Beranda / Romansa / PERTAMA UNTUK NAIMA / Bab 121 - Bab 130

Semua Bab PERTAMA UNTUK NAIMA: Bab 121 - Bab 130

208 Bab

Chapt 120. Tidak Sekarang

  Menapaki undakan demi undakan yang terasa bagai permainan ular tangga, ia hanya harus berfokus pada langkah, karena itu yang akan menentukannya akan naik ataupun turun. Akan mendapat hadiah yang indah ataupun hukuman hingga ia mampu menuju tampuk kehidupan seperti yang digariskan Tuhan. Mendengkus frustasi, bukan Naima yang menginginkan ini. Takdir yang membawa gadis jawa itu  bertemu dengan pria yang ternyata pemilik tempatnya bekerja. Ia tak merancang apapun, bahkan sempat mendorong Albe menjauh. Tapi mana orang lain tahu, mereka hanya melihat yang ada di depan mata. Bukan pada proses awalnya. Perlakuan teman-teman sedivisi sedikit mempengaruhi jiwa lemahnya. Sudah menjelang tengah malam, Naima harus menunggu Albe menjemput. Entah apa yang sedang suaminya lakukan, jika sudah di GYM Albe sangat betah. Sempat protes kenapa usaha GYM tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-05
Baca selengkapnya

Chapt 121. Kisah Tentang Bayi

Jatuh hati mengajarkan Naima memberanikan diri, dan bagaimana menjadi sabar juga ikhlas saat kata ‘kecewa’ menggelayuti hati. Ternyata ia tak mengenal Albe dengan baik, itu kesimpulan yang didapatkan dari sekian bulan hubungan mereka. Pembicaraan-pembicaraan mereka berdua hanyalah omong kosong belaka. Tidak ada yang bermakna, dan semua terasa sia-sia. Jika ternyata ada ruang yang tetap hampa, juga ada asa yang akan sirna. Naima tak mengenal bagaimana cintanya. Apakah hanya tertutup nafsu belaka, keinginan memiliki hanya sebatas raga? Bukan jiwa? “Yang!” panggil Naima mendekati Albe yang sudah bersandar nyaman pada head board. Setelah menghabiskan makan sepertiga malam dan meminum susu hamil. Ya, Naima membeli susu itu dan langsung memindahkan pada kotak persegi yang tersedia di kabinet. Albe tidak tahu, dan ia tidak berniat memberi tahu. Hatinya masih di antara duka dan kecewa. Ia harus mencari tahu alasan Albe tak ingin memiliki anak untuk sekarang. Ia akan mati kepayahan menanggu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-05
Baca selengkapnya

Chapt 122. Rival

Adalah persahabatan yang menumbuhkan kebahagiaan, dan meredakan kesengsaraan dengan cara menggandakan kegembiraan dan membagi kesedihan kita. Adalah keluarga yang menumbuhkan cinta, dan tempat bernaung juga tempat sebuah hati akan pulang. Adalah hati, tempat yang begitu kecil, tapi mampu menampung segala bentuk rasa, walau kadang lelah, ia tetap kuat berdetak dan memberi kehidupan. Adalah raga, yang pandai berkamuflase, dengan berlari riang. Namun penuh luka, dan berdiri kokoh walau ia lemah dan kepayahan. Nestapa mungkin bukan kata yang tepat untuk menggambarkan hati Naima saat ini. Walaupun senyum tetap mengembang dengan riang. Namun hatinya hancur. Suaminya mengalami trauma akan seorang bayi, sedang dirinya sedang berbadan dua dan di sinilah ia -rumah sakit- ternama sebelum ke tempat kerja. Albe akan pergi menuntaskan pekerjaannya dan kemungkinan akan menginap. Maka dari itu, Naima bisa leluasa. Ia berniat memeriksakan kandungannya. Juga akan menemui seorang dokter, yang ia t
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-06
Baca selengkapnya

Chapt 123. Tolong!

Jangan bangunkan orang yang sedang dilanda cinta. Biarkan ia larut dalam mimpi manis, agar tak menangis saat menghadapi fakta yang ternyata mengiris. Mari menguras mimpi yang hanya bisa diingkari oleh kenyataan. Mari mengalun doa untuk bahagia yang sebentar akan sirna. Raut dan mimik terkejut Dokter yang masih menjabat tangan Naima dengan kencang, merontokkan asa bahagia, perlahan menggores segaris luka. Karena ternyata Naima tak mempunyai daya. Ia seakan mati dengan jalan yang ia lalui. Naima melepas tautan tangan yang sekarang menjadi dingin dan berair. Kelancangannya sekali lagi membuat Naima tak bisa berpikir, apa yang akan selanjutnya ia lakukan. Kecemburuan, akan setiap sosok yang hadir dari masa lalu Albe membuatnya merasa lebih rendah hati dari sebelumnya. “Benarkan? Albe sudah menikah?” lontar Feriska lirih. Ia menjatuhkan pantatnya pada kursi kerjanya yang terlihat nyaman. “Apakah anda mengenal suami saya?” Naima memainkan dramanya. “Mm … yah, kami saling mengenal. Jika
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-06
Baca selengkapnya

Chapt 124. Terkurung 

Naima berkeliling mencari interkom, tapi nihil. Ia mendadak ketakutan. Meringkuk di depan pintu, wanita itu tetap berusaha menggedor hingga ia kehabisan tenaga. Tubuhnya sudah menggigil, kemeja tipis yang ia kenakan tak mampu menghalau suhu minus di ruangan itu. Albe yang baru datang dari bandara segera berlari masuk, saat sampai di ujung tangga pria yang terlihat berantakan itu melihat tas Naima juga jaket yang tergeletak begitu saja di ujung tangga, tapi tidak dengan orangnya. Ia segera masuk ke ruangannya, tapi Naima tak ada. Mencoba mencari ke toilet karyawan, juga taman belakang pun yang ia temukan hanya kesunyian. Semua karyawan sudah pulang menyisakan dua orang satpam di depan. “Pak, Naima sudah pulang?” tanya Albe pada satpam di depan Cafe. “Tidak tahu pak, maaf. Mungkin pas saya ke toilet atau pas saya beli rokok tadi Mbak Naima pulangnya,” jawab salah satu satpam dengan raut tak enak. “Kamu pas ngecek di dalam tahu gak?” tanya yang satu, Albe tak hapal nama mereka. “Tad
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-07
Baca selengkapnya

Chapt 125. Kemurkaan

    Cekalan di lengan itu sangat menyakitkan, tangan besar Albe mencerkeram kuat. Dengan kasar Albe menarik Naima ke ruang tengah. Naima yang masih lemah dan kedinginan tak bisa berbuat apa-apa.     “Dari mana saja kau, Nai!” desis Albe dengan rahang mengetat dan kelopak mata mengembang maksimal, terlihat menyeramkan.     “Dari rumah sakit, Yang, A–” belum sempat Naima menyelesaikan kalimatnya Albe tertawa terbahak-bahak.     “Rumah sakit? Atau rumah singgah? Atau rumah Jaka?” sambar Albe.     “Lihat bajumu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-07
Baca selengkapnya

Chapt 126. Pelajaran

Harusnya ia sedang bertutur ceria penuh canda, melagukan aroma nuansa bahagia. Nyatanya ia sedang menanggung lara, berjuang mempertahankan sebuah asa untuk masa depannya. Buah hati, harapan penyambung jiwa yang terluka. Dari ketidak tahuan yang menimbulkan kesalahpahaman, dari keegoisan yang menggoreskan nestapa. Harusnya ia tengah bergelung manja, pada lengan liat sang binaraga jiwa. Namun nyatanya ia bergelung memperjuangkan janinnya tumbuh menjadi kuat atau gugur lalu luruh. Perjuangan pada ia, sang buah cinta. Jiwanya merana, Hatinya lara Tubuhnya penuh luka Pun tak berdaya Rasanya ingin mati saja Menyusul keluarganya Namun ada dia Yang berjuang menguatkan raga dari dalam rahimnya Apakah takdir yang sedang ia jalani nyata? Atau hanya bualan mimpi belaka? Naima mencoba membuka mata, sapuan cahaya putih menyilaukan irisnya. Mengelus perutnya yang sudah sedikit menyembul. Menikmati detakan pelan di dalam sana. Melirik pada meja kecil di samping ranjangnya. Naima meraih pon
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-08
Baca selengkapnya

Chapt 127. MENCARI

Albe bergegas keluar dari ruangan Jaka, Chef Adi hanya terbengong mengikuti gerakan panik bosnya saat berlari turun. Perhatiannya terfokus pada Jaka. "Loh, muka lo kenapa bro?" herannya saat melihat kondisi Jaka "Ada orang gila mabok, ngehajar gue. Sialan emang monyet satu itu," umpat Jaka melemparkan tubuhnya ke sofa. Ia memikirkan Naima, ada apa dengan perempuan yang masih enggan pergi dari hatinya itu. Chef Adi mendekat duduk di sandaran sofa single terdekat dengan pintu. “Ada apa dengan kalian? Kalo gue gak masuk, kayaknya akan ada pertumpahan darah,” kelakar Chef Adi, yang membuat Jaka teringat kejadian yang membuat Naima terperangkap di ruang penyimpanan. “Justru gue yang harusnya introgasi shift kalian, siapa yang seharusnya bertugas untuk mempersiapkan bahan makanan? Sepertinya sudah disepakati, bukan? Akan ada pembagian tugas itu,” selidik Jaka. Setahu jaka Naima hanya bertugas menyiapkan pesanan desert ataupun cemilan dan itu sudah dibagi dengan beberapa pegawai baru.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-08
Baca selengkapnya

Chapt 128. Masalah Besar

Albe bersandar nyaman pintu mobilnya, kedua tangan terlipat di depan dada. Sebelah kaki ia tekuk dengan telapak kaki menempel pada bodi mobil. Jangan lupakan kacamata hitam yang bertengger sombong di hidung mancungnya. Orang yang lewat pasti mengira ada model yang tersesat. Tapi, mereka salah. Ia menyembunyikan matanya yang memerah karena marah. Ia bingung marahnya untuk siapa? Dirinyakah, Naima, atau Jaka? Albe segera meluruskan badan dan berdiri tegak, saat sebuah motor bebek mendekatinya. Tiara membuka helm, menaikkan sebelah alis untuk menanyakan tanpa kata. Albe berdecak mendekat, mendorong gerbang dengan terpaksa, Tiara memasukkan motor ke tempat parkir di dalam gerbang. Yah, supaya Albe tidak curiga juga. “Ada apa, Pak?” tanya Tiara, bukan dia yang mendekati Albe. Pria yang berpangkat sebagai bos-nya yang mendekat ke tempat ia memarkirkan kendaraan. “Kapan terakhir kali kamu dan Naima berkomunikasi?” cecar Albe tanpa basa basi, Tiara yang tak bisa melihat ekspre
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-09
Baca selengkapnya

Chapt 129. Masalah Mendera

Albe baru tiba di ruangannya di Cafe Kita sudah menjelang malam. Dan Naima tidak ada menghubunginya, pun juga tak ada tanda-tanda istrinya pulang. Ia mengamati tablet yang menampilkan CCTV di rumahnya. Seperti tercerahkan, Albe menuju ruang CCTV yang berada di antara ruangan Manager dan ruangan Jaka. Tapi ruangan meeting yang ramai membuatnya mengurungkan niat. Ia mengetuk pintu dan masuk. Setiap pasang mata melihat ke arah Albe dengan muka yang tegang, Albe mengernyit. "Apa ada yang urgent, sehingga semua orang dapur di sini?" tanya Albe menyilangkan tangan di dada. Memandang satu persatu wajah-wajah yang penuh ketakutan dan rasa was-was. Seperti hidup mereka bergantung padanya. Memang. Pekerjaan mereka menjadi taruhannya. Bukankah dia pemilik usaha ini? Sewajarnya mereka merasa takut. "Bisa duduk, Al?" pinta Viran memundurkan kursi. Albe mengendik, tapi tetap menerima permintaan Viran. "Tolong, dengarkan dulu. Ini mungkin akan membuatmu tak nyaman. Tapi, kita h
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
21
DMCA.com Protection Status