Jakarta, 16 April 2018 Sesaat, tubuh Kristin membeku. Perempuan itu menghentikan langkah dan tersenyum kikuk. Rupanya, dia sudah menginterupsi sesuatu yang sangat pribadi. “Oh, maaf!” sesalnya. Menyadari kehadiran Kristin, Andra menjadi salah tingkah. Kedua pipinya memanas. Gadis itu memalingkan wajah seraya menyelipkan sejumput rambut yang menjuntai ke belakang telinga. Sedangkan Bram berdeham kemudian bangkit dari duduknya. Lelaki itu menyambar ponsel yang masih berada di tangan Kristin. “Bu Kris, tolong antar Rara ke kamar. Dia harus istirahat,” titah Bram kemudian beranjak menuju teras samping. Sekilas lelaki itu menilik ke arah Andra yang juga sedang menatapnya. Mereka saling melempar senyum penuh arti. Kristin mencoba memahami situasi itu. Sebagai sosok yang lebih tua dan berpengalaman, peremuan itu tahu bahwa keduanya sedang dimabuk asmara. “Baik, Mas,” sahut Kristin datar lalu merentangkan tangan kanannya ke arah Andra. “Ayo, Mbak. Kita ke atas.” “Iya, Bu.” Andra mengik
Terakhir Diperbarui : 2022-04-01 Baca selengkapnya