Naima meringis, tidak tau harus mengatakan apa, ia hanya melirik ke arah Jaka. Viran mendengus. “Tau ni Naima, anak kecil juga ngurusin gue yang suka bikin anak,” decak Viran, menyandarkan punggungnya pada sofa dan menaikkan kaki pada meja. Jaka berderap masuk dan duduk di sofa single dekat pintu. ”kan sekarang udah pinter juga, ya gak, Nai?” sindir Jaka dengan raut jijik. “Apaan sih Pak Jaka. Nai cuma godain Bang Viran doang kok,” elak Naima, mukanya sudah menghangat. Melirik ke arah jam yang melingkar di lengan kirinya. Naima bangkit. “Nai, turun dulu, Pak Jaka, Bang ... Udah waktunya kerja,” pamit Naima, ia tidak nyaman ada Jaka. Aura pria itu selalu menunjukkan permusuhan sekarang. Naima tidak tahu jika hati Jaka masih mengharapkan perempuan itu. Tapi rasa kecewa menutupinya. “Udah, sini aja dulu Nai. Laki lo juga yang punya usaha, l
Last Updated : 2021-12-01 Read more