Home / Urban / Married at First Sight? / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Married at First Sight?: Chapter 61 - Chapter 70

127 Chapters

61. Keputusan Hati

Baru beberapa menit Clarabelle dan Susan duduk di depan kamar Adriano, muncul Jordan bersama dengan Lorenz. Hati Clarabelle berdenyut. Perih kembali menghujam. Tapi dia menekan rasa itu, tidak mau menunjukkannya di depan Susan dan Lorenz. Apalagi jika nanti di depan papanya. “Honey … how is papa?” Jordan berdiri di depan Clarabelle. Dia mengulurkan tangan, memegang kedua bahu Clarabelle. Clarabelle enggan memandang Jordan. Dia sedikit menunduk. “Papa sedang tidur. Kondisinya buruk.” Jordan menghela nafas panjang. “Bisakah aku melihatnya?” Clarabelle mengangguk. Tanpa bicara dia berdiri dan berjalan masuk ke dalam kamar diikuti Jordan. Di dalam kamar Adriano masih terlelap. Tapi jelas dia tampak pucat dan sangat lemah. Jordan berdiri di dekat ranjang, memandang pada pria sederhana yang penyabar itu. Saat Adriano tahu perbuatan Jordan, dia tidak mengusir Jordan agar pergi dari Clarabelle. Adriano meminta hati Jordan terbuka, mau berubah, dan han
last updateLast Updated : 2022-01-04
Read more

62. Menghadapi Karen

“Papa sedang sakit, sangat sakit. Jika dia tahu aku dan kamu seperti ini …” Clarabelle menatap Jordan.  Dia merasa hatinya berantakan. Tapi dia tidak mau kalah dengan keadaan. Dia hanya mau papanya sehat kembali. “Lala …” Jordan lega, tapi hatinya juga menciut. Clarabelle memutuskan tetap bertahan, mau di sisi Jordan, demi Adriano. Itu artinya bukan tulus karena memang ingin bersama Jordan. “Aku hanya mau papa sehat. Apapun caranya aku akan lakukan. Jika berada di sisimu bisa membuat papa kembali kuat, aku tidak akan pergi.” Clarabelle menyelesaikan kalimatnya. “Thank you.” Jordan berkata lirih. Baiklah, memang Adriano adalah alasan Clarabelle bertahan. Tidak apa-apa. Setidaknya dia, dan Clarabelle tidak akan berpisah dan Jordan punya kesempatan untuk sekali lagi berjuang membuktikan dia memang telah jatuh cinta pada istrinya. “Jadi, di depan papa, kita akan bersandiwara semuanya baik. Oke?” Tatapan Clarabelle kembali tajam. Jordan tidak mengatak
last updateLast Updated : 2022-01-06
Read more

63. Jangan Pernah Kembali!

Karen sangat terkejut dengan keberanian Clarabelle. Dia sama sekali tidak menciut meskipun Karen terus saja mencoba membela diri, dan justru mempersalahkan Clarbelle masuk dalam hidup Jordan karena menikah dengan pria itu. “Aku memang punya pikiran kuno, tidak sebebas kamu. Tapi aku bangga dengan itu, Karen. Sebab aku memegang sesuatu yang benar dan bukan sesuatu yang tercela. Kamu seharusnya yang tahu diri, dan menyingkir dari hidup seorang pria yang sudah menikah.” Tangan Clarabelle terkepal, makin berani dia bicara. “Siapa yang mau peduli ucapan kamu? Aku cinta Jordan, aku akan mendapatkan dia lagi, apapun caranya,” tegas Karen. Dia tidak mungkin mau mengalah pada wanita sederhana seperti Clarabelle.  “Sayang sekali, kamu harus menerima kenyataan. Jordan tidak mungkin bersama kamu lagi.” Karen makin tajam menatap Karen. Dia harus membuat Karen pergi dari hidup Jordan. “Kalau begitu kamu juga harus terima kenyataan jika di belakangmu, aku dan J
last updateLast Updated : 2022-01-10
Read more

64. Pesan Terakhir

Karen maju dua langkah dan dengan erat dia memeluk Jordan. Dia rasakan harum maskulin Jordan yang dia suka. Setelah ini semua akan berlalu. Karen memejamkan mata, menikmati kuatnya lengan dan dada Jordan dengan makin erat memeluknya. Dia tidak ingin melakukan lebih, hanya memeluk saja.“Aku harus pergi, Karen. Maafkan aku.” Jordan melepaskan Karen. Lalu dia berjalan keluar kamar tanpa menoleh lagi.Karen menatap Jordan dengan butiran bening hampir tumpah di ujung matanya. “You will never be mine, Joy. Never.” Karen berkata lirih.Jordan tidak ingin sedikitpun menoleh lagi, dia langkahkan kaki dengan kelegaan yang perlahan memenuhi hatinya. Karen tidak akan ada lagi di antara dia dan Clarabelle. Tahap selanjutnya dia akan berjuang lebih keras membuat Clarabelle kembali tersenyum. Mengawali perjuangan kali ini, Jordan akan memberi kejutan pada Clarabelle. Dia belum tahu seperti apa, tapi harus sesuatu yang sangat istimewa sehingga Clarabell
last updateLast Updated : 2022-01-11
Read more

65. Kunjungan Tak Terduga

Ucapan Adriano membuat hati Clarabelle terasa berantakan. Apakah memang papanya tidak akan bertahan? Tidak. Clarabelle tidak mau jika dia harus kehilangan Adriano. Dia belum siap. Dia masih ingin bersama papanya lebih lama.“Papa … aku panggil dokter sekarang.” Clarabelle melepas genggaman tangan Adriano.Adriano menggeleng. Dengan sedikit gemetar dia meraih tangan Clarabelle dan menyatukannya lagi dengan tangan Jordan.“Sedikit lagi, Lala …” ucap Adriano.Clarabelle tak bisa membendung air matanya. Tubuhnya terasa limbung. Sungguhkah ini saat terakhir dia bersama papanya?“Kalian … berjanji …” Adriano memandang dengan mata kuyu dan tatapan lelah. “Berjanjilah … apapun … jangan berpisah …”“Iya, aku janji, aku ga akan pisah sama Jordan, aku akan jadi istrinya seumur hidupku. Tapi Papa harus sehat. Papa lihat aku dan Jordan akan terus sama-s
last updateLast Updated : 2022-01-14
Read more

66. Tatapan Penuh Kebencian

James segera melepaskan pegangannya dari tangan Clarabelle. Dia memandang pada Jordan yang menatap padanya dengan penuh kebencian.“Jordan …” Hampir bersamaan James dan Clarabelle menyebut nama itu.“Nice, very nice.” Jordan tersenyum getir. Wajahnya memerah dengan tangan terkepal di sisi badannya. “Aku tidak heran kalau kamu mengulangi lagi yang kamu pernah lakukan, James. Memang kamu selalu ingin menghancurkan aku.”“Jordan, jangan salah paham. Aku dan Lala tidak ada apa-apa. Dia hanya sedih, dan aku …”“Sudahlah, James. Kamu akan terus jadi pecundang. Tidak mau mengakui perbuatanmu. Belum puas kamu membuat aku remuk? Belum puas kamu singkirkan Annette?” Tatapan kebencian Jordan makin dalam. Kata-katanya meluapkan emosi dan luka yang dia pendam.“Jordan! Kamu tahu semua itu tidak benar!” Dengan tegas, sedikit berteriak, James meminta Jordan tidak memaksa pikiran
last updateLast Updated : 2022-01-15
Read more

67. Kemarahan Jordan

Malam itu Jordan tidak datang ke rumah sakit. Saat Adriano bertanya, Clarabelle terpaksa berdusta dengan alasan ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggal. Jordan tidak menjawab pesan yang Clarabelle kirim, tidak juga mau menerima telpon.“Dia benar-benar marah. Aku harus bagaimana?” batin Clarabelle. Dia sangat resah. Urusan dengan Karen baru saja kelar, sedangkan dengan Jordan Clarabelle belum benar-benar penyelesaian, muncul masalah baru.Makin gelisah, Clarabelle menghubungi Susan. Dia tidak sanggup menahan semua tekanan yang datang. Dia perlu mencurahkan penat yang mendera hatinya. Susan segera datang ke rumah sakit, padahal sudah hampir tengah malam.“I am really sorry, Susan. It is really hard for me.” Clarabelle mengusap matanya yang mulai berair. DIa tidak mau menangis, tapi hampir tak bisa lagi menahan butiran bening turun ke pipinya.“Aku justru senang kamu mau cerita. Kalau kamu tidak mengatakan apapun, bagaimana bis
last updateLast Updated : 2022-01-17
Read more

68. Bye, Pa

Secepat mungkin Clarabelle kembali ke rumah sakit. Sepanjang jalan hatinya sangat cemas. Doa terus dia naikkan agar Tuhan berbelas kasih, Adriano mampu melewati situasi berat yang sedang dia hadapi. Perjalanan dengan mobil melaju yang cukup kencang rasanya begitu lama. Butiran bening beberapa kali meluncur di kedua mata Clarabelle tanpa bisa dia tahan.“Tuhan, kumohon, kumohon … aku tak bosan meminta, tolong selamatkan papa. Kumohon, jangan bawa dia. Aku akan sendirian. Aku butuh papa. Kumohon …” Berulang kali kata-kata yang sama Clarabelle bisikkan sambil dia melihat jalanan.Begitu mobil terparkir, Clarabelle turun, dan berlari semampu langkah kakinya menuju ke ruangan Adriano. Ruangan tertutup, Clarabelle tahu itu artinya dokter dan para perawat ada di dalam sedang menangani Adriano. Clarabelle mengintip dari jendela.Seorang dokter dan tiga perawat di dalam. Clarabelle semakin tegang. Entah apa yang mereka lakukan, yang pasti hati C
last updateLast Updated : 2022-01-19
Read more

69. Jangan Menangis Lagi

“Tuan Hayden!” Lorenz memangil Jordan yang duduk di ruangannya. Jordan mengangkat wajahnya, melihat asistennya yang memandang dengan tatapan aneh. “Kenapa Tuan masih di sini?” tanya Lorenz. “Apa yang salah? Aku di kantor bekerja?” ujar Jordan heran dengan pertanyaan Lorenz. Lorenz hampir tidak percaya mendengar jawaban Jordan. Ayah mertuanya meninggal, Jordan tidak peduli? “Tuan tidak dapat pesan dari Nyonya Hayden? Maksudku, istri Tuan?” tanya Lorenz lagi. “Kenapa kamu mengurusi istriku?” Jordan seketika kesal. “Susan pergi lebih cepat hari ini. Dia mendapat pesan ayah Nyonya Clarabelle Hayden meninggal.” Lorenz menatap Jordan. “Apa kamu bilang?” Jordan sangat kaget dengan kata-kata Lorenz. Segera dia ambil ponsel yang tergeletak di meja dan melihat pesan Clarabelle. “Damn!” Jordan berdiri seketika dan berjalan dengan cepat keluar ruangan itu. “Bereskan mejaku!” Perintahnya pada Lorenz. Lorenz hanya men
last updateLast Updated : 2022-01-22
Read more

70. Tanpa Papa, Bersama Jordan

Seminggu berlalu. Rasa kehilangan belum juga pergi. Clarabelle masih berada di rumah Adriano, belum ingin kembali ke rumah Jordan. Dia masih ingin merasakan Adriano ada di dekatnya. Jordan mengalah. Dia ikut tinggal di rumah Adriano. Sesekali dia menengok rumah, memastikan semua baik-baik saja.Hari itu, Jordan ingin menghibur Clarabelle. Rencananya ingin membuat momen bersama Clarabelle tertunda karena Adriano berpulang. Dia memikirkan apa yang bisa dia lakukan agar senyum Clarabelle kembali.Ronald, lagi-lagi memberi dia ide bagaimana bisa membuat sebuah kejutan. Sepulang kerja sore itu, Jordan ingin mewujudkannya.“Tunggu aku pulang, Lala. Dan hari ini senyum lebar akan aku lihat dari bibirmu yang mungil itu.” Jordan tersenyum kecil membayangkan Clarabelle kembali tersenyum.Jordan mengendarai mobil dengan sedikit cepat. Dia sudah menyiapkan beberapa hal untuk menghabiskan malam dengan Clarabelle. Begitu tiba di rumah, kejutan demi kejutan
last updateLast Updated : 2022-01-22
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status