Home / Sci-Fi / Another Side of EARTH / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Another Side of EARTH: Chapter 91 - Chapter 100

176 Chapters

Catatan Kesembilan puluh Satu : Nasib Alara Selanjutnya

Setidaknya mata siberkinetik Dova sudah bisa digunakan normal. Meski dia masih bingung kenapa terdapat indikator penunjuk baterai dan sensor seperti pengenalan wajah. Baginya itu cukup mengganggu."Ini tidak bisa dihilangkan saja?""Indikator baterai itu penting sekali. Sebab mata siberkinetik itu tetap harus diisi daya batreinya.""Tidak bisa dengan pengisian tenaga surya begitu, Dexta?""Tidak! Sebab ini berbeda dan aah... aku lupa! Bagaimana dengan Ericko? Dia sudah lama berada di laboratoriumnya."Dexta khawatir dengan kondisi anaknya dan bergegas menuju ke laboratorium Ericko. Kami bertiga mengikutinya dari belakang. Saat masuk, Ericko malah menyambut kami. Namun apa yang ada didalam tabung raksasa membuat kami tercengang."Nak, kau tak apa kan? Lalu siapa yang ada di dalam akuarium raksasamu itu? Jangan katakan kau buat percobaan pada manusia.""Tidak, ayah! I-itu Alara temanku.""Itu Alara! Tapi bagaimana bisa wujudnya jadi seperti itu?"Alara terus berenang di dalam sana. Sesek
last updateLast Updated : 2021-11-13
Read more

Catatan Kesembilan puluh Dua : Sebelum Pergi

Masalah Alara akhirnya terselesaikan. Ericko menuruti ayahnya untuk melakukan pembedahan pada tangan Alara. Keanehan terjadi, batu fossil itu langsung menempel. Bahkan dia dan ayahnya tak perlu menjahit lagi bagian yang sudah dibedah. Kulitnya bisa menutup sendiri dengan bagian batunya masih nampak di luar sedikit."Yaah... ada banyak hal yang tak bisa dipecahkan di Nuuswantaara ini. Seperti kasus Alara dengan batu fossil laut yang aneh itu."Aku juga sebenarnya tak percaya, tapi Ericko menunjukkan foto telapak tangan Alara usai pembedahan. Iya, menutup dengan sempurna dan seolah batunya terganjal disana. Setelah proses itu, Alara bisa normal kembali. Namun saat diuji dengan disiram air saja kakinya bisa kembali menjadi sirip ikan."Lalu seluruh tubuhnya berubah seperti yang pernah kita lihat itu, Artemis.""Wah, berarti dia sangat sensitif dengan air ya.""Dia tidak masalah, asalkan selama kondisi kering masih menjadi selayaknya manusia. Eh, jadi ayahku sekarang sibuk membuat sesuatu
last updateLast Updated : 2021-11-13
Read more

Catatan Kesembilan puluh Tiga : X-Marank City

"Aku tidak ikut kalian lagi. Mau disini saja sama Ericko.""Hah! Baguslah, akhirnya anak rusa ini tidak lagi ikut.""Apa kau bilang! Siapa juga yang mau ikut bersamamu? Dasar mata satu!""Kau meledekku mata satu, Asnee?""Kau duluan yang meledekku anak rusa!"Aku malas melerai mereka, biarkan saja nanti toh juga berhenti. Mau sampai kapan Dova selalu saja bikin keributan dengan orang lain? Serenada juga ku larang untuk mendekati mereka berdua. Tunggu saja sampai mereka lelah sendiri!"Kenapa lagi dengan Dova?""Dia memang biasa seperti itu, Dexta."Benar kan, mereka berdua berhenti juga. Asnee akhirnya memilih pergi tapi rupanya Ericko malah kemari. Langkahnya sempat terhenti sesaat."Kau mau kemana, Asnee?""Huh! Aku mau keluar sebentar, Ericko. Dasar! Aku ini masih manusia bukan rusa. bla bla bla....""Ada apa dengan Asnee? Dia kesal sekali kelihatannya. Oh, ya ini jas laboratorium untukmu Dova. Kau suka sekali memakainya ya. Aku saja hanya memakainya saat memang dibutuhkan.""Terima
last updateLast Updated : 2021-11-13
Read more

Catatan Kesembilan puluh Empat : Virtual Reality Shop

Sampai juga di X-Marank City dengan laju SKYLAR yang sudah kami buat lebih cepat. Ah, sialnya sampai sini hari mulai gelap. Setidaknya butuh tempat parkir untuk SKYLAR agar bisa berhenti dulu. Tapi apa-apaan ini?"Ramah untuk penjelajah? Lihatlah, lahan parkir banyak yang berbayar!"Lama kami mencari lahan parkir untuk pesawat ini yang gratis saja. Bukan apa-apa, disini biaya yang harus kami keluarkan sekitar lima juta untuk parkir beberapa hari. Kulihat banyak hologram iklan di langit yang menawarkan fasilitas bagi para penjelajah. Lagipula, kita tak pernah tahu berapa isi saldo uang elektronik yang diberikan oleh Alamsyah. Aku tak pernah mengeceknya."Ada yang gratis, lihat hologram di depan sana!"Serenada menunjuk melalui layar didepannya. Kamera depan SKYLAR ia buat fokus untuk bisa membaca lebih jelas. Ternyata memang ada lahan parkir gratis untuk kendaraan apapun milik para penjelajah."Termasuk pesawat ini juga? Coba kita kesana dulu!"Seperti apa lahan yang disediakan? Oh, lua
last updateLast Updated : 2021-11-14
Read more

Catatan Kesembilan puluh Lima : Madeline dan Kakek Z

Madeline celingukan mencari tempat duduk. Ada bangku kosong didekat tempat bertuliskan "Taman Kota". Ia menunjuk pada kami untuk duduk disana saja. Dova sebenarnya sudah malas, ia masih kesal dengan Madeline karena diledek "mata satu" tadi."Kau saja, Artemis! Tadi kan namamu yang disebut.""Eeh, temani aku Dova! Siapa tahu kita bisa minta bantuan untuk....""Aku butuh bantuan kalian bertiga."Raut wajah Dova nampak semakin kesal sembari menunjuk kakek tadi dengan semua tangannya. Seolah dari gerakannya dia ingin berkata "Tuh kaan" padaku yang artinya bukan kami dapat bantuan malah membantu. Madeline berkacak pinggang melihat sikap Dova. Daripada mendengar keributan Dova lagi dengan cucu kakek itu, lebih baik segera kutanggapi saja."Anda butuh bantuan apa? Ee... maaf jadi saya panggil anda siapa?""Ehehe... orang biasa memanggilku, Kakek Z.""Nama kakekmu hanya satu huruf saja?""Orang di X-Marank City lebih mengenalnya dengan nama itu. Jadi, jangan protes!""Kalian berdua berhentilah
last updateLast Updated : 2021-11-14
Read more

Catatan Kesembilan puluh Enam : Katilayu

"Kau tidak tahu ini apa Artemis?"Hanya gelengan kepala yang kutunjukkan pada Kakek Z. Beliau tersenyum singkat. Wajahnya mendekat padaku sambil berbisik."Ini batu yang disebut Gemstone. Namanya Katilayu!"Itu batu yang aku cari! Tanganku langsung meraihnya, sayangnya keburu tangan Kakek Z menutupnya dan menyimpan kembali batunya ke dalam saku. Sedikitnya beliau tersenyum jahil padaku."Eits...! Ingat perjanjian kita, Artemis! Selamatkan istriku dulu, baru nanti kuberikan batu Katilayu ini.""Sebenarnya batu ini apa dan....""Aku akan jawab semua pertanyaan yang ada dikepalamu itu, Artemis."Gemstone memanglah batuan yang khas dari Nuuswantaara ini. Lebih tepatnya tidak ada di tempat lain. Jenisnya beragam, kebanyakan dibuat menjadi perhiasan. Namun ada jenis tertentu yang dipercaya menyimpan kekuatan tersendiri bila digabungkan."Untuk itulah kenapa ada manusia pilihan yang disebut Earthseed Stone. Kau dan para Earthseed Stone lainnya memang ditugaskan untuk menjaga satu batu agar ti
last updateLast Updated : 2021-11-14
Read more

Catatan Kesembilan puluh Tujuh : Bahaya Mengintai

"Semuanya waspada! Jangan sampai ada yang lengah!"Aku memperingatkan semuanya. Tempat ini tak bisa ditolerir lagi. Baru saja berkata begitu sudah ada hewan Chimaera lain yang melompat ke arahku. Senjata laser segera kuarahkan pada makhluk itu. Menembak tubuhnya hingga tembus dan mati."Tapi kira-kira kemana nenekmu itu berjalan, Madeline?"Usai Dova bertanya, Madeline terdiam sejenak sambil memejamkan matanya. Saat ia membuka mata baru menunjukkan kemana arahnya. Namun baru saja beberapa langkah, kami sudah dikejutkan oleh Chimaera yang lain."Madeline awas nanti kau...hah?"Kami bertiga terkejut! Bagaimana tidak, Madeline mampu menahan serangan Chimaera yang nyaris saja memakannya. Aku tak pernah menduga kalau ia juga memiliki kemampuan misterius. Dari kedua tangannya muncul entah bagian tanaman apa yang membelit makhluk besar dihadapannya itu."Jangan kau pikir aku lemah ya dasar monster jelek!""Graaaaooook!"Sepertinya hewan Chimaera itu kehabisan napas lalu terjatuh. Saat itulah
last updateLast Updated : 2021-11-15
Read more

Catatan Kesembilan puluh Delapan : Peramal Masa Lalu

"Uugh... aku pasti pingsan lagi!""Artemis, kau sudah sadar?""Eh, Dova! Tapi siapa yang mengendalikan SKYLAR?"Tak mungkin Serenada yang melakukannya. Sebab ia ada disebelahku juga. Dova baru mengatakan kalau SKYLAR dalam mode kendali otomatis, sebab lokasi rumah Madeline sudah tersimpan dalam database komputer utama."Eh, badanku tidak...aah!""Jangan banyak gerak dulu, Artemis! Madeline sedang membuatkan ramuan untukmu."Suara parau ini, ternyata neneknya Madeline yang datang. Baru disusul oleh cucunya itu sambil membawa sebotol ramuan aneh berwarna coklat tua. Ia memaksaku untuk meminumnya sampai habis. Setidaknya butuh beberapa menit agar aku bisa benar-benar normal lagi. Madeline yang berkata begitu padaku."Biar aku bantu untuk duduk lebih nyaman lagi, Artemis!""Ah, ya terima kasih Dova!"Serenada akhirnya berani semakin mendekat padaku sambil memegang tanganku. Aku pun menggenggam tangannya meski tak terlalu kuat."Aku selalu yakin, kau itu kuat Artemis!""Huh! anak gadis ini
last updateLast Updated : 2021-11-15
Read more

Catatan Kesembilan puluh Sembilan : Rumah Profesor Madrosa

Tak ada perpisahan yang istimewa dari kakek nenek itu serta cucunya yang ternyata EARTHSEED berjenis Natura. Ya, Madeline sempat bercerita sedikit ia mendapatkan kemampuan itu dari ibunya dan nenek kandungnya. Baru kusadari rupanya Madeline hanyalah cucu angkat dari Kakek Z dan Nenek Peramal Masa Lalu itu.Hanya saja ada yang berkesan untuk Dova kali ini. Ia mendapat ide untuk julukan pada dirinya sendiri yaitu Cyborg One Eye. Madeline juga memberikan sesuatu pada Dova yang disebutnya bunga Mawar. Sampai dia terus memandanginya."Hei, kenapa denganmu?""Tidak apa, aku hanya merasakan sesuatu yang aneh. Aku tak bisa menjelaskannya padamu, Artemis!"Apakah pemberian Madeline membuatnya jadi memiliki perasaan yang berbeda? Entahlah, jelasnya aku merasakan Dova lebih lembut saat ini. Serenada sibuk menyeruput coklat hangat yang baru saja ia seduh sendiri."Sebentar lagi kita akan sampai, Artemis."Akhirnya sampai juga, butuh waktu dan penantian yang panjang untuk menjawab misteri dari Max.
last updateLast Updated : 2021-11-16
Read more

Catatan Keseratus : Sebuah Jawaban

Obrolan diambil alih oleh Profesor Madrosa. Sedikitnya beliau menjelaskan lagi tentang EARTHSEED. Dari saku jas laboratoriumnya juga dikeluarkan batu yang ukurannya sama dengan Katilayu milikku."Ini disebut batu Badar Besi, seharusnya menjadi milik Irana. Namun aku masih menelitinya sampai sekarang. Kenapa belum bisa membuat Irana mengendalikan kekuatan listriknya?"Bahkan lebih parah lagi, saat Irana dalam kondisi emosi luar biasa dia bisa membuat langit bergemuruh hingga petir turun. Ternyata ini yang membuat Profesor Madrosa bersembunyi dan terus meneliti tentang batu ini juga kekuatan Irana."Sejujurnya aku kasihan padanya. Ibunya meninggal setelah melahirkannya. Ayahnya menyerahkan dia padaku karena tak sanggup lagi. Waktu dia bayi, tak ada yang mampu menggendongnya karena akan tersetrum oleh Irana.""Tapi kan aku sudah bilang sama kakek. Aku tak mau kekuatan ini! Seharusnya sejak dulu bisa....""Iya, Irana sayang. Kakek tahu itu, tapi alat itu sangat berbahaya untukmu. Jangan sa
last updateLast Updated : 2021-11-16
Read more
PREV
1
...
89101112
...
18
DMCA.com Protection Status