Semua Bab Kisah Cinta Jinny dan Jai: Bab 1 - Bab 10

37 Bab

Bab 1

Pertemuan denganmu adalah sebuah kesialan tersendiri bagiku. - JinJai -***Januari 2017, satu tahun setelah perkenalan terjadi.Jinny tengah berlarian menuju gerbang sekolah, sesekali ia melihat jam tangannya.Oh astaga! Sedikit lagi di tutup!   Sambil berlari, Jinny sedikit mendumel dan memaki dirinya sendiri dalam hati, salah siapa tadi pagi ia bangun terlambat sekali.Saat sudah mencapai pintu gerbang Jinny ingin menerobos masuk, namun apalah daya, seseorang juga ingin masuk dan jadilah mereka terduduk di tanah. Ironis memang.Jinny melotot."Woy anjir!  gara-gara lo gue gak bisa masuk tau gak!" maki Jinny pada seseorang yang menabraknya.  Padahal sedikit lagi ia akan lo
Baca selengkapnya

Bab 2

Sekalinya pembawa sial, tetep aja pembawa sial. - Jinny -***Jinny berjalan ke kelasnya dengan langkah yang lesu. Dia sangat tak mood hari ini, semalaman ia begadang untuk menonton film drakor kesukaannya, tapi ending yang tak diharapkan terjadi. Sang tokoh utama yang notabenenya adalah fans-nya pada akhir episode malah meninggal, sungguh menyebalkan. Bahkan niatnya untuk balas dendam pada Jai lenyap sudah karna mood-nya yang buruk.Jinny masuk ke kelas dan langsung mendudukkan pantatnya di bangku."Lo kenapa Jinn?" tanya Sasya kala mendapati sahabatnya yang menekuk kini tengag mukanya, sampai tak enak dipandang.Jinny menggeleng pelan, bahkan untuk mengeluarkan suaranya saja ia malas. Sasya hanya mengangguk mengerti
Baca selengkapnya

Bab 3

Tuhan berbaik hati karna kasi gue kesempatan buat deket sama orang yang gue suka. - Jinny -***"Ma, Pa. Jinny berangkat ya," pamit Jinny pada Mama dan Papanya seraya mencium tangan mereka."Gak bareng abang kamu aja Jinn?" tanya Bita- Mamanya."Iya, atau bareng papa aja sekalian," sambung Fero- Papanya."Gak ah, Jinny kan pengen aja tuh naik angkot, merakyat gitulah," jawab Jinny seraya terkekeh pelan.Mama Papanya hanya menggeleng, dalam hati mereka bersyukur mempunyai anak seperti Jinny dan Tara, walaupun dari orang yang berada, perusahaan Papanya pun dimana-mana, belum lagi dengan butik dan kafe yang dimiliki Mamanya, tapi mereka masih merasa sederhana, tak menghambur-hamburkan uang orang tuanya.Jinny tersenyum begitu pun dengan ora
Baca selengkapnya

Bab 4

Gue usil, gue nakal. Itu semua karna di mata gue lo itu beda. - Jai -***Jinny tengah asik memakan bekalnya di kelas, nasi goreng spesial buatan Mamanya yang tersayang. Sendok demi sendok ia suapkan ke mulutnya, ia tak ingin buru-buru. menurutnya, salah satu kasih sayang seorang Ibu dapat ia rasakan melalui masakan yang dibuat oleh Mamanya."Wih enak tuh, bagi dong," Jai mengambil tempat duduk di samping Jinny dan segera merampas bekal Jinny lalu melahapnya hingga habis.Jinny yang dari tadi diam pun akhirnya tersadar, ia merampas kemabali kotak bekalnya lalu melihat isinya. Kosong, dengan hati yang panas Jinny menatap Jai."Lo apa-apaan sih!" ucap Jinny jengkel."Gue laper," balas Jai, santai kayak di pantai."Trus, harus gitu lo ambil
Baca selengkapnya

Bab 5

Dimata gue, perempuan itu sangat berharga. Gue gak suka sama mereka yang membuang harga dirinya hanya karna Cinta. - Jai -***Jinny duduk diam disebuah bangku taman, ia masih menunggu Jai yang entah pergi kemana, ia merasa kesal, sudah diajak bolos bareng, kini ia ditinggal sendiri.Karena bosan, Jinny membuka ponselnya, ada beberapa notifikasi dari instagram dan Line. Jinny membuka aplikasi Line-nya, ada chat dari sahabatnya, Sasya.Salsyabilla : Jinn, lo dimana ? Tadi Bu Sita nyariin lo, lo bareng Jai gak?Jinny mendengus sebal."Kata siapa guru-guru rapatnya sampai siang, buktinya Bu Sita masuk tuh di kelas, Jai sialan!" gerutu Jinny.Setelah itu ia mengetikkan sesuatu untuk Sasya.
Baca selengkapnya

Bab 6

Lo yang ceria dan ngeselin pun bisa jatuh. - Jai -****Jinny sedang duduk santai di kafe milik mamanya, ia menyesap sebuah coklat panas dengan santai. Dilihatnya langit yang semakin mendung, sepertinya ia akan lama berada di sini. Ia juga mendapat pesan dari Pak Teo bahwa latihannya untuk sore ini diundur minggu depan.Tanpa sengaja mata Jinny menangkap seseorang yang tak asing, tak jauh dari tempatnya duduk. Dia sedang asik bermesraan dengan seseorang, Jinny melotot kala mendapati orang itu sedang berpelukan.Jinny berdiri."Mbak, minta air putih segelas ya," pinta Jinny pada seorang pelayan. Pelayan itu mengangguk lalu secepatnya memberikan air putih itu pada Jinny.Wajah Jinny mulai memerah menahan marah, ia melangkah mendekati mereka. Diangkatnya se
Baca selengkapnya

Bab 7

Kalo hadiah dari kesialan gue adalah senyum lo, maka gue rela kena sial tiap hari. - Jai -***Jai tengah asik berjalan di koridor, namun matanya tak sengaja menangkap sosok Jinny yang ditarik paksa oleh seniornya, setau Jai itu adalah Aldi-mantan ketua osis.Jai memicingkan matanya, entah mengapa ia merasa tak suka. Kemudia ia berjalan mengikuti mereka, sesekali ia bersembunyi ala-ala seorang Spy agar tak ketahuan.Aldi dan Jinny berhenti di taman belakang sekolah. Jai pun ikut berhenti, namun dari tempatnya ia tak dapat mendengar apapun, untuk itu ia memutuskan melangkah lebih dekat."Lo harus dengerin penjelasan gue dulu Jinn," ucap Aldi seraya menggengam tangan Jinny.Melihat adegan ini, entah mengapa hati Jai merasa sedikit panas.
Baca selengkapnya

Bab 8

Kadang gue suka mikir, lo itu benci apa cinta ? - Jinjai - ***Jai memasuki kelas dengan santai, teman kelasnya tengah sibuk dan ribut membahas tentang ulangan kimia nanti. Ia membuang tasnya di meja lalu mendudukkan pantatnya di bangku. Namun seketika matanya melotot dan mulutnya menganga."Anjirrr! Lo nulis apaan woy?" teriak Jai heboh, kala mendapati beberapa kalimat yang tertulis dipapan tulis. Teman kelasnya pun menengok ke arah yang Jai tunjuk, mereka bertanya-tanya, apa gerangan yang membuat Jai heboh seperti itu. Namun setelah melihat apa yang tertera dipapan tulis, seketika mereka tertawa terbahak-bahak.DAN JANGANLAH KAMU BERPURA PURA TULI SAAT SESAMAMU SEDANG MEMINTA TOLONGSekiranya, begitulah
Baca selengkapnya

Bab 9

Gue benci sama orang yang gak mau denger penjelasan orang lain dulu dan langsung main fisik. - Jinny - ***Jinny menggerakkan kelopak matanya perlahan, kepalanya masih agak sedikit pusing."Udah gue bilang kan tadi,"Jinny memutar bola matanya jengah, karna Jai langsung menyambutnya dengan omelan-omelan yang tambah membuat Jinny pusing.Jai melangkah mendekat seraya memberikan semangkok bubur pada Jinny."Nih, makan dulu," lanjut Jai."Gak usah," tolak Jinny, ia masih saja berpegang teguh pada gensinya, walaupun kini perutnya berterik minta diisi."Gak usah sok nolak deh, lo kira gue gak capek apa nungguin lo bangun dari tadi," Jai semakin merasa jengah dengan kelakuan Ji
Baca selengkapnya

Bab 10

Gue capek berantem terus sama lo, apakah salah kalo gue berubah ? - Jai - *** Jai kini tengah memarkirkan motornya di bawah pohon rindang yang menjadi tempat favoritnya. Teriakan dari para fans-nya sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Jai, si tampan yang mempesona. Jai mulai melangkah, dan tak sengaja matanya menatap Jinny yang sedang berjalan santai di koridor kelas 10. Jai tersenyum kecil lalu berlari menyusul Jinny. "Hai Jinny," sapanya. Jinny menoleh. 
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status