku akan menerimanya. Namun, satu hal yang pasti bagaimana dirimu, aku akan tetapi mencintaimu sampai kapan pun." Bryan mengatakan itu dengan suara serak menahan tangisnya.

Mendengar itu, membuat Anjani merasa bersalah dan menyesal, akan tetapi keputusan sudah bulat untuk membatalkan pertunangannya dengan Bryan. 

"Tolong tinggalkan aku, lupakan aku." Pinta Anjani.

"Baiklah, aku akan pergi!" Bryan pun menuruti permintaan Anjani, kemudian dengan perasaan hancur ia pergi meninggalkan rumah itu. 

Sepeninggal Bryan, Anjani menjatuhkan diri di lantai dan menagis dengan kerasa, hatinya juga hancur sama seperti Bryan.

"Maafkan aku Bryan, hiks hiks, aku melakukan ini agar kau bahagia, aku sudah tidak pantas lagi untukmu, aku hanyalah wanita kotor dan memalukan."  Tangis pecah di dalam kamar itu.

Bab terkait

  • Dendam Dan Cinta   Clup

    "Benar kata mama Bry, aku tidak pantas lagi untuk mu, kau mungkin bisa menemukan wanita yang lebih baik dan pantas untukmu, bukan seperti aku."Ucapan Anjani terus tergiang dipikirkan Bryan, dia benar-benar sangat patah hati dengan keputusan Anjani. Dia mengandarai mobilnya tanpa arah bahkan ia menyadari jika telah menerobos lampu merah. Tak berapa lama dia menghentikan mobilnya didepan sebuah clup. Karena frustasi dia ingin melampiaskannya dengan minuman.Kini dia telah berada di dalam clup itu, lampu yang remang serta musik rock menyambut kedatangan. Dia kemudian menuju bartender untuk memesan minuman."Tolong beri saya minuman." Bryan langsung meminta minum pada bartender disana."Anda ingin minum seperti apa?" Tanya sang bartender."Apa saja, yang penting bisa membuat ku lupa masalah ku sejenak." Bryan menyerahkannya pilihannya pada bartender"Sepertinya anda sedang mengalami masalah

  • Dendam Dan Cinta   Di ejek

    Setelah mereka membawah Ridwan kekamar untuk istirahat, Anjani berniat untuk kembali kamarnya lagi tapi langsung dihentikan oleh Anita."Anjani tunggu nak!" Anita memanggilnya dan alhasil Anjani menghentikan langkahnya."Iya Mom!" Ia lalu berbalik menghadap Anita"Mama ingin bicara padamu, tapi bukan di sini, ayo ikuti mama." Anita kemudian berjalan menuju balkon kamar dan diikut oleh Anjani.Di balkon, Anita langsung memeluk Putrinya sambil meminta maaf atas kejadian kemarin yang membuat Anita terus kepikiran dan merasa jika dia bersikap terlalu berlebihan."Maafkan mama, sayang." Ujarnya dengan suara khas orang menangis.Anjani tidak berkutik, dia terpaku dipelukan sang ibu, air matanya pun tak menetes lagi seolah sudah kering."Mengapa mama meminta maaf, mama tidak salah.""Tidak

  • Dendam Dan Cinta   Kutukan dari Anjani

    "Apa yang akan papa lakukan, apa papa ingin pergi memukuli mereka satu persatu, yang ada papa akan di pukuli mereka, sadar pah, sadar." Dengan emosi Anita memarahi suaminya.Sejenak Ridwan terdiam mendengar ucapan istrinya. Dia akhirnya sadar jika apa yang di katakan Anita ada benarnya juga. Ia dengan langkah lunglai berjalan menuju putrinya dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya."Maafkan papa nak, karena sudah gagal menjadi ayah yang baik untukmu. Papa gagal menjagamu hingga kejadian ini terjadi padamu." Dengan derai air mata ia memeluk putrinya dengan erat. Bi Imah menyaksikan ketiga majikan menangis, membuatnya tidak bisa menahan air matanya juga."Hiks, kenapa hidupku bisa seburuk ini pah, kenapa!" Dengan perasaan yang hancur lebur, Anjani mengeluh akan nasibnya yang begitu malang. Ridwan hanya terdiam mendengarnya karena tidak tahu apa yang haru

  • Dendam Dan Cinta   Percobaan bunuh diri

    Di saat panggilan itu berahir, Anjani langsung membanting ponselnya ke lantai hingga hancur berkeping-keping. Ia benar-benar deprsi dengan keadaannya, karena sudah tidak tahan lagi ia berteriak seperti orang gila. Namun, suara yang serak menghalau orang mendengar teriakannya. "Kenapa ... kenapa... kenapa!" Anjani menjambak rambutnya sendiri serta menariknya , rasa sakit pun tidak ia rasakan sama sekali. "Aku sudah tidak tahan lagi, aku tidak kuat lagi. Aku ingin mati!" Kesadaran akan nalurinya sudah benar-benar hilang, di dalam pikirannya saat ini hanya satu yaitu ingin mengakhiri semuanya. Dengan kondisinya yang seperti orang gila, dia bangkit dari tempat tidur berniat mencair sesuai untuk di pakai mengakhiri hidupnya. "Dimana... dimana!" Ia menghancurkan semua barang-barang di kamarnya sampai akhirnya ia menemukan sebotol obat di dalam laci. Ada hal yang tidak

  • Dendam Dan Cinta   Duka

    "Oh ya sudah hati hati." Siska pun mengijinkannya pergi. Bryan hanya mengangguk, setelah itu bergegas pergi menuju kediaman keluarga Ridwan. Setelah tiba di sana, Bryan dengan ragu ragu memencet bel rumah berharap ada yang membukanya. Benar saja, baru sekali ia memencetnya, Bu Imah langsung membuka pintu. "Den Bryan, ada apa den?" bi Imah kemudian bertanya mengapa Bryan datang kesana. "Bi, A-aku ingin bertemu Anjani Bi." Jawab Bryan dengan terbata. Mendengar niat Bryan membuat ni Imah menundukkan kepala karena bersedih. Bryan heran mengapa bi Imah seperti itu, kemudian ia pun bertanya. "Loh, bi ada apa?" Bi Imah kemudian menceritakan apa yang tadi pagi di saksikan kepada Bryan. Sontak Bryan syok mendengar perkataan bi Imah hingga tanpa pamit ia cepat cepat masuk ke mobil dan tancap

  • Dendam Dan Cinta   Kemunculan Shelia

    Tujuh hari sudah kepergian Anjani, akan tetapi Ridwan dan Anita masih di landa kesedihan yang teramat mendalam. Kehidupan keduanya seolah mati bersama putrinya, hancur sudah harapan mereka, seperti hidup tiada artinya lagi. "Sayang hiks, mama sangat merindukanmu kenapa kau tega meninggalkan kami nak." Di dalam kamar mendiang anaknya, Anita tidur di ranjang memeluk foto putrinya. Sedangkan Ridwan, dia berada di taman belakang rumah menyendiri. Dia duduk di ayunan di mana dulunya tempat itu merupakan tempat Favorit Anjani semasa kecil dulu. "Secepat itu kau pergi nak, maafkan ayah karena telah gagal menjadi ayah yang terbalik untukmu, yang telah gagal melindungi mu, kepergian mu ini sangat menorehkan luka yang mungkin tidak akan pernah sembuh." Ridwan menangis tersedu-sedu membayang momen indah bersama dengan putrinya dahulu. ***

  • Dendam Dan Cinta   Serangan Misterius

    Brakkk... Tiba tiba mereka semua dikejutkan dengan suara kaca jendela yang pecah seperti dilempar oleh sesuatu. Semuanya berhenti dan menujuhakan Padang ke arah jendela."Papa!" Shelia memandang Rhatore dengan kebingungan.Mata Rahtore membulat karena marah dia lalu memberi kode pada beberapa anak buahnya untuk mencari siapa orang yang sudah melakukan ini semua."Shelia, jangan di pikiran sebaiknya kita lanjutkan saja." Ia lalu beralih pada Putrinya untuk meminta agar menghiraukan kejadian ini."Tapi pa!" Ucap Shelia begitu penasaran."Sudahlah, anak buah ku akan menanganinya mending sekarang kita lanjut untuk memotong kue." Rahtore meyakinkan anaknya. Shelia hanya bisa menurut dan melanjutkan untuk potong kue meskipun saat ini dia masih sangat penasaran perihal kaca jendela tadi.***Di luar, saat anak buah Rath

  • Dendam Dan Cinta   Siapa dia?

    Rahtore yang masih kesal langsung menghempaskan tangan Rendy hingga ia sedikit terdorong ke depan. "Argh... Sepertinya ada yang sedang bermain-main dengan ku." Rahtore yang masih di kuasai amarahnya dengan sembarang memandang meja hingga meja itu terdorong jauh. "Rahtore kau tenanglah aku yakin kita akan menemukan orang itu." Rendy kembali angkat bicara untuk mencoba menenangkan Rahtore. "Bukan yakin, tapi aku pasti menemuikan orang itu dan akan kuberi dia pelajaran." Kecam Rahtore dengan penuh amarah. "Iya kita pasti akan menemukannya tapi tolong kendalikan dirimu dan berhenti merusak barang barang, karena jika tidak kau bisa mengacuhkan semuanya." Ucap Rendy yang khawatir karena sudah banyak barang yang Rahtore hancurkan sebab marah. Rahtore duduk di sofa untuk menegakan diri, sedangkan Rendy m

Bab terbaru

  • Dendam Dan Cinta   Identitas Leo

    “Setelah sekian lama aku kembali berniat menemuai adikku, tapi karena dirimu aku tidak akan pernah bertemu denganya lagi.” Dengan perasaan sedih Leo memandangi foto dua anak kecil yang mana itu adalah fotonya bersama Anjani waktu masih kecil.Leo danuantara, dia adalah kakak tiri dari mendiang Anjani. Yang merupakan anak dari dari pernikahan pertama Ridwan yaitu ayah Anjani sebelum Anita. Dulunya dia memang tinggal bersama dengan ayah beserta ibu tirinya tapi karena melakuakn suatu kesalahan membuat Ridwan begitu marah padanya hingga memutuskan yntuk mengirimmnya keluar negri. Pada saat itu usianya 10 tahun sedangkan anjani masih berumur 5 tahun.Di London, dia tinggal bersama saudara ibunya yang mana dia begitu sangat menyayangi Leo bahklan dia memasukkanya kesekolah bergengsi pada saat itu. Kini karena jasa pamanya itu Leo sudah menjadi salah satu pengusaha yang cukup sukses dan terkenal di London. Karena dirinya pula perusha

  • Dendam Dan Cinta   Rencana Lain Rhatore Untuk Keluarga Anjani

    Di dalam kamarnya, Shelia yang baru tiba langusng menjatuhkan diri di tempat tidur sambil menghela nafas lega karena dia berhasil membohongi Rhatore. Sebenarnya dia tidak bermaksud melakukan itu tapi dia tahu betul sifat ayahnya jika sampai dia tahu mungking itu adalah terahir kalinya Shelia di izinkan keluar seorang diri dan dia tidak menginginkan itu.“Maafkan Lia, karena sudah berbohong pada mu ayah.” Ucapnya sambil melihat foto Rhatore yang terpajang di meja kamarnya.Setelah istirahat sebentar ia kemudian bangkit lalu berjalan kedepan meja rias untuk melihat memar yang ada disikunya.“Aww!” seketika ia meringis kesakitan saat menyentuhnya. Setelah itu dia mengambil kotak p3K untuk mengobati lukaknya. Pada saat dia melakukan itu tib- tiba ia teringat pada Bryan“Bryan, namanya sangat bagus dan dia juga lumayan tampan tapi sifatnya terlalu sombong, uhh.” Ucapnya.“Jika aku bertemu dia lagi akan ku buat d

  • Dendam Dan Cinta   kembali teringat

    usai mencritakan kisah pilu sang mantan kekasih, leo heran mengapa bryan terlihat melamun dengan mata serta wajah yang memerah seolah menahan sesuatu. dia kemudian memberanikan diri menyentuh pundak bryan. "ada apa, kau terlihat tidak sehat apa kau baik baik saja?" tanya leo prihatin. bryan tidak menjawab bahkan dia sendiri tidak mendengar suara leo sama sekali, dalam penglihatan serta pendengarnya hanya ada gambaran anjani yang terlihat frustasi dan meminta tolong semua terasa bengitu nyata semua kesedihan dan trauma yang anjani alami selama dia masih hidup saat itu sangat nyata dalam pandangan mata bryan. "bro, kau kenapa?" leo panik karena bryan hanya diam seperti patung dan keringat bercucran dari wajahnya. karena tidak punya cara lain lagi, leo terpaksa menamparnya agar dia bisa sedar kembali. alhasil tamparan leo membuat bryan tersungkur dan berhasil kembali dari lamunannya tadi.

  • Dendam Dan Cinta   Teringat Anjani

    Usai menceritakan kisah tragis sang kekasih, Leo bingung menatap Bryan yang hanya diam seperti tengan melamun dengan mata serta wajah yang memerah seperti sedang menahan sesuatu. Leo sedikit panik melihatmya seperti itu hingga kemudian dia menyentuh bahu Bryan untuk menyadarkannya.“Kau kenapa sepertinya kau kurang sehat apa semua baik baik saja?” Tanya Leo.Akan tetapi tidak ada jawaban dari Bryan, bukan hanya itu bahkan bryan tidak mendengar bahkan merasakan sentuhan Leo. Saat ini dia seolah berada didalam dunia yang berbeda dimana dia menyaksikan setiap peristiwa yang Anjani alami malam itu sampai akhinya dia bunuh diri.“Ini semua salahmu, andai malam itu kau tidak membiarkan aku pergi semua ini tidak akan terjadi.” Terdengar suara rintihan Anjani yang menyalahkan Bryan atas peristiwa yang dia alami.Bryan menutup telinganya karena kalimat itu terus berulang ulang hingga membuatnya frustasi. Di sisi lain Leo m

  • Dendam Dan Cinta   pertemuan yang pertama kali

    Bryan hari mencoba pergi keluar sekalian mencari ide tentang bagiamana dia akan masuk ke tempat Rahtore nantinnya. begitu[un dengan Shelia yang sekarang ini tengah bersenag senang belanja di sebuah mall seorang diri."Wah ini sangat menyengkan setelah sekian lama akhniya aku bisa bebas untuk bersenag senag seorang diri." ucapnya begitu girang.Usai belanja ia pun akhirnya keluar dari mall dengan begitu banyak bag belanjaan di tangannya hingga dia sendiri merasa kesulitan membawanya."Loh mobilku mana kok nggak ada?" seketika ia terkejut saat tiba di parkiran dan dia tidak melihat mobilnya. Shelia kemudian buru buru menekan tombol penanda pada kunci mobilnya dan baru tersadar jika tadi dia memarkir mobil di sebrang di parkiran cafe tempat ia sebelumnya."Ohh ya ampun, shelia kenapa kau begitu pikun." ucapnya pada diri sendiri.Ia pun berjalan ketepi jalan untuk menyebrang akan tetapi karena barang belanjaannya membuatnyan tidak sad

  • Dendam Dan Cinta   Kecurigaan Rahtore

    Pagi menjelang terjadi kepanikan di kediaman Alvin , setelah Siska menemukan surat yang di tinggal Bryan. Dia pun berlari mencari suami untuk memperlihatkan isi surat tersebut."Papa... Bryan pergi pa!" Dengan wajah begitu panik dia menghampiri suami dan putrinya yang tengah sarapan."Apa yang mama katakan, kemana dia pergi?' Alvin pun merasa terkejut mendengar ucapan istrinya."Mama juga tidak tahu pa, tapi mama menemukan surat ini di kamarnya." Siske kemudian memberikan suara itu pada suaminya.Setelah membaca surat Alvin terlihat cemas, dia tahu bawah kepergian putranya adalah demi ingin membalas sakit hati atas meninggalnya Anjani. Alvin tanpa mengatakan apapun seketika pergi meninggalkan meja makan menuju keluar rumah. Mustika dan Siska kebingungan dan hanya memilihnya berlalu pergi."Ohh tuhan, Kemana anak itu pergi,

  • Dendam Dan Cinta   Menjalankan rencana

    Menjalankan rencana "Kenapa pada bawel sih asisten di rumah ini, bikin emosi aja." Celoteh Shelia karena masih kesal. "Hmm, apa benar papa akan pulang larut ya, apa aku telpon saja dia untuk mencari tahu sendiri." Ucapnya berniat menelpon Rahtore. *** "Ini bos, rekaman tadi siang yang saya dapat dari cctv yang bos maksud." Ucap anak buahnya sambil menyodorkan flashdisk kepada Rahtore. "Bagus, hey kau cepat putra ini dia leptop itu." Rhatore yang sudah tidak sabar untuk melihat hasil rekamannya langsung memerintahkan anak buah yang lain untuk memutarnya segera. Pada saat rekaman itu di putar, mereka yang menyaksikannya bagitu terkejut terutama Rahtore yang terlihat begitu marah. "Apa ini hah, apa kau mencoba bermain-main denganku." Dia bangkit dan langsung menghampiri anak buahnya yang memb

  • Dendam Dan Cinta   Siapa dia?

    Rahtore yang masih kesal langsung menghempaskan tangan Rendy hingga ia sedikit terdorong ke depan. "Argh... Sepertinya ada yang sedang bermain-main dengan ku." Rahtore yang masih di kuasai amarahnya dengan sembarang memandang meja hingga meja itu terdorong jauh. "Rahtore kau tenanglah aku yakin kita akan menemukan orang itu." Rendy kembali angkat bicara untuk mencoba menenangkan Rahtore. "Bukan yakin, tapi aku pasti menemuikan orang itu dan akan kuberi dia pelajaran." Kecam Rahtore dengan penuh amarah. "Iya kita pasti akan menemukannya tapi tolong kendalikan dirimu dan berhenti merusak barang barang, karena jika tidak kau bisa mengacuhkan semuanya." Ucap Rendy yang khawatir karena sudah banyak barang yang Rahtore hancurkan sebab marah. Rahtore duduk di sofa untuk menegakan diri, sedangkan Rendy m

  • Dendam Dan Cinta   Serangan Misterius

    Brakkk... Tiba tiba mereka semua dikejutkan dengan suara kaca jendela yang pecah seperti dilempar oleh sesuatu. Semuanya berhenti dan menujuhakan Padang ke arah jendela."Papa!" Shelia memandang Rhatore dengan kebingungan.Mata Rahtore membulat karena marah dia lalu memberi kode pada beberapa anak buahnya untuk mencari siapa orang yang sudah melakukan ini semua."Shelia, jangan di pikiran sebaiknya kita lanjutkan saja." Ia lalu beralih pada Putrinya untuk meminta agar menghiraukan kejadian ini."Tapi pa!" Ucap Shelia begitu penasaran."Sudahlah, anak buah ku akan menanganinya mending sekarang kita lanjut untuk memotong kue." Rahtore meyakinkan anaknya. Shelia hanya bisa menurut dan melanjutkan untuk potong kue meskipun saat ini dia masih sangat penasaran perihal kaca jendela tadi.***Di luar, saat anak buah Rath

DMCA.com Protection Status