Semua Bab BENALU: Bab 101 - Bab 110

149 Bab

Bab 54 (Season Dua)

Benalu part 54POV Martina“Aku dan Berlin itu sebenarnya ada masalah, di masalalu,” ucapku seraya menarik nafasku kuat-kuat dan melepasnya pelan. Jujur saja aku deg-degan mau cerita. Nggak cerita juga suatu saat akan terbongkar. Dari pada Berlin yang mengatakan, kayaknya mending aku yang menyampaikan. Secara Berlin sudah tahu semuanya tentang Mas Angga. Kapan saja dia bisa memberitahukannya. Mas Angga terdiam, mungkin masih menunggu lanjutan ceritaku. “Apakah kamu mau janji tak akan marah jika aku menceritakan semua masalaluku?” tanyaku. Dia sedang menhembuskan nafasnya.“Tina, semua punya masa lalu, akupun juga. Dan kamu juga tahu, seburuk apa masalaluku, hingga aku di ceraikan Dewi,” ucap Mas Angga. Dewi? apa kabarnya dia.Untuk kesekian kalinya aku mengatur nafas. Merasa nyeri ulu hati kalau ingin menceritakan masalalu yang kelam. Seakan mengingatkan kembali rasa sakitnya. Mengingatkan kembali susah payahnya dalam mengatasi masalah itu.“Berlin itu adik ipar Haris, ayah biologisn
Baca selengkapnya

Bab 55 (Season Dua)

Benalu part 55POV ANGGA“Besok lagi Martina ceritakan, ya, Mas masalah bisnis itu, perutku sakit ini, ngilu. Aku pengen istirahat.” Ucap Martina. Ya, kalau dia udah bilang perutnya sakit aku mau ngomong apa? memang nyatanya perut dia habis di sesar.“Ok lah, tapi janji, ya, besok mau cerita semuanya, jangan ada yang di tutup-tutupi lagi,” sahutku. Karena kalau dia udah bilang perutnya ngilu, seakan perutku juga ikutan ngilu. Entahlah kenapa bisa begini.“Besok masih acaranya Yusuf,” jawabnya. Aku jadi semakin penasaran. Bisnis apa yang dia jalankan. Hingga seakan dia ragu untuk menceritakan.“Yaudah sekarang aja kalau gitu, tinggal nyebutin bisnis apa gitu,” sahutku. Aku lihat dia merebahkan badannya. Kemudian mendesah.“Mas, besok aja ya ..., setelah acara Yusuf aku ceritakan. Ini juga udah malam, istirahat dulu,” jawabnya seraya membenahi selimut.kemudian aku membantunya untuk membenahi selimut.Aku mau ngomong apa lagi, sedangkan yang punya cerita nggak mau melanjutkan. Nggak mau
Baca selengkapnya

Bab 56 (Season Dua)

Benalu part 56POV DEWI“Om, gimana keadaan Mita?” tanyaku kepada Om Heru pagi ini. Aku juga nggak nyenyak tidur semalaman mikirn kondisi Mita.“Nggak tahulah, Wi. Om juga bingung dengan apa yang semuanya terjadi, nggak tahu juga menyalahkan siapa? Karena Mita belum bisa di ajak komunikasi.” jawab Om Heru terdengar pasrah. Aku menatap Tante Tika yang duduk bersebelahan dengan Om Heru. Matanya sembab. Pasti karena sering nangis. Aku bisa membayangkan bagaimana perasaannya. Pasti sakitt luar biasa dengan kondisi ini.Iya, kuncinya memang ada di Mita sendiri. Tapi bagaimana mau mencari tahu. Sedangkan Mita sendiri kondisinya lagi kayak gitu. Aku ingin sekali membantu Om Heru, tapi bagaimana caranya?“Om hari ini jadi bawa Mita ke rumah sakit?” tanyaku. “Ngundang dokter ke sini saja, Wi. Jadi Mita lebih terjaga,” jawab Om Heru. Aku mendesah. Iya juga, kalau di rumah sakit bisa-bisa kalau yang bermasalah dengan Mita, akan datang di saat kami lengah. Kalau di rumah kayaknya lebih enak meng
Baca selengkapnya

Bab 57 (Season Dua)

Benalu part 57POV ANGGA“Ga, ini aja bagus!” ucap Ibu saat memilih baju. Akhirnya aku menuruti keinginan Ibu untuk ikut ke toko baju. “Udah, Ga! ajak Mami itu jalan-jalan, di rumah juga nggak mau bantuin juga. bikin sepet mata aja,” ucap Mami tadi sebelum berangkat. Jujur saja aku nggak enak banget sama Mami. Ibu juga kelewatan. Sudah tahu di rumah Mami lagi ribet, dia malah mau enaknya sendiri. Hanya mau jadi tim penyicip.Aku hanya bisa mendesah. Mau ribut sampai sobek ini mulut, Ibu juga nggak akan bisa mengerti. Nggak tahu lagi gimana ngomong sama Ibu. Semakin tua semakin bertambahnya umur, semakin ke kanak-kanakkan saja dia.“Iya, Mas, Ibu ajak keluar aja untuk hari ini,” sahut Martina juga tadi. Membuatku semakin bingung. Bingungnya karena duitku jelas nggak cukup untuk memenuhi keinganan ibu yang absurd itu.“Kamu kenapa?” tanya Martina tadi. Karena aku enggan beranjak ngajak ibu pergi.“Uang, Mas nggak cukup nuruti keinginan Ibu,” sahutku. Malu sebenarnya, tapi dari pada bin
Baca selengkapnya

Bab 58 (Season Dua)

Benalu part 58POV MARTINA“Haduh, gantengnya anakmu, Tin. Muirip bapaknya.”“Iya, masyaallah, wajah bapaknya semua.”“Gemes buanget sama anakmu, Tin. Ganteng.” “Jiplek Bapaknya.”Iya, semua orang yang datang bilang seperti itu. Entahlah, beneran mirip Mas Angga, atau hanya karena mereka tahunya Mas Angga adalah bapaknya. Aku hanya senyum-senyum saja menanggapi itu. Senyum dengan rasa bersalah. Hati ini tetap merasa bersalah dengan Mas Angga, jika ada orang yang bilang, wajah Yusuf mirip Mas Angga.Keadaan di rumah memang lagi ramai. Aku tetap masih di kamar. Orang berdatangan ada yang masuk ke kamar jika ingin melihat Yusuf. Saudara dan tetangga pada berdatangan membantu masak untuk acara tasyakuran Yusuf. Ramai.Mas Angga lagi keluar bersama Ibu. Mami juga yang nyuruh, dari pada bikin ribet. Mau di sindir model gimanapun, Ibu nggak bakalan ngerti. Entahlah, kalau bahas Ibu hati ini langsung memanas. Langsung emosi pokoknya.Aku kasihan dengan Mas Angga. Aku tahu dia pas-pasan duitn
Baca selengkapnya

Bab 59 (Season Dua)

Benalu part 59POV DEWIHati dan pikiran benar-benar terasa terpecah. Separuh di sini, separuh di sana, memikir anakku Mila. Memikirkan adikku Mita. Mereka berdua beanr-benar berarti bagiku. Tak bisa memilih. Tapi, raga sudah terlanjur di sini. Kalau dekat, pasti aku menjemput Mila. Dengar di telpon dia menangis memanggil namaku terasa sangat sesak dada ini.“Sayang,” sapa Mas Romi. Aku menoleh ke arahnya. “Iya, Mas,” balasku.“Ngelamun aja,” sahut Mas Romi. Aku mendesah. Sekarang kami semua ada di rumah sakit. Melakukan bisum untuk Mita. Agar mengetahui semuanya. Semoga saja yang ada dalam pikiranku salah.“Kepikaran Mila,” jawabku lirih. Supaya Om Heru dan tante Tika tak mendengar. Karena jelas tak enak hati dengannya. Di sini masalah lagi kayak gini, malah memikirkan yang lainnya.“Kasihan dedeknya, jangan di bawa stress, ya,” ucap Mas Romi seraya memegang perutku. Aku tersenyum memandangnya.“Mila nggak nyaman tinggal bersama Rizka, Mas. Dan sampai nangis kayak gitu manggil-mangg
Baca selengkapnya

Bab 60 (Season Dua)

Benalu part 60POV ANGGA“Ibu nanti pasti paling cantik, ya, Ga, di acara tasyakuran Yusuf? pakai baju termahal di toko itu,” celetuk ibu, membuat aku hanya bisa menggigit bibir bawah. Kasihan sekali melihat ibu, yang tingkahnya semakin aneh saja.“Ibu mau pakai baju apa saja tetap terlihat cantik,” sahutku. Ibu tersenyum. Aku melirik jam, masih siang, aku harus membawa ibu kemana lagi ini? mertuaku nggak ingin ibu ada di sana. aku faham maksud Mami. Dari pada Ibu jadi bahan gunjingan orang nanti.“Bapakmu dulu nggak pernah muji ibu,” tiba-tiba raut wajah ibu yang tadi girang sekarang menjadi suram. Masalalu ibu dengan almarhum Bapak, memang meninggalkan luka mendalam. Karena bapak memang nggak ada romantis-romantisnya sama Ibu. Tak segan-segan membentak. Mungkin ini juga yang menyebabkan ibu seperti ini. “Udah, Bu, nggak usah di bahas, bapak sudah tenang di sana,” sahutku.“Bapakmu nggak bakal hidup tenang di sana, semasa hidupnya hanya bisanya nyakitin istri,” sungutnya. Wajah yan
Baca selengkapnya

Bab 61 (Season Dua)

Benalu part 61POV MartinaSemoga acara tasyakuran Yusuf berjalan dengan lancar. Hati ini berdebar setelah baca pesan singkat dari nomor itu. Entah dari siapa? Tapi kayaknya dari Haris. Tapi kenapa dia menginginkan Yusuf? Bukannya dia nggak menginginkannya? Bukannya dia ingin menggugurkannya dulu itu?Aku masih mengingat betul nomor kontak Haris. Karena hafal di luar kepala. Aku mencoba menghubungi, tapi sudah tak aktif. Setelah Mami keluar dari kamar, aku mencoba menghubungi nomor baru itu. Tersambung tapi nggak di angkat. Apa maksudnya? Aku ambil Yusuf dari dalam Box, aku nggak mau lengah. Apalagi di rumah lagi banyak orang. Keluar masuk suka-suka. Takutnya ada suruhan Haris, untuk masuk ke rumah, saat aku lengah Yusuf di ambilnya.Astaga! aku jadi parno sendiri. Aku sangat takut dengan ancaman pesan singkat itu. Walau dulu aku memang tak menginginkan lahirnya Yusuf, tapi sekarang aku sudah sangat mencintainya. Aku nggak mau Yusuf sampai lepas dari tanganku.Apa aku menghubungi Mas
Baca selengkapnya

Bab 62 (Season Dua)

Benalu part 62Pov DEWIAku melihat ekspresi suram dari wajah Om Heru dan Tante Tika saat keluar dari ruangan dokter yang menyampaikan hasil visum Mita. Aku dan Mas Romi terdiam. Tak berani bertanya. Karena memang tak sanggup mulut ini bertanya. Walau hanya sekedar bertanya ‘gimana, Tante? Gimana, Om?’ memilih diam dan mengikuti langkah Om Heru dan Tante Tika.Aku meraih tangan Mas Romi. Kemudian Mas Romi memandangku. Mata kami saling beradu dan mendesah. Mas Romi akhirnya meremas pelan tanganku. Seakan menguatkan. Saling menguatkan lebih tepatnya. Karena semua merasakan sakit hati. Tak terima melihat kondisi Mita yang semakin mengenaskan.Kami masuk ke kamar Mita. Mau tak mau Mita harus di infus karena kesehatannya semakin menurun, semakin drop. Dia tak mau makan. Tak mau minum. Yang dia inginkan hanya marah-marah nggak jelas. Ingin melukai dirinya sendiri. Bahkan yang paling ekstrim, ingin menghilangkan nyawanya sendiri.Aku melihat Tante Tika, air matanya semakin berhamburan duduk
Baca selengkapnya

Bab 63 (Season Dua)

Benalu part 63POV ANGGA“Yaudah, Dek, Mas keluar dulu, ya! nanti, Mas segera ke sini,” ucapku kepada Martina. karena penasaran dengan teriakkan Mami. Ibu melakukan ulah apa lagi?“Mas, kalau Ibu bikin malu, suruh ke kamar sini saja! Itung-itung jagain aku dan Yusuf,” ucap Martina. Hanya aku jawab dengan anggukkan. Kemudian keluar, penasaran apa yang terjadi.Setidaknya yang di bilang Martina ada benarnya juga. Dari pada ibu bertingkah absurd, mendingan Ibu di kamar Martina saja. Setidaknya kalau ada orang jahat, ada ibu di sana. Apalagi kondisinya lagi ada yang mengincar Yusuf.Aku sudah melihat pesan singkat yang mengancam Martina. Tapi, hati kecilku bilang, kalau itu bukan Haris. Tapi, ada orang lain yang mengambil kesempatan dan dalam kesempitan. Tapi, entahlah.“Mi, ibu kenapa?” tanyaku kepada Mami. Karena aku tak menjumpai Ibu. Entahlah Ibu ada di mana. Mami terdiam, dia lagi mengonsumsi obat. Nggak tahu juga obat apa.“Ibumu bikin malu saja, Ga! sampai Mami harus minum obat bia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status