Home / Fiksi Remaja / Kisah Cinta Jinny dan Jai / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Kisah Cinta Jinny dan Jai: Chapter 21 - Chapter 30

37 Chapters

Bab 21

Kalau ini udah menyangkut perasaan lo, gue gak bisa diam aja dan terus menonton. - Jai - *** Jai mengacak rambutnya kasar, sesekali ia mengumpat dan memukul tembok di sampingnya. Ia masih memikirkan kejadian tadi siang, dimana ia memergoki Aldi sedang berciuman dengan perempuan lain. Ia adalah Dara, adik kelas yang pernah diselamatkan oleh Jinny dari kemarahan Sindi justru adalah yang menusuknya dari belakang. "BANGSAAT!!" teriak Jai. Ia berdiri dan memasuki kamar mandi, mencuci mukanya lalu keluar dari kamarnya dan menuju suatu tempat. "
Read more

Bab 22

Dia itu kesayangan kami, siapapun itu gak berhak ngelukain dia. - Angga & Tara - *** Angga berjalan santai memasuki sekolah barunya, SMA yang sama dengan sepupunya, Tara dan Jinny. Beberapa pasang mata tak ada hentinya menatap Angga, mereka saling berbisik dan tersenyum sok manis. Angga hanya terkekeh pelan dan melanjutkan jalannya, ditatap seperti itu sudah biasa baginya, di sekolahnya yang dulu juga ia seperti itu. Susah memang punya wajah tampan bak pahatan dewa yunani, ke mana-mana selalu saja menjadi bahan tatapan dan pembicaraan orang - orang.Angga melewati beberapa kelas dan sampailah ia di depan pintu kelas Jinny. Kelasnya? Masuk saja baru hari ini, tentu saja ia belum memiliki kelas tujuan. T
Read more

Bab 23

Lo datang bawa kegembiraan, untuk menangis pun gue gak sanggup. Karna waktu bersama lo harusnya dihabisin dengan bahagia. - Jinny - *** Jinny terus memperhatikan tangannya yang digenggam oleh Jai, sesekali ia tersenyum. Jinny merasa bingung dengan dirinya, harusnya saat ini ia bersedih atau merasa kecewa, tapi yang dirasakan adalah sebaliknya, ia merasa sangat senang, ia merasa senang saat Jai kembali memperhatikannya, ia merasa senang  saat jalan berdua dengan Jai seperti ini, mungkin perasaan itu kini telah kembali.Jinny kembali memperhatikan sekelilingnya, ia merasa sangat asing dengan tempat ini, sebelumnya ia sama sekali tak pernah pergi ke sini, tempat ini terlihat sangat kumuh, menakutkan. Jin
Read more

Bab 24

Sebelum mengomentari hidup orang lain, harusnya lo lihat ke diri lo sendiri, udah bener belum? - Sasya - *** "JINNY!!" Jinny yang tengah asyik berjalan tersentak kaget dan menatap lekat pada orang yang memanggilnya itu."Pagi, Jinny." Sapa Sasya seraya menggandeng tangan sahabatnya itu erat."Pagi." Balas Jinny sambil tersenyum ke arah Sasya.Tatapan para siswi tak luput dari Jinny dan Sasya. Jinny mengernyit heran, apa yang aneh dari mereka berdua sehingga ditatap seperti itu. Jinny mulai meneliti seluruh tubuhnya, juga tubuh sahabatnya itu, tapi tak ada apapun yang aneh."Sya, ada apa sih?" tanya Jinny, yang akhirnya memb
Read more

Bab 25

Satu menit aja gitu lo natep kebelakang dan liat siapa yang lagi bener - bener nungguin lo peka, jangan hanya berharap pada bayangan yang semu. ***Pagi ini SMA Merah Putih akan melakukan pertadingan final melawan musuh bebuyutan mereka, SMA Pertiwi. Berbagai persiapan telah dilakukan oleh tim Jinny juga tim dari Jai. Tim Jai sudah duluan bermain, dan mereka menang telak dengan skor 54-35. Dan kini adalah giliran Jinny dan teman - temannya yang maju. Terlihat banyak orang yang memenuhi stadion tempat mereka bertanding. Jinny merasa sangat gugup, tangannya bergetar hebat. Sama seperti tahun lalu saat ia belum menjadi kapten. Ia teringat akan kejadian di mana saat dirinya terjatuh karna di dorong, dan itu memacu emosi penonton dari sekolahnya, sehingga terjadi beberapa pertengkaran. Dan kali ini, Jin
Read more

Bab 26

Apapun itu, yang gue cintai harus jadi milik gue seutuhnya, gak boleh ada seorangpun yang berani mendekati apalagi merebutnya. - Mawarani - *** Seorang gadis cantik sedang asyik bersender pada tembok di koridor kelas 11, ia tengah menunggu seseorang yang akan menjadi mangsanya untuk lewat. Tentunya ingin melancarkan serangannya. Tapi sebelum itu, ia ingin meminta bantuan sekutunya. Gadis itu merogoh saku roknya, mengambil ponsel putih kesayangannya dan menelpon seseorang. "Halo.." "Pokoknya lo harus kesini dan bantuin gue. Rencana kita harus berhasil." 
Read more

Bab 27

Gue maunya deket - deket terus sama lo, bahkan semenit berjauhan aja gue gak sanggup. - Jai - *** "Jinn!"  Jinny menoleh kala mendengar ada yang memanggilnya dari belakang, namun seketika ia membuang mukanya dan melangkahkan kakinya cepat. "Jinn, tungguin elah." Jinny tak menggubris kata-katanya. Ia terus berjalan dan berlarian kecil saat menaiki anak tangga. "Kak Jai!" Langkah Jinny terhenti, ia berbalik d
Read more

Bab 28

Jual mahalnya gak usah sering-sering, kalo gue diambil orang, apa lo rela? - Jai - *** Jai berlarian dengan sangat tergesa-gesa, tak hayal sesekali ia menabrak seorang murid hingga murid itu tersungkur ke lantai. Jai membungkukkan badannya dan meminta maaf beberapa kali, setelah itu ia membantunya untuk berdiri, lalu melanjutkan pengejarannya. Apa lagi selain untuk mengejar Jinny yang sudah jauh di depan. Dengan napas yang masih terengah-engah, Jai berusaha menarik tangan Jinny, dan dengan cepat Jinny menepisnya. "Apaan sih?" ketus Jinny. 
Read more

Bab 29

Satu waktu, di satu tempat yang terasa hitam dan gelap, aku melihatmu sebagai cahaya yang terang. - Jinny - *** Jinny mengemasi buku-bukunya dan memasukkan kedalam tas berwarna pink miliknya- hadiah dari papanya saat ia berulang tahun yang ke-16. Sesekali ia tersenyum dan tertawa menanggapi lelucon yang di lontarkan oleh Sasya."Jinn.."Jinny menoleh dan mengerutkan keningnya, menatap Sasya bingung."Pangeran lo nungguin tuh," ucap Sasya seraya menunjuk orang yang tengah bersandar di pintu kelas, menunggu Jinny."Pangeran, pala lo peang." Dengus Jinny seraya menatap orang itu jengah, namun tak sengaja matanya menatap orang yang masih dudu
Read more

Bab 30

Siapapun itu, gak bakal dapat maaf dari gue. Kalo dia udah nyakitin seseorang yang gue sayang. - Jai - *** Jai masih duduk di bangku kantin dengan wajah lesu, ia sangat lelah, juga sangat frustasi. Sudah dua malam ia tak tidur karna terus menunggu Jinny yang berada di rumah sakit. Kata Dokter, tulang belakang Jinny mengalami keretakan akibat pukulan benda keras. Jai kembali memeras otaknya, memikirkan siapa pelaku sebenarnya.Apakah Mawar dan Sindi? Ataukah orang lain? Batin Jai terus berdebat.Sampai sebuah pukulan mendarat indah di tengkuknya. Jai mendongak dan mendapati para sahabatnya yang sudah duduk manis di tempat masing-masing."
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status