Home / Romansa / BENALU / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of BENALU: Chapter 91 - Chapter 100

149 Chapters

Bab 44 (Season Dua)

Benalu 2, part 44POV MartinaAstaga! Aku mendengar suara Berlin mendatangi Mas Angga. Aku harus bagaimana? Berlin nekad juga ternyata. Apakah hari ini akan ketahuan semuanya? Nggak ini nggak boleh terjadi. Tapi aku bisa apa? luka sesar ini saja belum sembuh. Nggak mungkin aku nekad akan menemui mereka. Tapi, semuanya akan terbongkarkah?Mas Angga juga langsung mematikan sambungan telpon. Padahal aku ingin bilang jangan percaya gitu saja omongan dia. Aish, entahlah aku makin bingung sendiri. Aku harus bagaimana? Aku scroll hape ini berkali-kali. Mencoba mencari-cari nama di dalam kontak yang siapa tahu ada nama yang bisa membantuku. Sial. Tapi tak aku temukan. Yang ada malah semakin bingung saja. “Tin, ibu mau gendong Yusuf, ya!” ucap Ibu nyelonong masuk ke kamar begitu saja. Astaga kenapa ibu harus datang, sih. Aku makin galau saja. Nggak di bolehin gimana? Di bolehin juga gimana? Akhirnya pasrah. Karena ibu langsung mengambil Yusuf dari boxnya.“Hati-hati, ya, Bu?” ya, hanya itu y
last updateLast Updated : 2022-07-23
Read more

Bab 45 (Season Dua)

Benalu part 45POV ANGGA“Maaf, Mbak, ada yang bisa saya bantu?” tanyaku lagi kepada perempuan yang lagi menikmati kopi pesanannya.“Nggak ada, Mas, hanya ingin kenalan aja,” jawabnya selow. Mengaduk-aduk kopinya. Sesekali dia menatapku, kemudian tersenyum. Senyum yang tak bisa aku artikan. Apa maksudnya?“Mbak kok tahu nama saya?” tanyaku. Dia malah tersenyum, kemudian menyeruput kopinya lagi. Alisnya naik turun seakan mempermaikan perasaan lawan bicara.“Nggak pentinglah saya tahu dari mana?” jawabnya dengan nada santai banget. Nggak mikir dia kalau aku penasaran. Aku tajamkan pandangan. Mengingat-ingat, apakah dia teman masalalu? Ah, tapi kayaknya aku belum pernah melihat dia. Sangat asing sekali.Cantik juga cewek ini. Kulitnya putih, wajahnya juga mulus sampai tak ada satu jerawat yang menempel di pipinya. Hidungnya juga mancung, matanya juga indah. Rambutnya ikal, tapi membuatnya semakin terlihat berkelas. Siapa dia? Kok bisa kenal namaku?“Ok, kalau gitu, nama Mbak tadi siapa?
last updateLast Updated : 2022-07-24
Read more

Bab 46 (Season Dua)

Benalu part 46POV DEWI“Kamu kenapa, Sayang?” tanya Mas Romi seraya fokus mengemudi. Iya, kami sudah OTW ke rumah Om Heru. Menempuh perjalanan enam jam sangatlah lama dan melelahkan tentunya.“Kenapa apanya?” tanyaku yang nggak fokus. Entahlah, aku memikirkan Mila. Ekspresi dia saat kami pamit tadi, sangat membuatku terganggu. “Kok, diem aja?” tanyanya lagi. Aku memandangnya, dia juga sedetik membalas pandanganku.“Kenapa, kok, mukanya kusust gitu?” tanya Mas Romi lagi. harusnya aku memikirkan Mita yang lagi kena masalah. Walaupun aku nggak tahu masalahnya apa.“Lagi mikirin Mila,” jawabku, kemudian menyandarkan kepala di sandaran bangku mobil. Aku duduk di depan, karena kalau duduk belakang nanti di kiri majikan dan sopir. Kasihan Mas Romi. Akhirnya Bi Ijah yang duduk di belakang.“Jangan terlalu di pikirkan, ya, kasihan dedek bayinya, pasti juga ikutan mikir,” sahutnya dengan pandangan fokus ke depan. Aku terdiam, seraya ikut memandangi jalanan yang lumayan ramai. Jalan menuju ke
last updateLast Updated : 2022-07-25
Read more

Bab 47 (Season Dua)

Benalu part 47POV DEWIReflek kedua tangan ini menutup mulutku, saat mata ini melihat sosok Mita sedang bersandar di tembok sudut kamarnya. Astaga! keadaanya sangat memprihatinkan. Rambutnya acak-acakkan, seperti lama tak keramas, bajunya lusuh kayak lama nggak mau ganti dan tatapan matanya kosong dengan mata panda yang menghitam.“Mita kenapa bisa kayak gitu, Om?” tanyaku dengan nada serak. Aku memandang Om Heru dan Tante Tika bergantian. Wajah mereka seakan juga tak bisa menjelaskan. Hanya kesedihan yang terlihat.“Jangan mendekat, Dewi!” sergah, Om Heru, saat melihat kaki ini hendak melangkah mendekati adikku. Seketika langkah ini terhenti.“Kenapa, Om?” tanyaku lirih seraya menatapnya. Om Heru terlihat menarik nafasnya kuat-kuat dan menghembuskannya perlahan. Mangatur desah nafasnya yang memburu.“Dia seakan tak mengenali sekelilingnya, dia bisa marah-marah dan memukul siapapun yang mendekati dia, Om nggak mau kamu kenapa-kenapa, apalagi kamu lagi mengandung,” jelas Om Heru.“Ast
last updateLast Updated : 2022-07-26
Read more

Bab 48 (Season Dua)

Benalu 2, part 48POV ANGGA“Anak Papa udah bangun,” aku lagi menimang-nimang Yusuf yang baru saja terbangun dari tidurnya. Gemes sekali rasanya. “Mas,” sapa Martina.“Hemmmm,” jawabku nggak fokus ke dia. Aku masih fokus ke Yusuf. Menciuminya berkali-kali. Bau bayi itu enak banget. Nggak ada puasnya pokoknya. “Mas, tadi kayaknya ada cewek nemuin kamu, siapa?” tanya Martina. Aku meliriknya, owh, ya, baru teringat, mungkin yang di maksudnya Berlin. Karena tadikan waktu Berlin datang pas telponan sama Martina.“Namanya Berlian Syafirda, katanya biasa di panggil Berlin,” sahutku santai, masih fokus dengan memandangi wjaah Yusuf. Kayaknya benarlah yang di bilang orang-orang, kalau Yusuf itu mirip denganku. Mungkin karena waktu masih dalam perut aku sering bertengkar dengan emaknya.“Dia ada perlu apa? teman kerja?” tanya Martina seakan mengintrogasi.“Dia nawarin pekerjaan,” balasku santai. Masih menimang-nimang Yusuf.“Nawarin pekerjaan?” tanyanya mengulang kata itu. Nada bicaranya anta
last updateLast Updated : 2022-07-27
Read more

Bab 49 (Season Dua)

Benalu part 49POV RAMA“Kamu kenapa, Sayang, kok, cemberut aja?” tanyaku kepada Mila. Aku merasa banyak perubahan pada dirinya. Mila yang selalu ceria kini seakan banyak cemberutnya. Mila berhambur memelukku.“Papa udah sehat?” tanyanya balik. Aku mengerutkan kening. Berusaha memahami. Membalas pelukkannya mungkin lebih baik.“Udah dong, Mila bisa lihat sendirikan! Papa udah sehat,” jawabku, membelai rambut panjangnya. Kemudian menciumnya. Tapi, aku merasakan tubuhnya bergoyang, seakan lagi menangis. Aku segera melepaskan pelukkannya. Ya, saat ini aku lagi di kamar Mila. Karena penasaran, dia betah banget di kamarnya.“Loh, kok, nangis?” tanyaku seraya mengusap air matanya. Bibirnya semakin mencebik, seakan menahan tangis yang mau meledak.“Sayang, kenapa, Nak?” tanyaku lagi. Karena bibirnya semakin mencebik seakan takut meledak. Tapi air matanya sudah kayak air terjun, deras mengalir. Karena dia hanya tertunduk dengan air mata yang berjatuhan, akhirya aku memeluknya lagi. menenggel
last updateLast Updated : 2022-07-28
Read more

Bab 50 (Season Dua)

Benalu part 50POV DEWIAku penasaran dengan Mita. Aku Putuskan untuk mendekat. Mumpung Mas Romi lagi mandi. Lagian dia kalau mandi lama juga. Aku awasi sekeliling rumah. Sudah sepi. Mungkin Om Heru dan Tante Tika sudah tidur. Dengan hati berdebar aku mendekati kamar Mita. Nggak tahu kenapa, mendekati kamar Mita seakan mau mendekati kamar mayat. Merinding juga.Dengan langkah kaki yang pelan aku medekati kamar Mita. Takut ketahuan nanti pasti nggak di bolehin masuk ke kamar Mita. Karena tadi saja aku nggak di ijinin masuk. Padahal aku sangat ingin memeluk Mita.Tapi rasa penasaranku semakin kuat. Aku tetap penasaran dengan kondisi Mita. Ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Seakan nggak sabar menunggu hari esok. Ya, memang tak sabar rasanya.Kalian tahu apa yang ada dalam pikiranku? Pelecehan seksual. Iya, kayaknya mita mengalami itu. Hingga dia depresi seperti itu. Seketika saja aku langsung mengingat kejadian yang menimpa Rizka dulu. Ya, walau aku tak tahu persis, karena hanya ti
last updateLast Updated : 2022-07-30
Read more

Bab 51 (Season Dua)

Benalu part 51POV MartinaSyukurlah kalau Mas Angga menolak kerjaan yang di tawarkan Berlin. Aku yakin Berlin ada maksud lain. Tapi apa maksudnya? Dari mana dia tahu kalau Mas Angga itu suamiku? Apa memang dia sudah ngawasin aku selama ini? Banyak pertanyaan yang mengiang-ngiang di kepala.Semoga saja Mas Angga nggak tertarik dengan kecantikkan Berlin. Ya, karena Berlin juga mempunyai daya tari tersendiri, untuk menarik lawan jenisnya. Selain cantik juga kaya. Belum menikah juga. Cowok mana yang nggak klepek-klepek dengan dia.Tapi setahuku Berlin mempunyai selera tinggi untuk menilai cowok. Makanya dia belum menikah-menikah juga karena masih terlalu menyeleksi cowok. Bukan karena nggak ada yang mau sama dia. Tapi sebaliknya, banyak yang ngantri. Tapi semuanya zonk, belum ada yang dia pilih.“Kamu kenal dengan Berlin?” tanya Mas Angga tiba-tiba, setelah aku keluar dari kamar mandi. Aku lihat dia lagi menggenggam gawaiku. Degub jantung langsung terasa. ‘Tenang Martina, kan sudah kamu
last updateLast Updated : 2022-07-31
Read more

Bab 52 (Season Dua)

Benalu part 52POV ANGGAAku memang sengaja menyindir Martina. Aku yakin dia ada hubungannya dengan Berlin. Awalnya aku sempat besar kepala, saat Berlin kenal dan mencari tahu tentang aku. Setelah aku tahu, nomor dia ada di hape Martina, aku semakin yakin Bellin ada tujuan khusus mendekatiku.Martina masih terdiam. Matanya masih mendelik melihat kartu nama dan gawainya. Ya, pasti dia faham maksudku.“Berlin, ngasih kartu nama?” tanyanya. Aku menarik nafasku kuat-kuat dan menghempaskannya pelan-pelan. Kenapa dia harus bohong? Kenapa tadi dia bilang tak mengenal Berlin?“Iya,” jawabku singkat. Bibirnya terlihat bergetar. Gelagapan.“Kok, nomornya bisa sama dengan nomor nyasar ini, ya?” sahut Martina dengan nada serak. Dia melirikku seraya menelan ludahnya sendiri.“Dia hubungin kamu?” tanyaku balik.“Iya, Mas,” jawabnya dengan menggigit bibir bawahnya. Kuusap wajahku pelan.“Dia ngomong apa?” tanyaku lagi. jujur saja aku curiga. Nggak mungkin kalau hanya sekedar nomor nyasar. Wajah Mar
last updateLast Updated : 2022-07-31
Read more

Bab 53 (Season Dua)

Benalu part 53POV DEWITubuh bergetar mendekati Mita. Perutku juga merasakan sakit. Karena aku shok. sangat shok melihat tubuh Mita menggantung di atas. Ya, Mita mencoba bunuh diri dengan cara gantung diri.Badanku terasa kaku, saat tersadar aku langsung berteriak sekuat-kuatnya. Untung Om Heru dan yang lainnya segera datang. Akhirnya Om Heru dan Mas Romi menurunkan Mita. Mita masih tertolong. Tapi jerat di lehernya sudah membekas.Badanku melemas ke lantai. Mataku masih mendelik seakan tak percaya dengan apa yang aku lihat tadi. Bagaimana tidak? seandainya aku menuruti keinginan Om Heru untuk tak masuk ke kamar Mita, mungkin besok pagi, kami sudah menjumpai tubuh Mita yang kaku dalam gantungan.Tante Tika histeris melihat kondisi anaknya. Jangankan Tante Tika, aku sendiri juga tak kalah histeris. Hingga tubuh ini merasa sangat kaku. Mulut seakan tak bisa berteriak. Kaku. Itu tadi, kini badan terasa melemas. Sangat lemas setelah kembali normal seperti biasanya.“Ya Allah Mita, kenapa
last updateLast Updated : 2022-08-01
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status