Jasmine berusaha menepiskan rasa sesak yang memenuhi dadanya. Ya Tuhan, selamatkan hambamu ini, batinnya pilu. Kenapa dia merasa sakit membayangkan Edie akan menyatakan cintanya pada gadis lain?“Kurasa dia cantik?”“Sangat.”“Secantik itu?” Jasmine berdeham. “Ah, kenapa aku iri padanya?”Edie menatap Jasmine beberapa saat, “Dia cantik, tapi tidak terlalu perduli dengan kecantikannya. Dia juga cerdas. Kecerdasannya seperti sebuah pancaran magnet dari dalam dirinya, membuat orang-orang disekitarnya tertarik padanya. Dia juga sangat mandiri. Sangat yakin pada dirinya sendiri. Tidak membutuhkan perhatian ataupun sanjungan dari siapapun.”“Wah,” bisik Jasmine, berusaha mengabaikan rasa sakit yang melilit hatinya. Hanya mendengar kata-katanya ia tahu Edie memuja siapapun wanita itu. “Tapi… kemandiriannya kadang membuat orang yang ingin mendeka
Baca selengkapnya