Home / Sci-Fi / Another Side of EARTH / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Another Side of EARTH: Chapter 101 - Chapter 110

176 Chapters

Catatan Keseratus Satu : Diantara Dua Pilihan

Kembali aku menelan saliva. Semua orang di ruangan ini menatapku dengan serius. Dova mendekatiku sambil menepuk pundakku. Kepalanya sedikit didekatkan pada telinga kananku."Kenapa kau lakukan ini, Artemis?""Hanya itu solusinya, Dova. Kurasa ini bisa menjadi penebus kesalahanku yang telah membuat kau memiliki mata siberkinetik itu."Dova terkejut mendengarnya, ia kini menatapku lekat. Hanya senyuman yang kuberikan padanya. Maaf bukannya aku ingin mati, tapi setiap hal yang kita putuskan tentu memiliki resiko bukan?"Kau akan mati itu resiko terburuknya. Bagaimana dengan Serenada? Dia pasti akan...."Iya, bagaimana dengan Serenada? Kulihat raut wajahnya sedih. Akhirnya aku berjalan menghampirinya. Mengangkat sedikit dagunya dengan dua jari. Matanya sudah berkaca saat menatapku."Setelah sekian lama perjalanan ini haruskah aku kehilangan dirimu, Artemis?""Tidak, yakinlah padaku! Kau masih ingat apa kata peramal di Ichi Hana? Akan ada banyak rintangan yang harus kita lalui.""Berjanjila
last updateLast Updated : 2021-11-18
Read more

Catatan Keseratus Dua : Situasi Semakin Kacau

"A-apa ini? Kenapa ada gempa?""Aneh, jarang sekali terjadi gempa disini. Tapi ini kuat sekali!""Aku harus membuka...aduh! Pintunya...aaa! Irana, tolong tekan tombol hijau itu!"Irana bersusah payah mencapai tempat dimana tombol hijau itu berada. Tangannya sulit untuk meraih meja kontrol, meski akhirnya bisa juga. Saat pintunya terbuka, seketika gempanya berhenti. Kepulan asap tipis muncul, sebelum akhirnya nampak Artemis berjalan keluar dari mesin itu."Profesor... Artemis masih hidup!""Dova, kau jangan bercanda disituasi semacam ini! Hah? Astaga... aku nyaris tak percaya!""Kakek tidak salah lihat, Artemis masih hidup! Ta-tapi kenapa dengan matanya yang....""Mata itu, kekuatan EARTHSEED-nya masih ada! Apakah ini artinya bukan menghapus tapi....""Dova, kenapa Artemis nampak mengerikan. Aku takut...."Dova juga sebenarnya ketakutan, dia mengajak Serenada untuk kabur. Artemis terus berjalan ke arah mereka berdua. Tangan kanannya terangkat seolah ingin meraih dua orang itu. Tiba-tiba
last updateLast Updated : 2021-11-18
Read more

Catatan Keseratus Tiga : Kebangkitan yang Kedua

Serenada sudah senang sekali bertemu denganku. Tiba-tiba saja dia loncat sambil memelukku. Duh, aku rasanya agak aaah...! Masalahnya posisiku masih dengan baju lama yang kancingnya terbuka semua. Dova datang membawakan semua bajuku. Berarti pesan dari jam tangan pintarku terkirim padanya."Iya, sudah Serenada! Tolong lepaskan dulu.""Aku sudah khawatir sekali padamu, Artemis. Jangan tinggalkan aku!""Nyatanya, aku masih hidup kok....""Plaaakkk!"Aduh, kenapa malah ditampar sih! Salahku apalagi coba? Air mata Serenada tak berhenti turun. Kembali dia memelukku. Iya, masalahnya yang ada dibawah itu sudah mendesak sekali. Rasanya aku sudah tak tahan! Untung saja Dova paham dan langsung menyingkirkan tubuh Serenada."Iiih...! Dova kenapa sih? Aku belum....""Kau ini bodoh atau terlalu polos atau bagaimana sih?""Hah! Kau meledekku bodoh?""Kau mau memukulku, Serenada? Pukul saja kalau bisa! Kenapa aku memintamu menyingkir karena itu....""Itu apa, Dova? Katakan yang jelas!""Punya Artemis
last updateLast Updated : 2021-11-19
Read more

Catatan Keseratus Empat : Wanara Sang Penunggu Hutan

"Wanara ini aneh, Artemis! Dia bisa datang begitu saja tanpa perlu kita panggil. Salah satu tandanya kita akan dengar suara monyet saling bersahutan.""Jadi, itu informasi yang kau dapatkan dari orang sekitar sini. Eh, tapi apa itu monyet?""Astaga! Kau tidak tahu? Itu nama binatang yang...ah nanti kau juga melihatnya!"Memang aku tidak tahu apa itu monyet, Irana! Semua hewan dianggap sudah punah selama aku tinggal di dalam Dome V-Corporation. Justru baru aku tahu kalau hewan dan tumbuhan itu masih ada setelah melakukan perjalanan ini."Uu...aa...uu...aa!""Ah, itu dia suara monyet! Se-sepertinya ada banyak deh. A-a-aku takut, Artemis!""Duh, suaranya berisik sekali! Memangnya mereka seperti...uwooow!"Akhirnya aku melihat seperti apa wujud hewan bernama monyet itu. Mereka kecil tapi ada banyak. Tangannya mirip seperti tangan manusia. Mereka semakin mendekat ke arah Irana dan aku. Membuat kami berdua terus berjalan mundur."Ihihihi....""Itu suara monyet juga?""Bukan! Itu suara orang,
last updateLast Updated : 2021-11-19
Read more

Catatan Keseratus Lima : Akhir dari Perjalanan Ini

Profesor Madrosa rasanya sudah seperti ayahku sendiri. Beliau bahkan mau mencarikanku tempat dimana aku bisa belajar lagi ilmu Arkeologi yang sesungguhnya. Aku senang, setidaknya bisa berkembang lagi disini. Tak lama lulus dari pendidikan itu, aku mendapat kabar lainnya."Temanku di B-Neo City sedang membutuhkan beberapa Arkeolog baru. Aku menyarankan kau untuk mengisi bagian itu. Bagaimana Artemis?""Kurasa tidak masalah, Profesor. Nantinya ada semacam tes atau apa begitu?""Yaah, kurasa hanya wawancara saja. Eh, aku tak bisa memastikannya. Setidaknya kau datang kesana dulu.""Baiklah, kapan waktunya aku harus kesana?"Sementara aku sibuk mempersiapkan ini semua, Dova juga sama sibuknya. Dia beberapa kali ke Dwatta Island menemui Dexta. Sama sepertiku yang mau belajar lagi bahkan dia mulai memberanikan diri untuk belajar sistem robotik.Dova tidak sendirian, dia dibantu oleh Irana yang ternyata sama seperti dirinya. Rencananya mereka memang mau kerjasama untuk membuat alat canggih ter
last updateLast Updated : 2021-11-20
Read more

Catatan Keseratus Enam : Ini Belum Berakhir!

Tak ada yang tahu Dova kemana sampai Irana tiba-tiba teringat sesuatu tentang kebiasaan laki-laki yang disukainya itu. Perlahan Irana memasuki Hutan AlasRo dengan memakai gaunnya. Cukup sulit, beberapa kali gaunnya tersangkut ranting yang terjatuh."Uuh... aku sebenarnya tak biasa memakai gaun seperti ini!"Irana sangat yakin jika Dova berusaha kabur dari pesta pernikahan sahabatnya itu. Bukannya dia tak suka melihat Artemis menikah dengan Serenada. Namun itu bukan kebiasaannya, dia lebih suka menyendiri. Berada dalam suasana yang tak terlalu ramai orang.Akhirnya Irana menemukan Dova sedang berbicara dengan Wanara. Inilah pertama kalinya dia bertemu dengan guru dari Artemis, Serenada dan Irana. Berusaha mencuri dengar pembicaraan keduanya, Irana memilih tempat bersembunyi yang aman."Ihihi... kau sedih perjalananmu telah berakhir, Dova?""Ya, padahal aku masih mau melakukan perjalanan lagi. Kurasa itu tidak akan mungkin terjadi. Kau tadi bilang namamu adalah Wanara?""Ihihi...itu bena
last updateLast Updated : 2021-11-20
Read more

Spinoff Dova 1 : Kelahiran Dova Docovanesh

Asap rokok mengepul di ruangan tempatku berada sekarang. Aku tahu, dulu tak terbiasa merokok. Sekarang justru jadi kecanduan. Andai Wanara tak pernah memberitahuku, ya tentu saja aku tak akan pernah menghisapnya. Ini kulakukan untuk mengurangi rasa sakit setelah adanya mata siberkinetik di tubuhku."Oh, tapi jangan bilang Irana ya!"Dia sangat membenciku kalau aku sedang merokok. Entah dia itu siapa dan kenapa begitu peduli dengan kesehatanku? Dia selalu bilang "Dova, merokok itu tak baik lho" dan aku bosan mendengarnya ribuan kali.Astaga! Aku lupa bilang kalau bukan lagi Artemis yang bercerita. Dia sibuk dengan pekerjaannya sebagai Arkeolog. Kali ini aku, Dova Docovanesh yang akan bercerita pada kalian."Err... tidak penting? Terserah kalian saja!"Setelah berada di Nuuswantaara, aku meminta Profesor Madrosa menghubungi Max. Dia sangat terkejut melihat wajahku nampak bersama teman terbaiknya. Max kupaksa untuk bercerita tentang diriku dulu sejak kelahiranku sampai keluar dari Laborat
last updateLast Updated : 2021-11-21
Read more

Spinoff Dova 2 : Rahasia Laboratorium

Aku mengenal Max dulunya sebagai Ketua Laboratorium. Tidak sopan bila memanggil namanya langsung. Itulah yang diajarkannya pada kami semua, anak-anak hasil dari tabung kehidupan itu. Anak-anak lainnya bisa berteman akrab satu sama lainnya. Hanya aku saja yang kurang bisa menyatu dengan mereka.Sebenarnya kami semua jarang keluar kamar. Hanya dalam kondisi tertentu saja baru dibolehkan. Itu juga hanya sekedar jalan-jalan di laboratorium. Max memperkenalkan pada kami tentang apa saja yang ada di laboratorium utama bagian divisi pengembangan manusia. Tapi aku tidak tertarik!"Kau diam saja sejak tadi, Dova.""Aku tidak suka!"Saat aku hendak berjalan menuju ke kamar, langkahku dicegah oleh Kak Sora. Ya, dia yang memintaku memanggilnya seperti itu."Halo, Dova! Ikut Kakak yuk!""Aku mau ke kamar saja!""Eeh... sekali ini saja! Ayolah, anak yang paling tampan di laboratorium ini."Aku tidak suka dipuji dan rasanya itu berlebihan. Hanya ku pandang sebal wajah Kak Sora. Tapi senyumannya terla
last updateLast Updated : 2021-11-21
Read more

Spinoff Dova 3 : Anak Dalam Tabung Kriogenik

Aku tumbuh menjadi sosok yang takut pada manusia lainnya. Entah kenapa mereka seperti monster bagiku. Padahal beberapa kali aku bertemu dengan orang-orang di dalam Laboratorium Utama. Tapi aku memilih berlari jika berhadapan dengan mereka."Manusia lain itu menyeramkan, Kak!""Eeh... tapi Dova kan manusia juga. Anak ini aneh sekali!""Aku tidak takut hanya pada Kak Sora, Ketua Laboratorium dan Kak Elwin.""Dova, kau tidak bisa seperti ini terus. Manusia itu makhluk yang saling membutuhkan satu sama lainnya. Kita harus berkumpul dengan manusia lainnya, karena tidak mungkin satu orang bisa melakukan segala hal.""Aku bisa segalanya! Kakak lihat sendiri, aku bisa buat alat dan berapa kali aku ikut Kak Raffles memasang komponen robot. Robot juga bisa membantu mengerjakan pekerjaan kita."Kak Sora hanya mendengus kesal, dia melipat kedua tangannya diatas dada sambil memejakan mata. Aku sadari, sejak kecil memang susah sekali menerima masukan dari orang lain. Kecuali apa yang memang sudah ak
last updateLast Updated : 2021-11-22
Read more

Spinoff Dova 4 : Profesor Sanders

Ada sebuah peraturan baru bahwa semua anak yang sudah melampaui usia sepuluh tahun harus menjalani pendidikan di sekolah. Apa itu sekolah? Aku juga tidak tahu kalau Ketua Laboratorium tidak pernah menjelaskannya."Jadi, disana aku akan belajar?""Ya, Dova. Kau juga akan bertemu manusia lainnya.""Kalau aku tak mau bagaimana?""Jangan begitu, memangnya kau tidak mau bertemu dengan yang lainnya. Lihatlah! Anak-anak yang lainnya saja senang kalau mereka bersekolah."Ketua Laboratorium selalu membandingkanku dengan anak lainnya. Aku tidak terlalu suka! Aku ya diriku sendiri! Jelas sangat berbeda dengan mereka.***"Anak-anak...! Kita kedatangan murid baru dari luar kota. Baiklah, perkenalkan dirimu.""Uhm... halo... namaku Dova Docovanesh. Salam Kenal."Anak-anak lainnya terdiam. Tapi ada satu yang tertawa keras. Aku cukup kaget saat dia menertawakan namaku. Katanya nama itu terlalu aneh. Barulah seisi kelas ikut tertawa."Hei, apa-apaan kalian ini? Nama adalah sesuatu yang penting! Bukan
last updateLast Updated : 2021-11-22
Read more
PREV
1
...
910111213
...
18
DMCA.com Protection Status