Home / Romansa / BENALU / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of BENALU: Chapter 111 - Chapter 120

149 Chapters

Bab 64 (Season Dua)

Benalu part 64POV RAMA“Dek, kenapa, ya, Mila jauhin kamu?” tanyaku pelan kepada Rizka. Pelan dan lembut, takut dia tersinggung. Apalagi sekarang dia lagi hamil. Mau nggak di tanyakan tapi aku penasaran.“Nggak, kok, Mila nggak jauhin aku,” jawabnya santai. Aku mendesah, apakah dia tak merasakan kalau anaknya menjauhinya? Apa perasaan dia semuanya baik-baik saja.“Owh, syukurlah, jangan sampai Mila jauh dari kamu, ya! dan dekatnya dengan Dewi,” ucapku dengan hati-hati. Rizka tersenyum melihatku.“Iya, Mas. Lagiankan Dewi juga sayang sama Mila,” sahut Rizka. Aku tersenyum, aku tahu kalau hatinya itu baik. Tak ada pikrian negatif thinking. Tapi, aku sangat cemas jika Mila semakin menjauhinya. Karena semalam aku tidur di kamar Mila, dia mengigau menyebut-nyebut nama Dewi. Kasihan sekali Mila.“Iya, Mas tahu. Tapi, Mas maunya Mila tetap dekatnya sama kamu, Dek. Kan, kamu ibu kandungnya,” sahutku. Rizka tersenyum lagi. Senyum itulah yang membuatku mencintainya. Entahlah, walau banyak yang
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

Bab 65 (Season Dua)

Benalu part 65POV DEWI“Mas.”“Apa Sayang?”“Kok, aku kepikiran Mila,” ucapku seraya mengelus perut. Kami masih di rumah sakit. Pulang bergantian untuk mandi. Karena Mita harus rawat inap di rumah sakit. Entahlah, kenapa malah kepikiran Mila. Semoga Mila baik-baik saja. Dan tidak menangis memanggil namaku lagi. Tapi telinga ini seakan mendengar Mila menangis. Mungkin saking kepikirannya. Karena Mila juga habis menelpon dan masih menangis. Memintaku segera pulang.“Udah, jangan terlalu di pikirin, Mila baik-baik saja,” jawab Mas Romi. Aku tetap yakin Mila baik-baik saja. Tapi, entahlah, hati ini terasa terbagi. Sebagian di sini, sebagian di sana. Tahu kayak gini, mending kemarin Mila di bawa saja. Jadi bisa tenang aku di sini, merawat Mita. Menyelesaikan kasus Mita.Aku melihat Mita yang masih terlelap. Suntik penenangnya mungkin masih bekerja. Kasihan sekali kamu sayang. Masih sangat teka teki. Semoga kamu segera sadar dan bisa menceritakan semuanya. Biar kami bisa mencari orang yang
last updateLast Updated : 2022-08-13
Read more

Bab 66 (Season Dua)

Benalu part 66POV MARTINAAkhirnya acara Yusuf berjalan dengan lancar. Walau hati ini dag dig dug, karena ada ancaman dari dari pesan nomor baru itu. Apa mungkin sengaja menggangguku? Membuat aku tak nyaman menjali ajara tasyakuran Yusuf ini. Aku sampai takut memejamkan mata. Takut Yusuf di ambil saat aku terlelap.Masalah Ibu, akhirnya kami memberi ibu obat tidur. Karena nggak mau membuat Mami dan Papi makin malu melihat tingkah absurd ibu. Karena teman-teman Mami dan Papi sekantor pada datang. Nggak mau membuat semakin malu. “Syukurlah, selesai juga acara Yusuf,” ucapku. Mas Angga tersenyum memandangku.“Mas sempat cemas, sempat khawatir, teringat pesan dari nomor baru itu,” sahut Mas Angga. Hati ini merasa beruntung. Segitunya dia mencemaskan Yusuf. “Mas makasih, ya,” ucapku. Mas Angga mengerutkan keningnya.“Makasih untuk apa?” tanya Mas Angga. Memandangku dengan tatapan tajam. Membuat hati ini berdesir.“Makasih untuk semuanya,” sahutku. Mas Angga tersenyum.“Makasih itu sama
last updateLast Updated : 2022-08-14
Read more

Bab 67(Season Dua)

Benalu part 67POV ANGGAPagi ini aku belum bekerja lagi. Masih minta cuti sehari lagi. Karena rumah Mami masih berantakkan. Nggak mungkin nggak bantu-bantu. Walau sudah nyuruh orang sekalipun, tetap nggak enak mau meninggalkan untuk kerja. Untung saja Pak Handoko memaklumi. Karena Memang lagi ada acara.Aku masih sibuk dengan membantu menggulung karpet. Karena tadi malam tamu Mami dan Papi membludak. Maklumlah cucu pertama. Jadi udah kayak pesta pernikahan saja tamu yang datang.“Ga!” sapa ibu seraya menepuk kuat pundakku. Astaga! ibu memang tak bisa halus kalau memanggilku. Nepuknya kuat kayak orang lagi geram.“Iya, Bu,” sahutku seraya mengelus pundak yang habis di tepuk ibu. Panas juga. Aku melihat Ibu lagi memakai baju baru kemarin. Padahal belum di cuci, tapi udah di pakai dua hari. kemarin di pakai untuk tidur dan sekarang mungkin di pakai untuk pamer.“Ibu laper,” ucap Ibu.“Ibukan bisa ke dapur,” sahutku. Melanjutkan pekerjaanku. “Makananya sisa kemarin semua, ibu mau makan
last updateLast Updated : 2022-08-15
Read more

Bab 68 (Season Dua)

Benalu part 68POV DEWIAku sudah sampai rumah sekarang. Selama di perjalanan aku hanya memikirkan omongan Mita. Mita sudah menceritakan kejadiannya. Walau belum detail. Sesampainya di rumah aku juga masih termenung“Sayang,” sapa Mas Romi. Aku hanya sekilas memandangnya. Hati dan pikiran masih sama-sama nggak terima dan penjelasan Mita.“Mas, aku masih nggak percaya dengan pengakuan Mita, terasa kejam banget gitu, Mas,” ucapku. Mas Romi terdiam sejenak. Mungkin memikirkan ucapanku. Keduan tangannya kemudian menutup wajahnya. Mendesah. “Tapi, nggak mungkinkan Mita bohong?” sahut dan tanya Mas Romi. “Iya, sih, Mas! Hu hu hu,” aku menangis lagi. membayangkan kejadian yang menimpa Mita seakan sesak dadaku. Mas Romi meraih kepalaku dan menenggelamkan di dadanya.Yang di ceritakan Mita membuatku hanya bisa menangis. Tak sanggup, sungguh biadab semua pelakunya. Tahukan maksudku semua pelakunya? Bukan satu orang. Astaga!!! pantas saja Mita sampai depresi dan ingin mengakhiri hidupnya.Perc
last updateLast Updated : 2022-08-16
Read more

Bab 69 (Season Dua)

Benalu part 69POV MAK JINTENBenar-benar bikin emosi semuanya. Sudah capek-capek shoping beli baju baru, untuk acara tasyakurannya Yusuf malah aku ketiduran. Rasanya pengen marah. Nggak ada yang bangunin aku. Percumalah beli baju baru tapi malah di pakai buat tidur.Untung saja hari ini masih banyak orang yang berdatangan ke rumah besan. Walau sekedar beres-beres, setidaknya masih bisa pamer baju baruku.Mau makan, tapi makanan kemarin semua. Males banget jadinya. Untung Angga ngerti kalau ibunya ini lagi lapar, akhirnya dia mau ngajak makan di luar. Lumayanlah, untuk mengganti tidurku tadi malam. Bisa pamer sambil naik mobillah tentunya. Biar nampak berkelas. Berkelas? Tapi kata Angga kelas TK nol kecil. Mungkin Angga nggak faham maksudku. Akukan ikut-ikutan gaya sosialita besan. Angga katanya mau ganti baju, tapi di tungguin lamanya minta ampun. Entahlah, ganti baju apa mandi sebenarnya. Kok, lama banget. Tumben Angga ini lama. Karena penasaran akhirnya aku mendatangi kamarnya.De
last updateLast Updated : 2022-08-17
Read more

Bab 70 (Season Dua)

Benalu part 70POV RAMAPerkataan yang di sampaikan mertua, membuatku cukup terkejut. antara percaya dan tidak percaya. Ku usap wajahklu dengn kasar. Mendesah kan nafas yang terasa cukup berat. Tapi, nggak mungkin juga mertua berbohong. Nyatanya Mila memang sekarang menjauhi Rizka. Aku harus bagaimana? Rizka juga nggak bisa di kasari. Apalagi di bentak. Bisa-bisa dia kembali lagi depresi seperti dulu. Aku udah mati-matian selama ini mengobatkannya, karena ingin membuatnya sembuh. Aku harus lebih sabar lagi. bersabar sedikit lagi, agar Rizka benar-benar sembuh dari depresinya.“Kamu pasti merasa anehkan dengan tingkah Mila yang menjauhi Rizka?” tanya ibu tadi saat di teras. “Iya, Bu. memang ada apa sebenarnya?” jawab dan tanyaku balik. Ibu mendesah, kemudian memandangku dengan rasa sayang seorang ibu.“Rizka sering membentak Mila, bahkan tak segan-segan mencubit,” jawab Ibu. ya, aku sudah tahu. Rizka sudah bercerita.“Kalau itu aku Rama sudah tahu, Bu. apakah ada hal yang lain?” jawa
last updateLast Updated : 2022-08-18
Read more

Bab 71 (Season Dua)

Benalu part 71POV Dewi"Eh, kenapa hape Mas di ambil, sih?" tanya Mas Romi yang bingung dengan sikapku. Aku melirik hape yang aku pegang itu. Kemudian melirik Mas Romi. Bargantian seraya mengangkat alisku. Dia terlihat semakin bingung. "Apa, sih, Dek, maksudmu?" tanya Mas Romi lagi. Aku suka kalau lihat dia bingung seperti itu. "Kamu tetap nggak faham, Mas?" tanyaku. Dia menggeleng dengan kening melipat. Kemudian aku memainkan gawainya."Apa, sih, maksudmu, Dek? Katanya mau menyelidiki kasus Mita?" tanya Mas Romi. Dia kalau lagi bingung kayak gitu tambah terlihat ganteng lo, serius deh. Jadi gemes pengen nyubit sampai biru."Iya, dan Mas belun faham dengan maksudku?" jawab dan tanyaku balik Dia terlihat memainkan bibirnya. Ish, jadi makin gemes, deh."Kamu nyita hape, Mas. Terus memainkannya. Apa hubungannya dengan kasus Mita?" tanya Mas Romi. Haduh, dia ini pengacara kok nggak faham-faham maksudku, ya?"Ya, ada ini hubungannya, katanya pengacara. Masak nggak faham maksudku," aku m
last updateLast Updated : 2022-08-19
Read more

Bab 72 (Season Dua)

Benalu part 72POV MARTINAWalau acara Yusuf sudah berjalan dengan lancar, aku masih merasa belum tenang. Karena masih di teror dengan nomor baru itu. Kira-kira siapa? Tapi kayaknya memang nggak mungkin kalau Haris. Secara Haris tak menginginkan anak ini lahir.Kalaupun memang Haris, dia nggak ada hak atas anak ini. Walau dia bapak biologis dari Yusuf. Aku nggak akan rela, Yusuf dia ambil. Sampai kapanpun aku nggak akan rela. Aku taruhkan semua nyawaku, untuk melawan Haris. Jika memang benar, kalau yang menteror aku ini Haris.“Tin, makan dulu, biar seger kalau nyusuin Yusuf. Biar asinya lancar,” ucap Mami saat masuk ke dalam kamarku. Aku merasa sangat sangat lega dan merasa sangat aman, jika aku tak sendirian dengan Yusuf. Walau jendela kamar sudah aku kunci, tapi hati masih saja deg-degan. Nggak bisa tidur nyenyak. Sering terbangun dan langsung melihat ke arah Yusuf. Dan langsung lega jika melihat Yusuf masih di boxnya.“Makasih, ya, Mi,” ucapku sambil menerima makanan itu. Sayup so
last updateLast Updated : 2022-08-20
Read more

Bab 73 (Season Dua)

Benalu part 73POV RAMA“Pa, Mama Dewi, kok, nggak pulang-pulang?” tanya Mila hari ini. Aku yang mau berangkat ke kantor, mengurungkan niat. Karena Mila nangis saat mau di tinggal kerja.Aku harus jawab apa? Nggak mungkin aku mau maksa Dewi dan Romi segera pulang. Karena masalah mereka juga belum selesai.“Sabar, ya! Mama Dewi masih sibuk,” jawabku asal. Semoga Mila bisa mengerti. “Antar Mila ke rumah Kakek Heru aja, Pa! Mila mau sama Mama Dewi,” pinta Mila merengek. Aku nggak tega sebenarnya melihat Mila kayak gini. Tapi, kalau aku turuti nanti dia semakin dekat sama Dewi. Semakin menjauhi ibu kandungnya.“Rumah Kakek Heru jauh, Sayang!” jelasku. Tapi, raut wajah Mila semakin terlihat sedih. “Telponin Mama Dewi, Pa! suruh segera pulang,” pinta Mila lagi dengan nada yang semakin membuat sesak.Aku hanya bias mendesah. Jujur saja aku nggak enak sama Dewi. Mau menelpon dia lagi juga nggak enak. Dewi kayaknya sibuk di sana. Karena Dewi juga nggak ada menelpon, menanyakan kabar Mila. Bi
last updateLast Updated : 2022-08-21
Read more
PREV
1
...
101112131415
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status